Penilaian pembelajaran lebih ditekankan pada hasil dan cenderung hanya menilai
kemampuan aspek kognitif, yang kadang-kadang direduksi sedemikian rupa
melalui tes pengetahuan
TINGKAT RANAH KOGNITIF
Pengetahuan (knowledge)
Pemahaman (comprehension)
TINGKAT RANAH
Penerapan (application)
KOGNITIF
Analisis (analysis)
Sintesis (syntesis)
Penilaian (evaluation)
a. Pengetahuan (knowledge)
Kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan
menurut bagian- bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara
bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya.
Ranah kognitif dapat diukur melalui dua cara yaitu dengan tes subjektif dan
objektif.
02 PENGUKURAN RANAH AFEKTIF
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai
Sikap
Minat
KARAKTERISTIK
RANAH AFEKTIF Konsep diri
Nilai
Moral
a. Sikap
Suatu kecenderungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap objek
Dapat dibentuk melalui cara mengamati dan meniru sesuatu yang positif
Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta
didik terhadap mata pelajaran, pendidik dan sebagainya.
b. Minat
Suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang
mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas,
pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau
pencapaian
c. Konsep Diri
Dapat dibentuk melalui cara mengamati dan meniru sesuatu yang positif
Konsep diri ini penting untuk menentukan jenjang karir peserta didik, yaitu
dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri dapat dipilih
alternatif karir yang tepat bagi peserta didik
d. Nilai
Suatu objek, aktivitas, atau ide yang dinyatakan oleh individu dalam
mengarahkan minat, sikap, dan kepuasan
Target nilai cenderung menjadi ide, target nilai dapat juga berupa sesuatu
seperti sikap dan perilaku
e. Moral
Berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan
orang lain atau perasaan terhadap tindakan yang dilakukan diri
sendiri.
Pengukuran ranah afektif
Dilakukan melalui metode observasi dan metode laporan diri.
Penggunaan metode observasi berdasarkan pada asumsi bahwa karateristik
afektif dapat dilihat dari perilaku atau perbuatan yang ditampilkan dan atau reaksi
psikologi
Metode laporan diri berasumsi bahwa yang mengetahui keadaan afektif
seseorang adalah dirinya sendiri
TINGKAT RANAH AFEKTIF
Receiving (Menerima)
Responding (Jawaban)
TINGKAT RANAH
Valuing (Menilai)
AFEKTIF
Organization (Organisasi)
Characterization (Karakterisasi)
a. Receiving (Menerima)
Kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang
kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain sebagainya
Reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar
Pada tingkat ini peserta didik tidak hanya memperhatikan fenomena, tetapi ikut
bereaksi.
Satu tingkat lebih tinggi dari sekedar mau menerima yaitu mau
menanggapi, berarti ada aktivitas yang dilakukan.
Hasil belajar pada tingkat ini berhubungan dengan perilaku yang konsisten dan stabil
agar nilai dikenal dengan jelas
d. Organization (Organisasi)
Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan
pegangan dalam kehidupan, yang dinyatakan dalam pengembangan suatu
perangkat nilai
Sikap mau melibatkan diri pada taraf ini diperlihatkan dengan mau melibatkan diri
secara aktif, bertanggung jawab dari tenaga pikiran untuk sesuatu yang telah diyakini
Tanda- tanda seseorang telah mencapai jenjang ini adalah mau melakukan sesuatu
sesuai dengan apa yang diyakini secara mandiri, dengan menunjukkan
ketekunan, ketelitian dan disiplin yang tinggi dimana saja dan kapan
saja
langkah-langkah dalam menyusun instrumen penilaian afektif :
Ranah ini masuk dalam penilaian praktek yang ada dalam pembelajaran
Meniru (immitation)
Manipulasi (manipulation)
TINGKAT RANAH
PSIKOMOTORIK Ketetapan gerakan (precision)
Artikulasi (artikulation)
Naturalisasi (naturalization)
a. Meniru (immitation)
Tujuan pembelajaran pada tingkat ini diharapkan peserta didik dapat meniru
suatu perilaku yang dilihatnya
b. Manipulasi (manipulation)
Tujuan pembelajaran pada tingkat ini menuntut peserta didik untuk melakukan
suatu perilaku tanpa bantuan visual, sebagaimana pada tingkat meniru. Tetapi
diberi petunjuk berupa tulisan atau instruksi verbal
c. Ketetapan gerakan (precision)
Tujuan pembelajaran pada level ini peserta didik mampu melakukan suatu
perilaku tanpa menggunakan contoh visual maupun petunjuk tertulis, dan
melakukannya dengan lancar, tepat, seimbang dan akurat
d. Artikulasi (artikulation)
Tujuan pembelajaran pada level ini peserta didik mampu menunjukkan
serangkaian gerakan dengan akurat, urutan yang benar, dan kecepatan yang
tepat
e. Naturalisasi (naturalization)
Tujuan pembelajaran pada tingkat ini peserta didik mampu melakukan gerakan
tertentu secara spontan tanpa berpikir lagi cara melakukannya dan urutannya
TINGKATAN RANAH PSIKOMOTORIK
Pengukuran ranah psikomotorik perlu memperhatikan hal-hal berikut :
1) Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja
dari suatu kompetensi.
2) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.
3) Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas
4) Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati.
5) Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati
Bentuk-bentuk teknik pengukuran pada ranah psikomotorik antara lain :
وداعا