Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

SAP PEMERIKSAAN IVA

Di Susun Oleh

Indah Purnama Sari ( 1910104192)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKLUTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISIYAH
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN
2020
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN TEORI
KESEHATAN REPRODUKSI
PEMERIKSAAN IVA

1. IDENTITAS
1. Mata Kuliah : Kespro (kesehatan Reproduksi)
2. Program Studi : DIV Kebidanan
3. Kode/Bobot SKS : BD21062 / 2 sks
4. Semester : IV (Empat )
5. Elemen Kompetensi : MKB (Mata kuliah berkarya/praktek)
6. Jenis Kompetensi : Utama
7. Waktu Kuliah : 1 x 30 Menit
8. Pokok Bahasan : Pemeriksaan IVA Test

2. STANDAR KOMPETENSI

Mahasiswa memahami, menguasai dan mampu mengimplementasikan teori-teori dan


teknik keterampilan dasar dalam melakukan pemeriksaan deteksi dini Ca Cervik Khusunya
dengan metode pemeriksaan IVA sesuai dengan standar kompetensi bidan menurut
permenkes No. 04 tahun 2019 tentang Teknik pemenuhan mutu pelayanan dasar pada
standar pelayanan kesehatn sesuai standar bahwa setiap warga negara usia 15 tahun sampai
58 tahun mendaptkan pelayanan kesehatan sesuai standar.

3. KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan teori tentang Pemeriksaan IVA Test

4. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


Mahasiswa mampu:
1. Mendefinisikan pengertian Ca Cervik
2. Mendefinisikan pengertian Pemeriksaan IVA Test
3. Menjelaskan tujuan Pemeriksaan IVA Test
4. Menyebutkan Syarat-syarat Pemeriksaan IVA Test
5. Menyebutkan Manfaat Pemeriksaan IVA Test
6. Menyebutkan Kategori Pemeriksaan IVA Test

5. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui Perkuliahan Teori mahasiswa dapat
1. Mendefinisikan pengertian Ca Cervik
2. Mendefinisikan pengertian Pemeriksaan IVA Test
3. Menjelaskan tujuan Pemeriksaan IVA Test
4. Menyebutkan Syarat-syarat Pemeriksaan IVA Test
5. Menyebutkan Manfaat Pemeriksaan IVA Test
6. Menyebutkan Kategori Pemeriksaan IVA Test

6. DESKRIPSI MATERI
1. Pengertian Ca Cervik
2. Pengertian IVA test
3. Tujuan Pemeriksaan IVA Test
4. Syarat Pemeriksaan IVA Test
5. Manfaat Pemeriksaan IVA Test
6. Kategori Pemeriksaan IVA Test

7. METODE/STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Brainstroming
4. Card Sort

8. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Slide Power Point
2. LCD
3. Pointer
4. Laptop
9. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Komponen Estimasi
Uraian kegiatan
langkah Waktu
1. Membuka Pertemuan Dengan Salam
2. Menyiapkan fisik dan psikis
3. Melakukan apersepsi dan integrasi nilai-nilai Islam
Pendahuluan 4. Menyampaikan tujuan pembelajaran 5 Menit
5. Menyampaikan cakupan materi
6. Menyampaikan kepada mahasiswa tahapan dan waktu
yang akan di lalui
1. Menanyakan kepada mahasiswa apa yang di maksud
kaker serviks dengan mengunakan metode
Brainstroming
Inti 2. Menjelaskan tentang tujuan pemeriksaan kanker serviks 15 Menit
dengan metode ceramah
3. Menjelaskan manfaat serta kontraindikasi pemeriksaan
IVA Test dengan metode diskusi
Komponen Estimasi
Uraian kegiatan
langkah Waktu
1. Mengevaluasi hasil pembelajaran dengan metode Card
short yaitu pemateri memerintahkan mahasiswa untuk
menlihat di bagian bawah kursi yang mana pemateri
sudah meletakan pertanyaan di bawah kursi lalu siapa
yang mendapatkan kartu tersebut maka mahasiswa harus
Penutup menjawab soal yang di berikan oleh pemateri dan juga 10 menit
Memberikan kesempatan untuk mahasiswa untuk
menyimpulkan materi yang telah di pelajari
2. Refleksi terhadap kegiatan pembelajaran dan integrasi
nilai-nilai islam
3. Menutup dengan membaca Hamdallah
10. PENILAIAN
A. Jenis
Lisan
B. Bentuk
MCQ ( Soal Vignete) Sebanyak 5 soal
C. Instrument
Terlampir

11. SUMBER BELAJAR (minimal 5 daftar pustaka)

Muslimatun, W . (2010). Asuhan neonatus bayi dan balita. Yogyakarta : fitramaya.


Noviana nana, wilujeng dwi rachel. (2014). Kesehatan reproduksi untuk mahasiswa
kebidanan. Jakarta ; Trans Info Media
Romauli suryati, vindari vida anna. (2012). Kesehatan reproduksi buat mahasiswa
kebidanan. Yogyakarta ; Numed.
Rokhanawati, dkk .(2012). Modul asuhan neonatus, bayi, dan anak balita Yogyakarta :
STIKES ‘aisyiyah yogyakarta.
Widyastuti yani dkk. (2011). Kesehatan reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya.
Widyastuti, (2010). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya. Wijaya, Delia.
Pembunuh Ganas Itu Bernama Kanker Serviks. Yogyakarta : Sinar Kejora.

Yogyakarta, 21 Februari 2020

Dosen Pembimbing Pemateri

(Menik Sri Daryanti, S.ST., M.Kes) (Indah Purnama Sari


Lampiran 1

DETEKSI KANKER SERVIK DENGAN METODE IVA (INSPEKSI VISUAL


DENGAN ASAM ASETAT)

1. Latar Belakang

Kesehatan adalah suatu hal yang penting bagi manusia, tanpa kesehatan manusia

tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya. Keadaan sehat menurut World Helath

Organization (WHO) merupakan suatu keadaan sejahtera meliputi fisik, mental, dan sosial

yang bebas dari penyakit atau kecacatan. Kesehatan merupakan faktor yang penting untuk

meningkatkan kualitas hidup manusia secara sosial dan ekonomi (Maulana, 2009).

Menurut Sukaca (2009), kanker serviks merupakan suatu jenis kanker yang terjadi

pada daerah leher rahim, yaitu bagian rahim yang terletak di bawah yang membuka ke

arah lubang vagina. Kanker ini disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV).

Sebagian besar wanita yang didiagnosis kanker leher rahim tidak melakukan skrinning

test atau menindak lanjuti setelah ditemukan hasil yang abnormal, selain itu biaya untuk

pemeriksaan dini kanker serviks tersebut tidak murah, sehingga keterlambatan

pemeriksaanpun terjadi akibat kurangnya pengetahuan pada masyarakat tentang kanker

serviks, sehingga kesadaran untuk melakukan deteksi dini kanker serviks tidak

dilaksanakan (Hananta, 2010).

Deteksi dini kanker pada leher rahim tersebut sangat penting dilakukan, karena

potensi kesembuhan akan sangat tinggi jika masih ditemukan pada tahap prakanker

(Mansjoer, 2007). Pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan program deteksi

dini (skrinning) dan pemberian vaksinasi. Adanya program deteksi dini di negara maju,
angka kejadian kanker serviks dapat menurun (Rasjidi, 2009). Tindakan pencegahan yang

dapat dilakukan menurut Rasjidi (2009) antara lain dengan Pap Smear (mengambil lendir

serviks untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium), kolposkopi (pemeriksaan yang

dilakukan dengan menggunakan teropong), biopsy (pemeriksaan dengan mengambil

sedikit jaringan serviks yang dicurigai), dan IVA Test (Inspeksi Visual Asam Asetat).

Tes IVA adalah sebuah pemeriksaan skrinning pada kanker serviks dengan

menggunakan asam asetat 3-5% pada inspekulo dan dapat dilihat dengan pengamatan

secara langsung (Nugroho, 2010 dalam Rahayu 2015). Berdasarkan hasil uji diagnostik,

pemeriksaan IVA memiliki sensitifitas 84%, spesifisitas 89%, nilai duga positif 87%, dan

nilai duga negatif 88%, 4 sedangkan pemeriksaan pap smear memiliki sensitifitas 55%,

spesifisitas 90%, nilai duga positif 84%, dan nilai duga negatif 69%, sehingga dari hasil

tersebut dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan IVA lebih cepat memberikan hasil

sensitivitas yang tinggi (Wiyono dkk, 2008)

2. Pengertian Iva

IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) merupakan cara sederhana untuk

mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin (Sukaca E. Bertiani, 2009). IVA

merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat langsung (dengan

mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-

5% (Wijaya Delia, 2010).

Pemeriksaan IVA pertama kali diperkenalkan oleh Hinselman (1925) dengan

cara memulas leher rahim dengan kapas yang telah dicelupkan dalam asam asetat 3-

5%. Pemberian asam asetat akan mempengaruhi epitel abnormal, bahkan juga akan
meningkatkan osmolaritas cairan ekstrasekuler. Cairan ekstraseluler yang bersifat

hipertonik ini akan menarik cairan intraseluler sehingga membran akan kolaps dan

jarak antar sel akan semakin dekat. Sebagai akibatnya, jika permukaan epitel mendapat

sinar, sinar tersebut tidak akan diteruskan ke stroma, tetapi dipantulkan keluar sehingga

permokaan epitel abnormal akan berwarna putih, yang disebut juga epitel putih

(acetowhite) .

Laporan hasil konsultasi WHO menyebutkan bahwa IVA dapat mendeteksi lesi

tingkat pra kanker (high-Grade Precanceraus Lesions) dengan sensitivitas sekitar 66-

96% dan spesifitas 64-98%. Sedangkan nilai prediksi positif (positive predective value)

dan nilai prediksi negatif (negative predective value) masing-masing antara 10-20%

dan 92-97% (Wijaya Delia, 2010).

Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan skrining alternatifedari pap smear

karena biasanya murah, praktis, sangat mudah untuk dilaksanakan dan peralatan

sederhana serta dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan selain dokter ginekologi.. Pada

pemeriksaan ini, pemeriksaan dilakukan dengan cara melihat serviks yang telah diberi

asam asetat 3-5% secara inspekulo. Setelah serviks diulas dengan asam asetat, akan

terjadi perubahan warna pada serviks yang dapat diamati secara langsung dan dapat

dibaca sebagai normal atau abnormal. Dibutuhkan waktu satu sampai dua menit untuk

dapat melihat perubahan-perubahan pada jaringan epitel.

Serviks yang diberi larutan asam asetat 5% akan merespon lebih cepat daripada

larutan 3%. Efek akan menghilang sekitar 50-60 detik sehingga dengan pemberian

asam asetat akan didapat hasil gambaran serviks yang normal (merah homogen) dan

bercak putih (displasia) (Novel S Sinta,dkk,2010).


2. Tujuan Test IVA

Tujuan Test IVA adalah untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari

penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan. Untuk

mengetahui kelainan yang terjadi pada leher rahim.

3. Keuntungan IVA

Menurut (Nugroho. 2010:65) keuntungan IVA dibandingkan tes-tes diagnosa lainnya

adalah :

a. Mudah, praktis

b. Dapat dilaksanakan oleh seluruh tenaga kesehatan

c. Alat-alat yang dibutuhkan sederhana

d. Sesuai untuk pusat pelayanan sederhana

Menurut (Emilia. 2010 :53) keuntungan IVA

a. Kinerja tes sama dengan tes lain

b. Memberikan hasil segera sehingga dapat diambil keputusan mengenai

penatalaksanaannya

4. Jadwal IVA

Program Skrining Oleh WHO :

a. Skrining pada setiap wanita minimal 1 x pada usia 35-40 tahun

b. Jika fasilitas memungkinkan lakukan tiap 10 tahun pada usia 35-55 tahun

c. Jika fasilitas tersedia lebih lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-55 tahun

(Nugroho Taufan, dr. 2010:66)


d. Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita usia 25-

60 tahun.

e. Skrining yang dilakukan sekali dalam 10 tahun atau sekali seumur hidup

memiliki dampak yang cukup signifikan.

f. Di Indonesia, anjuran untuk melakukan IVA bila : hasil positif (+) adalah 1

tahun dan, bila hasil negatif (-) adalah 5 tahun

4. Syarat Mengikuti Test IVA

a. Sudah pernah melakukan hubungan seksual

b. Tidak sedang datang bulan/haid

c. Tidak sedang hamil

d. 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual

5. Indikasi Pemeriksaan IVA

Menjalani tes kanker atau prakanker dianjurkan bagi semua wanita berusia 30 - 45

tahun. Kanker rahim menempati angka tertinggi diantara kanker lain wanita,

sehingga tes harus dilakukan pada usia dimana lesi pra-kanker lebih mudah

terdateksi, biasanya 10-20 tahun lebih awal. Sejumlah faktor risiko berhubungan

dengan perkembangan kanker serviks sebagai berikut:

a. Usia muda saat pertama kali melakukan hubungan seksual (usia <20 tahun)

b. Memiliki banyak pasangan seksual

c. Riwayat pernah mengalami Infeksi Menular Seksual (IMS)

d. Ibu atau saudara perempuan yang memiliki riwayat kanker serviks

e. Hasil sebelumnya yang tidak normal

f. Wanita perokok
g. Wanita yang mengalami masalah penurunan kekebalan tubuh dan

(HIV/AIDS)

6. Kontra Indikasi

Kontraindikasi pemeriksaan IVA Tidak direkomendasikan pada wanita pasca

menopause, karena daerah zona transisional seringkali terletak kanalis servikalis dan

tidak tampak dengan pemeriksaan inspekulo

7. Kategori IVA

Menurut (Sukaca E. Bertiani, 2009) Ada beberapa kategori yang dapat dipergunakan,

salah satu kategori yang dapat dipergunakan adalah:

a. IVA negatif

menunjukkan leher rahim normal berwarna kemerahan.

b. IVA radang

Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya (polip serviks).

c. IVA positif

ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok ini yang menjadi

sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode IVA karena temuan ini

mengarah pada diagnosis Serviks-pra kanker (dispalsia ringan-sedang-berat

atau kanker serviks in situ).

d. IVA-Kanker serviks

Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan stadium kanker serviks,

masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian akibat kanker serviks bila

ditemukan masih pada stadium invasif dini (stadium IB-IIA).


8. Manfaat Pemeriksaan Test IVA

Beberapa keuntungan dari pemeriksaan test IVA, yaitu:

a. Hasil segera diketahui,

b. Efektif, Aman, dan Praktis,

c. Teknik pemeriksaan sederhana, tidak memerlukan alat yang canggih

d. Butuh bahan dan alat yang sederhana dan murah

e. Sensivitas dan spesifikasitas cukup tinggi,

f. Dapat dilakukan oleh semua tenaga medis terlatih

g. Hasil langsung di ketahui tidak memakan waktu berminggu -minggu

h. Biaya yang di keluarkan murah

i. American College of Obstetricians and Gynecologists menyimpulkan bahwa

penapisan lesi pra kanker maupun kanker serviks dengan menggunakan inspeksi/

penilaian visual dengan bantuan asam asetat dapat menjadi alternatif dengan biaya

rendah serta dapat mengendalikan kanker serviks di fasilitas saranan kesehatan

yang kurang memadai.

9. Tinjauan Islam

Di dalam agama di jelaskan bahwa kita di tuntut untuk setia kepada pasangan

dengan dilarang mendekati zina. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Al-isra’

ayat 32 yang berbunyi

َ ‫ۖاالزنَاات َ ْق َرب‬
‫ُوااو َلا‬ ِّ ‫احشَةااكَانَااإِّنَّهُاا‬
ِّ َ‫سا َءااف‬
َ ‫ااو‬
َ ‫َسبِّيل‬

Terjemahnya: “Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah

suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”.


Ayat diatas menjelaskan bahwa jangankan untuk berzina, mendekatinya saja sudah

dilarang dalam agama. Sedemikian penting peran organ reproduksi wanita sehingga

sangat wajar apabila pemeriksaan kesehatan organ tersebut dilakukan oleh setiap

wanita. Kanker serviks sangat mengganggu penderitanya baik secara fisik maupun

psikis sehingga menurunnya tingkat rasa percaya diri terhadap diri sendiri dan orang

lain, khususnya dalam kehidupan sosial dan rumah tangga. Oleh karena itu, deteksi

dini sangat dianjurkan bagi semua wanita yang sudah menikah dan aktif dalam hal

secara seksual (Subagja, 2014: 73)


SOAL VIGNETTE

1. Seorang perempuan, umur 35 tahun, P2 A0 datang ke puskesmas pada tanggal 12


0ktober 2019 dengan keluhan keputihan berwarna kuning dan berbau sejak 2 hari
yang lalu hasil anamnesis : HPHT 29 september lama haid 5 hari, ibu belum
berhubungan sexsual sejak mestruasi yang lalu. Hasil pemeriksaan TD 130/ 80 mmhg,
N 82x/m, s. 36oc.

Pemeriksaan apakah yang di perlukan untuk menegakan diagnosis pada kasus tersebut
?

A. Darah Lengkap

B. IVA Test

C. USG Vagina

D. Pap Smear

E. Biopsi

2. Ny s Umur 38 Tahun, P3A0 datang Ke Puskesmas pada tanggal 12 0ktober 2019


Dengan keluhan Keputihan berwarna Kuning dan berbau sejak 2 Hari yang Lalu Hasil
Anamnesis : HPHT 29 September Lama Haid 5 hari, ibu Belum berhubugan Sexsual
Sejak Mestruasi yang lalu . Hasil Pemeriksaan TD 130/ 80 Mmhg , N 82x/m, S. 36oC.
Setelah Dilakukan IVA test Di di dapatkan Hasil bahwa terdapat Lesi berwarna Putih
pada Serviks ibu .

Bagaimana Bidan Menuliskan Assasment pada rekam medik yang tepat ?

A. Ny S Dalam Batas Normal

B. Ny S, Umur 38 Tahun Dengan IVA Positif

C. Ny S, Umur 38 Tahun Dengan IVA Radang

D. Ny S dengan Umur 38 Tahun Dengan IVA Negatif


E. Ny S, Umur 38 Tahun Dengan IVA Kanker Serviks

3. Seorang ibu umur 30 Tahun P1 A 0 Datang ke puskesmas Pada Tangal 10 Oktober


Dengan Keluhan Keputihan sejak 3 Hari yang lalu Hasil Anamnesis : HPHT 15
September, Lama Haid 7 Hari. Hasil pemeriksaan fisik TD :120 / 80 Mmgh, N : 80 x
/ m Setelah dilakukan IVA test di dapatkan Hasil bahwa servik ibu di temukan bercak
putih (aceto white epithelium)

Dari pemeriksaan yang telah Diagnosa yang Dapat di tegakakn yaitu ?

A. Kanker Serviks

B. Kanker Ovarium

C. IVA test positif

D. IVA test Negatif

E. IVA test Radang

4. Seorang Perempuan, Umur 35 Tahun, P2 A0 datang Ke Puskesmas pada tanggal 12


0ktober 2019 Dengan keluhan Keputihan berwarna Kuning dan berbau sejak 2 Hari
yang Lalu, ibu mengatakann bahwa 2 tahun Yang lalu Ibu adalah pekerja Kormesial
Hasil Anamnesis : HPHT 29 September Lama Haid 5 hari, ibu Belum berhubugan
Sexsual Sejak Mestruasi yang lalu . Hasil Pemeriksaan TD 130/ 80 Mmhg , N 82x/m,
S. 36oC Setelah Dilakukan Pemeriksaan IVA Test Di Dapatkan Hasil positif .

Dari kasus di atas Faktor yang mempengaruhi Terjadinya Kanker serviks Yaitu ?

A. Paritas

B. Riwayat Pekerjaan ibu

C. Lama Menstruasi

D. Umur Ibu

E. Keputihan
5. Ny. K umutn 40 tahun, P6 A1 datang Ke Puskesmas pada tanggal 15 0ktober 2019
Dengan keluhan Keputihan berwarna Kuning dan berbau sejak 1 tahun yang Lalu
akhir- akhir ini mengalami pendarahan bila melakukan hubungan sexsuak Hasil
Anamnesis : HPHT 29 September Lama Haid 5 hari, ibu Belum berhubugan Sexsual
Sejak Mestruasi yang lali . Hasil Pemeriksaan TD 130/ 80 Mmhg , N 82x/m, S. 36oC.

Pada kasus di atas kemungkinan NY k mengalami

A. Cerviksitis

B. Polip Serviks

C. Radang pangul

D. Ooforitis

E. canker Cerviks
Soal ESSAY

1. Apakah Yang Di Maksud Dengan Kanker Serviks?

Jawaban :

Kanker Serviks adalah kanker yang tumbuh dan berkembang pada serviks atau mulut
rahim, khususnya berasal dari lapisan epitel atau lapisan terluar permukaan serviks.
Kanker leher rahim atau yang disebut kanker serviks merupakan suatu penyakit yang
disebabkan oleh HPV atau Human Papilloma Virus

2. Sebutkan dan jelaskan Faktor-faktor penyebab Terjadinya kanker serviks ?

Jawaban :
a. Koitus pertama usia
Karena sel kolumnar serviks lebih peka terhadap metaplasia selama usia dewasa,
maka wanita yang berhubungan seksual sebelum usia 16 tahun akan beresiko
terkena kanker serviks lima kali lipat
b. Tingginya paritas
Melahirkan banyak anak dapat meningkatkan resiko kanker serviks diantara
perempuan-perempuan yang terinfeksi HPV.
c. Jarak persalinan
Terlampau dekat Pada wanita yang bersalin (melahirkan)selama proses persalinan
secara tidak sadar virus bisa masuk sehingga mengakibatkan infeksi
d. Golongan sosial ekonnomi rendah (Hygiene seksual yang jelek) Wanita dikelas
sosial ekonomi yang rendah memiliki faktor resiko lima kali lebih besar daripada
faktor resiko pada wanita yang tinggi. Dilihat dari hubungan seksual dan akses
kesistem pelayanan kesehatan.
e. Aktifitas berganti-ganti pasangan
penyakit yang ditularkan secara seksual, dimana adanya hubungan antara
hubungan seksual dan resiko penyakit ini. Sesuai dengan etiologi infeksinya,
wanita dengan partner seksual yang banyak akan meningkatkan resiko terkena
kanker serviks.
f. Infeksi Humam Papilloma Virus (HPV)
Tipe 16 atau 18 Infeksi HPV adalah faktor resiko utama pencetus kanker serviks.
g. Penggunaan Pil KB
Penggunaan pil KB dalam jangka pajang meningkatkan resiko terjadinya kanker
serviks.

3. Sebutkan Syarat di lakukan saat pemeriksaaan IVA test

Jawaban :

a) Sudah pernah melakukan Hubungan sexsual

b) Tidak sedang Haid ( Datang Bulan )

c) Tidak sedang Hamil

d) 24 jam sebelumnya belum mlakukan hubungan sexsual

4. Bagaiman Cara mengetahui Hasil IVa Test

Jawaban :
Hasil positif pada lesi prakanker terlihat warna bercak putih disebut Aceto white
epithelium. Tindak lanjut IVA (+) Biopsi Kategori pemeriksaan IVA ada beberapa
kategori yang dapat dipergunakan, salah satu kategori yang dapat dipergunakan adalah
a) IVA negatif bila serviks normar
b) IVA radang yaitu serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya
(polip serviks)
c) IVA positif yaitu ditemukan bercak putih (aceto white epithelium).

5. Sebutkan Keuntungan Dari IVa test


Jawaban :
Beberapa keuntungan dari pemeriksaan test IVA, yaitu:
a) Hasil segera diketahui,
b) Efektif, Aman, dan Praktis,
c) Teknik pemeriksaan sederhana,

d) Butuh bahan dan alat yang sederhana dan murah


e) Sensivitas dan spesifikasitas cukup tinggi,
f) Dapat dilakukan oleh semua tenaga medis terlatih
g) Biaya yang di keluarkan murah

Anda mungkin juga menyukai