Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. HASIL BELAJAR

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana

Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah

perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas

mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006:

3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak

belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses

evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya

pengajaran dari puncak proses belajar.

Hasil belajar merupakan hasil evaluasi belajar yang diperoleh atau dicapai oleh siswa

setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu. Hasil belajar yang

ditonjolkan oleh siswa merupakan hasil usaha dalam proses pembelajaran secara efisien

yang di dukung oleh kemampuan siswa dalam menyerap ilmu pengetahuan yang diberikan

oleh guru dan kemampuan seorang guru dalam melakukan proses pembelajaran yang

mudah dipahami oleh siswa. Menurut Oemar Hamalik, hasil belajar tampak terjadi sebagai

perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk

perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan

terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan


sebelumnya. misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi

mengerti.

B. Ruang Lingkup Hasil Belajar


Ruang lingkup hasil belajar adalah perilaku-perilaku kejiwaan yang akan diubah

dalam proses pendidikan. Perilaku kejiwaan itu diklasifikasi dalam tiga domain yaitu:

1. Ranah Kognitif
Hasil belajar kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali suatu konsep atau prinsip

yang telah dipelajari dan kemampuan intelektual. Ranah kognitif menurut Bloom terdiri

atas enam tingkatan yaitu

a. Pengetahuan, yaitu kemampuan yang paling rendah tetapi

paling dasar dalam kawasan kognitif. Pengetahuan untuk

mengetahui adalah kemampuan untuk mengenal atau

mengingat kembali suatu obyek, ide, prosedur, dan lain-

lain.Adapun contoh rumusan dalam indikator seperti: menceritakan

apa yang terjadi, mengemukakan arti, menentukan lokasi,

mendeskripsikan sesuatu, dan menguraikan apa yang terjadi.

b. Pemahaman, yaitu pengetahuan terhadap hubungan antar faktor-

faktor, antar konsep, hubungan sebab akibat, dan penarikan

kesimpulan. Adapun rumusan dalam indikator seperti:

mengungkapkan gagasan dengan kata-kata sendiri,

menjelaskan gagasan pokok.

c. Penerapan, yaitu pengetahuan untuk menyelesaikan masalah dan

menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun rumusan


dalam indikator seperti: melakukan percobaan, menghitung

kebutuhan, dan membuat peta.

d. Analisis, yaitu penyelesaian atau gagasan dan menunjukkan

hubungan antar bagian-bagian tersebut. Adapun rumusan

dalam indikator seperti: merumuskan masalah, mengajukan

pertanyaan untuk memperoleh informasi.

e. Sintesis, yaitu kemampuan untuk menggabungkan berbagai

informasi menjadi kesimpulan atau konsep. Adapun rumusan

dalam indikator seperti: menentukan solusi masalah,

menciptakan produk baru dan merancang model mobil mainan.

f. Evaluasi merupakan kemampuan tertinggi dari ranah kognitif,

yaitu mempertim bangkan dan menilai benar salah, baik dan

buruk. Adapun rumusan dalam indikator seperti: memilih solusi

yang terbaik, menulis laporan, dan mempertahankan pendapat.

2. Ranah afektif

Ranah afektif ialah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Adapun ranah

afektif dibagi menjadi lima tingkat yaitu:

1. Receiving atau attending (menerima atau memperhatikan), yaitu kepekaan

seseorang dalam menerima rangsangan dari luar yang datang kepadanya

dalam bentuk masalah, gejala, situasi dan lain-lain.

2. Responding (menanggapi), yaitu kesediaan memberikan respons


berpartisipasi.

3. Valuing (menilai atau menghargai), yaitu kesediaan untuk menentukan


pilihan sebuah nilai dari rangsangan tersebut.

4. Organization (mengatur atau mengorganisasikan), yaitu merupakan

pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk di

dalam hubungan satu dengan nilai lain.

5. Characterization (karakterisasi), yaitu keterpaduan sistem nilai yang telah

dimiliki oleh seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan

tingkah lakunya.16

1) Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotor ialah ranah yang berkaitan dengan keterampilan atau

keterampilan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar. Ranah

psikomotor menurut Simpson terdiri atas enam tingkatan yaitu:

1. Perception (Persepsi) Kemampuan membedakan suatu gejala dengan

gejala lain.

2. Set (Kesiapan) Contoh mengetik, kesiapan sebelum lari, dan gerakan sholat

3. Guided response (Gerakan terbimbing) Kemampuan melakukan sesuatu

yang dicontohkan seseorang.

4. Mechanism (Gerakan terbiasa) Kemampuan yang dicapai karena latihan

berulang-ulang sehingga menjadi terbiasa.

5. Adaptation (Gerakan kompleks) Kemampuan melakukan serangkaian

gerakan dengan cara dan urutan yang tepat.

6. Origination (kreativitas) Kemampuan menciptakan gerakan-gerakan baru

yang tidak ada dari yang sebelumnya.17


Menurut Slameto hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh dari suatu proses

usaha setelah melakukan kegiatan belajar yang dapat diukur dengan menggunakan

tes, guna melihat kemajuan siswa. Lebih lanjut Slameto mengemukakan bahwa hasil

belajar diukur dengan rata-rata hasil tes yang dapat duketahui melalui tiga ranah

tersebut

C. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor internal dan

faktor eksternal yaitu: faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam siswa

sendiri yang meliputi dua faktor yaitu faktor fisiologis (jasmani) dan faktor

psikologis (rohani).

a. Faktor fisiologis

Faktor jasmaniah, sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang.

Karena proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu,

selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika

badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan/ kelainan-kelainan

fungsi alat inderanya serta tubuhnya. Begitu pula anak yang cacat tubuh, keadaan

cacat tubuh juga mempengaruhi belajar.

b. Faktor psikologis

Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis

yang mempengaruhi belajar. Faktor itu adalah intelegensi, perhatian, minat,

kecerdasan, bakat, motif, kematangan.


1. Faktor eksternal. Faktor eksternal ini meliputi:

a. Faktor keluarga, siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari

keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,

suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.

b. Faktor sekolah, faktor yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode

mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,

disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan

gedung, metode belajar dan tugas rumah.

c. Faktor masyarakat, merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh

terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa

dalam masyarakat.19

Minat termasuk faktor intern yang mempengaruhi hasil belajar dan minat juga

memiliki kaitan yang sangat erat dengan hasil belajar. Minat dalam bahasa Inggris

adalah interest20,yang berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu. 21 Dalam bahasa arabnya ihtimaam.22 Dapat

diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak

terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi obyek dari minat tersebut dengan

disertai perasaan senang.

Minat berfungsi sebagai pendorong keinginan seseorang, penguat hasrat dan sebagai

penggerak dalam berbuat yang berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan

suatu dengan tujuan dan arah tingkah laku sehari-hari.

Fungsi minat tidak berbeda dengan fungsi motivasi, sebagai berikut:


a) Sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Pada mulanya

peserta didik tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada yang dicari

(untuk memuaskan rasa ingin tahunya), maka muncullah minatnya untuk

belajar.

b) Sebagai penggerak perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.

c) Sebagai pengarah perbuatan.26 Dalam rangka mencapai tujuan, peserta

didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus

dilakukan dan mana yang harus diabaikan.

d) Dapat memudahkan terciptanya konsentrasi. Konsentrasi yaitu pemusatan

pemikiran terhadap sesuatu pelajaran, jadi tanpa minat maka konsentrasi

terhadap pelajaran juga sulit dikembangkan dan dipertahankan.

D. PEMBELAJARAN CTL
E. MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang

tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata

lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu

pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Model pembelajaran ialah pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun

tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan,

termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan

pembelajaran dan pengelolaan kelas. Menurut Suparno mengutip dalam buku yang
ditulis oleh Sardiman mengatakan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman

subyek belajar dengan

 
   
 







Anda mungkin juga menyukai