Anda di halaman 1dari 17

PANDANGAN ISLAM TERHADAP

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
KOMUNIKASI DAN
TEKNOLOGI INFORMASI
JUNE 15, 2014  / DIANSYAHALBUKHORI

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah


    Perkembangan Teknologi Informasi sampai dengan saat ini berkembang dengan
pesat seiring dengan penemuan dan pengembangan Ilmu Pengetahuan dalam
bidang Informasi dan Komunikasi sehingga mampu menciptakan alat-alat yang
mendukung perkembangan Teknologi Informasi, mulai dari sistem komunikasi
sampai dengan alat komunikasi yang searah maupun dua arah (interaktif).
    Dan saat ini, segala aspek kehidupan tersebut telah mampu berkembang dengan
pesatnya, perkembangan tersebut beriringan pula dengan perkembangan
masyarakat dari masyarakat yang tradisional menjadi masyarakat moderen,
kemudian secara otomatis perkembangan tersebut menuntut masyarakat menuju
kearah globalisasi. Penyebab utama yang paling terasa pada perubahan tersebut
adalah pada aspek Teknologi Informasi, contoh paling sederhana tentang hal ini
adalah bila pada masyarakat yang masih tradisional dahulu dalam pencapaian
informasi dari jarak jauh memerlukan waktu yang begitu lamanya, karena saat itu
masih menggunakan cara pengiriman pesan masih sederhana yaitu surat-menyurat,
kemudian berkembang menjadi faksimile kemudian telepon dan sekarang pada
tingkat yang lebih moderen telah muncul telepon genggam dalam beragam jenis
dan fitur-fitur canggih yang mendominasinya.
    Kemajuan sains dan teknologi yang didalamnya terdapat perkembangan
teknologi komunikasi, telah memberikan kemudahan-kemudahan dan
kesejahteraan bagi kehidupan manusia sekaligus merupakan sarana bagi
kesempurnaan manusia sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya. Karena Allah telah
mengaruniakan anugerah keni’matan kepada manusia yg bersifat saling
melengkapi yaitu anugerah agama dan keni’matan sains teknologi. Ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yg tidak dapat dipisahkan satu
sama lain.
    Dari pemaparan latar belakang tersebut penulis mencoba untuk membuat
makalah yang bertemakan “Pandangan Islam terhadap Perkembangan Teknologi
Komunikasi dan Teknologi Informasi”, sebagai salah satu untuk memenuhi tugas
Ujian Akhir Semester (UAS) semester VI, mata kuliah Perkembangan Teknologi
Komunikasi di Jurusan Ilmu Komunikasi Humas Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
B.    Perumusan Masalah
    Berdasarkan pemaparan diatas, maka timbul perumusan masalah, yaitu
Bagaimanakah  Pandangan Islam terhadap Perkembangan Teknologi Komunikasi
dan Teknologi Informasi.

C.    Tujuan Penulisan Makalah


    Tujuan penulisan makalah ini adalah: Untuk mengetahui bagaimana Pandangan
Islam terhadap Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Teknologi Informasi.
Dan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) semester VI, mata kuliah
Perkembangan Teknologi Komunikasi di Jurusan Ilmu Komunikasi Humas
Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

D.    Manfaat Penulisan Makalah


    Manfaat dari penulisan makalah ini terbagi menjadi dua, yakni: a) Manfaat
Teoretis, yaitu untuk memberikan informasi tentang bagaimanakah pandangan
Islam terhadap Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Teknologi Informasi,
khususnya dibidang kajian sosiologis dalam segi Islam. Kemudian b) Manfaat
Praktisnya, yaitu untuk memenuhi nilai UAS mata kuliah Perkembangan
Teknologi Komunikasi di Jurusan Ilmu Komunikasi Humas Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Pengertian 
    1. Pengertian Teknologi
Kata teknologi secara harfiah berasal dari bahasa latin’’texere’’yang berarti
menyusun atau membangun. Sehingga istilah teknologi seharusnya tidak terbatas
pada penggunaan mesin, meskipun dalam arti sempit hal tersebut sering digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Roger (1983) teknologi adalah suatu
rancangan (desain) untuk alat bantu tindakan yang mengurangi ketidakpastian
dalam hubungan sebab akibat dalam mencapai suatu hal yang diinginkan. Jacques
Ellul (1967) mengartikan teknologi sebagai keseluruhan metode yang secara
rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia.
Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi telah dikenal manusia sejak
jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih
makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya telah ada
teknologi, meskipun istilah “teknologi” belum digunakan. Istilah “teknologi”
berasal dari “techne “ atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah
teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri
menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia
dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat
atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia
Pengertian yang lain, telah diberikan oleh Arnold Pacey “The application os
scientific and other knowledge to practical task by ordered systems. that involve
people and organizations, living things and machines”. Dari definisi ini nampak,
bahwa teknologi tetap terkait pada pihak-pihak yang terlibat dalain
perencanaannya, karena itulah teknologi tidak bebas organisasi, tidak bebas budaya
dan sosial, ekonomi dan politik.
Definisi teknologi yang lain diberikan oleh Rias Van Wyk “Technology is a “set of
means” created by people to facilitate human endeavor”. Dari definisi tersebut, ada
beberapa esiensi yang terkandung yaitu :
•    Teknologi terkait dengan ide atau pikiran yang tidak akan pernah berakhir,
keberadaan teknotogi bersama dengan keberadaan budaya umat manusia.
•    Teknologi merupakan kreasi dari manusia, sehingga tidak alami dan bersifat
artificial
•    Teknologi merupakan himpunan dari pikiran (set of means), sehingga teknologi
dapat dibatasi atau bersifat universal, tergantung dari sudtit pandang analisis
•    Teknologi bertujuan untuk memfasilitasi human endeavor (ikhtiar manusia).
Sehingga teknologi harus mampu meningkatkan performansi (kinerja) kemampuan
manusia.
Dari definisi di atas, ada 3 entitas Yang terkandung dalam teknologi yaitu, skill
(Keterampilan), Algorithnia (Logika berfikir) dan hardware (Perangkat Keras).
Teknologi adalah suatu tubuh dari ilmu pengetahuan dan rekayasa (Engineering)
yang dapat diaplikasikan pada perancangan produk dan atau proses atau pada
penelitian untuk mendapatkan pengetahuan baru. Kemajuan teknologi adalah
sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan
teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap
inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia.
Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan
aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati
banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam
dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakanuntuk
menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan digunakan
untuk hal negatif.

2 . Pengertian informasi
Informasi merupakan data yang berasal dari fakta yang tercatat dan selanjutnya
dilakukan pengolahan (proses) menjadi bentuk yang berguna atau bermanfaat bagi
pemakainya. Bentuk informasi yang kompleks dan terintegrasi dari hasil
pengolahan sebuah database yang akan digunakan untuk proses pengambilan
keputusan pada manajemen akan membentuk Sistem Informasi Manajemen. Data
merupakan fakta atau nilai (value) yang tercatat atau mempresentasikan deskripsi
dari suatu objek. Data merupakan suatu sumber yang sangat berguna bagi hampir
di semua organisasi. Dengan tersedianya data yang melimpah, maka masalah
pengaturan data secara efektif menjadi suatu hal yang sangat penting dalam
pengembangan system informasi manajemen. Pengertian Informasi, definisi
informasi, pengertian data, definisi data, data dan system.

3. Pengertian komunikasi
    Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam
kehidupan umat manusia. Kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan
sesamanya, diakui oleh hampir semua agama telah ada sejak masa Adam dan
Hawa.
    Secara umum, komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan baik itu
gagasan, pikiran, atau ide dari komunikator kepada komunikan. Sedangkan
Menurut Harrold D. Lasswell, komunikasi adalah cara yang baik untuk
menggambarkan komunikasi yaitu dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan
berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect, atau
Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh
(efek) Bagaimana.

5. Pengertian Teknologi Komunikasi


Teknologi Komunikasi, menurut Onong Uchjana Effendy, adalah Kemampuan
teknik berlandaskan ilmu pengetahuan mengenai proses berlangsungnya
komunikasi melalui media massa.

4. Pengertian Teknologi Informasi


Teknologi informasi adalah teknologi yang digunakan untuk mengolah data
(memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data) untuk
menghasilkan informasi yang berkualitas. Pada zaman modern yang semakin maju
ini komputer telah mengalami evolusi sehingga sudah mencapai generasi kelima
yang telah melahirkan generasi baru yaitu terjadinya penggabungan antara
Teknologi Komputer dan Komunikasi sehingga sering di sebut sebagai Teknologi
Informasi dan Komunikasi yang dibuat untuk membantu menyelesaikan berbagai
masalah dengan mudah dan cepat. Adapun perkembangan computer dari waktu
kewaktu.
Secara mudahnya teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap
prosesimasi dari bagian pengirim ke penerima sehingga pengiriman informasi
tersebut akan:
•    Lebih cepat
•    Lebih luas sebarannya, dan
•    Lebih lama penyimpanannya.
Pada awal sejarah, manusia bertukar informasi melalui bahasa. Maka bahasa
adalah teknologi. Bahasa memungkinkan seseorang memahami informasi yang
disampaikan oleh orang lain. Tetapi bahasa yang disampaikan dari mulut ke mulut
hanya bertahan sebentar saja, yaitu hanya pada saat si pengirim menyampaikan
informasi melalui ucapannya itu saja. Setelah ucapan itu selesai, maka informasi
yang berada di tangan si penerima itu akan dilupakan dan tidak bisa disimpan
lama. Selain itu jangkauan suara juga terbatas. Untuk jarak tertentu, meskipun
masih terdengar, informasi yang disampaikan lewat bahasa suara akan terdegradasi
bahkan hilang sama sekali.
Setelah itu teknologi penyampaian informasi berkembang melalui gambar. Dengan
gambar jangkauan informasi bisa lebih jauh. Gambar ini bisa dibawa-bawa dan
disampaikan kepada orang lain. Selain itu informasi yang ada akan bertahan lebih
lama. Beberapa gambar peninggalan jaman purba masih ada sampai sekarang
sehingga manusia sekarang dapat (mencoba) memahami informasi yang ingin
disampaikanpembuatnya. Ditemukannya alfabet dan angka arabik memudahkan
cara penyampaian informasi yang lebih efisien dari cara yang sebelumnya. Suatu
gambar yang mewakili suatu peristiwa dibuat dengan kombinasi alfabet atau
dengan penulisan angka, seperti MCMXLIII diganti dengan 1943. Teknologi
dengan alfabet ini memudahkan dalam penulisan informasi itu. Kemudian,
teknologi percetakan memungkinkan pengiriman informasi lebih cepat lagi.
Teknologi elektronik seperti radio, tv, komputer mengakibatkan informasi menjadi
lebih cepat tersebar di area yang lebih luas dan lebih lama tersimpan.
Teknologi informasi adalah teknologi yang digunakan untuk mengolah data
(memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data) untuk
menghasilkan informasi yang berkualitas. Pada zaman modern yang semakin maju
ini komputer telah mengalami evolusi sehingga sudah mencapai generasi kelima
yang telah melahirkan generasi baru yaitu terjadinya penggabungan antara
Teknologi Komputer dan Komunikasi sehingga sering di sebut sebagai Teknologi
Informasi dan Komunikasi yang dibuat untuk membantu menyelesaikan berbagai
masalah dengan mudah dan cepat. Adapun perkembangan computer dari waktu
kewaktu

    4. Pengertian Masyarakat 


Masyarakat  bisa diartikan sebagai pergaulan hidup manusia sehimpun orang yang
hidup bersama dalam sesuatu tempat dengan ikatan aturan tertentu, juga berarti
orang, khalayak ramai. Menurut Hasan Sadily memberi pengertian bahwa
masyarakat ialah “Kesatuan yang selalu berubah, yang hidup karena proses
masyarakat yang menyebabkan terjadi proses perubahan itu”.
Sedangkan menurut Plato masyarakat ialah “merupakan refleksi dari manusia
perorangan”. Suatu masyarakat akan mengalami keguncangan sebagaimana halnya
manusia perorangan yang terganggu keseimbangan jiwanya yang terdiri dari tiga
unsur yaitu nafsu, semangat dan intelegensia.
Dalam konsep An-Nas bahwa masyarakat adalah makhluk sosial. Manusia tidak
dapat hidup sendiri dengan mengabaikan keterlibatannya dengan kepentingan
pergaulan antara sesamanya dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hubungan
manusia dengan masyarakat terjadi interaksi aktif. Manusia dapat mengintervensi
dengan masyarakat lingkungannya dan sebaliknya masyarakat pun dapat memberi
pada manusia sebagai warganya. Oleh karena itu, dalam pandangan Islam,
masyarakat memiliki karakteristik tertentu.
Prinsip-prinsip ini harus dijadikan dasar pertimbangan dalam penyusunan sistem
pendidikan Islam. Masyarakat merupakan lapangan pergaulan antara sesama
manusia. pada kenyataannya masyarakat juga dinilai ikut memberi pengaruh
terhadap berbagai aspek kehidupan dan perilaku manusia yang menjadi anggota
masyarakat tersebut. Atas dasar pertimbangan ini, maka pemikiran tentang
masyarakat mengacu pada penilaian bahwa:
1.    Masyarakat merupakan kumpulan individu yang terikat oleh kesatuan dari
berbagai aspek seperti latar belakang budaya, agama, tradisi kawasan lingkungan
dan lain-lain.
2.    Masyarakat terbentuk dalam keragaman adalah sebagai ketentuan dari Allah,
agar dalam kehidupan terjadi dinamika kehidupan sosial, dalam interaksi antar
sesama manusia yang menjadi warganya.
3.    Setiap masyarakat memiliki identitas sendiri yang secara prinsip berbeda satu
sama lain.
4.    Masyarakat merupakan lingkungan yang dapat memberi pengaruh pada
pengembangan potensi individu.
Dari beberapa penjelasan yang telah dijelaskan di atas, dapatlah diberi kesimpulan
bahwa pengertian masyarakat yang penulis maksudkan ialah sekelompok manusia
yang terdiri di dalamnya ada keluarga, masyarakat dan adat kebiasaan yang terikat
dalam satu kesatuan aturan tertentu.

B. Macam-macam Teknologi Informasi Era Modern


1.    Mesin Cetak. Mesin Cetak pertama dibuat  oleh Johann Guttenberg.
2.    Analytical Machine. Diciptakan oleh Charles Babbage . Mesin ini memiliki
kemampuan untuk memasukkan data, mengolah data, serta mengeluarkan bentuk
outputnya dibuat kartu.
3.    Telegraf dan Kode Morse. Diciptakan pada 1873 oleh Samuel Morse bersama
kedua kawannya.
4.    Film. Diciptakan pada tahun 1861 sebagai alat komunikasi untuk
mengungkapkan gagasan yang ada atau menyampaikan pesan kepada orang
banyak.
5.    Pesawat Telepon dan Fotografi. Diciptakan pada 1877 oleh Alexander Graham
Bell yang dikembangkan untuk dipergunakan secara umum.
6.    Pita penyimpan magnetis. Ditemukan pada 1899.
7.    TV Tabung. Diciptakan oleh Zvorkyn pada 1923.
8.    Media penyimpan magnetic tape Diciptakan pada 1940.
9.    Hypertext. Hypertext adalah system pengkodean yang dikembangkan oleh
Vannevar Bush.
10.    Komputer Digital. Diciptakan pada 1948 dengan nama ENIAC I yang
terinspirasi oleh ditemukannya analytical machine.
11.    Transistor. Dikembangkan pada 1948 untuk mengganti tabung vakum agar
bentuknya menjadi lebih kecil, lebih hemat energi, dan tidak menimbulkan panas
berlebih.
12.    Transistor Planar. Pada 1957, dikembangkan komponen elektronik transistor
planar oleh Jean Hoerni.
13.    Jaringan computer Desentralisasi. Pengembangan system jaringan
desentralisasi oleh RAND yang bertujuan mengendalikan system pengeboman dan
peluncuran kendali dalam perang nuklir.
14.    Jaringan computer pertama. Pada 1969, ditemukan system jaringan computer
pertama di Amerika Serikat     yang dibentuk dengan menghubungkan empat titik,
yaitu Universitas of     California, SRI (Stanford), University of Utah, dan
University California of     Santa Barbara, dengan kekuatan sebesar 50 kbps.
15.    Email. Ditemukannya program surat secara elektronik berupa pesan text atau
emaildi awal kemunculannya. Ray Tomlinson menciptakannya pada 1972.
16.    Internet. Istilah Internet diperkenalkan dalam sebuah karya tulis mengenai
TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). Setelah itu,
dikembangkan     sebuah protokol jaringan dengan nama sama oleh grup DARPA.
Pada 1981, dikembangkan CSNET dengan kapasitas 56 kbps untuk setiap institusi
dalam     pemerintahan. Pada 1986, IERF mengembangkan sebuah server yang
berfungsi sebagai alat untuk melakukan koordinasi antara DARPA, ARPANET,
DDN dan internet gateway.

C. Dampak Teknologi Informasi


1. Dampak Positif
    Dampak Positif dari munculnya Teknologi Informasi terhadap masyarakat
adalah:
1.    Kita dapat menyelesaikan pekerjaan sengan semakin mudah dibantu perangkat
yang semakin berkembang dan praktis.
2.    Kita mampu berkomunikasi dengan orang lain melalui fasilitas e-mail, chat,
bahkan saling bertatapan hanya dengan melalui internet. 
3.    Munculnya berbagai jenis jejearing sosial dari adanya teknologi informasi.
4.    Kita dapat dengan mudah untuk mencari informasi tentang suatu hal melalui
internet. 
5.    Kita juga dimungkinkan untuk berbelanja melaui internet.
6.    Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi bahkan internet dapat kita
akses di    genggaman tangan kita sendiri, yaitu melalui handphone.
7.    Internet sebagai media komunikasi, merupakan fungsi internet yang paling
banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan
pengguna lainnya dari seluruh dunia.
8.    Media pertukaran data, para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling
bertukar informasi dengan cepat dan murah.
9.    Kemudahan memperoleh informasi yang ada di internet sehingga manusia
tahu apa saja   yang terjadi.
10.    Bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk bidang pendidikan,
kebudayaan, dan lain-lain.
11.    Kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangan sehingga
tidak perlu pergi menuju ke tempat penawaran/penjualan.
2. Dampak negatif
    Dampak Negatif dari munculnya Teknologi Informasi terhadap masyarakat
adalah:
1.    Munculnya para penipu yang memanfaatkan internet.
2.    Munculnya budaya plagiarisme. 
3.    Dengan mudahnya informasi di cetak ulang tanpa izin dari pemberi informasi
atau tanpa menulis sumbernya. hal ini udah biasa kita sebut ‘copast’ copy paste.
4.    Munculnya pornografi/konten konten dewasa.
5.    Munculnya pencurian dengan mengambil/menghack. 
6.    Mungkin ini merupakan kesenangan atau kelebihan ilmu si pencuri namun
tetap saja pencurian itu tidak dibenarkan.
7.    Dengan semakin mudahnya berbelanja lewat internet kita dapat meningkatkan
budaya konsumsi yang menimbulkan sifat boros dan tentu berefek tidak baik untuk
kantong.
8.    Mengurangi sifat sosial manusia karena cenderung lebih suka berhubungan
lewat internet daripada bertemu langsung.
9.    Dari perubahan sifat sosial tersebut mengakibatkan pola perubahan pada
interaksi.
10.     Meluasnya perjudian.
11.    Dengan jaringan yang tersedia penjudi tidak perlu ke tempat khusus untuk
memenuhi keinginannya.

BAB III
PEMBAHASAN

    Mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam Alquran,
sebab kitab suci ini banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh adl firman Allah SWT dalam surat Al-
Anbiya ayat 80 yg artinya “Telah kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi
utk kamu guna memelihara diri dalam peperanganmu.”  Dari keterangan itu jelas
sekali bahwa manusia dituntut utk berbuat sesuatu dgn sarana teknologi. Sehingga
tidak mengherankan jika abad ke-7 M telah banyak lahir pemikir Islam yg tangguh
produktif dan inovatif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kepeloporan dan keunggulan umat Islam dalam bidang ilmu pengetahuan sudah
dimulai pada abad ke-7. Tetapi sangat disayangkan bahwa kemajuan-kemajuan itu
tidak sempat ditindaklanjuti dengan sebaik-baiknya sehingga tanpa sadar umat
Islam akhirnya melepaskan kepeloporannya. Lalu bangsa Barat dengan mudah
mengambil dan mentransfer ilmu dan teknologi yg dimiliki dunia Islam dan
dengan mudah pula mereka membuat licik yaitu membelenggu para pemikir Islam
sehinggu sampai saat ini bangsa Baratlah yg menjadi pelopor dan pengendali ilmu
pengetahuan dan teknologi.
    Begitulah menurut catatan sejarah, bangsa Barat berhasil mengambil khazanah
ilmu pengetahuan yg telah dikembangkan lebih dahulu oleh kaum muslimin
kemudian mereka mengembangkannya di atas paham materialisme, tanpa
mengindahkan lagi nilai-nilai Islam. Sehingga terjadilah perubahan total sampai
akhirnya terlepas dari sendi-sendi kebenaran. Para ilmuwan Barat dari abad ke
abad kian mendewa-dewakan rasionalitas bahkan telah mentuhankan ilmu dan
teknologi sebagai kekuatan hidupnya. Mereka menyangka bahwa dengan IPTEK 
mereka pasti bisa mencapai apa saja yang ada di bumi ini. Dan merasa dirinya
kuasa pula menundukkan langit, bahkan mengira akan dapat menundukkan segala
yg ada di bumi dan langit. Sehingga tokoh-tokoh mereka merasa mempunyai hak
untuk memaksakan ilmu pengetahuan dan teknologinya itu kepada semua yang ada
di bumi agar mereka bisa mendikte dan memberi keutusan terhadap segala
permasalahan di dunia.
    Sebenarnya masyarakat Barat itu sepatutnya harus dikasihani, karena akibat
kesombongannya itu mereka lupa bahwa manusia betapapun tinggi  kepandaiannya
hanya bisa mengetahui kulit luar atau hal-hal yang lahiriah saja dari kehidupan
semesta alam. Manusia hanya diberi ilmu pengetahuan yang sedikit dari
kemahaluasan ilmu Allah. Di atas orang pintar ada lagi yang lbh pintar dan
sungguh Allah SWT benci kepada orang yang hanya tahu tentang dunia tetapi
bodoh tentang kebenaran yg ada di dalamnya. Allah SWT berfirman yang artinya
“Celakalah bagi orang-orang kafir dgn siksa yg pedih. Mereka lbh menyukai
kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat dan menghalangi manusia dari jalan
Allah serta menginginkan agar jalan itu berbelok-belok. Mereka berada dalam
kesesatan yg nyata.”
    Kemajuan teknologi secara umum telah banyak dinikmati oleh masyarakat luas
dengan cara yg belum pernah dirasakan bahkan oleh para raja dahulu kala.
Makanan lebih nikmat dan beraneka ragam, pakaian terbuat dari bahan yg jauh
lebih baik dan halus, sarana-sarana transportasi dan komunikasi yang kecepatannya
amat mengagumkan, gedung dan rumah tempat tinggal dibangun dengan megah
dan mewah. Tampaknya manusia di masa depan akan mencapai taraf kemakmuran
yang lebh tinggi dan memperoleh kemudahan-kemudahan yang lebh banyak lagi.
    Walaupun demikian kita juga menyaksikan betapa batin manusia zaman
sekarang selalu menggeram karena sirat kerakusan manusia semakin merajalela,
dan perasaan saling iri di antara perorangan atau kelompok telah menyalakan api
kebencian di mana-mana. Kata orang bijak “di dunia sekarang ini nafsu manusia
lebih besar daripada akal sehatnya.” Kebanyakan manusia di dunia, kini hanya
mengingat kesenangan hidupnya dan lupa kepada Tuhannya. Manusia mengira
bahwa dunia ini adalah segalanya tidak ada kelanjutannya dan tidak ada kehidupan
kecuali di dunia saja.
    Benar bahwa agama Islam tidak menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi,  juga tidak anti terhadap barang-barang produk teknologi baik di zaman
lampau di masa sekarang,  maupun di waktu-waktu yg kan datang.  Demikian pula
dengan ajaran Islam, yang tidak akan bertentangan dengan teori-teori pemikiran
modern yang teratur dan lurus, serta analisa-analisa yang teliti dan obyekitf. Dalam
pandangan Islam menurut hukum asalnya segala sesuatu itu adalah mubah
termasuk segala apa yg disajikan oleh berbagai peradaban baik yang lama ataupun
yg baru. Semua itu sebagaimana diajarkan oleh Islam tidak ada yang hukumnya
haram, kecuali jika terdapat nash atau dalil yang tegas dan pasti mengherankannya.
Bukanlah Alquran sendiri telah menegaskan bahwa agama Islam bukanlah agama
yang sempit? Allah SWT telah berfirman yang artinya “Di sekali-kali tidak
menjadikan kamu dalam agama suatu kesempitan.”
    Adapun peradaban modern yag begitu luas memasyarakatkan produk-produk
teknologi canggih, seperti televisi, video player, alat-alat komunikasi, dan barang-
barang mewah (gadget) lainnya, serta yang menawarkan aneka jenis hiburan bagi
tiap orang tua, muda atau anak-anak yang tentunya alat-alat itu tidak bertanggung
jawab atas apa yg diakibatkannya. Tetapi di atas pundak manusianyalah terletak
semua tanggung jawab itu. Sebab adanya berbagai media informasi dan alat-alat
canggih yang dimiliki dunia saat ini, dapat berbuat apa saja. Kiranya faktor
manusianya-lah yg menentukan opersionalnya. Adakalanya menjadi manfaat, yaitu
manakala manusia menggunakan dengan baik dan tepat. Tetapi dapat pula
mendatangkan dosa dan malapetaka, manakala manusia menggunakannya untuk
mengumbar hawa nafsu dan kesenangan semata. Memang dalam abad teknologi
dan era globalisasi ini, umat Islam hendaklah melakukan langkah-langkah strategis
dengan meningkatkan pembinaan sumber daya manusia guna mewujudkan kualitas
iman dan takwa, serta tidak ketinggalan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
terutama mengenai teknologi komunikasi dan teknologi informasi.
    Namun seiring dengan adanya upaya meningkatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, manusia (umat islam) pun harus lebih jeli menentukan pilihan ini. Untuk
apakah semua kemajuan itu? Apakah sekadar utk menuruti keinginan-keinginan
syahwat, lalu tenggelam dalam kemewahan dunia hingga melupakan akhirat, dan
menjadi pengikut-pengikut setan? Ataukah sebaliknya semua ilmu dan kemajuan
itu dicari utk menegakkan syariat Allah, guna memakmurkan bumi dan
menegakkan keadilan seperti yg dikehendaki Allah serta untuk meluruskan
kehidupan dengan berlandaskan pada kaidah moral Islam. Itulah pertanyaan dan
tantangan bagi kita sebagai umat Islamyang haurs kita jawab dengan pemikiran
yang berwawasan jauh ke depan. Terlepas dari problema dan kekhawatiran-
kekhawatiran sebagaimana diuraikan di atas, kita sebagai umat Islam harus selalu
optimis dan tetap bersyukur kepada Allah SWT. Karena sungguhpun perubahan
sosial dan tata nilai kehidupan yang dibawa oleh arus modernisasi, westernisasi,
dan sekularisasi terus-menerus menimpa dan menyerang masyarakat Islam, tetapi
kesadaran umat Islam utk membendung dampak-dampak negatif dari budaya Barat
itu ternyata masih cukup tinggi, meskipun hanya segolongan kecil umat, yaitu
mereka yang tetap teguh untuk menegakkan nilai-nilai Islam.
    Berdasarkan penelaahan mengenai diatas, penulis dapat memaparkan tahapan
pemanfaatan teknologi informasi dimulai pada saat teknologi informasi dianggap
sebagai media yang dapat menghemat biaya dibandingkan dengan metode
konvensional, misalkan saja pemakaian mesin ketik, kertas, penghapus, tipe-x, dan
lain sebagainya yang cenderung tidak efisien. Sekarang dengan bantuan komputer
kita bisa melihat hasil ketikan di layar monitor sebelum dicetak (paperless)
sehingga lebih effisien dalam waktu dan tempat penyimpanan file.
Setelah dirasakan bahwa teknologi Informasi dapat menggantikan cara
konvensional, orang mulai melihat kelebihan lainnnya, seperti menggantikan
sarana pengiriman surat dengan surat eletronik (e-mail), pencarian data melalui
search engine, chatting, mendengarkan musik, dan sebagainya dimana pada
tahapan ini orang sudah mulai menginvestasikan kepada perangkat komputer. Dari
manfaat yang didapatkan, teknologi informasi mulai digunakan dan diterapkan
untuk membantu operasional dalam proses bisnis. Misalnya perusahaan dalam
memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan menyediakan informasi jasa dan
produk yang ditawarkan tanpa dibatasi waktu dan ruang.

A.    Sejarah Penerapan Teknologi dalam Peradaban Islam


    Di era keemasan Islam, para cendekiawan Muslim telah mengelompokkan ilmu-
ilmu yang bersifat teknologis sebagai berikut; ilmu jenis-jenis bangunan, ilmu
optik, ilmu pembakaran cermin, ilmu tentang pusat gravitasi, ilmu pengukuran dan
pemetaan, ilmu tentang sungai dan kanal,  ilmu jembatan, ilmu tentang mesin
kerek, ilmu tentang mesin-mesin militer serta ilmu pencarian sumber air
tersembunyi. Para penguasa dan masyarakat di zaman kekhalifahan Islam
menempatkan para rekayasawan (engineer) dalam posisi yang tinggi dan
terhormat.  Mereka diberi gelar muhandis. Banyak di antara ilmuwan Muslim,
pada masa itu, yang juga merangkap sebagai rekayasawan.
    Al-Kindi, misalnya, selain dikenal sebagai fisikawan  dan ahli metalurgi adalah
seorang rekayasawan.  Selain itu, al-Razi juga yang populer sebagai seorang ahli
kimia juga berperan sebagai rekayasawan. Al-Biruni yang masyhur sebagai
seorang astronom dan fisikawan juga seorang rekayasawan. 
    Selain itu, peradaban Islam juga telah mengenal ilmu navigasi, ilmu tentang jam,
ilmu tentang timbangan dan pengkuran serta ilmu tentang alat-alat genial. Menurut
al-Hassan, teknik mesin dan teknik sipil yang digolongkan sebagai ilmu
matematika, bukan satu-satunya subyek teknologis yang dikelompokkan sebagai
sains. Para ilmuwan Muslim memberi perhatian pada semua jenis pengetahuan
praktis, mengklasifikasi ilmu-ilmu terapan dan subyek-subyek teknologis
berdampingan dengan telaah-telaah teoritis,”  ungkap Ahmad Y al-Hassan dan
Donald R Hill   dalam Islamic Technology: An Illustrated History. Sejumlah kitab
dan risalah yang ditulis para ilmuwan Muslim tercatat telah mengklasifikasi ilmu-
ilmu terapan dan teknologis. Menurut al-Hassan, hal itu dapat dilihat dalam sederet
buku atau kitab karya cendikiawan Muslim, seperti;  Mafatih al-Ulum, karya al-
Khuwarizmi; Ihsa al-Ulum  (Penghitungan Ilmu-ilmu) karya al-Farabi, Kitab al-
Najat, (Buku Penyelamatan) karya Ibnu Sina dan buku-buku lainnya.
    Para  rekayasawan Muslim telah berhasil membangun sederet karya besar dalam
bidang teknik sipil berupa; bendungan, jembatan, penerangan jalan umum, irigasi,
hingga gedung pencakar langit.  Sejarah membuktikan, di era keemasannya,
peradaban Islam telah mampu membangun bendungan jembatan (bridge dam).
Bendung jembatan itu digunakan untuk menggerakkan roda air yang bekerja
dengan mekanisme peningkatan air. Bendungan jembatan pertama dibangun di
Dezful, Iran.
    Bendung jembatan itu mampu menggelontorkan 50 kubik air untuk menyuplai
kebutuhan masyarakat Muslim di kota itu. Setelah muncul di Dezful, Iran bendung
jembatan juga muncul di kota-kota lainnya di dunia Islam. Sehingga, masyarakat
Muslim pada masa itu tidak mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan air
bersih.
    Selain itu, di era kekhalifahan para insinyur Muslim juga sudah mampu
membangun bendungan pengatur air diversion dam. Bendungan ini digunakan
untuk mengatur atau mengalihkan arus air. Bendungan pengatur air itu pertama
kali dibangun insinyur Muslim di Sungai Uzaym yang terletak di Jabal Hamrin,
Irak. Setelah itu, bendungan semacam itu pun banyak dibangun di kota dan negeri
lain di dunia Islam.
Pencapaian lainnya yang berhasil ditorehkan insinyur Islam dalam bidang teknik
sipil adalah pembangunan penerangan jalan umum. Lampu penerangan jalan
umum pertama kali dibangun oleh kekhalifahan Islam, khususnya di Cordoba.
Pada masa kejayaannya, pada malam hari jalan-jalan yang mulus di kota peradaban
Muslim yang berada di benua Eropa itu bertaburkan cahaya.
    Selain dikenal bertabur cahaya di waktu malam, kota-kota peradaban Islam pun
dikenal sangat bersih. Ternyata, pada masa itu para insinyur Muslim sudah mampu
menciptakan sarana pengumpul sampah, berupa kontainer. Sesuatu yang belum
pernah ada dalam peradaban manusia sebelumnya.

B.    Cara Pandang Barat terhadap Teknologi


    Menurut catatan sejarah, bangsa Barat berhasil mengambil khazanah ilmu
pengetahuan yang telah dikembangkan lebih dahulu oleh kaum muslimin.
Kemudian mereka mengembangkannya di atas paham materialisme tanpa
mengindahkan lagi nilai-nilai Islam sehingga terjadilah perubahan total sampai
akhirnya terlepas dari sendi-sendi kebenaran. 
Para ilmuwan Barat dari abad ke abad kian mendewa-dewakan rasionalitas bahkan
telah menuhankan ilmu dan teknologi sebagai kekuatan hidupnya. Mereka
menyangka bahwa dengan iptek mereka pasti bisa mencapai apa saja yang ada di
bumi ini dan merasa dirinya kuasa pula menundukkan langit bahkan mengira akan
dapat menundukkan segala yang ada di bumi dn langit. 
    Tokoh-tokoh mereka merasa mempunyai hak untuk memaksakan ilmu
pengetahuan dan teknologinya itu kepada semua yang ada di bumi agar mereka
bisa mendikte dan memberi keputusan terhadap segala permasalahan di dunia.
Sebenarnya masyarakat Barat itu patut dikasihani karena akibat kesombongannya
itu mereka lupa bahwa manusia betapapun tingg kepandaiannya hanya bisa
mengetahui kulit luar atau hal-hal yang lahiriah saja dari kehidupan semesta alam. 
    Mereka lupa bahwasanya manusia hanya diberi ilmu pengetahuan yang sedikit
dari kemahaluasan ilmu Allah. Di atas orang pintar ada lagi yang lebih pintar. Dan
sungguh Allah SWT benci kepada orang yang hanya tahu tentang dunia tetapi
bodoh tentang kebenaran yang ada di dalamnya.

C.    Pandangan Islam terhadap perkembangan Teknologi Komunikasi dan


Teknologi Informasi.
    Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh
peradaban Barat satu abad terakhir ini, mencegangkan banyak orang di berbagai
penjuru dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan
oleh perkembangan teknologi komunikasi dan teknologi informasi modern tersebut
membuat banyak orang lalu mengagumi dan meniru-niru gaya hidup peradaban
Barat, tanpa diiringi sikap kritis terhadap segala dampak negatif dan krisis
multidimensional yang diakibatkannya. (Ahmad Y. Samantho.2004).
    Peradaban Barat modern dan postmodern saat ini memang memperlihatkan
kemajuan dan kebaikan kesejahteraan material yang seolah menjanjikan
kebahagian hidup bagi umat manusia. Namun karena kemajuan tersebut tidak
seimbang, pincang, lebih mementingkan kesejahteraan material bagi sebagian
individu dan sekelompok tertentu negara-negara maju (kelompok G-8) saja dengan
mengabaikan, bahkan menindas hak-hak dan merampas kekayaan alam negara lain
dan orang lain yang lebih lemah kekuatan IPTEK, ekonomi dan militernya, maka
kemajuan di Barat melahirkan penderitaan kolonialisme-imperialisme (penjajahan)
di Dunia Timur & Selatan.
    Kemajuan Teknologi Komunikasi dan teknologi Informasi (IPTEK) di Barat,
yang didominasi oleh pandangan dunia dan paradigma sains (IPTEK) yang
positivistik-empirik sebagai anak kandung filsafat-ideologi materialisme-sekuler,
pada akhirnya juga telah melahirkan penderitaan dan ketidakbahagiaan
psikologis/ruhaniah pada banyak manusia baik di Barat maupun di Timur.
    Krisis multidimensional terjadi akibat perkembangan IPTEK yang lepas dari
kendali nilai-nilai moral Ketuhanan dan agama. Krisis ekologis, misalnya: berbagai
bencana alam: tsunami, gempa dan kacaunya iklim dan cuaca dunia akibat
pemanasan global yang disebabkan tingginya polusi industri di negara-negara
maju; Kehancuran ekosistem laut dan keracunan pada penduduk pantai akibat
polusi yang diihasilkan oleh pertambangan mineral emas, perak dan tembaga,
seperti yang terjadi di Buyat, Sulawesi Utara dan di Freeport Papua, Minamata
Jepang. Kebocoran reaktor Nuklir di Chernobil, Rusia, dan di India, dll. Krisis
Ekonomi dan politik yang terjadi di banyak negara berkembang dan negara miskin,
terjadi akibat ketidakadilan dan ’penjajahan’ (neo-imperialisme) oleh negara-
negara maju yang menguasai perekonomian dunia dan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern.
    Negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, saat ini pada umumnya
adalah negara-negara berkembang atau negara terkebelakang, yang lemah secara
ekonomi dan juga lemah atau tidak menguasai perkembangan ilmu pengetahuan
dan sains-teknologi. Karena nyatanya saudara-saudara Muslim kita itu banyak
yang masih bodoh dan lemah, maka mereka kehilangan harga diri dan kepercayaan
dirinya. Beberapa di antara mereka kemudian menjadi hamba budaya dan pengikut
buta kepentingan negara-negara Barat. Mereka menyerap begitu saja nilai-nilai,
ideologi dan budaya materialis (’matre’) dan sekular (anti Tuhan) yang dicekokkan
melalui kemajuan teknologi informasi dan media komunikasi Barat. Akibatnya
krisis-krisis sosial-moral dan kejiwaan pun menular kepada sebagian besar bangsa-
bangsa Muslim.
    Kenyataan memprihatikan ini sangat ironis. Umat Islam yang mewarisi ajaran
suci Ilahiah dan peradaban dan Iptek Islam yang jaya di masa lalu, justru kini
terpuruk di negerinya sendiri, yang sebenarnya kaya sumber daya alamnya, namun
miskin kualitas sumberdaya manusianya (pendidikan dan Ipteknya). Ketidakadilan
global ini terlihat dari fakta bahwa 80% kekayaan dunia hanya dikuasai oleh 20 %
penduduk kaya di negara-negara maju. Sementara 80% penduduk dunia di negara-
negara miskin hanya memperebutkan remah-remah sisa makanan pesta pora
bangsa-bangsa negara maju.
    Ironis bahwa Indonesia yang sangat kaya dengan sumber daya alam minyak dan
gas bumi, justru mengalami krisis dan kelangkaan BBM. Ironis bahwa di tengah
keberlimpahan hasil produksi gunung emas-perak dan tembaga serta kayu hasil
hutan yang ada di Indonesia, kita justru mengalami kesulitan dan krisis ekonomi,
kelaparan, busung lapar, dan berbagai penyakit akibat kemiskinan rakyat. Kemana
harta kekayaan kita yang Allah berikan kepada tanah air dan bangsa Indonesia ini?
Mengapa kita menjadi negara penghutang terbesar dan terkorup di dunia?
    Kenyataan menyedihkan tersebut sudah selayaknya menjadi cambuk bagi kita
bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim untuk gigih memperjuangkan
kemandirian politik, ekonomi dan moral bangsa dan umat. Kemandirian itu tidak
bisa lain kecuali dengan pembinaan mental-karakter dan moral (akhlak) bangsa-
bangsa Islam sekaligus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi
keimanan-taqwa kepada Allah swt. Serta melawan pengaruh buruk budaya sampah
dari Barat yang Sekular, Matre dan hedonis (mempertuhankan kenikmatan hawa
nafsu).
    Akhlak yang baik muncul dari keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt
Sumber segala Kebaikan, Keindahan dan Kemuliaan. Keimanan dan ketaqwaan
kepada Allah swt hanya akan muncul bila diawali dengan pemahaman ilmu
pengetahuan dan pengenalan terhadap Tuhan Allah swt dan terhadap alam semesta
sebagai tajaliyat (manifestasi) sifat-sifat KeMahaMuliaan, Kekuasaan dan
Keagungan-Nya.
    Islam, sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusiaan, sangat
mendorong dan mementingkan umatnya untuk mempelajari, mengamati,
memahami dan merenungkan segala kejadian di alam semesta. Dengan kata lain
Islam sangat mementingkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
    Berbeda dengan pandangan dunia Barat yang melandasi pengembangan
Ipteknya hanya untuk kepentingan duniawi yang ’matre’ dan sekular, maka Islam
mementingkan pengembangan dan penguasaan Teknologi Komunikasi dan
Teknologi Informasi (IPTEK) untuk menjadi sarana ibadah-pengabdian Muslim
kepada Allah swt dan mengembang amanat Khalifatullah (wakil/mandataris Allah)
di muka bumi untuk berkhidmat kepada kemanusiaan dan menyebarkan rahmat
bagi seluruh alam (Rahmatan lil ’Alamin). Ada lebih dari 800 ayat dalam Al-Quran
yang mementingkan proses perenungan, pemikiran dan pengamatan terhadap
berbagai gejala alam, untuk ditafakuri dan menjadi bahan dzikir (ingat) kepada
Allah. Yang paling terkenal adalah ayat: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit
dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kekuasaan
Allah) bagi orang-orang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
ciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa
neraka.” (QS Ali Imron [3] : 190-191.
“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu
pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Mujadillah [58]: 11 .
    Bagi umat Islam, kedua-duanya adalah merupakan ayat-ayat (atau tanda-tanda)
ke-Mahakuasa-an dan Keagungan Allah swt. Ayat tanziliyah/naqliyah (yang
diturunkan atau transmited knowledge), seperti kitab-kitab suci dan ajaran para
Rasul Allah (Taurat, Zabur, Injil dan Al Quran), maupun ayat-ayat kauniyah
(fenomena, prinsip-prinsip dan hukum alam), keduanya bila dibaca, dipelajari,
diamati dan direnungkan, melalui mata, telinga dan hati (qalbu dan akal) akan
semakin mempertebal pengetahuan, pengenalan, keyakinan dan keimanan kita
kepada Allah swt, Tuhan Yang Maha Kuasa, Wujud yang wajib, Sumber segala
sesuatu dan segala eksistensi). Jadi agama dan ilmu pengetahuan, dalam Islam
tidak terlepas satu sama lain. Agama dan ilmu pengetahuan adalah dua sisi koin
dari satu mata uang koin yang sama. Keduanya saling membutuhkan, saling
menjelaskan dan saling memperkuat secara sinergis, holistik dan integratif.
    Bila ada pemahaman atau tafsiran ajaran agama Islam yang menentang fakta-
fakta ilmiah, maka kemungkinan yang salah adalah pemahaman dan tafsiran
terhadap ajaran agama tersebut. Bila ada ’ilmu pengetahuan’ yang menentang
prinsip-prinsip pokok ajaran agama Islam maka yang salah adalah tafsiran filosofis
atau paradigma materialisme-sekular yang berada di balik wajah ilmu pengetahuan
modern tersebut.
    Karena alam semesta –yang dipelajari melalui ilmu pengetahuan–, dan ayat-ayat
suci Tuhan (Al-Quran) dan Sunnah Rasulullah saw — yang dipelajari melalui
agama– , adalah sama-sama ayat-ayat (tanda-tanda dan perwujudan/tajaliyat) Allah
swt, maka tidak mungkin satu sama lain saling bertentangan dan bertolak belakang,
karena keduanya berasal dari satu Sumber yang Sama, Allah Yang Maha Pencipta
dan Pemelihara seluruh Alam Semesta.
D.    Urgensi Teknologi Komunikasi dan Teknologi Informasi Dalam Dunia
Pendidikan.
    Dampak dari kemajuan teknologi komunikasi dan teknologi informasi, dapat
dirasakan pula terhadap segi pendidikan Islam. Yang notabene merupakan dasar
sistem untuk kelanjutan generasi penerus umat Islam didunia. Adanya tuntutan
modernisasi pendidikan yang menjadi ciri zaman sekarang memiliki dimensi dan
kekuatan yang amat kuat dan dahsyat. Terjadinya evolusi semacam ini memang
dilatarbelakangi berbagai alasan, dari perkembangan ekonomi, kemajuan
teknologi, kebudayaan, sistem politik, dan teknologi komunikasi.
    Dampak sosial dari kemajuan teknologi komunikasi tentu memiliki dampak
yang positif yang bisa digunakan atau dimanfaatkan untuk tujuan pendidikan.
menurut Marwah Daud Ibrahim memandang potensi perubahan sosial yang
mendasar yang terjadi dalam masyarakat sebagai akibat dari kemajuan teknologi
dan komunikasi. Pertama, dengan kemajuan teknologi komunikasi kemungkinan
orang bisa terbuka dan menerima perubahan yang baik. Kedua, dengan kemajuan
teknologi komunikasi diharapkan menumbuhkan semangat ukuwah Islamiyah dan
solidaritas sosial semakin meningkat. Ketiga, dengan kemajuan teknologi
komunikasi diharapkan setiap individu memiliki SDM yang berkualitas.
Dampak globalisasi sebagai akibat dari kemajuan bidang informasi sebagaimana
tersebut diatas terhadap dunia pendidikan. Berbagai ilmu pengetahuan dan
teknologi, seperti perkembangan teknologi komunikasi dan unsur budaya lainnya
aka mudah dipengaruhi oleh masyarakat.
    Ketika berhadapan dengan ide-ide modernisasi dan polarisasi ideologi dunia,
terutama didorong oleh kemajuan teknologi modern, pendidikan Islam tidak
terlepas dari tantangan yang menuntut jawaban segera. Secara garis besar
tantangan–tantangan tesebut meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.    Terdapatnya kecendrungan perubahan sistem nilai untuk meninggalkan sistem
nilai yang telah ada (agama). Standar kehidupan dilaksanakan oleh kekuatan ynag
berpijak pada materialisme dan sekulerisme.
2.    Adanya dimensi besar dari kehidupan masyarakat modern yang berupa
pemusatan pengetahuan teoritis. 
    Bertolak dari kenyataan tersebut dalam konteks perubahan sosial ini pendidikan
Islam mempunyai misi ganda yaitu: 
1.    Mempersiapkan manusia muslim untuk menghadapi perubahan yang sedang
dan akan terjadi, mengendalikan dan memanfaatkan perubahan tersebut,
mepersiapakan kerangka fikiran yang komprehensif dan dinamis bagi
terselenggaranya proses perubahan yang berada diatas nilai-nilai Islam.
2.    Memberikan solusi terhadap akses negatif kehidupan modern yang berupa
depersonalisas, frustasi, dan keterasingan umat dari dunia modern.
    Kedua misi diatas mengisyaratkan tugas berat yang harus dihadapi pendidikan
Islam dalam rangka menuju perubahan umat Islam yang lebih baik, dan diperlukan
kerangka pandang yang komprehensif dan relevan dalam dalam mengantisipasi
tiap perubahan sosial sebagai kemajuam teknologi komunikasi dan teknologi
informasi.

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
    Manusia adalah makhluk yang unik. Ia tahu bahwa ia tahu dan ia tahu bahwa ia
tidak tahu. Ia mengenal dunia sekelilingnya dan lebih dari itu ia mengenal dirinya
sendiri. Manusia memiliki akal budi, rasa, karsa, dan daya cipta yang digunakan
untuk memahami eksistensinya, dari mana sesungguhnya ia berasal, dimana berada
dan akan kemana perginya. Pertanyaan-pertanyaan selalu muncul, akan tetapi
pertanyaan itu belum pernah berhasil dijawab secara tuntas. Manusia tetap saja
diliputi ketidaktahuan. Demikianlah sesungguhnya manusia, siapa saja, eksis
dalam suasana yang diliputi dengan pertanyaan–pertanyaan. Manusia eksis di
dalam dan pada dunia filsafat dan filsafat hidup subur di dalam aktualisasi
manusia.
    Berdasarkan rasa, karsa dan daya cipta yang dimilikinya manusia
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) termasuk didalamnya
adalah teknologi komunikasi dan teknologi informasi. Namun, perkembangan
teknologi yang luar biasa menyebabkan manusia “lupa diri”. Manusia menjadi
individual, egoistik dan eksploitatif, baik terhadap diri sendiri, sesamanya,
masyarakatnya, alam lingkungannya, bahkan terhadap Tuhan Sang Penciptanya
sendiri. Karena itulah filsafat ilmu pengetahuan dihadirkan ditengah-tengah
keaneka ragaman IPTEK untuk meluruskan jalan dan menepatkan fungsinya bagi
hidup dan kehidupan manusia di dunia ini. 
    Kemajuan sains dan teknologi telah memberikan kemudahan-kemudahan dan
kesejahteraan bagi kehidupan manusia sekaligus merupakan sarana bagi
kesempurnaan manusia sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya. Allah telah
mengaruniakan anugerah kenikmatan kepada manusia yang bersifat saling
melengkapi yaitu anugerah agama dan kenikmatan sains teknologi. 
    Agama dan Ilmu pengetahuan-teknologi merupakan dua sisi yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Ilmu adalah sumber teknologi yang mampu memberikan
kemungkinan munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun
teknologi adalah terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukkan dalam
hasil nyata yang lebih canggih dan dapat mendorong manusia untuk berkembang
lebih maju lagi. Namun, terlepas dari semua itu, perkembangan teknologi tidak
boleh melepaskan diri dari nilai-nilai agama Islam. Sebagaimana adigum yang
dibangun oleh Fisikawan besar, Albert Einstin yang menyatakan: “Agama tanpa
ilmu akan pincang, sedangkan ilmu tanpa agama akan Buta”. 
    Untuk menghindari efek atau dampak dari perkembangan teknologi komunikasi
dan teknologi informasi, sebagai umat Islam yang bijak dan taat pada aturan ajaran
agamanya, hendaknya berawal dari diri sendiri dalam menyikapi terpaan
perkembangan teknologi komunikasi dan teknologi informasi. Pergunakanlah
manfaat yang postifnya apabila dampak dari perkembangan teknologi komunikasi
dan teknologi informasi itu bisa bermanfaat dalam kehidupan umat Islam. Dan
Jauhilah atau buanglah manfaat negatifnya apabila dampak dari perkembangan
teknologi komunikasi dan teknologi informasi itu cenderung bersifat
menjerumuskan kedalam kebathilan. Dikarenakan agama Islam tidak menghambat
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,  juga tidak anti terhadap barang-barang
produk teknologi baik di zaman lampau di masa sekarang,  maupun di waktu-
waktu yg kan datang.  Demikian pula dengan ajaran Islam, yang tidak akan
bertentangan dengan teori-teori pemikiran modern yang teratur dan lurus, serta
analisa-analisa yang teliti dan obyekitf. Dalam pandangan Islam menurut hukum
asalnya segala sesuatu itu adalah mubah termasuk segala apa yang disajikan oleh
berbagai peradaban baik yang lama ataupun yang baru. Semua itu sebagaimana
diajarkan oleh Islam tidak ada yg hukumnya haram, kecuali jika terdapat nash atau
dalil yang tegas dan pasti mengherankannya.

Anda mungkin juga menyukai