Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BY NY I UMUR 8 JAM FISIOLOGIS


DI PUSKESMAS JAMBU KAB SEMARANG

Untuk Memenuhi Prasyarat Target Praktik Semester 1


Stage Persalinan dan BBL Program Studi Profesi Bidan

Disusun oleh :
ARTATI NURJANAH
P1337424822083

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2022

i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Kasus Asuhan Kebidanan BBL yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada
By Ny I Umur 8 Jam Fisiologis di Puskesmas Jambu Kab Semarang” telah
diperiksa dan disahkan pada:
Hari :
Tanggal :

Semarang, Oktober 2022


Pembimbing Klink (CI) Mahasiswa

Tely Vonda Rumondor., S.Tr Keb Artati Nurjanah


NIP. 19710220 199103 2 003 NIM.P1337424822083
Mengetahui
Pembimbing Institusi

Sri Rahayu., Skp, Ns, Str.Keb.M.Kes


NIP. 19740818 199893 2 001

ii
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA By. Ny. I UMUR 8 JAM
FISIOLOGIS DI PUSKESMAS JAMBU
KABUPATEN SEMARANG

A. Pengkajian

Tangga L : 10 Oktober 2022

Waktu : 06.30 WIB

Tempat : Puskesmas Jambu

B. Identitas

1. Identitas bayi

Nama : By. Ny. I

Tanggal/ Jam lahir : 9 Oktober 2022/ 21.30 WIB

Jenis Kelamin : Laki-laki


2. Identitas orang tua

Nama Ibu : Ny. I Nama ayah : Tn. M


Umur : 29 tahun
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Genting 02/03
Pelerjaan : IRT
Jambu
Alamat : Genting 02/03
Jambu
C. Data Subyektif

1. Riwayat kehamilan ibu

a. Umur kehamilan : 38+4 minggu

iii
b. Riwayat penyakit dalam hamil : ibu tidak pernah sakit selama hamil, ibu
tidak sedang menderita penyakit seperti Asma, DM, Jantung, HT dan
tidak pernah dirawat dirumah sakit selama hamil

c. Kebiasaan selama hamil : ibu tidak memiliki kebiasaan merokok,


konsumsi alkohol, minum jamu ataupun mengonsumsi obat selain yang
diberikan oleh bidan
d. Riwayat Natal :

Tanggal lahir: 9 Oktober 2022

BB : 2900 gram

PB : 50 cm

Jenis Kelamin : laki-laki/Tunggal


Lama persalinan kala I, kala II : kala I 9 jam, kala II 1 jam
Komplikasi persalinan: tidak ada komplikasi selama persalinan
e. Riwayat Perinatal : Penilaian Apgar Score

Appearance Pulse Grimace Activity Respiratory Score


1 Menit 2 2 2 2 1 9

5 Menit ke-1 2 2 2 2 2 10
5 Menit ke-2 2 2 2 2 2 10

2. Pola kebiasaan sehari-hari

a. Pola Nutrisi : ibu mengatakan bayinya sudah sering


menyusu setelah lahir, namun bayi belum bisa menyusu dengan
baik
b. Pola eliminasi : ibu mengatakan bayinya sudah BAK 1 kali
warna jernih, bau khas dan BAB 1 kali warna kehijauan
mekonium
c. Pola Istirahat : ibu mengatakan bayinya tertidur sejak
kelahiran.

iv
d. Pola aktifitas : ibu mengatakan gerakan bayi aktif ketika
menangis, dan diam ketika tertidur
D. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Vital sign :
N = 110 X/mnt
RR = 437X/mnt
S = 36,7 0 C

Pengukuran antropometri :
BB : 2900 cm
PB : 50 cm
LK : 34 cm
LD : 33 cm
Lila : 9 cm
2. Status Present

Kepala : simetris , sutura teraba dan tidak menyatu

Mata : simetris, sklera jernih, konjungtiva merah muda, pupil


sama bilateral
Hidung : simetris, lembab, posisi di garis tengah, ada lubang di
kedua hidung, cuping hidung tidak mengembang
Mulut : simetris, garis tengah wajah, bentuk dan ukuran
proporsional dengan wajah, membrane mukosa lembab,
merah muda
Telinga : posisi telinga berada pada garis lurus dengan mata, tulang
rawan kaku, kembali ke bentuk sebelumnya dengan cepat.
Leher : bentuk simetris, tidak ada massa abnormal

Dada : simetris, jarak antar putting pada garis sejajar, areola


simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Abdomen : bulat dan bergerak bersamaan dengan gerakan dada saat

v
bernafas, tidak ada massa abnormal, tali pusat berwarna
putih, kering, tidak berbau.
Genetalia : laki-laki : testis sepasang sudah turun dalam skrotum
Punggung : lurus, tidak ada benjolan abnormal
Kulit : kemerahan, tidak ada bercak, tidak ada memar
Anus : terdapat lubang anus
Ekstremitas : simetris dan bergerak secara serentak, jumlah jari tangan
lima jari setiap tangan, jumlah jari kaki lima jari setiap jari
kaki
Refleks :
Rooting Refleks : baik, bayi menolehkan kepala pada sentuhan atau
goresan pada pipi.
Sucking Refleks : baik, bayi melakukan gerakan menghisap kuat
Grasp Refleks : baik, jari-jari menggenggam jari-jari pemeriksa
Babinski Refleks : baik, kaki bayi bergerak seperti gerakan mengipas
Moro Refleks : baik, bayi dapat terkejut pada saat diberi hentakan
yang mengejutkan

E. Analisa

Bayi Ny. I usia 8 jam dengan bayi baru lahir fisiologis

F. Penatalaksanaan

1. Memberitahu hasil pemeriksaan antropometri kepada ibu, dengan hasil


pemeriksaanTTV: N:110 x/m, RR:37x/m, S:36.7 C, BB lahir : 2900 gr, PB
lahir: 50 cm, Lk lahir 34 cm dan Lila lahir : 9 dan bayi dalam keadaan sehat.

Hasil : ibu mengerti hasil pemeriksaan bayinya dalam keadaan sehat.

2. Menempatkan bayi di lingkungan yang hangat dan menjaga bayi mudah


dijangkau oleh ibu
Hasil : Bayi berada di kamar hangat dengan suhu tidak kurang dari 25 C.
Bayi berada di samping ibu.
3. Menganjurkan ibu untuk mulai menyusui jika bayi sudah menunjukkan

vi
tanda siap menyusu. Menganjurkan pada ibu untuk tidak memberikan dot
atau makanan apapun sebelum diberi ASI, juga tidak dianjurkan
memberikan air gula, susu formula atau tajin.
Hasil : Ibu bersedia hanya memberikan ASI dan tidak diberikan makanan
atau minuman tambahan pada bayinya
4. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI sesuai kebutuhan bayi paling
tidak 2-3 jam pada payudara kanan dan kiri secara bergantian sampai
payudara kosong.
Hasil : Ibu paham dan bersedia untuk memberikan ASI pada bayi minimal 2
jam sekali.
5. Memberitahu kepada ibu bahwa bayi akan diberikan imunisasi Hb 0 dengan
tujuan memberikan kekebalan pada bayi terhadap penyakit Hepatitis atau
penyakit yang menyerang pada organ hati
Hasil: ibu mengerti dan setuju jika bayinya di imunisasi Hb 0
6. Memberikan imunisasi Hb 0 di paha sebelah kanan
hasil : penyuntikan telah dilakukan
7. Mendokumentasikan tindakan dan pemeriksaan yang dilakukan Hasil :
tindakan dan pemeriksaan telah didokumentasikan
Semarang, Oktober 2022
Pembimbing Klink (CI) Mahasiswa

Tely Vonda Rumondor., S.Tr Keb Artati Nurjanah


NIP. 19710220 199103 2 003 NIM.P1337424822083
Mengetahui
Pembimbing Institusi

Sri Rahayu., Skp, Ns, Str.Keb.M.Kes


NIP. 19740818 199893 2 001

vii
CATATAN PERKEMBANGAN I
No. RM
PUSKESMAS: Jambu Kab Semarang Nama : Bayi Ny I
Umur : 14 jam
Tanggal/ Jam Catatan Perkembangan(SOAP) Nama & Paraf
10 oktober 2022/ S :-
14.00 WIB O : KU baik, kesadaran: compos
menthis, N: 110 x/menit, S: 36,6°
C, RR: 40 x/menit
A : By Ny I umur 14 jam dengan bayi
baru lahir fisiologis
P:
1. Memberitahu Keluarga bahwa
kondisi bayi dalam keadaan baik
dan sehat jika dibawa pulang
hasil : ibu mengerti tentang hasil
pemeriksaannya
2. Melakukan perawatan tali pusat,
membersihkan dengan air biasa
dan menjaga tali pusat tetap
kering tersebut. Menganjurkan
ibu untuk tidak membubuhkan
ramuan atau betadine maupun
alcohol pada tali pusat bayi,
hanya dibalut dengan kassa kering
setelah dibersikan.
Hasil : Ibu paham cara merawat
tali pusat bayi dan bersedia untuk
membersihkan dengan air biasa
dan membalut dengan kassa
kering.
3. Menganjurkan bayi dimandikan
pagi hari dengan menggunakan
air hangat pada ruang mandi

viii
hangat dan tidak ada tiupan angin.
4. Hasil : Ibu paham dan akan
memandikan bayinya dirumah
5. Menganjurkan ibu untuk kontrol 3
hari lagi untuk Anak agar
mendapatkan imunisasi Hb 0
Hasil : Ibu bersedia untuk kontrol
3 hari lagi.
6. Memberitahu kepada ibu surat
ketarangan lahir yang sudah ada
di buku KIA
Hasil: ibu mengerti

CATATAN PERKEMBANGAN II
No. RM
PUSKESMAS: Jambu Kab Semarang Nama : By Ny I
Umur : 3 hari
Tanggal/ Jam Catatan Perkembangan(SOAP) Nama & Paraf
13 Oktober 2022/ S : ibu mengatakan anaknya dalam
15. 00 WIB keadaan baik,
O : KU baik, kesadaran: compos
menthis, N: 88 x/menit, S: 36,5°
C, RR: 42 x/menit
A : By Ny I umur 3 Hari Fisiologis
P:
1. Memberitahu bahwa bayi
dalam keadaan sehatn dan baik
Hasil : klien sudah mengetahui
hasil pemeriksaan
2. Memberitahu kepada ibu untuk
melakukan imunisasi BCG dan
Polio 1 untuk 1 bulan lagi
Hasil : Ibu Mengarti dan paham

ix
PEMBAHASAN
Pembahasan dalam laporan ini dimaksudkan untuk membandingkan antara
teori yang ada dengan praktek dalam asuhan kebidanan. Dalam pembahasan ini,
penulis akan menganalisa antara asuhan kebidanan yang diberikan pada Bayi Ny I
umur 8 jam dengan kebutuhan Pemeriksaan Kesehatan Bayi Baru Lahir pada
asuhan pranikah dengan teori yang ada.
A. Pengkajian Data Subjektif
1. Teori
Data subjektif berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien.
Ekpresi klien mengenai kekawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai
kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langusng dengan
diagnosa. Pada klien yang menderita tuna wicara dibagian data dibelakang
huruf S diberikab huruf O atau X. Tanda ini akan menjelaskan bahwa klien
adalah penderita tuna wicara. Data subjektif ini nantinya akan menguatkan
diagnosa yang akan disusun (Hartini 2017)
2. Praktik
Pada kasus ini, didapatkan anamnesa Bayi Ny , umur 8 jam, agama
Islam, suku/bangsa: Jawa/Indonesia, pendidikan:-, pekerjaan. alamat:
Krandon, Kalijambe Hal ini sesuai dengan Puspitasari (2014) yang
menyebutkan bahwa nama pasien perlu dikaji untuk menciptakan
kepercayaan antara pemberi asuhan dengan pasien dan membedakan jika
ada kesamaan nama dengan pasien yang lain; umur dikaji untuk mengetahui
adanya resiko yang berhubungan dengan umur, bayi Ny I adalah usia yang
memiliki risiko jatuh paling tinggi usia ini sangat diprioritaskan.
3. Pembahasan
Pada pengkajian yang dilakukan tanggal 10 Oktober 2022 Didapatkan
data identitas pasien By Ny I umur 8 jam, By Ny I masih tergolong
dalamBayi baru lahir
By Ny I dilahirkan di puskesmas Jambu,saat ini By Ny I
membutuhkan pengawasan dari kedua orang tua, jika By Ny I ini masih
membutuhkan bantuan jika dilakukan anamnesa kepada Bayi sehingga

x
dalam proses asuhan kebidanan memerlukan penjelasan menggunakan
bahasa yang mudah dipahami oleh ibu. Dalam tinjauan teori dan praktik
tidak ada kesenjangan dalam pengumpulan data
B. Pengkajian Data Objektif
1. Teori
Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang
jujur, hasil pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium.
Catatan medik dan onformasi dari keluarga atau orang lain dapat
dimasukkan dalam data objektif ini sebagai data penunjang. Data ini akan
memberikan bukti gejala klinis klien dan fakta yang berhubungan dengan
diagnosa (Hartini 2017)
2. Praktik
Pada kasus ini, didapatkan hasil yaitu keadaan umum baik,
kesadaran compos mentis, N: 110 x/menit, S: 36,7 °C, RR: 37 x/menit,
BB: 2900 g , TB : 50 cm, LILA : 9 cm, pemeriksaan status present dari
kepala sampai kaki dalam keadaan normal dan tidak ada kelainan.
3. Pembahasan
Dalam tinjauan teori dan praktik tidak ada kesenjangan dalam
pengumpulan data
C. Analisa
1. Teori
Langkah ini merupakan perdokumentasian hasil analisa dan
omplementasi (kesimpulan) dari data subejktif dan objektif. Karena
keadaan klien setiap saat mengalami perubahan dan akan ditemukan
informasi baru dalam data subjetif maupun objektif makan proses
pengkajian data akan mejadi sangat dinamis. Di dalam analisa menurt
bidan untuk sering melakukan analisa data yang dinamis terseut dan
akurat mengikuti perkembangan klien. Analisa yang tepat dan akurat
mengikuti perkembangan data klien akan menjamin cepat diketahui
perubahan pada klien, dapat terus diikuti dan diambil keputusan/ tindakan
yang tepat. Analisa data adalah melakukan interpretasi data yang

xi
dikumpulkan, mencakuo diagnisa, masalah kebidanan dan kebutuhan.
Pada langkah ini ditemukan sebuah identitas pasien yang akan
dipaparkan di dalam diagnosa kebidanan, masalah, kebutuhan segera
dengan sesuai dengan interpretasi yang benar atau data-data yang adekuat
yang telah di kumpulkan sebuah data dasar yang sudah di kumpulkan di
data interpretasikan sehingga dapat merumuskan sebuah diagnosa,
masalah uang spesifik, dan kebutuhan segera.
2. Praktik
Berdasarkan data yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan
diagosa kebidanan sebagai berikut : By Ny I umur 8 jam fisiologis
3. Pembahasan
Dalam hal ini ada sebuah tidak ada kesenjangan dengan teori
ataupun praktek dengan data data yang sudah di temukan
D. Penatalaksanaan
1. Teori
Pelaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan pelaksanaan
yang sudah dilaukan seperi tindakan antisipasif, tindakan segera, tindakan
secara komlementer, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/ follow
up dan rujukan. Tujuan pelaksanaan untuk mengusahakan tercapainya
kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraanya
Pada langkah ini, direncanakan sebuah asuhan yang lebih leluasa
atau menyeluruh yang telah dipaparkan di langkah-langkah sebelumnya.
Dengan langkah ini merupakan langkah kelanjutan manjemen kebidanan
terhadap sebuah diagnosa atau masalah yang telah di dapatkan data-
datanya.
2. Praktik
Penatalaksanaan yang dilakukan pada tanggal 10 Oktober pukul
06.30 WIB, diberikan intervensi sebagai berikut:

a) Memberitahu hasil pemeriksaan antropometri kepada ibu, dengan hasil


pemeriksaanTTV: N:110 x/m, RR:37x/m, S:36.7 C, BB lahir : 2900 gr,
PB lahir: 50 cm, Lk lahir 34 cm dan Lila lahir : 9 dan bayi dalam

xii
keadaan sehat.

Hasil : ibu mengerti hasil pemeriksaan bayinya dalam keadaan sehat.

b) Menempatkan bayi di lingkungan yang hangat dan menjaga bayi mudah


dijangkau oleh ibu
Hasil : Bayi berada di kamar hangat dengan suhu tidak kurang dari 25
C. Bayi berada di samping ibu.
c) Menganjurkan ibu untuk mulai menyusui jika bayi sudah menunjukkan
tanda siap menyusu. Menganjurkan pada ibu untuk tidak memberikan
dot atau makanan apapun sebelum diberi ASI, juga tidak dianjurkan
memberikan air gula, susu formula atau tajin.
Hasil : Ibu bersedia hanya memberikan ASI dan tidak diberikan
makanan atau minuman tambahan pada bayinya

d) Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI sesuai kebutuhan bayi paling


tidak 2-3 jam pada payudara kanan dan kiri secara bergantian sampai
payudara kosong.

Hasil : Ibu paham dan bersedia untuk memberikan ASI pada bayi minimal 2
jam sekali.

e) Memberitahu kepada ibu bahwa bayi akan diberikan imunisasi Hb 0


dengan tujuan memberikan kekebalan pada bayi terhadap penyakit
Hepatitis atau penyakit yang menyerang pada organ hati

Hasil: ibu mengerti dan setuju jika bayinya di imunisasi Hb 0

f) Memberikan imunisasi Hb 0 di paha sebelah kanan

hasil : penyuntikan telah dilakukan

g) Mendokumentasikan tindakan dan pemeriksaan yang dilakukan Hasil :


tindakan dan pemeriksaan telah didokumentasikan
3. Pembahasan
Pada asuhan 8 jam bayi segera mendapatkan kolostrum atau ASI awal.
Kolostrum mengandung banyak vitamin A, protein dan zat kekebalan
tubuh untuk bayi. Fungsi kolostrum salah satunya adalah menurunkan

xiii
kadar bilirubin yang memicu terjadinya ikterus. Jika bayi tidak
mendapatkan kolostrum akan peluang terjadinya ikterus akan lebih besar.
Hal ini juga dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryandari
dan Agustina (2013) tentang waktu pemberian kolostrum dan kejadian
ikterus fisiologis pada bayi baru lahir bahwa bayi yang lebih awal
mendapatkan kolostrum lebih sedikit peluang terjadinya ikterus
dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan kolostrum.
Imunisasi Hb0 diberikan pada bayi baru lahir 1 jam sampai 3 hari
setelah persalinan setelah pemberian injeksi minimal 1 jam setelah
pemberian Vit K. (Kemenkes RI, 2016) . Berdasarkan asuhan pada bayi
baru lahir yang telah dilakukan di lahan pemberian imunisasi Hb0
diberikan 8 jam setelah persalinan. Hal ini penulis menyatakan tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktek di lahan.
Berdasarkan penelitian dari penelitian susi sastika sumi dan wa mina
laisa pada tahun 2022 menjelaskan Berdasarkan hasil penelitian frekuensi
denyut jantung pada responden yang mengalami lotus birth lebih ditinggi
dibandingkan dengan responden non lotus birth. Sehingga dapat
disimpulkan frekuensi denyut jantung pada lotus birth dan tanpa lotus birth
berbeda. Hal ini didukung dengan hasil uji statistik Chi-Square Test
dengan taraf kepercayaan 95% (α = 0,05), df =1, menunjukkan bahwa x2 =
8,50 dan ρvalue = 0,005, jadi nilai p< dari α sehingga adanya perbedaan
bermakna antara yang mengalami lotus birth dan non lotus birth terhadap
denyut jantung di Puskesmas Kandai Kota Kendari Tahun 2020 (Sumi and
Isa 2022)
Berdasarkan penelitian dari yuyun setyorini dan satino pada tahun
2015 menjelaskan hasil uji statistik didapatkan bahwa nilai p: 0.000, yang
berarti ada pengaruh yang signifikan antara penerapan metode persalinan
lotus dengan adaptasi pernafasan pada bayi baru lahir. Selama kehamilan
organ yang berperan dalam respirasi janin sampai janin lahir adalah
placenta (Setyorini and Satino 2015)

xiv
Berdasarkan penelitian dari Andi Siti Rahma dan Mahdina Armah
pada tahun 2014 diketahui bahwa Hasil penelitian menunjukkan dari 104
kasus asfiksia, faktor risiko berdasarkan umur ibu (20-35 tahun) sebanyak
65,39% (p-value>0.05), berdasarkan usia kehamilan (42 minggu)
sebanyak 55,76% (p-value>0.05), berdasarkan persalinan lama (>18 jam
untuk multipara dan >24 jam untuk primipara) sebanyak 58,65% (p-
value>0.05), dan berdasarkan jenis persalinan (persalinan dengan
tindakan) sebanyak 56,73% (p-value>0.05) (Rahma and Armah 2014)
Berdasarkan penelitian dari N.N Ayuk Widiani, D.P Yuli Kurniati dan
I.G.A. Trisna Windiani pada tahun 2016 diketahui bahwa Hasil penelitian
menunjukkan bahwa faktor risiko yang bermakna meningkatkan kejadian
asfiksia neonatorum adalah: lilitan tali pusat dengan adjusted OR
(AOR)=6,55 (95%CI: 2,34-18,33); anemia pada saat hamil dengan
AOR=6,49 (95%CI: 2,21-19,03); partus lama dengan AOR=6,27 (95%CI:
1,37-28,70); BBLR dengan AOR=3,85 (95%CI: 1,61-9,18); umur ibu 35
tahun dengan AOR=3,57 (95%CI: 1,48-8,61) dan hipertensi pada saat
hamil dengan AOR=2,40 (95%CI: 1,06-5,44) (Nyoman et al. 2016)
sedangkan berdasarkan penelitian dari Mahdalena, Hj Endang Sri P
ningsih dan H, Sugiana Noor menjelaskan Hasil penelitian menunjukkan
sebagian besar responden adalah perokokpasif yaitu 42 orang (67,4%) ada
juga perokok aktif sebanyak 3 orang (3,4%). Berat badan lahir bayi yang
dilahirkan di RSUD Banjarbaru pada bulan September 2013 sebagian
besar normal yaitu 52 orang (77,6%) tetapi masih ada yang berat badan
lahir kurang sebanyak 12 orang (17,9%) Analisa bivariat menggunakan uji
statistic Kruskal Wallis dengan taraf signifikasi α 0,05 ternyata tidak ada
pengaruh rokok terhadap berat badan lahir dari ibu hamil perokok aktif,
perokok pasif maupun tidak perokok. Disarankan bagi ibu hamil untuk
menghindari asap rokok (Mahdalena 2014)

xv
DAFTAR PUSTAKA
Hartini, Rrna Eka. 2017. “Asuhan Kebidanan Kehamilan.” : 96–97.
Mahdalena. 2014. “Pengaruh Rokok Terhadap Berat Badan Bayi Baru Lahir Di
RSUD Banjarbaru.” Jurnal Skala Kesehatan 5(2): 2–7.
Nyoman, Ni et al. 2016. “Maternal and Infant Risk Factors on The Incidence of
Neonatal Asphyxia in Bali : Case Control Study Faktor Risiko Ibu Dan Bayi
Terhadap Kejadian Asfiksia Neonatorum Di Bali : Penelitian Case Control.”
Public Health Medicine Archive 4(2): 95–100.
Puspitasari, Dina. 2014. Asuhan Kebidanan Komprehensif. Purwokerto: DIII
Kebidanan UMP.
Rahma, Andi Sitti, and Mahdinah Armah. 2014. “Analisis Faktor Risiko Kejadian
Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Syekh Yusuf Gowa Dan RSUP Dr
Wahidin Sudirohusodo Makassar Tahun 2013.” Jurnal Kesehatan VII(1):
277–87.
Setyorini, Yuyun., and Satino. 2015. “Pengaruh Metode Persalinan Lotus
Terhadap Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir.” Jurnal Terpadu Ilmu
Kesehatan 4(No 2): hlm 82-196.
Sumi, Susi Sastika, and Wa Mina La Isa. 2022. “ADAPTASI FISIOLOGIS BAYI
BARU LAHIR MELALUI PERSALINAN NORMAL DENGAN LOTUS
BIRTH DAN TANPA LOTUS BIRTH.” Angewandte Chemie International
Edition, 6(11), 951–952. 5(1): 5–24.

xvi

Anda mungkin juga menyukai