PEMBAHASAN
A. Pengertian taksonomi
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein yang berarti
untuk mengklasifikasi, dan nomos yang berarti aturan. Suatu
pengklasifikasian atau pengelompokan yang disusun berdasarkan
ciri-ciri tertentu. Klasifikasi berhirarki dari sesuatu, atau prinsip yang
mendasari klasifikasi. Klasifikasi bidang ilmu, kaidah, dan prinsip
yang meliputi pengklasifikasian objek. Taksonomi ini merupakan
kriteria yang dapat digunakan oleh guru untuk mengevaluasi mutu
dan efektivitas pembelajarannya.
B. Tujuan Pendidikan
Sejak
lahirnya
kurikulum
PPSP
(Proyek
Perintis
Sekolah
taksonomi
dibuat
untuk
mengklasifikasikan
tujuan
pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain, yaitu:
kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi
beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai
dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah
laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyetarakan juga tingkah laku dari tingkat
yang lebih rendah. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan
kawan-kawan pada tahun 1956, sehingga sering pula disebut sebagai "Taksonomi
Bloom". Adapun prinsip dasar taksonomi tujuan pendidikan menurut
Bloom dan krathwohl, yaitu:
1)
2)
3)
4)
Prinsip
Prinsip
Prinsip
Prinsip
metodelogis
psikologis
logois
tujuan
berkaitan
aspek-aspek
intelektual
atau
c. Penilaian/Penentuan Sikap/
Mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan
membawa diri sesuai dengan penilaian itu. Mulai dibentuk suatu sikap :
menerima, menolak atau mengabaikan, sikap itu dinyatakan dalam tingkah
laku yang sesuai dan konsisten dengan sikap batin.
d. Organisasi
Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman
dan pegangan dalam kehidupan. Nilai-nilai yang diakui dan diterima
ditempatkan pada suatu skala nilai mana yang pokok dan selalu harus
diperjuangkan, mana yang tidak begitu penting. Kemampuan itu dinyatakan
dalam mengembangkan suatu perangkat nilai, seperti menguraikan bentuk
keseimbangan yang wajar antara kebebasan dan tanggung jawab dalam suatu
negara demokrasi atau menyusun rencana masa depan atas dasar kemampuan
belajar, minat dan cita-cita hidup.
e. Pembentukan Pola Hidup
Mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian
rupa, sehingga menjadi milik pribadi (internalisasi) dan menjadi pegangan
nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri.
3) Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek
keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular
system) dan fungsi psikis. Ranah ini terdiri dari :
a. Kesiapan (set),
Mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan
memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini dinyatakan
dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental, seperti dalam mempersiapkan diri
untuk menggerakkan kendaraan yang ditumpangi, setelah menunggu beberapa
lama di depan lampu lalu lintas yang berwarna merah.
b. Persepsi
Mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua
perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas
pada masing-masing rangsangan. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam
suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan
(stimulasi) dan perbedan antara rangsangan-rangsangan yang ada, seperti
dalam menyisihkan benda yang berwarna merah dari yang berwarna hijau.
c. Gerakan Terbimbing
Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai
dengan contoh yang diberikan (imitasi). Kemampuan ini dinyatakan dalam
mengerakkan anggota tubuh, menurut contoh yang diperlihatkan atau
dari
Skinner.4
a. Teori Connectonism
3 Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), hlm.63.
4 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010),
hlm. 7.
melalui
stimulus
(CS),
unconditioned
stimulus
(UCS),
dan
oleh
BF.
Skinner
(1930-an)
Skinner
stimulus.
Guru berperan
penting
dalam
mengontrol
dan
antara
stimulus
belajar
yang
lebih
pentingnya
proses
mental
seperti
berpikir dan
tentang pengamatan
dan
problem
solving.
Konsep
yang
pandangan
ini,
terhadap
Menurut aliran ini,tahapan dalam proses belajara terdiri atas tiga tahap,
yakni: asimilasi (proses penyatuan atau pengintegrasian informasi baru
ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak peserta didik),
akomodasi (penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru),
dan equilibrasi
(penyesuaian
akomodasi). Pengaplikasian
bergantung
pada
perkembangan,
berkesinambungan
dalam
akomodasi.
struktur
belajar,
Anak
yang sedang
mengalami
berkembang.
d. Teori Discovery Learning
Bruner berpendapat bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik
dan kreatif jika guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
menemukan
suatu
aturan
(termasuk
konsep,
teori, definisi,
dan
dengan
mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantunya
dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri mereka. Teori ini yang
melatari dalam teori Bloom dan Krathwohl dalam bentuk Taksonomi Bloom
dengan tiga ranah (kognitif, afektif dan psikomotor) yang harus dikuasai atau
dipelajari oleh peserta didik. Taksonomi ini, banyak membantu para praktisi
DAFTAR PUSTAKA
Ari Kunto Suharsisni, 2012 ,Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,
Jakarta :Bumi Aksara.
Khodijah Nyayu, 2014 ,Psikologi
Grafindo Persada
Ni. L. Sudewi, dkk, 2014, Studi komparasi penggunaan model
pembelajaran
Group
investigation
(gi)
terhadap
hasil
belajar
Berdasarkan
Hamzah
B,
2010
Orientasi
Baru
dalam
Psikologi