Anda di halaman 1dari 14

Klasifikasi Ranah Evaluasi Pembelajaran

menurut Taksonomi Bloom

Penilaian merupakan segala usaha dalam mengetahui


sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai atau
tidak. Penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui
keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Dalam sistem
pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan
kurikuler maupun tujuan instruksional, sistem pendidikan
nasional menggunakan klasifikasi evaluasi hasil belajar
dari Benjamin Samuel Bloom yang secara jelas membagi
dalam tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan
ranah psikomotorik yang biasa disebut dengan Taksonomi
Bloom.
Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa
Yunani yaitu tassein yang artinya mengklasifikasi
dan nomos yang artinya aturan.
Jadi Taksonomi merupakan klasifikasi atas prinsip
dasar. Istilah ini kemudian digunakan oleh seorang psikolog
bidang pendidikan yang melakukan penelitian dan
pengembangan mengenai kemampuan berpikir dalam
proses pembelajaran. Benjamin Samuel Bloom.
Sejarah Taksonomi Bloom dimulai pada saat
Konferensi Asosiasi Psikolog Amerika awal tahun 1950-an,
Bloom serta kolega psikologinya mengemukakan bahwa
dari pengamatannya, evaluasi hasil belajar yang banyak
disusun di sekolah, persentase terbanyak membuktikan
bahwa butir soal yang diajukan hanya meminta siswa untuk
mengutarakan hafalan mereka.
Menurut Bloom, hafalan merupakan tingkat terendah
dalam kemampuan berpikir (thingking behaviors). Banyak level-
level lain yang lebih tinggi yang harus dicapai agar proses
pembelajaran dapat menghasilkan siswa yang kompeten dan
dapat diandalkan dibidang yang dipeljarainya. Hingga tahun
1956, Bloom, Englehart, Furst, Dill dan Krathwol berhasil
mengenalkan dan mendeklarasikan kerangka konsep
kemampuan berpikir siswa yang dinamakan Taksonomi
Bloom. Secara garis besar, menurut isi dari taksonomi bloom,
tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga ranah, yaitu ranah
kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
Taksonomi Bloom mengalami dua kali perubahan
mengikuti perkembangan dan mengembangkan teori
sebelumnya. Yang pertama Taksonomi yang dikemukakan
oleh Bloom sendiri dan yang ke dua Taksonomi yang telah
direvisi oleh Andreson dan KartWohl. Untuk pembahasan
masing-masing dijelaskan sebagai berikut:
Ranah Kognitif (Cognitive Domain)

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup


kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang
menyangkut aktifitas otak adalah termasuk dalam ranah
kogniti dalam kata lain, ranah kognitif berisi perilaku-
perilaku yang lebih menekankan aspek intelektual, seperti
pengetahuan, pengertian, dan keterampilan
dalam berpikir. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam
jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai
jenjang yang tertinggi yang meliputi 6 tingkatan antara lain:

C1 ― Pengetahuan (Knowledge)
Pada level atau tingkatan terendah ini dimaksudkan
sebagai kemampuan mengingat kembali materi yang telah
dipelajari seorang siswa.
C2 ― Pemahaman (Comprehension)
Pada tingkatan kedua ini, pemahaman dapat diartikan
sejauh mana siswa memahami materi yang dipelajari, dapat
dalam bentuk: (a) translasi (mengubah dari satu bentuk ke
bentuk lain); (b) interpretasi (menjelaskan atau merangkum
materi); (c) ekstrapolasi (memperpanjang/memperluas
arti/memaknai data). Contoh : Menuliskan kembali atau
merangkum materi pelajaran

C3 ― Penerapan (Application)
Pada tingkatan ketiga ini, aplikasi dimaksudkan sebagai
kemampuan untuk menerapkan informasi dalam
situasi nyata atau kemampuan menggunakan konsep
dalam praktek atau situasi yang baru.
C4 ― Analisa (Analysis)
Analisis adalah tingkatan ke-empat dalam taksonomi Bloom
ranah kognitif. Kemampuan menganalisis dapat berupa: (a)
analisis elemen (mengidentifikasi bagian-bagian materi); (b)
analisis hubungan (mengidentifikasi hubungan); (c) analisis
pengorganisasian prinsip (mengidentifikasi
pengorganisasian / organisasi).

C5 ― Sintesis (Synthesis)
Tingkatan yang kelima adalah sintesis yang dimaknai
sebagai kemampuan untuk memproduksi. Tingkatan
kognitif kelima ini dapat berupa: (a) memproduksi
komunikasi yang unik; (b) memproduksi rencana atau
kegiatan yang utuh; dan (c) menghasilkan/memproduksi
seperangkat hubungan abstrak
C6 ― Evaluasi (Evaluation)
Tingkatan ke-enam dari taksonomi Bloom pada ranah
kognitif adalah evaluasi. Kemampuan melakukan evaluasi
diartikan sebagai kemampuan menilai ‘manfaat’ suatu
benda untuk tujuan tertentu berdasarkan kriteria yang jelas.
Ranah Afektif (Affective Domain )
Ranah Afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan
emosi, misalnya perasaan, nilai, penghargaan, semangat,
minat, motivasi, sikap, dan cara penyesuaian diri. Lima
kategori ranah ini diurutkan mulai dari perilaku yang
sederhana hingga yang paling kompleks :

A1 ― Penerimaan (Receiving)
Mengacu kepada kemampuan memperhatikan dan
memberikan respon terhadap suatu perlakuan. Penerimaan
merupakan tingkat hasil belajar terendah dalam ranah
afektif. Merupakan kemampuan untuk menunjukkan atensi
dan penghargaan terhadap orang lain.
Contoh: mendengarkan pendapat orang lain, mengingat
nama seseorang.
A2 ― Responsive (Responding)
Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa
menjadi terlibat dalam pembelajaran, menjadi peserta dan
tertarik. Kemampuan berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran dan selalu termotivasi untuk bereaksi serta
mengambil tindakan atas suatu kejadian. Contoh:
berpartisipasi dalam diskusi kelas.
A3 ― Nilai yang dianut (Value)
Mengacu kepada nilai atau pentingnya kita menterikatkan
diri pada objek atau kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi
seperti menerima, menolak atau tidak menghiraukan.
Serta kemampuan menunjukkan nilai yang dianut untuk
membedakan mana yang baik dan kurang baik terhadap
suatu kejadian/obyek, dan nilai tersebut diekspresikan
dalam perilaku.
A4 ― Organisasi (Organization)
Mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-sikap yang berbeda
yang membuat lebih konsisten dapat menimbulkan konflik-
konflik internal dan membentuk suatu sistem nilai internal,
mencakup tingkah laku yang tercermin dalam suatu filsafat
hidup. Serta sikap membentuk sistem nilai dan budaya
organisasi dengan mengharmonisasikan perbedaan nilai.
Contoh: Mengakui perlunya keseimbangan antara kebebasan
dan tanggung jawab.

A5 ― Karakterisasi (Characterization)
Mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Tujuan
dalam kategori ini ada hubungannya dengan keteraturan
pribadi, sosial dan emosi jiwa. Serta kemampuan
mengendalikan perilaku berdasarkan nilai yang dianut dan
memperbaiki hubungan intrapersonal, interpersonal dan
sosial. Contoh: Menunjukkan rasa percaya diri ketika bekerja
sendiri, kooperatif dalam aktivitas kelompok.
Ranah Psikomotorik (Psychomotor Domain)

Berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek


keterampilan motorik meliputi gerakan dan koordinasi
jasmani, keterampilan motorik dan kemampuan fisik.
Ketrampilan ini dapat diasah jika sering melakukannya.
Perkembangan tersebut dapat diukur sudut kecepatan,
ketepatan, jarak, cara/teknik pelaksanaan seperti tulisan
tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Ada tujuh kategori dalam ranah psikomotorik mulai dari
tingkat yang sederhana hingga tingkat yang rumit, meliputi:
P1 ― Peniruan
Terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai
memberi respons serupa dengan yang diamati. Mengurangi
koordinasi dan kontrol otot-otot saraf. Peniruan ini pada
umumnya dalam bentuk tidak sempurna dan persis dengan
apa yang diamati.

P2 ― Manipulasi
Lebih menekankan pada perkembangan kemampuan
mengikuti pengarahan, penampilan, gerakan-gerakan
pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan.
Pada tingkat ini siswa menampilkan sesuatu menurut
petunjuk-petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku saja.
P3 ― Ketetapan
Memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih
tinggi dalam penampilan. Respon-respon lebih terkoreksi
dan berusaha menimimalisir kesalahan.

P4 ― Artikulasi
Koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat
urutan yang tepat dan mencapai gerakan yang diharapkan
atau konsistensi internal di antara gerakan-gerakan yang
berbeda.

P5 ―Pengalamiahan
Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling
sedikit mengeluarkan energi fisik maupun psikis.
Gerakannya dilakukan secara rutin. Pengalamiahan
merupakan tingkat kemampuan tertinggi dalam ranah
psikomotorik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai