Anda di halaman 1dari 32

PENGUKURAN RANAH

KOGNITIF, AFEKTIF DAN


PSIKOLOGI ISLAM
Oleh :
Anggun Agizstasari
Era Riyantika
01 PENGUKURAN RANAH KOGNITIF
Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk
dalam ranah kognitif

Menekankan pada pengembangan kemampuan dan keterampilan intelektual

Penilaian pembelajaran lebih ditekankan pada hasil dan cenderung hanya menilai
kemampuan aspek kognitif, yang kadang-kadang direduksi sedemikian rupa
melalui tes pengetahuan
TINGKAT RANAH KOGNITIF

Pengetahuan (knowledge)

Pemahaman (comprehension)

TINGKAT RANAH
Penerapan (application)
KOGNITIF
Analisis (analysis)

Sintesis (syntesis)

Penilaian (evaluation)
a. Pengetahuan (knowledge)

Kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali ( recall) atau mengenali


kembali tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, konsep, fakta dan sebagainya,
tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya

Pengetahuan atau ingatan merupakan proses berfikir yang paling rendah.

Contoh kasusnya seperti pernyataan bahwa cara siswa membentuk


pengetahuan siswa bisa dengan melihat cara siswa untuk menghafalkan
surat pendek, seperti cara yang di ulang-ulang sampai membentuk pola
bayangan hafalan dalam diri peserta didik.
b. Pemahaman (comprehension)
 Kemampuan ini menuntut siswa memahami atau mengerti apa yang diajarkan
 mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan
 memanfaatkan isi apa yang diajarkan tanpa harus meng- hubungkannya dengan
hal-hal lain.

Kemampuan ini dijabarkan menjadi tiga


 menterjemahkan
 menginterpretasikan
 mengeekstrapolasi

Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan


penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan
menggunakan kata- katanya sendiri.
c. Penerapan (application)

Kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide


umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus,
teori- teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret

Penerapan ini adalah merupakan proses berfikir setingkat lebih tinggi


ketimbang pemahaman
d. Analisis (analysis)

Kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan
menurut bagian- bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara
bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya.

Analisis diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu:


(a) analisis unsur,
(b) analisis hubungan,
(c) analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi.

Contoh kegiatan belajar: merumuskan masalah, membuat grafik,


mengkaji ulang, mengidentifikasi faktor penyebab.
e. Sintesis (syntesis)

Suatu proses yang memadukan bagian- bagian atau unsur-unsur secara


logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang yang berstruktur atau
bebrbentuk pola baru.

Jenjang sintesis kedudukannya setingkat lebih tinggi daripada


jenjang analisis.
f. Penilaian (evaluation)

Jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam taksonomi


Bloom

Kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu


kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada beberapa
pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang
terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada
Tujuan aspek kognitif
Berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang
lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah
yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide,
gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.

Ranah kognitif dapat diukur melalui dua cara yaitu dengan tes subjektif dan
objektif.
02 PENGUKURAN RANAH AFEKTIF
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai

Beberapa pakar mengatakan, bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahan-


perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi
KARAKTERISTIK RANAH AFEKTIF

Sikap

Minat
KARAKTERISTIK
RANAH AFEKTIF Konsep diri

Nilai

Moral
a. Sikap
Suatu kecenderungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap objek

Dapat dibentuk melalui cara mengamati dan meniru sesuatu yang positif

Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta
didik terhadap mata pelajaran, pendidik dan sebagainya.

b. Minat
Suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang
mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas,
pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau
pencapaian
c. Konsep Diri

evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemahan yang


dimiliki

Dapat dibentuk melalui cara mengamati dan meniru sesuatu yang positif

Konsep diri ini penting untuk menentukan jenjang karir peserta didik, yaitu
dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri dapat dipilih
alternatif karir yang tepat bagi peserta didik
d. Nilai
Suatu objek, aktivitas, atau ide yang dinyatakan oleh individu dalam
mengarahkan minat, sikap, dan kepuasan

Target nilai cenderung menjadi ide, target nilai dapat juga berupa sesuatu
seperti sikap dan perilaku

e. Moral
Berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan
orang lain atau perasaan terhadap tindakan yang dilakukan diri
sendiri.
Pengukuran ranah afektif
Dilakukan melalui metode observasi dan metode laporan diri.
 Penggunaan metode observasi berdasarkan pada asumsi bahwa karateristik
afektif dapat dilihat dari perilaku atau perbuatan yang ditampilkan dan atau reaksi
psikologi
 Metode laporan diri berasumsi bahwa yang mengetahui keadaan afektif
seseorang adalah dirinya sendiri
TINGKAT RANAH AFEKTIF

Receiving (Menerima)

Responding (Jawaban)
TINGKAT RANAH
Valuing (Menilai)
AFEKTIF
Organization (Organisasi)

Characterization (Karakterisasi)
a. Receiving (Menerima)

Kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang
kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain sebagainya

Menerima (memperhatikan), meliputi kepekaan terhadap kondisi, gejala, kesadaran,


kerelaan, mengarahkan perhatian.

Contohnya mengarahkan pada kegiatan gemar membaca buku


b. Responding (jawaban)

Reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar

Pada tingkat ini peserta didik tidak hanya memperhatikan fenomena, tetapi ikut
bereaksi.

Satu tingkat lebih tinggi dari sekedar mau menerima yaitu mau
menanggapi, berarti ada aktivitas yang dilakukan.

Contohnya mau mengikuti peraturan, mau memberikan


pendapat, berdialog menunjukkan rasa senang
c. Valuing (menilai)
Memberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau
obyek, sehingga apabila apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan
membawa kerugian atau penyesalan

Hasil belajar pada tingkat ini berhubungan dengan perilaku yang konsisten dan stabil
agar nilai dikenal dengan jelas
d. Organization (Organisasi)
Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan
pegangan dalam kehidupan, yang dinyatakan dalam pengembangan suatu
perangkat nilai

Sikap mau melibatkan diri pada taraf ini diperlihatkan dengan mau melibatkan diri
secara aktif, bertanggung jawab dari tenaga pikiran untuk sesuatu yang telah diyakini

Contohnya mengamati tingkah laku siswa selama mengikuti proses


belajar mengajar berlangsung.
e. Characterization (Karakterisasi)
Mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sehari-hari
sehingga pada dirinya dijadikan pedoman yang nyata dan jelas dalam berbagai
bidang kehidupan

Tanda- tanda seseorang telah mencapai jenjang ini adalah mau melakukan sesuatu
sesuai dengan apa yang diyakini secara mandiri, dengan menunjukkan
ketekunan, ketelitian dan disiplin yang tinggi dimana saja dan kapan
saja
langkah-langkah dalam menyusun instrumen penilaian afektif :

1. Pemilihan ranah afektif yang ingin dinilai guru


2. Penentuan indikator apa yang sekiranya dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana sikap dan minat
siswa terhadap suatu materi pelajaran.
3. Menentuan jenis skala yang digunakan
4. Penulisan draft instrumen penilaian afektif
5. Penelaahan dan meminta masukan teman sejawat ,(guru lain) mengenai draft instrumen penilaian ranah
afektif yang telah dibuat.
7. Revisi instrumen penilaian afektif berdasarkan hasil telaah dan masukan rekan sejawat, bila memang
diperlukan.
8. Persiapan kuisioner untuk disebarkan kepada siswa beserta inventori laporan diri yang diberikan siswa
berdasarkan hasil kuisioner (angket)
9. Pemberian skor inventori kepada siswa.

10. Analisis hasil inventori minat siswa terhadap materi pelajaran.


PENGUKURAN RANAH
03 PSIKOMOTORIK
Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (Skill) atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.

Sebuah penilaian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keterampilan yang


dimiliki seseorang

Ranah ini masuk dalam penilaian praktek yang ada dalam pembelajaran

Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang


menuntut peserta didik menunjukkan unjuk kerja
Menurut Ryan, penilaian hasil
belajar psikomotor dapat
dilakukan dengan tiga cara
yaitu

 pengamatan langsung dan


penilaian tingkah laku siswa
selama proses pembelajaran
praktik berlangsung,
 setelah proses belajar
 beberapa waktu setelah
selesai proses belajar-
mengajar
TINGKAT RANAH PSIKOMOTORIK

Meniru (immitation)

Manipulasi (manipulation)

TINGKAT RANAH
PSIKOMOTORIK Ketetapan gerakan (precision)

Artikulasi (artikulation)

Naturalisasi (naturalization)
a. Meniru (immitation)

Tujuan pembelajaran pada tingkat ini diharapkan peserta didik dapat meniru
suatu perilaku yang dilihatnya

b. Manipulasi (manipulation)

Tujuan pembelajaran pada tingkat ini menuntut peserta didik untuk melakukan
suatu perilaku tanpa bantuan visual, sebagaimana pada tingkat meniru. Tetapi
diberi petunjuk berupa tulisan atau instruksi verbal
c. Ketetapan gerakan (precision)

Tujuan pembelajaran pada level ini peserta didik mampu melakukan suatu
perilaku tanpa menggunakan contoh visual maupun petunjuk tertulis, dan
melakukannya dengan lancar, tepat, seimbang dan akurat

d. Artikulasi (artikulation)
Tujuan pembelajaran pada level ini peserta didik mampu menunjukkan
serangkaian gerakan dengan akurat, urutan yang benar, dan kecepatan yang
tepat

e. Naturalisasi (naturalization)
Tujuan pembelajaran pada tingkat ini peserta didik mampu melakukan gerakan
tertentu secara spontan tanpa berpikir lagi cara melakukannya dan urutannya
TINGKATAN RANAH PSIKOMOTORIK
Pengukuran ranah psikomotorik perlu memperhatikan hal-hal berikut :

1) Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja
dari suatu kompetensi.
2) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.
3) Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas
4) Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati.
5) Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati
Bentuk-bentuk teknik pengukuran pada ranah psikomotorik antara lain :

1. Daftar Cek 2. Skala Rentang


Pengukuran ranah psikomotorik dapat
Memungkinkan penilai memberi nilai
dilakukan dengan menggunakan daftar cek
penguasaan kompetensi tertentu karena
(ya - tidak).
pemberian nilai secara kontinuum di mana
pilihan kategori nilai lebih dari dua.
Peserta didik mendapat nilai apabila kriteria
penguasaan kemampuan tertentu dapat
diamati oleh penilai. Penilaian sebaiknya dilakukan oleh lebih dari
satu penilai agar faktor subjektivitas dapat
diperkecil dan hasil penilaian lebih akurat
Kelemahan cara ini, penilai hanya mempunyai
dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat
diamati-tidak dapat diamati
Thanks!

CREDITS: This presentation template was created


by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.

‫وداعا‬

Anda mungkin juga menyukai