Anda di halaman 1dari 8

TAKSONOMI TUJUAN TUJUAN PENDIDIKAN

MAKALAH DITULIS SEBAGAI BAHAN DISKUSI

MATA KULIAH FILSAFAT PENDIDIKAN

OLEH KELOMPOK 13

DEANDREA RESTY AGVITAERSI 2252000122

NANDA ANISA MEYTASARI 2252000123

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA

SUKOHARJO

2023/2024
BAB XIII

TAKSONOMI TUJUAN TUJUAN PENDIDIKAN

A. PENDAHULUAN

Taksonomi tujuan-tujuan pendidikan merupakan suatu kategorisasi


tujuan pendidikan, yang umumnya digunakan sebagai dasar untuk
merumuskan tujuan kurikulum dan tujuan pembelajaran. Taksonomi tujuan-
tujuan terdiri dari domain-domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Pendidikan menjadi salah satu pilar utama dalam membangun dan membentuk
manusia sebagai individu yang berkualitas. Di tengah dinamika perubahan
zaman, tujuan-tujuan pendidikan menjadi landasan yang krusial dalam
menentukan arah serta efektivitas proses pembelajaran. Konsep taksonomi
tujuan-tujuan pendidikan menjadi salah satu perangkat yang membantu dalam
mengkategorikan, mengelompokkan, dan memahami kompleksitas serta
keragaman tujuan pembelajaran. Taksonomi ini bukan sekadar perangkat
pengelompokkan semata, tetapi juga menjadi landasan penting dalam
merencanakan, melaksanakan, serta mengevaluasi proses pendidikan. Melalui
pengkategorian yang terstruktur, taksonomi tujuan-tujuan pendidikan
memberikan arah yang jelas dalam menentukan apa yang ingin dicapai oleh
peserta didik dan bagaimana cara mencapainya.

2
B. PEMBAHASAN

Taksonomi Bloom Merujuk pada Taksonomi yang dibuat untuk


tujuan-tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin
S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan-tujuan pendidikan dibagi
menjadi beberapa domain (rana, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi
kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.

Tujuan-tujuan Pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:


1. Domain Kognitif (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang
tekanan aspek intelektual, serperti pengetahuan, pengertian, dan
keterampilan berpikir.
2. Ranah Afektif (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi,
dan cara penyesuaian diri.
3. Ranah Psikomotor (Rana Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang
tekanan aspek keterampilan motorik seperti menulis tangan, mengetik,
berenang, dan mengoperasikan mesin.

Ranah kognitif terdiri atas enam macam kemampuan, yang secara hirarki dari
yang paling sederhana sampai ke yang paling kompleks adalah sebagai
berikut:

a) Pengetahuan, yaitu berisikan kemampuan untuk mengenali dan


mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan,
metodologi, prinsip dasar, dan sebagainya. Misalnya, ketika diminta
menjelaskan manajemen kualitas, orang yang berada di level ini bisa
menguraikan dengan baik definisi kualitas, karakteristik produk yang
berkualitas, standar kualitas minimum untuk produk, dan sebagainya.

3
b) Pemahaman, yaitu kemampuan menangkap makna atau arti sesuatu
hal. Dikenali dari kemampuan membaca dan memahami gambaran,
laporan, tabel, diagram, arahan dan peraturan. Sebagai contoh, orang
dilevel ini dapat memahami apa yang dijelaskan dalam diagram.

c) Penerapan/aplikasi, yaitu kemampuan mempergunakan hal-hal yang


telah dipelajari untuk menghadapi situasi-situasi baru dan nyata. Pada
tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan
gagasan, prosedur, metode, rumusan, teori, dan sebagainya dalam
kondisi kerja. Sebagai contoh, ketika diberi informasi tentang
penyebab meningkatnya penolakan pada produksi, seseorang yang
berada di tingkat aplikasi akan mampu merangkum dan
menggambarkan penyebab turunnya kualitas dalam bentuk diagram.

d) Analisis, yaitu kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi bagian-


bagian sehingga struktur organisasinya dapat dipahami. Pada tingkat
analisis, seseorang akan mampu menganalisis ke dalam bagian yang
lebih kecil untuk mengenali pola atau ringkasan, dan mampu
mengenali serta membedakan faktor-faktor penyebab dan akibat dari
sebuah skenario yang rumit. Misalnya, pada level ini seseorang akan
mampu memilah-milih penyebab meningkatnya reject, membanding-
bandingkan tingkat keparahan dari setiap penyebab, dan
menggolongkan setiap penyebab ke dalam tingkat keparahan yang
ditimbulkan.

e) Sintesis, yaitu kemampuan memadukan bagian-bagian menjadi suatu


keseluruhan yang bermakna. Satu tingkat di atas analisa, seseorang di
tingkat sintesa akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah
skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data
atau informasi yang harus diperoleh untuk menghasilkan solusi yang

4
dibutuhkan. Misalnya, ditingkat ini seorang manajer kualitas
berkualitas mampu memberikan solusi untuk menurunkan tingkat
penolakan dalam produksi berdasarkan pengamatannya terhadap
semua penyebab turunnya kualitas produk.

f) Penilaian, yaitu kemampuan memberikan harga sesuatu hal


berdasarkan kriteria internal atau kelompok atau kriteria ekstern atau
yang ditetapkan terlebih dahulu. Dikenali dari kemampuannya untuk
memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, dan
sebagainya dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar
yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya.
Misalnya, di tingkat ini seorang manajer berkualitas harus mampu
menilai alternatif solusi yang sesuai untuk dijalankan berdasarkan
efektivitas, urgensi, nilai manfaat dan nilai ekonomis.

Ranah afektif mencakup lima macam kemampuan emosional yang disusun


secara hirarki dari yang paling tidak mengikat diri pribadinya sampai yang
sangat mengikat diri pribadinya, sebagai berikut:

a) Kesadaran, yaitu kemampuan untuk ingin menampilkan sesuatu hal.

b) Partisipasi, yaitu kemampuan untuk ikut serta terlibat dalam sesuatu


hal.

c) Penghayatan nilai, yaitu kemampuan untuk menerima nilai dan


keterikatannya. Berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan
pada suatu objek, fenomena, atau tingkah laku. Penilaian berdasar
pada internalisasi dari serangkaian nilai tertentu yang diwujudkan ke
dalam tingkahlaku

d) Pengorganisasian nilai, yaitu kemampuan untuk memiliki sistem nilai


dalam dirinya. memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan

5
konflik di antaranya, dan membentuk suatu sistem nilai yang
konsisten.

e) Karakteristik diri, yaitu kemampuan untuk memiliki pola hidup


dimana sistem nilai yang terbentuk dalam dirinya mampu mengamati
perilakunya.

Ranah psikomotorik belum sempat dikembangkan oleh B. Bloom dkk, dan


baru dikembangkan oleh Kibler, Baher, dan Mills (1972), dan simmon (1972).
Berikut adalah kawasan psikomotor yang dikembangkan oleh Harraw:

a) Gerakan refleks, yaitu kemampuan tindakan-tindakan yang tidak


disengaja dalam merespon sesuatu perangsang.

b) Gerakan dasar, yaitu kemampuan melakukan pola-pola gerakan yang


bersifat pembawaan dan terbentuk dari kombinasi gerakan-gerakan
refleksi.

c) Kemampuan perseptual, yaitu kemampuan menterjemahkan


perangsang yang diterima melalui alat indra menjadi gerakan-gerakan
yang tepat.

d) Kemampuan Fisik, yaitu kemampuan dan gerakan-gerakan dasar yang


merupakan inti untuk memperkembangkan gerakan-gerakan yang
dilatih.

e) Gerakan-gerakan penyaringan, yaitu gerakan-gerakan yang canggih


dengan tingkat efisiensi tertentu.

f) Komunikasi nondiskursif, yaitu kemampuan melakukan komunikasi


dengan melalui isyarat gerakan badan.

6
C. SIMPULAN

Taksonomi merupakan pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki


(tingkat) tertentu dalam pendidikan. Taksonomi dibuat untuk
mengklasifikasikan tujuan pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan
dibagi menjadi beberapa domain, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Taksonomi tujuan pembelajaran dalam kawasan kognitif meliputi hafalan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Dan pada kawasan
efektif meliputi penerimaan, jawaban, penilaian, organisasi dan karakteristik.
Sedangkan pada kawasan psikomotorik yaitu gerakan reflex, ketrampilan
gerakan dasar, kemampuan perseptual, kemampuan dalam bidang fisik,
gerakan skilldan kemampuan dalam hal komunikasi.

7
DAFTAR PUSTAKA

M. Bloom 2012, Taksonomi Tujuan Pendidikan Menurut Bloom.


http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR.PEND._FISIKA/
IKA_MUSTIKA_SARI/EVALUASI_PENDIDIKAN/
BAHAN_AJAR_(MINGGU_KE_3)_TAKSONOMI_BLOOM.pdf. Diakses
pada tanggal 14 September 2015 pukul 8.35 WIB.

Anda mungkin juga menyukai