Bloom
Menurut Bloom, tujuan pendidikan dapat dibagi ke dalam 3 ranah, yaitu:
A. Ranah Kognitif
Tujuan pembelajaran dalam ranah kognitif (intelektual) atau yang menurut Bloom merupakan segala
aktivitas yang menyangkut otak dibagi menjadi 6 tingkatan sesuai dengan jenjang terendah sampai
tertinggi yang dilambangkan dengan C (Cognitive) (Dalam buku yang berjudul Taxonomy of
Educational Objectives. Handbook 1: Cognitive Domain yang diterbitkan oleh McKey New York.
Benjamin S. Bloom pada tahun 1956) yaitu:
1. Pengetahuan (Knowledge) – C1
Pada jenjang ini menekankan pada kemampuan dalam mengingat kembali materi yang telah
dipelajari, seperti pengetahuan tentang istilah, fakta khusus, konvensi, kecenderungan dan
urutan, klasifikasi dan kategori, kriteria serta metodologi. Tingkatan atau jenjang ini
merupakan tingkatan terendah namun menjadi prasyarat bagi tingkatan selanjutnya. Di
jenjang ini, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan dengan hafalan saja.
2. Pemahaman (Comprehension) – C2
Pada jenjang ini, pemahaman diartikan sebagai kemampuan dalam memahami materi tertentu
yang dipelajari. Kemampuan-kemampuan tersebut yaitu: (1) Translasi (kemampuan
mengubah simbol dari satu bentuk ke bentuk lain), (2) Interpretasi (kemampuan
menjelaskan materi), (3) Ekstrapolasi (kemampuan memperluas arti). Di jenjang ini, peserta
didik menjawab pertanyaan dengan kata-katanya sendiri dan dengan memberikan contoh
baik prinsip maupun konsep.
3. Penerapan (Application) – C3
Pada jenjang ini, aplikasi diartikan sebagai kemampuan menerapkan informasi pada situasi
nyata, di mana peserta didik mampu menerapkan pemahamannya dengan cara
menggunakannya secara nyata. Di jenjang ini, peserta didik dituntut untuk dapat menerapkan
konsep dan prinsip yang ia miliki pada situasi baru yang belum pernah diberikan sebelumnya.
4. Analisis (Analysis) – C4
Pada jenjang ini, dapat dikatakan bahwa analisis adalah kemampuan menguraikan suatu
materi menjadi komponen-komponen yang lebih jelas. Kemampuan ini dapat berupa: (1)
Analisis elemen/unsur (analisis bagian-bagian materi), (2) Analisis hubungan (identifikasi
hubungan), (3) Analisis pengorganisasian prinsip/prinsip-prinsip organisasi (identifikasi
organisasi). Di jenjang ini, peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke dalam
beberapa bagian, menemukan asumsi, dan membedakan pendapat dan
fakta serta menemukan hubungan sebab akibat.
5. Evaluasi (Evaluation) – C5
Pada jenjang ini, evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai manfaat suatu hal untuk
tujuan tertentu berdasarkan kriteria yang jelas. Kegiatan ini berkenaan dengan nilai suatu
ide, kreasi, cara, atau metode. Pada jenjang ini seseorang dipandu untuk mendapatkan
pengetahuan baru, pemahaman yang lebih baik, penerapan baru serta cara baru yang unik
dalam analisis dan sintesis. Menurut Bloom paling tidak ada 2 jenis evaluasi yaitu: (1)
Evaluasi berdasarkan bukti internal, (2) Evaluasi berdasarkan bukti eksternal. Di jenjang
ini, peserta didik mengevaluasi informasi termasuk di dalamnya melakukan pembuatan
keputusan dan kebijakan.
6. Sintesis (Synthesis) -C6
Pada jenjang ini, sintesis dimaknai sebagai
kemampuan memproduksi dan mengkombinasikan elemen-elemen untuk membentuk
sebuah struktur yang unik. Kemampuan ini dapat berupa memproduksi komunikasi yang
unik, rencana atau kegiatan yang utuh, dan seperangkat hubungan abstrak. Di jenjang ini,
peserta didik dituntut menghasilkan hipotesis atau teorinya sendiri dengan memadukan
berbagai ilmu dan pengetahuan.
B. Ranah Afektif
Ranah afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi, misalnya perasaan, nilai,
penghargaan, semangat, minat, motivasi, dan sikap. Lima kategori ranah ini diurutkan mulai
dari perilaku yang sederhana hingga yang paling kompleks.
1. Penerimaan (Receiving) – A1
Penerimaan merupakan tingkat hasil belajar terendah dalam domain afektif. Penerimaan
mengacu pada kemampuan memperhatikan, memberikan respon terhadap stimulasi yang
tepat, serta kemampuan untuk menunjukkan atensi dan penghargaan terhadap orang lain.
Contoh: mendengar pendapat orang lain, mengingat nama seseorang.
2. Responsive (Responding) – A2
Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi terlibat secara afektif, menjadi
peserta dan tertarik. Kemampuan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan selalu
termotivasi untuk segera bereaksi dan mengambil tindakan atas suatu kejadian. Contoh:
berpartisipasi dalam diskusi kelas.
4. Organisasi (Organization) – A4
Mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-sikap yang berbeda yang membuat lebih konsisten
dapat menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk suatu sistem nilai internal,
mencakup tingkah laku yang tercermin dalam suatu filsafat hidup.
5. Karakterisasi (Characterization) – A5
Mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Nilai-nilai sangat berkembang nilai
teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan lebih mudah diperkirakan. Tujuan
dalam kategori ini ada hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial, dan emosi jiwa.
Dan kemampuan mengendalikan perilaku berdasarkan nilai yang dianut dan memperbaiki
hubungan intrapersonal, interpersonal, dan sosial. Contoh: Menunjukkan rasa percaya diri
ketika bekerja sendiri, kooperatif dalam aktivitas kelompok.
C. Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik meliputi gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan motorik dan
kemampuan fisik. Ketrampilan ini dapat diasah jika sering melakukannya. Perkembangan
tersebut dapat diukur sudut kecepatan, ketepatan, jarak, cara/teknik pelaksanaan. Ada tujuh
kategori dalam ranah psikomotorik mulai dari tingkat yang sederhana hingga tingkat yang
rumit.
1. Peniruan (Imitation) – P1
Terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respons serupa dengan yang
diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot saraf. Peniruan ini pada umumnya
dalam bentuk global dan tidak sempurna.
2. Manipulasi (Manipulation) – P2
Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan, gerakan-
gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Pada tingkat ini siswa
menampilkan sesuatu menurut petunjuk-petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku saja.
3. Ketetapan (Precision) – P3
Memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan.
Respon-respon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan dibatasi sampai pada tingkat
minimum.
4. Artikulasi (Articulation) – P4
Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan
mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di natara gerakan-gerakan yang berbeda.
5. Pengalamiahan (Naturalitation) – P5
Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik
maupun psikis. Gerakannya dilakukan secara rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat
kemampuan tertinggi dalam domain psikomotorik.
1. Ranah Kognitif (Cognitive Domain)
No
Klasifikasi Deskripsi Kata Kerja Operasional
.
No
Klasifikasi Deskripsi Kata Kerja Operasional
.
kegiatan berkelompok.
No
Klasifikasi Deskripsi Kata Kerja Operasional
.