Anda di halaman 1dari 3

PENGERTIAN NEUROSAINS

Neurosains adalah sistem ilmu yang mempelajari tentang sistem kerja syaraf (Asrori, 2020).
Secara etimologi, neurosains adalah ilmu neural (neural science) yang mempelajari sistem
syaraf, terutama mempelajari neuron (sel syaraf) dengan menggunakan pendekatan
multidisipliner. Neurosains berasal dari kata neuro (sistem syaraf) dan science (ilmu). Jadi
neurosains adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia dengan memberi
perhatian pada sistem syaraf otak. Secara terminologi, neurosains merupakan bidang ilmu
yang mengkhususkan pada studi saintifik terhadap sistem syaraf.

4. PENDEKATAN NEUROSAINS

Neurosains adalah ilmu neural (neural science) yang mempelajari tentang sistem
syaraf terutama pada neuron atau sel syaraf dengan cara pendekatan multidisipliner (Haq,
2020). Neurosains sebagai salah satu bidang ilmu yang mengkhususkan pada studi saintifik
terhadap sistem syaraf. Dengan demikian, neurosains disebut juga sebagai ilmu yang
mempelajari tentang otak dan seluruh fungsi syaraf belakang. Pada dasarnya, neurosains
merupakan cabang ilmu biologi yang dikembangkan sedemikian rupa untuk mencapai fokus
bahasan tertentu. Sehingga pembahasan neurosains dalam pembelajaran tidak terlepas
kaitannya dengan struktur dan fungsi otak. Neurosains memiliki tujuan utama, yaitu
mempelajari dasar-dasar biologis dari setiap perilaku, yang artinya menjelaskan perilaku
manusia dari sudut pandang aktivitas yang terjadi di dalam otak mereka.

Telah ditemukan beberapa bukti pada penelitian terakhir di bidang neurosains yang
menjelaskan bahwa hubungan antara otak manusia dengan perilaku (karakter) seorang
manusia tidak dapat dipisahkan, Firmanzah (dalam Suyadi, 2020). Di sisi lain, instrumen
Positron Emission Tomography (PET) terdapat sejumlah enam sistem otak yang secara
terpadu meregulasi semua perilaku manusia dalam kehidupannya. Enam sistem tersebut
berperan penting terhadap pengaturan kognisi, afeksi, dan prikootorik yang di dalamnya
termasuk IQ, EQ, dan SQ, Suyadi (dalam Suyadi, 2020). Hal tersebut dapat menjadi bukti
bahwa pendidikan karakter sejatinya adalah mengembangkan potensi yang terdapat pada otak
manusia, semua sistem yang terletak pada otak secara bersama akan membangun sikap dan
perilaku manusia. Dengan demikian, pendidikan karakter dapat dijelaskan melalui
mekanisme kerja otak, khususnya pada enam sistem kerja otak.

Otak manusia adalah organ yang sangat istimewa. Otak berkembang dalam konteks
saling berhubungan serta otak saling mengatur satu sama lain selama terdapat interaksi sosial,
Coutinho dan Decety, (dalam Silvianetri, 2019). Neurosains pada pendidikan anak usia dini
digunakan untuk menyusun instrumen kesiapan belajar, hal ini dikarenakan neurosains
merupakan salah satu cabang ilmu yang berfokus untuk mengenal lebih jauh mengenai otak
dan sistem syaraf. Ilmu ini sangat berguna dalam mengetahui capaian perkembangan anak,
Nelson dan Bloom (dalam Fitri, 2020). Anak dikatakan berkembang apabila ia mengalami
kematangan syaraf akibat dari proses integrasi fungsi struktur otak berdasarkan stimulasi
yang diterima oleh masing-masing individu. Proses kematangan ini terjadi secara bertahap di
mulai dari pematangan sistem sensoris atau fungsi indera yang menjadi dasar bagi proses
selanjutnya hingga pada kesiapan belajar

Asrori. 2020. Psikologi Tentang Pendekatan Multidispliner. Jawa Tengah: CV. Pena Persada.

(Online),(https://books.google.co.id/books?
id=hjnrDwAAQBAJ&pg=PA26&dq=neurosains&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjg_fu
Jr9PrAhVDbSsKHcQpDhcQ6AEwBHoECAUQAg#v=onepage&q=neurosains&f=fal
se), diakses 06 September 2020.

Fitri. 2020. Instrumen Kesiapan Belajar: Asesmen Non-Tes Untuk Mengukur Kesiapan
Belajar

Anak Usia Dini Dalam Perspektif Neurosains. Jurnal Pendidikan, Pengasuhan,


Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini (JP2KG AUD), 1 (1). (Online),
(https://journal.unesa.ac.id/index.php/jt/article/view/8615/3966), diakses 06
September 2020.

Haq, Taufik Ziaul. 2020. Pola Asuh Orang Tua Dalam Perilaku Sosial Generasi Millenial
Ditinjau Dari Neurosains. Jurnal Agama, Sosial dan Budaya, 3 (1). (Online), (http://e-
journal.ikhac.ac.id/index.php/almada/article/view/609/452), diakses 06 September
2020.

Silvianetri. 2019. Interpersonal Skill Dalam Kajian Neurosains. Jurnal Ilmiah Sosial

Keagamaan, 3 (1). (Online),


(http://ecampus.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/alfuad/article/view/1635/1660),
diakses 06 September 2020.

Suyadi, Awhinarto. 2020. Otak Karakter Dalam Pendidikan Islam: Analisis Kritis Pendidikan

Karakter Islam Berbasis Neurosains. Jurnal Pendidikan Karakter, 10 (1). (Online),


(https://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/viewFile/29693/13730), diakses 06
September 2020.

Anda mungkin juga menyukai