Anda di halaman 1dari 7

ISSN : 2442-7845 SELODANG MAYANG

EVALUASI DIAGNOSTIK DAN REMEDIAL OLEH GURU


DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Indra Yasir
1
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Kab. Indragiri Hilir
2
Dosen Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Indragiri

Email: ysindra@yahoo.com

Abstrak
Evaluasi diagnostik merupakan salah satu fungsi evaluasi yang memerlukan prosedur dan
kompetensi yang lebih tinggi dari para guru sebagai evaluator pembelajaran. Evaluasi
diagnostik, merupakan evaluasi yang memiliki penekanan khusus pada penyembuhan
kesulitan belajar siswa yang tidak terpecahkan oleh formula perbaikan yang biasanya
ditawarkan dalam bentuk evaluasi formatif oleh guru.
Jika para siswa secara terus-menerus tidak dapat menyerap informasi yang berupa nasehat
perbaikan dan masih tetap gagal dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh
guru, atau masih kesulitan dalam menerima materi pembelajaran perbaikan, seperti
membaca, menulis, berhitung atau menguasai mata pelajaran yang lain, maka evaluasi
diagnostik sebagai langkah akhir yang perlu disiapkan oleh seorang guru sebagai evaluator.
Evaluasi diagnostik dilakukan untuk menentukan posisi siswa dalam kelompoknya dan
mengetahui tingkat dan bentuk masalah yang dialami siswa dalam belajar, sedangkan
remedi adalah proses pemberian materi kepada kelompok siswa yang benar-benar memiliki
kesulitan belajar agar dapat mengejar ketertinggalannya dalam belajar, termasuk perbaikan
nilai akhir.
Fungsi diagnostik dikenal juga dikalangan paramedis atau bidang kedokteran yang kegiatan
dan prosedurnya hampir sama dengan di dunia pendidikan, yaitu untuk mencari dan
menentukan penyebab problem pasien, kemudian diikuti dengan pemberian formulasi solusi
atau tindakan remedial. Yang perlu diingat oleh guru ialah: 1) penilaian diagnostik pada
umumnya tidak digunakan untuk menentukan grade, 2) semakin baik evaluasi diagnostik
dilakukan, akan semakin jelas tujuan belajar dapat ditetapkan.

Kata kunci: Evaluasi Diagnostik, Remedi dan Pembelajaran

1. PENDAHULUAN pelajaran setelah diberikan contoh-contoh


latihan soal yang relevan dalam
Di keseharian proses pembelajaran, ada
pembelajaran, namun tetap saja ada siswa
sebagian guru tidak menyadari bahwa
yang memiliki kesulitan belajar setelah
kemampuan siswa bervariasi. Hal ini terjadi,
mengikuti semua proses tersebut. Idealnya,
karena memang biasanya sistem
semua siswa perlu mendapatkan perhatian
pembelajaran secara faktual diberikan
dari guru dengan intensitas yang sama
secara klasikal secara bersama-sama dalam
sehingga mereka bisa berhasil dalam waktu
satu kelas. Guru mengajar siswa yang
bersamaan. Itu jika masalah belajar ditinjau
dikelompokkan dalam satu kelas, dengan
dari sisi siswa.
asumsi mereka adalah kelompok seumur,
Semua persoalan di atas, perlu dicari apa
pengetahuan sama, dan memiliki kecakapan
penyebabnya dan perlu pula menyiapkan
belajar yang sama. Siswa dianggap sebagai
program pembelajaran yang lain untuk
subjek didik yang pada prinsipnya memiliki
membantu siswa agar para siswa dapat
kesiapan belajar yang sama pula. Dalam hal
mencapai tujuan belajarnya sesuai tujuan
ini guru perlu menyadari bahwa tidak semua
dan ketentuan yang sudah ditetapkan.
siswa memiliki kemampuan yang sama. Ada
Usaha mencari apa penyebab dan
siswa yang cepat menerima dan menguasai
bagaimana menyembuhkannya adalah
materi pelajaran dan ada yang lambat, ada
merupakan kegiatan guru yang masih dalam
siswa yang dapat memahami materi
kisi-kisi kerja remedial bagi para siswanya.

Jurnal BAPPEDA, Vol. 2 No. 3, Desember 2016 186


ISSN: 2442-7845 SELODANG MAYANG

Dengan evaluasi diagnostik, diharapkan guru dengan proses pembelajaran yang baru saja
menemukan semua kendala-kendala, dilakukan?” dan “seberapa puas para siswa
seberapa banyak siswa yang bermasalah dengan proses pembelajaran yang baru
dalam belajarnya, dan mengetahui berapa diikutinya?”
banyak siswa yang memiliki masalah belajar Ternyata, teori lain menyebutkan bahwa
yang sama. Proses selanjutnya adalah banyak hal yang sering terabaikan oleh para
mengelompokkan mereka dalam kelompok guru sebelum masuk kelas dan sedang
belajar kecil, dilakukan pengajaran remedial dalam mengajar [2]. Padahal, sesuatu
secara intensif. Pada siswa yang kesulitan tersebut memiliki peran yang tidak kecil
belajarnya tidak bisa dikelompokkan, ada dalam menciptakan kondisi dan mencapai
dua cara yang dapat dilakukan, yaitu: jika hasil yang optimal dalam pembelajaran.
jumlah siswanya banyak-mereka diberi .
pembelajaran remedial secara bersamaan 2. TINJAUAN PUSTAKA
tetapi tidak dalam kelompok-kelompok;
2.1. Ontology Remedi
sedangkan jika jumlahnya sedikit-mereka
dapat diberi pengajaran remedial secara Remedi, khusus remedi dalam kelas
individu. adalah: Class remedial is a specially selected
Untuk dapat membantu siswa, seorang groups of pupils in need of more intensive
guru perlu menentukan status instruction in some area education than is
perkembangan siswa selama mengikuti possible in the regular classroom, atau
proses pembelajaran di kelas dan remedial kelas merupakan pengelompokan
memahami jenis kesulitan belajar yang siswa, khusus dipilih yang memerlukan
dihadapinya. Kegiatan seperti ini disebut pembelajaran lebih pada mata pelajaran
diagnostik pendidikan. Cakupan kegiatan tertentu dari pada siswa dalam kelas biasa
diagnostik pendidikan ini, Pengetahuan [3]. Tindakan remedi kelas adalah
akademik siswa dan kepribadian siswa. pengajaran kembali dengan materi pelajaran
Siswa yang tidak memiliki kemampuan mungkin mengulang atau pemberian
dalam satu mata pelajaran tidak jarang juga suplemen dengan soal dan latihan secara
memiliki kesulitan dan problem pribadi [1]. umum. Kegiatan evaluasi yang mendahului
Evaluasi diagnostik dilakukan biasanya pada pengajaran remedi untuk memberikan
awal tahun ajaran, awal pengajaran atau materi pelajaran harus sesuai dengan hasil
awal semester. Tujuan utamanya adalah diagnostik adalah masih dalam cakupan hasil
menentukan tingkat pengetahuan awal evaluasi pembelajaran.
siswa. Dengan mengetahui kemampuan Remedi tepat digunakan ketika kesulitan
awal siswa, guru dapat menentukan tujuan dasar belajar para siswa telah diketahui.
pengajaran secara realistis, tetapi tetap Karena kegiatan remedi merupakan tindakan
menantang untuk dicapai. korektif yang diberikan kepada siswa setelah
Ada dua hal penting yang harus diingat evaluasi diagnostic dilakukan. Remedi pada
guru dalam melakukan evaluasi diagnostik, umumnya mencakup pemahaman kebutuhan
yaitu: 1) hasil penilaian diagnostik pada individual siswa, ditembah dengan metode
umumnya jarang digunakan oleh guru untuk pengajaran yang tepat yang diterapkan guru
menentukan grade, 2) semakin baik agar membantu siswa dalam mencapai
evaluasi diagnostik dilakukan oleh guru, tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
semakin jelas tujuan belajar dapat sebelumnya.
ditetapkan. Itu jika masalah belajar ditinjau Diagnostic pada umumnya difokuskan
dari sisi siswa. pada tiga (3) aspek, yaitu: 1) siapakah
Lain lagi jika masalah pembelajaran siswa yang memiliki kesulitan belajar dalam
ditinjau dari posisi guru, bukannya tidak ada kelas? 2) pada materi atau unit materi
masalah. Bahkan kalau diajukan pertanyaan manakah siswa merasa kuat dan lemah
yang sederhana saja tentang “seberapa memahaminya?, 3) faktor apa sajakah
sempurnakah proses pembelajaran yang penyebab kegagalan siswa mencapai tujuan
dilakukan para guru? Akan sangat sulit belajar?
menjawabnya. Itu suatu pertanda bahwa Untuk menjawab pertanyaan pertama,
proses pembelajaran yang dilakukan guru secara umum ada beberapa cara dan yang
banyak masalah. Pertanyaan ini tak perlu masih dirasakan sangat efektif adalah
dijawab secara terburu-buru. Banyak dengan pendekatan survey untuk menjaring
indikator yang dapat digunakan untuk informasi tentang siswa mana saja yang
mengukur persentase jawaban yang memerlukan remedi. Tes survey ini
diberikan. Beberapa di antaranya termasuk tes dalam program remedi yang
terefleksikan dengan menjawab beberapa direncanakan. Ketika siswa yang mengalami
pertanyaan berikut, “seberapa puas kita kesulitan belajar dapat diidentifikasi, mereka

Evaluasi Diagnostik Dan....(Indra) 187


ISSN : 2442-7845 SELODANG MAYANG

dikelompokkan sesuai jenis 2.1.1. Faktor Internal Diri Siswa


permasalahannya, atau juga boleh secara
Lingkungan, pribadi, dan mungkin
individual jika tidak mungkin dikelompokkan,
gabungan dari keduanya. Faktor internal di
atau tetap dapat berada dalam kelas yang
antaranya adalah perkembangan fisik dan
siswanya tidak memiliki kesulitan belajar.
kesehatan siswa, terutama kemampuan
Namun yang perlu ditekankan bahwa siswa
melihat, mendengar, dan kemampuan
yang berkesulitan belajar harus mengikuti
beradabtasi secara individu.
program remedi dengan pemberian materi
1. Faktor kondisi kesehatan fisik
belajar tertentu yang sudah direncanakan
siswa
guru sebelumnya.
Secara umum dapat mempengaruhi
Untuk meyakinkan bahwa pencapaian
kemampuan mencapai tujuan belajar.
skor lebih bermakna, guru dapat mencari
Pencapaian hasil belajar, pada dasarnya
informasi pendukung yang berasal dari buku
merupakan usaha yang hanya dapat
rapor siswa, dokumen latihan dan tugas
dilakukan dengan kerja keras, ketekunan
lainnya secara individu. Ada beberapa
dan dengan komitmen tinggi terhadap
kemungkinan, jika nilai seorang siswa
pelajaran. Kurang energi yang disebabkan
dibandingkan dengan nilai siswa lainnya.
karena fisik kurang sehat, dapat menutup
Mereka dapat dikelompokkan pada tiga (3)
kemungkinan siswa mencapai hasil belajar
jenis kelompok, yaitu: 1) kelompok under
yang diinginkan. Kurang sehatnya fisik siswa
achiever atau pencapaian di bawah rata-
dapat menyebabkan cepat merasa lelah,
rata, 2) siswa kelompok nilai cukup atau
stamina tubuh menurun, sehingga
sekadar lulus dan dalam rerata, dan 3) siswa
konsentrasi belajar terganggu, akhirnya
di atas rerata, atau siswa yang pada
menjadi penyebab dan penghalang siswa
umumnya lancar dan mampu menyerap
mencapai hasil belajar secara optimal karena
materi pelajaran dari guru secara baik. Jadi,
usaha belajarnya memang kurang dapat
kelompok di bawah rerata inilah yang
dilakukan maksimal. Siswa yang kurang
sesungguhnya memerlukan pembelajaran
sehat secara fisik, dapat dimungkinkan
remedi.
memiliki kaitan dengan berbagai penyebab,
Setelah kelompok siswa under achiever
misalnya: gizi buruk, istirahat kurang,
dikelompokkan, kita lakukan tindakan untuk
kurang tidur dan stress atau bekerja terlalu
menjawab pertanyaan kedua, yaitu
berat dan keras. Problem pada indera
dengan mengidentifikasi kekuatan dan
penglihatan akan menyebabkan siswa
kelemahan belajar siswa. Untuk itu, guru
kesulitan melihat bahan-bahan pelajaran,
harus memiliki kompetensi labih yakni
tulisan di papan tulis, membaca buku
mampu mengidentifikasi kekuatan dan
sumber dan apa lagi jika siswa termasuk
kelemahan siswanya dalam belajar, mampu
yang buta warna. Demikian juga jika
membantu mereka memperbaiki kelemahan
mengalami problem pendengaran, akan
tersebut dan tetap membangun melalui
menyebabkan keterbatasan siswa menerima
kekuatan belajar yang siswa miliki. Contoh,
informasi pelajaran dari guru atau sumber
siswa tidak memiliki kemampuan berhitung
belajar lain secara elektronik dan lainnya
dalam salah satu topic pelajaran
yang mengandalkan penggunaan suara.
Matematika, namun guru perlu tahu bahwa
siswa tersebut memiliki kemampuan
2. Faktor penyesuaian diri siswa
mengerjakan keterampilan dan sangat baik
Erat kaitannya dengan lingkungan siswa.
dalam bekerja sama. Dengan demikian, guru
Walau itu terkait dengan eksternal yaitu
dapat memberikan remedi pelajaran
siswa lain, lingkungan, namun akar
berhitung dengan kelompok belajar secara
masalahnya dari dalam diri siswa sendiri.
bersama-sama karena siswa tersebut
Contoh, siswa yang memiliki gangguan
memiliki keterampilan yang baik dalam
emosi, pada awalnya menghamburkan
bekerja sama.
energy mereka dan bukan dalam proses
Pertanyaan ketiga, tentang faktor-
belajar, dan baru kemudian dapat
faktor penyebab siswa berkesulitan belajar
dikendalikan untuk kepentingan belajar.
dapat kita jawab dengan melakukan
Pada umumnya siswa yang memiliki
berbagai analisis tentang masalah-masalah
gangguan emosi pada umumnya juga
belajar. Jawaban yang muncul akan
memiliki kesulitan belajar. Siswa yang
memungkinkan guru dapat membangun
memiliki masalah belajar itu ditandai dengan
hipotesis tentang kesulitan belajar siswa
beberapa indikator a) kesiapan belajar yang
secara individual. Tapi secara umum, faktor
buruk, b) kesulitan menghadapi tes, c)
tersebut dapat dikategorikan dua (2)
kemampuan berbahasa yang buruk, d) lebih
penyebab, yaitu:
senang belajar secara fisik dan praktis dari

Jurnal BAPPEDA, Vol. 2 No. 3, Desember 2016 188


ISSN: 2442-7845 SELODANG MAYANG

belajar skolastik atau mental learning, e) merasakan hasil belajarnya atau merasa
lambat menguasai materi pelajaran, dan g) belajar tidak ada gunanya, jika hasil
kurang perhatian dalam mengikuti kegiatan belajarnya di sekolah sangat jauh kenyataan
sekolah [4]. yang di lihat, dirasa dan dialami ditengah
kehidupan bermasyarakat lingkungannya,
2.1.2. faktor eksternal baik secara lansung maupun tidak lansung
menyangkut dirinya.
Faktor eksternal yang berhubungan
Suharsimi menyatakan dari hasil
dengan siswa seperti: lingkungan, cara guru
penelitian diketahui bahwa tidak hanya
mengajar, orang tua, dan masyarakat.
proses pembelajaran yang menentukan hasil
belajar, tetapi ada faktor lain seperti: 1)
1. Lingkungan
Keadaan fisik dan psikis siswa, yang
Pada umumnya muncul di luar situasi diri
ditunjukkan oleh IQ (kecerdasan
siswa. Ini merupakan kesulitan dasar yang
Intelektual), EQ (kecerdasan Emosi),
sangat sulit diidentifikasi. Problem
kesehatan, motivasi, ketekunan belajar oleh
lingkungan muncul diakibatkan adanya
siswa, ketelitian, ulet dan minat; 2) Guru
reaksi dalam diri siswa terhadap
yang mengajar dan membimbing siswa,
lingkungannya. Misalnya, kondisi orang tua
seperti latar belakang penguasaan ilmu
yang tidak harmonis. Akibatnya terjadi
mendidik oleh guru, kemampuan mengajar
penolakan terhadap diri siswa oleh
dan perlakuan guru terhadap siswa dalam
lingkungan, kurang diterima bergaul oleh
pembelajaran; 3) Sarana pendidikan, yaitu
teman sebaya dan lainnya. Hal ini dapat
ruang tempat belajar, alat-alat dan sumber
menyebabkan beban mental dan
pelajaran, media pembelajaran yang
menyebabkan terjadi kesulitan belajar pada
digunakan guru, dan ketersediaan buku
diri siswa, akhirnya menjadi malas belajar.
pelajaran diperpustakaan sebagai sumber
belajar [5].
2. Cara Guru Mengajar
Dari beberapa faktor yang sudah
Guru di kelas, dengan cara-cara
dikemukakan di atas, dapat disimpulkan
mengajarnya yang kurang baik dan benar
bahwa sangat banyak faktor penyebab tidak
dapat menjadi penyebab timbulnya kesulitan
tercapainya hasil belajar secara optimal oleh
belajar bagi siswa. Agar hal itu tidak terjadi,
siswa. Faktor tersebut akan menimbulkan
maka guru perlu melakukan perbaikan
kesulitan belajar secara tersendiri bagi siswa
secara berkala, baik dalam penguasaan
yang mengalaminya.
metode mangajar maupun dalam
penguasaan materi pelajaran.
2.2. Remedi Individu
3. Orang Tua Beberapa siswa yang mengalami
Sumber masalah secara eksternal lainnya kegagalan belajar, pada kasus tertentu
bisa jadi orang tua siswa. Ini bisa terjadi mempunyai perasaan tidak pandai. Mereka
disaat keperluan belajar siswa tidak mampu merasa rendak diri, minder atau inferior
dipenuhi oleh orang tua, kegiatan belajar bahwa mereka tidak dapat berhasil seperti
anak di rumah tidak mendapatkan temannya, bahkan ada yang merasa bahwa
pengawasan orang tua dengan baik, atau mereka memang berbeda dengan yang
sama sekali orang tua tidak melakukan lainnya. Beberapa siswa menarik diri dari
pengawasan terhadap anaknya dalam pergaulan sesamanya, ada yang benci dan
kegiatan belajar di rumah. Di samping itu, menolak untuk diajak belajar kembali,
orang tua yang peduli terhadap pengawasan namun pada sisi lain ada siswa yang mampu
belajar anaknya di rumah, juga bisa merasionalisasi dalam pikirannya bahwa
membantu mengatasi kesulitan belajar yang belajar dan keberhasilan itu tidak terlalu
dihadapi anak-anaknya. penting. Perasaan demikian tidak akan
terlalu membantu seseorang mengatasi
4. Masyarakat Sekitar kesulitan belajarnya meski masalah belajar
Masyarakat yang ada di sekitar siswa yang tergolong kecil dan tidak rumit
dapat menjadi sumber masalah, ketika sekalipun. Apabila hal demikian muncul,
keadaan masyarakat tidak kondusif terhadap maka tindakan yang bijak adalah melakukan
kebutuhan social siswa baik secara individual bimbingan konseling, agar siswa yang
maupun kelompok. Siswa akan merasa mengalaminya tidak jatuh pada rasa frustasi
berhasil dan bermanfaat belajar, jika hasil yang berkepanjangan. Jelas, tujuan
belajarnya di sekolah dapat bermanfaat di bimbingan konseling sekaitan dengan
tengah kehidupan masyarakat dimana siswa masalah belajar adalah meningkatkan dan
itu berada. Sebaliknya, siswa tidak akan menguatkan motivasi mereka untuk bangkit

Evaluasi Diagnostik Dan....(Indra) 189


ISSN : 2442-7845 SELODANG MAYANG

kembali dan mau melakukan upaya untuk kelemahan siswanya. Gunakan kekuatan
mengatasi masalah belajarnya. yang dimiliki siswa untuk mengatasi
Pertanyaannya adalah, bagaimana seorang kelemahannya dan terus pupuk kemampuan
guru mengorganisasi pengajaran remedial itu untuk tetap berkembang tanpa paksaan
secara komprehensif? dan beban belajar berlebihan.
Tidak ada teknik diagnostik dan remedial Minat siswa mungkin akan menurun jika
yang berhasil, jika dilakukan dengan tidak ia didorong terlalu keras dalam program
sepengetahuan siswa yang bersangkutan, remedi. Oleh karena itu, guru juga perlu
dalam hubungan antara teknik diagnostik pada satu ketika memberi izin untuk
dan remedial dengan kebutuhan mereka. mengambil tes yang telah direncanakan dan
Jika kesulitan siswa telah diketahui, baik membantu siswa menanalisis hasilnya. Guru
yang bersifat internal atau eksternal telah jangan terlalu sulit memberikan pujian
didefinisikan, selanjutnya program remedial kepada siswa disaat ada siswa memperoleh
perlu diformulasikan. Jika siswa telah nilai tertinggi dalam remedinya, karena
dimotivasi dalam kegiatan belajarnya, maka boleh jadi dengan pujian tersebut sebagian
kegiatan remedi ini sebaiknya dilakukan siswa termotivasi belajar lebih baik. Untuk
secara individu. Penilaian remedipun menghindari turunnya minat siswa, kegiatan
difokuskan pada kebutuhan spesifik remedinya sedianya tidak dijadwalkan
individual siswa. secara fleksibel, tetapi tetap dan agar
Dalam hal ini yang penting adalah para terhindar dari konflik dengan kegiatan siswa
guru harus peduli dan menyiapkan setiap lainnya yang di ikuti siswa.
satuan pelajaran dengan latihan soal-soal Perlu pemahaman dengan benar oleh
dan buku kerja yang relevan dengan semua guru, bahwa untuk tetap menjaga
substansi pengajaran. Selain itu, guru harus motivasi dan interes belajar siswa, maka
tetap mampu mengenal kelebihan dan program remedi harus selalu ditekankan,
kekurangan siswa, sehingga kesempatan tindakan monoton dan tanpa usaha
untuk melakukan teknik remedy secara mengajar bervariasi harus dihindari. Guru
individu dapat dilakukan secara baik. memang harus memvariasikan cara
mengajarnya dengan menggunakan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN berbagai macan pendekatan, menggunakan
bermacam metode dan jenis media.
Guru merupakan ujung tombak dalam
Pendekatan yang variatif, relevan, dan
merubah sikap siswa dari menarik diri atau
menyenangkan pada prinsipnya sangat
antipati belajar menjadi bergairah belajar
sesuai dengan prinsip pembelajaran
kembali. Para siswa yang bermasalah dalam
kontekstual, bisa mencegah ketegangan
belajar tersebut, harus dibantu dalam
mentalsiswa dan meransang untuk
bentuk merencanakan program remedial
melakukan pengembangan diri dalam
sesuai kebutuhan siswa masing-masing yang
belajar. Materi pelajaran yang memiliki nilai
bermasalah. Awalnya mereka harus diberi
motivasi tinggi perlu selalu dicari dan
pemahaman bahwa masalah mereka akan
dikembangkan untuk mengatasi masalah
terselesaikan dengan program remedy,
belajar. Jika siswa dapat membantu
mereka harus diyakinkan itu. Kemudian,
perencanaan program guru, misalnya
berikan mereka bimbingan dan latihan
melalui pilihan materi pelajaran, prosedur
secara intensif sesuai materi yang jadi
yang lebih mudah dipahami, siswa akan
masalah. Siswa juga perlu diberi pekerjaan
merasa sangat beruntung. Implikasi
rumah, karena memang ada siswa yang
perencanaan program remedi bersama
ternyata bisa mengerjakan dengan baik
tersebut adalah dapat membangkitkan
apabila diberi waktu tambahan. Di samping
interes dasar siswa dan membangkitkan
itu, para guru tetap secara intensif
kepercayaan diri mereka untuk lebih kuat
memotivasi para siswa untuk terus belajar.
mengejar keberhasilan belajarnya.
Tingkat awal remedi, adalah membangun
Satu di antara prinsip dalam pengajaran
kepercayaan diri siswa. Remedi yang baik
remedi adalah bahwa siswa perlu memiliki
pada umumnya mempunyai semua atribut
pengalaman berhasil dalam proses
mengajar yang baik, ditambah dengan
pembelajaran. Dari kelebihan yang dimiliki,
contoh soal yang dapat dikerjakan siswa
kemudian siswa dimotivasi untuk bisa
sesuai materi remedinya. Siswa diharapkan
berhasil dalam unit lainnya, mencoba
terus mengembangkan keyakinan, ketika ia
mencapai keberhasilan dengan
mampu dan memiliki pengalaman dapat
menggunakan metode lain yang lebih tepat,
menyelesaikan soal-soal yang dikerjakan
seperti metode problem solving, atau
dalam remedy. Oleh karena itu, perlu bagi
dengan belajar model materi di sekitar siswa
guru mengetahui dimana kekuatan dan
(contextual learning). Dengan memotivasi

Jurnal BAPPEDA, Vol. 2 No. 3, Desember 2016 190


ISSN: 2442-7845 SELODANG MAYANG

kemampuan siswa, diharapkan para guru 2) Siswa menjadi nakal, agresif dan
dapat membangun keberhasilan siswa dalam menyerang siswa lain secara terbuka
unit-unit pembelajaran tertentu untuk 3) Siswa bepretensi negative terhadap
kemudian digunakan sebagai langkah awal kegiatan belajar yang ditugaskan oleh
dalam mengatasi kesulitan belajar yang gurunya
dialami. 4) Siswa sering memindahkan kekerasan
Untuk menentukan kelebihan dan dari rumah ke sekolah, jika ia di rumah
kelemahan siswa, seorang guru perlu mendapat perlakuan tidak adil dari
memiliki pengetahuan tentang prinsip dan orang-orang terdekatnya
keterampilan diagnostik. Tidak semua guru 5) Menolak perintah untuk belajar dan juga
biasanya dilatih untuk mampu melakukan menolak bentuk-bentuk tekanan lain dari
fungsi diagnostik dan klinis. Apa bila orang tua agar belajar dengan baik.
demikian adanya, maka guru harus
berusaha agar memiliki keterampilan Guru harus dan perlu peduli dengan
diagnostik dengan mengembangkan kondisi siswa seperti di atas, kemudian
pengetahuan dasar dan kompetensi yang berusaha membantu siswanya secara dini.
relevan. Beberapa langkah pengembangan Jika problem tersebut tidak dapat
yang perlu dilakukan, yaitu: 1) guru perlu dipecahkan di kelas oleh guru, anak bisa
memahami dengan benar prinsip-prinsip direkomendasikan kepada guru lain yang
belajar dan penerapannya, 2) guru bertugas sebagai guru bimbingan dan
memerlukan penguasaan pengetahuan konseling. Gejala kegagalan penyesuaian
tentang pemahaman gejala prilaku yang pribadi, seperti agresif, penyendiri, dan
mengindikasikan adanya kesulitan, dan 3) gangguan penyesuaian terhadap teman
guru harus dapat menerapkan teknik-teknik lainnya di kelas.
diagnostik dan tindakan remedi yang sesuai Untuk guru sekolah dasar (SD), biasanya
dengan keadaan di kelas [6]. masih bisa diberi tanggungjawab tambahan,
Sukardi menyatakan, familiar dengan merupakan melaksanakan program
psikologi belajar, dan penguasaan terhadap diagnostic dan remedi. Sedangkan untuk
materi pelajaran oleh guru adalah syarat sekolah lanjutan, guru bimbingan konseling
awal untuk berhasil melakukan diagnostik yang ada dapat diberdayakan secara
[1]. Pendapat lain menyebutkan bahwa intensif. Menurut Ruslan guru di sekolah
dengan sedikit memahami psikologi lanjutan tidak hanya bertugas sebagai
perkembangan siswapun, khususnya tentang pengajar bidang studi yang diampu saja,
perkembangan anak, diharapkan dapat tetapi juga harus berperan pula sebagai
memberi jawaban dan gambaran atau pembimbing [8].
setidak-tidaknya petunjuk atas beberapa Pada kondisi tertentu, seorang guru bisa
cara belajar dan permasalahan belajar yang meminta ahli psikologi guna membantu para
dihadapi berdasarkan tingkat usia siswa [7]. guru di kelas. Para psikolog, di samping
Kalau guru sudah memahami cara-cara membantu dalam tindakan remedial kuratif,
belajar yang secara umum dilakukan siswa juga dapat membantu dalam tindak
dalam bidang pelajarannya, memahami pencegahan atau remedial preventif. Tenaga
kesulitan belajar yang sering ditemui ahli lain yang juga dapat diberdayakan
siswanya, berarti ia akan lebih siap dalam program remedi adalah para agen
memformulasi hipotesis kesulitan belajar social, terutama dalam membantu siswa
siswanya. yang berkesulitan beradabtasi dengan siswa
Ada satu hal yang mungkin akan ditemui lain di kelas atau lingkungan sekolah.
oleh guru-guru di kelas, yaitu: kesulitan
membedakan antara gangguan emosional 4. KESIMPULAN DAN SARAN
dengan kesulitan belajar yang dihadapi
Dari uraian tulisan di atas, dapat diambil
siswanya. Karena dua hal ini saling berkaitan
kesimpulan sebagai berikut:
dan membentuk hubungan timbal balik
1. Sebagian guru kurang menyadari bahwa
menjadi sebab-akibat, bahkan sulit
kemampuan siswa dalam pembelajaran
ditentukan mana yang terjadi lebih dahulu.
bervariasi. Hal itu terjadi karena sistem
Untuk memandu guru, agar dapat melihat
pengajaran secara faktual diberikan
apa yang sebenarnya terjadi pada siswa
secara bersama dalam satu kelas. Guru
dengan gangguan emosional, sebagai
mengajar siswa dengan cara
berikut:
dikelompokkan dalam satu kelas, dengan
1) Siswa menolak untuk belajar dan hanya
asumsi mereka memiliki kelompok umur
ingin melihat apa yang ia senangi,
yang sama, pengetahuan awal sama,
bermain dengan teman di luar jam
kecepatan menerima materi pelajaran
sekolah berlama-lama.

Evaluasi Diagnostik Dan....(Indra) 191


ISSN : 2442-7845 SELODANG MAYANG

sama, dan siswa dianggap sebagai subjek Pembelajaran yang Dinamis dan Sarat
belajar yang pada dasarnya memiliki Makna. Bandung: Alfabeta, 2010
kesiapan belajar yang sama pula. [3] C.V.Good, Dictionary of Education. New
2. Kegiatan remedi adalah kegiatan York: Mc. Graw – Hill Book Company,
pengajaran yang tepat diterapkan hanya 1973
ketika kesulitan dasar belajar siswa telah [4] R.F.Biehler, Psychology Applied of
diketahui. Kegiatan remedy merupakan Teaching. New York:Hougthon Mifflin
tindakan korektif yang diberikan kepada Company S, 1971,
siswa setelah evaluasi diagnostik [5] A. Suharsimi, A.C. Safruddin, dan A.
dilakukan. Remedi bertujuan membantu Jabar.Evaluasi Program Pendidikan,
siswa secara terencana agar siswa dapat Pedoman Teoretis Praktis Bagi Praktisi
mencapai hasil belajar yang lebih baik. Pendidika. Jakarta: PT. Bumi Aksara,
Kegiatan remedi akan lebih sederhana 2010
jika formula yang dipercaya dapat [6] G. Lippit dan R. Lippit,The Consulting
diterapkan pada semua siswa. Process in Action. California USA:
3. Guru untuk dapat mengetahui kelemahan University Associates, Inc, 1978
dan kelebihan siswanya harus paham dan [7] T. Ediasri dan Atmodiwirjo,Psikologi
menerapkan prinsip-prinsip keterampilan Perkembangan Anak dan Remaja, Suatu
melaksanakan diagnostik. Ada tiga (3) Tinjauan Sudut Psikologi Perkembangan.
langkah dalam mengembangkan Seri Psikologi. Jakarta: PT. BPK Gunung
keterampilan diagnostik tersebut, yaitu: Mulia, 2010
1) guru perlu memahami prinsip-prinsip [8] R.A. Gani.Bimbingan Karir. Bandung: PT.
belajar dan penerapannya, 2) guru Angkasa, 1996
memerlukan penguasaan pengetahuan
tentang gejala prilaku yang
mengindikasikan adanya kesulitan
belajar, dan 3) guru harus dapat
menerapkan teknik-teknik diagnostik dan
tindakan remedi yang sesuai.
4. Faktor-faktor penyebab terjadinya
kesulitan belajar pada siswa dapat
dibedakan menjadi dua (2) bentuk, yaitu:
1) faktor internal siswa, seperti
perkembangan fisik dan kesehatan siswa,
keterampilan adaptasi, 2) faktor
eksternal siswa, seperti pengaruh
lingkungan tempat tinggal siswa, teman
bergaul dan kegiatan siswa di luar
sekolah.
5. Tiga langkah penting dalam melakukan
program remedi, yaitu: a) para siswa
yang mengalami permasalahan belajar
harus diberi pemahaman dalam bentuk
program-program yang direncanakan
dengan kegiatan remedy, b) mereka
yang mempunyai problem diidentifikasi
dan dipilih kemudian diberi penjelasan
secara intensif, dan c) materi pelajaran
yang menjadi problem diungkap kembali
dengan memberikan soal-soal dan latihan
yang mendukung tercapainya hasil
belajar.

DAFTAR PUSTAKA
[1] H. M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan,
Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2010
[2] Anang, One minute before Teaching,
Strategi Membangun Atmosfir

Jurnal BAPPEDA, Vol. 2 No. 3, Desember 2016 192

Anda mungkin juga menyukai