Anda di halaman 1dari 4

C.

KEMAJUAN IPTEK SEBAGAI TANTANGAN UMAT ISLAM MASA KINI


A. Pandangan Islam Terhadap Perkembangan Teknologi
Sejarah Penerapan Teknologi dalam Islam
Di era keemasan Islam, para cendekiawan Muslim telah mengelompokkan ilmu-ilmu yang
bersifat teknologis sebagai berikut; ilmu jenis-jenis bangunan, ilmu optik, ilmu pembakaran
cermin, ilmu tentang pusat gravitasi, ilmu pengukuran dan pemetaan, ilmu tentang sungai
dan kanal,  ilmu jembatan, ilmu tentang mesin kerek, ilmu tentang mesin-mesin militer serta
ilmu pencarian sumber air tersembunyi. Para penguasa dan masyarakat di zaman
kekhalifahan Islam menempatkan para rekayasawan (engineer) dalam posisi yang tinggi dan
terhormat.
Para  rekayasawan Muslim telah berhasil membangun sederet karya besar dalam bidang
teknik sipil berupa bendungan, jembatan, penerangan jalan umum, irigasi, hingga gedung
pencakar langit.  Sejarah membuktikan, di era keemasannya, peradaban Islam telah mampu
membangun bendungan jembatan (bridge dam). Bendung jembatan itu digunakan untuk
menggerakkan roda air yang bekerja dengan mekanisme peningkatan air. Bendungan
jembatan pertama dibangun di Dezful, Iran.
Bendung jembatan itu mampu menggelontorkan 50 kubik air untuk menyuplai kebutuhan
masyarakat Muslim di kota itu. Setelah muncul di Dezful, Iran bendung jembatan juga
muncul di kota-kota lainnya di dunia Islam. Sehingga, masyarakat Muslim pada masa itu
tidak mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Selain itu, di era kekhalifahan para insinyur Muslim juga sudah mampu membangun
bendungan pengatur air diversion dam. Bendungan ini digunakan untuk mengatur atau
mengalihkan arus air. Bendungan pengatur air itu pertama kali dibangun insinyur Muslim di
Sungai Uzaym yang terletak di Jabal Hamrin, Irak. Setelah itu, bendungan semacam itu pun
banyak dibangun di kota dan negeri lain di dunia Islam.
Pencapaian lainnya yang berhasil dicapai insinyur Islam dalam bidang teknik sipil adalah
pembangunan penerangan jalan umum. Lampu penerangan jalan umum pertama kali
dibangun oleh kekhalifahan Islam, khususnya di Cordoba. Pada masa kejayaannya, pada
malam hari jalan-jalan yang mulus di kota peradaban Muslim yang berada di benua Eropa
itu bertaburkan cahaya.
Selain dikenal bertabur cahaya di waktu malam, kota-kota peradaban Islam pun dikenal
sangat bersih. Ternyata, pada masa itu para insinyur Muslim sudah mampu menciptakan
sarana pengumpul sampah, berupa kontainer. Sesuatu yang belum pernah ada dalam
peradaban manusia sebelumnya.
PANDANGAN ISLAM TERHADAP TEKNOLOGI
Peradaban Islam sangat berbeda dengan Yunani, Romawi dan Byzantium dalam
memandang teknologi.  Para cendekiawan Muslim di era kekhalifahan menganggap
teknologi sebagai sebuah cabang ilmu pengetahuan yang sah.  Fakta itu terungkap
berdasarkan pengamatan para sejarawan sains Barat di era modern terhadap sejarah sains
di Abad Pertengahan.
Demikian pula ajaran Islam ia tidak akan bertentangan dengan teori-teori pemikiran modern
yang teratur dan lurus dan analisa-analisa yang teliti dan obyekitf. Dalam pandangan Islam
menurut hukum asalnya segala sesuatu itu adalah mubah termasuk segala apa yang
disajikan oleh berbagai peradaban baik yang lama ataupun yang baru. Semua itu
sebagaimana diajarkan oleh Islam tidak ada yang hukumnya haram kecuali jika terdapat
nash atau dalil yang tegas dan pasti mengherankannya.
Kemajuan teknologi modern yang begitu pesat telah memasyarakatkan produk-produk
teknologi canggih seperti radio, televisi, internet, alat-alat komunikasi dan barang-barang
mewah lainnya serta menawarkan aneka jenis hiburan bagi tiap orang tua, kaum muda, atau
anak-anak. Namun tentunya alat-alat itu tidak bertanggung jawab atas apa yang
diakibatkannya. Justru di atas pundak manusianyalah terletak semua tanggung jawab itu.
Sebab adanya pelbagai media informasi dan alat-alat canggih yang dimiliki dunia saat ini
dapat berbuat apa saja kiranya faktor manusianyalah yang menentukan operasionalnya.
Adakalanya menjadi manfaat yaitu manakala manusia menggunakan dengan baik dan tepat.
Tetapi dapat pula mendatangkan dosa dan malapetaka manakala manusia menggunakannya
untuk mengumbar hawa nafsu dan kesenangan semata.
Dalam islam, sains dan teknologi sangat penting untuk membangun peradaban yang kuat
dan tangguh. Sebagaimana halnya dahulu para khalifah mendorong kaum muslim untuk
mencipatakan teknologi dan membuat karya ilmiah guna mengembangkan dan
memanfaatkan SDA yang ada. Seperti kita ketahui para ilmuwan islam seperti al-Khawarizmi
ahli matematika, Ibnu Firnas konseptor pesawat terbang, Jabir bin Haiyan bapak kimia, dan
masih banyak lagi. Mereka semuanya mengerahkan segenap upaya dan berkarya untuk
umat. Jadi, Islam tidak pernah melarang sains dan teknologi, tetapi justru Islam selalu
terdepan dalam sains dan teknologi sejak 13 abad yang lalu.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:
“Kalian lebih tahu urusan dunia kalian”
Hadits ini menunjukkan kebolehan mengenai sains dan teknologi karena pada saat itu
Rasulullah SAW ditanya oleh seseorang tentang pertanian, tapi Rasulullah tidak memberikan
jawaban yang benar karena Rasulullah tidak ahli dalam pertanian.
Maka dari itu, sains dan teknologi merupakan madaniyah ‘am yaitu benda yang tidak ada
sangkut pautnya dengan hadlarah. Sebagaimana Imam Taqiyuddin an-Nabhani dalam
kitabnya Nizhamul Islammenyebutkan bahwa “Sedangkan bentuk-bentuk madaniyah yang
menjadi produk kemajuan sains dan perkembangan teknologi/industri tergolong madaniyah
yang bersifat umum, milik seluruh umat manusia”. Madaniyah itu sendiri merupakan
merupakan bentu-bentuk fisik berupa benda-benda yang terindera dan digunakan dalam
kehidupan yang meliputi seluruh aktivitas kehidupan.
Maka dengan hal ini jelaslah sudah bahwa produk dari sains dan teknologi dalam pandangan
Islam boleh/mubah. Tetapi ingat bahwasannya ada juga madaniyah yang bersifat khas
seperti patung, salib, bintang david, dll itu merupakan karya/hasil dari hadlarah selain Islam,
maka menggunakannya adalah suatu kemaksiatan dan hukumnya haram.
KESIMPULAN
Peradaban modern adalah hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang gemilang
yang telah dicapai oleh manusia setelah diadakan penelitian yang tekun dan eksperimen
yang mahal yang telah dilakukan selama berabad-abad. Maka sudah sepantasnya kalau
kemudian manusia menggunakan penemuan-penemuannya itu guna meningkatkan taraf
hidupnya. Kemajuan teknologi secara umum telah banyak dinikmati oleh masyarakat luas
dgn cara yang belum pernah dirasakan bahkan oleh para raja dahulu kala.
Islam memandang bahwa benda-benda hasil sains dan teknologi adalah mubah. Siapapun
boleh mengambilnya dan menggunakannya. Dalam penggunaannya tentu berbeda anatara
orang yang berpikiran Islam dengan orang yang berpikiran kapitalis atau sosialis. Maka
tinggal kita pilih kacamata mana yang benar untuk memandang dan menghukumi berbagai
macam fakta. Islam? Kapitalis? Atau sosialis? Hidup adalah pilihan maka pilihlah pilihan yang
terbaik karena kita akan dipertnggung jawabkan di akhirat kelak.
 
Referensi
http://kalam-upi.blogspot.com/2012/04/sains-dan-teknologi-dalam-pandangan.html
http://agama.kompasiana.com/2010/11/15/islam-dan-teknologi/

B. Islam sebagai agama samawi terakir secara potensial memiliki kemampuan untuk menjadi
rujukan seluruh khazanah ilmu pengetahuan. Meski saat ini umat islam mengalami
penurunan dalam bebragai aspek kehidupan, benih-benih potensi kebangkitan islam
sebetulnya telah ada, namun belum terorganisasi. Kebangkitan umat islam bisa
ditumbuhkembangkan dengan mempertimbangkan aspek internal dan eksternal.
a.                Aspek Internal
Semangat bangkit dari keterpurukan umat islam bisa dimulai dari potensi internal yang
dimiliki oleh umat islam. Umat islam sebenarnya secara individual memiliki potensi besar
untuk maju, namun secara kolektif umat islam masih banyak memiliki kelemahan. Diantara
kelemahan tersebut, umat islam masih sering berseteru dalam hal perbedaan fiqh furu’iyah
(tidak asasi) yang tidak perlu diperdebatkan, misalnya penggunaat qunut dalamsholat
subuh. Harusnya energy umat islam diarahkan untuk mengkaji ayat-ayat Al-Quran dan ayat-
ayat kauniyah berupa fenomena alam semesta demi mengambangkan ilmu pengetahuan.
Umat islam harus memiliki kepercayaan diri yang kuat untuk bisa bangkit dari keterpurukan
dengan seluruh potensi yang dimilikinya. Potensi-potensi itu didasarkan atas pemahaman
yang mendalam terhapdap Al-Quran dan hadis nabi. Penghayatan makna Al-Quran yang
dalam akan menginspirasi umat islam untuk bisa bangkit dan maju dengan penuh semangat.
Seperti dalam

Q.S Alam Nashrah :8” Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”

b.               Aspek Eksternal
Umat islam seharusnya tidak menutup diri dari tradisi dan ilmu yang datang dari uamt non-
muslim. Karena akal yang didmiliki oleh merekea yang non-muslim-pun pada hakekatnya
adlah ciptaan dan anugerah dari Allah yang Esa. Sikap antipasti terhadap tradisi Barat dan
muslim dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi akan menajdikan umat islam semakin
tertinggal dari kemajuan. Umat islam layak belajar dari sejarah kemajuan pemerintah
Abbasiyah yang memiliki prestasi puncak kemajuan peradaban islam yang bersuber dari Al-
Quran dengan khazanah ilmu pengetahuan dari Persia dan Yunani.
Al-Quran adalah panduan, inspirasi dan moralitas yang akan menghindarkan umat islam dari
perilaku yang tidak terpuji dalm mengembangkan ilmu pengetahuan. Sedangkan kemajuan
Barat modern adalah sumber umat islam untuk maju dari keterpurukan. Keterpurukan
adalah dengan mempelajari seluruh prestasi Barat modern untuk akhirnya bisa bersaing
dengan mereka. Spirit kemajuan ini harus berjalan beriringan dengan moralitas Al-Quran
supaya umat islam tidak terjerumus pada hal-hal yang bertentangan dengan agsms islam.

Anda mungkin juga menyukai