Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY U USIA 28 TAHUN DENGAN


POSTPARTUM FISIOLOGIS DI PUSKESMAS JAMBU
KAB SEMARANG

Untuk Memenuhi Prasyarat Target Praktik Semester 1


Stage Nifas dan Menyusui Program Studi Profesi Bidan

Disusun oleh :

ARTATI NURJANAH

P1337424822083

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus Asuhan Kebidanan Nifas dan menyusui yang berjudul “Asuhan
Kebidanan pada Ny U Usia 28 tahun dengan Postpartum Fisiologis di Puskesmas
Jambu Kab Semarang” telah diperiksa dan disahkan pada:

Hari :

Tanggal :

Semarang, November 2022


Pembimbing Klink (CI) Mahasiswa

Tety Vanda Rumondor., S.Tr Keb Artati Nurjanah


NIP. 19710220 199103 2 003 NIM.P1337424822083
Mengetahui
Pembimbing Institusi

Sri Rahayu., Skp, Ns, Str.Keb.M.Kes


NIP. 19740818 199893 2 001

2
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY U USIA 28 TAHUN DENGAN


POSTPARTUM FISIOLOGIS DI PUSKESMAS JAMBU
KAB SEMARANG

1. PENGKAJIAN

Tangga l : 2 November 2022

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : Puskesmas Jambu

Identitas pasien : penaggung jawab

1. Nama ibu : Ny U 1. Nama suami : Tn. M

2. Umur : 28 Tahun 2. Umur : 28 Tahun

3. Suku bangsa : Jawa 3. Suku bangsa : Jawa

4. Agama : Islam 4. Agama : Islam

5. Pendidikan : SMP 5. Pendidikan : SD

6. Pekerjaan : IRT 6. Pekerjaan : Swasta

7. Alamat :Dsn jambu lor RT 03 RW 04 Jambu

2. DATA SUBYEKTIF

1. ALASAN DATANG:
Ingin diajari cara menyusui yang benar
2. KELUHAN UTAMA:
Masih kesulitan dalam menyusui
Uraian Keluhan Utama :
Nyeri saat menyusui bayinya karena posisi menyusui yang keliru
3
3. Riwayat obstetri:

a. Riwayat Haid:
Menarche : 10 tahun
Nyeri Haid : hari pertama
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Warna darah : merah
Leukhorea :-
Banyaknya : 3-4 x ganti pembalut
b. Riwayat Persalinan dan Nifas yang lalu
Persalinan Nifas
Kead
Tahun Asi anak
UK Jenis Penolong JK/ BB Penyulit IMD Penyulit eksklusif sekarang

2014 39 Normal Bidan Lk/3000gr - iya - iya sehat,


umur
sekarang
7 tahun
2022 39+3 normal bidan Pr/2950gr - iya - iya sehat

c. Riwayat persalinan Sekarang


Paritas : 2 Abortus : 0

Tempat persalinan :rumah bidan Umiyati

Ditolong oleh : bidan

Jenis persalinan : normal


Masalah dalam persalinan : -
Keadaan Plasenta : baik, lengkap
Kedaan tali pusat : baik
Keadaan bayi : baik, normal
4
Jenis kelamin : laki-laki
Tanggal/ jam lahir : 2 November 2022/ 02.30
Apgar score : 9-9-10
BB/PB/LK/LD :3950gr/49/33/32
Kelainan bawaan :-

d. Riwayat Kesehatan :
1) Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Ibu mengatakan tidak sedang atau tidak pernah mengalami sakit
seperti penyakit menular yaitu : TBC, HIV/AIDS, Hepatitis B serta
tidak menderita penyakit menurun yaitu asma, hipertensi dan DM
2) Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :
Ibu mengatakan tidak sedang atau tidak pernah mengalami tanda
dan gejala penyakit menular seperti hepatitis B; TBC; HIV/AIDS;
dan IMS. Ibu mengatakan tidak sedang atau tidak pernah
mengalami tanda dan gejala penyakit menurun seperti diabetes;
hipertensi; asthma; dan penyakit jantung.

Riwayat KB : pernah
Lama
Jenis KB Keluhan Alasan Berhenti
Penggunaan
KB suntik 3 5 tahun tidak ada ingin punya anak
bulan ke 2

Rencana KB : suntik
e. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari:
1) Nutrisi

a) Makan

Frekuensi makan pokok : 2 x perhari


Komposisi :
 Nasi : 2 x @ 1 piring (sedang)

5
 Lauk : 2 x @ 1 potong (besar), jenisnya ayam, tempe,
tahu
 Sayuran : 2x @ 1 mangkuk sayur ; jenis sayuran sup,
kankung
 Buah : pisang

 Camilan : 1 x sehari; jenis roti

Pantangan : tidak ada makanna pantangan

b) Minum

Jumlah total ± 8 .gelas perhari; jenis : air putih, Susu -

2) Eliminasi

a) Buang Air Kecil : pukul 15.00 warna kuning jernih bercamppur


lokhea
Frekuensi perhari

Keluhan/masalah : -

b) Buang Air Besar : setelah bersalin, ibu belum BAB

Frekuensi perhari : -

Keluhan/masalah : -

3) Personal hygiene : setelah bersalin ibu belum mandi, ganti celana


dalam dan pakaian pukul 08.2 WIB
 Mandi : 2x /hari
 Keramas : belum kramas setelah melahirkan

 Gosok gigi : 2 x/hari

 Ganti pakaian: 2 kali

 Kebiasaan memakai alas kaki : ya

4) Hubungan seksual : setelah bersalin ibu belum melakukan


hubungan seksual
 Frekuensi :-
 Keluhan lain : belum terfikirkan untuk berhubungan suami
istri.

6
5) Istirahat/tidur : setelah bersalin, ibu tidur selama 3 jam

 Tidur malam -

 Tidur siang -

 Keluhan/masalah : -

6) Aktivitas fisik dan olah raga : ibu sudah bisa berjalan dan BAK
sendiri
 Aktivitas fisik (beban pekerjaan) -

 Olah raga : -

7) Kebiasaan yang merugikan kesehatan :

 Merokok :-
 Minuman beralkohol : -

 Obat-obatan :-
 Jamu :-
8) Pola menyusui : 1 jam sekali dan on demand
9) Riwayat Psikososial-spiritual

a) Riwayat perkawinan :

 Status perkawinan : menikah umur waktu menikah : 20 th.

 Pernikahan ini yang ke 1 sah lamanya 8 th

 Hubungan dengan suami : baik

b) Kehamilan ini diharapkan oleh ibu, suami, keluarga;


Respon & dukungan keluarga terhadap nifas ini : suami dan
keluarga memberikan fasilitas yang terbaik bagi ibu dan bayi
c) Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) : ibu bercerita
kepada suami
d) Ibu tinggal serumah dengan : suami dan anak

e) Pengambil keputusan utama dalam keluarga : suami

f) Dalam kondisi emergensi, ibu dapat mengambil keputusan


sendiri.
g) Orang terdekat ibu : ibu pasien

7
h) Yang menemani ibu untuk kunjungan PNC : orang tua ibu

i) Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan Nifas : -


j) Penghasilan perbulan: Rp 3.000.000,00 Cukup
k) Praktik agama yang berhubungan dengan nifas : tidak boleh
berhubungan sekual selama nifas
l) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan :
 ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh nakes wanita maupun pria;
 tidak boleh menerima transfusi darah;
 tidak boleh diperiksa daerah genitalia,
 lainnya : ..................................................................................
m) Tingkat Pengetahuan Ibu :
Hal-hal yang sudah diketahui ibu : tanda bahaya masa nifas
Hal-hal yang belum diketahui ibu : teknik menyusui yang
benar, perawatan luka perineum.
Hal-hal yang ingin diketahui ibu : penkes tentang teknik
menyusui yang benar
3. DATA OBYEKTIF

1. PEMERIKSAAN FISIK:
a. Pemeriksaan Umum:

1) Keadaan umum : Baik


2) Kesadaran : Composmentis
3) Tensi :118/77 mmHg
4) Suhu /T : 36, 5 0C
5) Nadi : 88 x/menit
6) RR : 20 x/menit
b. Status present
Kepala : mesosefali, tidak ada benjolan, tidak ada tanda
kekurangan gizi
Muka : tidak ada edema
Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih
Hidung : bersih, tidak ada sekret, concha lurus

8
Mulut : tidak ada stomatitis, tidak ada karies
Telinga : bersih, tidak ada sekret, tidak ada gangguan
pendengaran
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tiroid, dan vena
jugularis
Ketiak : tidak ada benjolan, bersih, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe
Dada : dada simetris, gerakan dada sejajar, tidak ada tarikan
dinding dada
Perut : tidak ada luka bekas operasi
Lipat paha : tidak ada varises, tidak ada pembesaran kelenjar limfa
Vulva : tidak ada varises, tidak ada tanda-tanda infeksi,
Ekstremitas: baik, tidak ada edema
Refleks :+ / +
patella
Punggung : vertebra lurus, tidak ada kelainan tulang belakang
Anus : tidak ada hemoroid
c. Status Obstetrik
Muka : tidak ada edema
Mamae : hiperpigmentasi areola, puting susu menonjol,
ASI sudah keluar
Abdomen : TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi baik,
uterus keras
Genetalia : Lokea rubra
Luka perineum : baik, tidak ada tanda-tanda infeksi
Pemeriksaan penunjang: -

4. ANALISA

Ny U P2A0 usia 28 tahun 11 jam post partum fisiologis


Masalah : masih kesulitan dalam menyusui
Kebutuhan : pendidikan kesehatan teknik menyusui

5. PELAKSANAAN

Tanggal 2 November 2022 Jam 10.10 WIB

9
a) Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien
Hasil : ibu mengerti kondisi saat masa nifasnya baik
b) Memastikan proses involusi uteri berjalan dengan baik
Hasil : Kontraksi uterus baik, uterus teraba keras, TFU 2 jari di bawah
pusat
c) Memberikan pendidikan kesehatan tentang teknik menyusui. Langkah-
langkah menyusui yang benar
1) Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan
disekitar putting, duduk dan berbaring dengan santai.

2) Cara meletakan bayi

3) Cara memegang payudara


Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh
tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh
bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi
berhadapan dengan puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu,
menyetuh bibir bayi ke puting susunya dan menunggu sampai mulut
bayi terbuka lebar.

10
4) Cara merangsang mulut bayi
Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir
bawah bayi terletak di bawah puting susu.
Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada
payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka
lebar.

5) Perlekatan benar (Perinasia, 2014)

11
d) Perlekatan salah
Hasil : Pasien mengerti dan dapat mengulangi kembali penkes yang telah
disampaikan
e) Mengajari cara menyendawakan bayi setelah menyusu agar tidak gumoh
atau muntah, ada beberapa posisi untuk menyendawakan bayi yaitu
a) Posisi digendong tegak
Duduklah tegak dan gendong Si Kecil menghadap Bunda. Posisikan
dagu Si Kecil di atas pundak Bunda, dan topang badannya dari bawah
dengan salah satu tangan. Lalu, gunakan tangan Bunda yang satunya
lagi untuk mengusap atau menepuk punggung Si kecil secara pelan dan
lembut.
b) Posisi duduk
Dudukkan Si Kecil di atas pangkuan Bunda. Topang badannya dengan
memegang dagu dan menyangga dadanya dengan pangkal telapak
tangan. Usahakan untuk memegang dagu Si Kecil saja ya, bukan
memegang lehernya. Dengan tangan Bunda yang satunya lagi, tepuk
atau usap perlahan punggung Si Kecil.
c) Posisi tengkurap
Tidurkan Si Kecil di lengan atau pangkuan Bunda pada posisi
tengkurap. Sangga dan posisikan kepala lebih tinggi dari badannya, atau
posisikan badan Si Kecil dengan kemiringan 45°, lalu tepuk atau usap
punggungnya secara perlahan.
Hasil : Ibu mengerti dan paham, akan di praktikkan jika bayi setelah
menyusu
f) Memberitahukan jadwal kunjungan nifas ulang dan dokumentasi

12
Hasil : Pasien bersedia melakukan kunjungan nifas ulang
Semarang, November 2022
Pembimbing Klink (CI) Mahasiswa

Tety Vanda Rumondor., S.Tr Keb Artati Nurjanah


NIP. 19710220 199103 2 003 NIM.P1337424822083
Mengetahui
Pembimbing Institusi

Sri Rahayu., Skp, Ns, Str.Keb.M.Kes


NIP. 19740818 199893 2 001

13
CATATAN PERKEMBANGAN I
No. RM
TEMPAT: PKM Jambu Nama : Ny U
Umur : 3 hari
Tanggal/ Jam Catatan Perkembangan(SOAP) Nama
&
Paraf
5 S : ibu mengatakan masih nyeri pada jahitan perineum
November2022/ O : KU baik, kesadaran: compos menthis,
07.00 WIB TD: 112/79 mmHg
N: 88 x/menit,
S: 36,6° C,
RR: 20 x/menit
pemeriksaan fisik dalam batas normal, luka
perineum masih bahas tidak ada tanda infeksi

A : Ny U P2A0 umur 28 Tahun hari ke 3 dengan


postpartum fisiologis
P:

1. Memberitahu hasil pemeriksaan Ny U dalam


kondisi sehat
Hasil: Ny U mengerti hasil pemeriksaan
2. Melakukan pemeriksaan fisik terutama pada jahitan
perineum tidak ada tanda infeksi dan hasilnya
bagus
Hasil : Ny U paham dan menanyakan bagaimana
cara agar jahitan segara pulih
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang nutrisi
ibu nifas agar luka perineum cepat pulih
a) Kalori
Kebutuhan kalori pada masa menyusui sekitar
400-500 kalori. Wanita dewasa memerlukan
1800 kalori per hari. Sebaiknya
ibu nifas jangan mengurangi kebutuhan kalori,
karena akan
mengganggu proses metabolisme tubuh dan
menyebabkan ASI rusak.
b) Karbohidrat kompleks
Selama menyusui, kebutuhan karbohidrat
kompleks diperlukan enam porsi per hari. Satu
porsi setara dengan ½ cangkir nasi,

14
¼ cangkir jagung pipil, satu porsi sereal atau
oat, satu iris roti dari bijian utuh, ½ kue muffin
dari bijian utuh, 2-6 biskuit kering atau
crackers, ½ cangkir kacang-kacangan,
2/3 cangkir kacang koro, atau 40 gram mi/pasta
dari bijian utuh.
c) Sayuran hijau dan buah
Kebutuhan yang diperlukan sedikitnya tiga
porsi sehari. satu porsi setara dengan 1/8
semangka, 1/4 mangga, ¾ cangkir brokoli, ½
wortel, ¼-1/2 cangkir sayuran hijau yang telah
dimasak, satu tomat.
d) Protein
Kebutuhan protein yang dibutuhkan adalah 3
porsi per hari. Satu protein setara dengan tiga
gelas susu, dua butir telur, lima putih telur, 120
gram keju, 1 ¾ gelas yoghurt, 120-140 gram
ikan/daging/unggas, 200-240 gram tahu atau 5-
6 sendok selai kacang.
e) Lemak
Rata-rata kebutuhan lemak dewasa adalah 41/2
porsi lemak (14 gram perporsi) perharinya.
Satu porsi lemak sama dengan 80 gram keju,
tiga sendok makan kacang tanah atau kenari,
empat sendok makan krim, secangkir es krim,
½ buah alpukat, dua sendok makan selai
kacang, 120-140 gram daging tanpa lemak,
sembilan kentang goreng, dua iris cake, satu
sendok makan mayones atau mentega, atau dua
sendok makan saus salad.
f) Kalsium dan vitamin D
Kalsium dan vitamin D berguna untuk
pembentukan tulang dan gigi.
Kebutuhan kalsium dan vitamin D didapat dari
minum susu rendah kalori atau berjemur di
pagi hari. Konsumsi kalsium pada
masa menyusui meningkat menjadi 5 porsi per
hari. Satu setara dengan 50-60 gram keju,
satu cangkir susu krim, 100 gram ikan salmon,
120 gram ikan sarden, atau 280 gram
tahu kalsium.

15
g) Magnesium
Magnesium dibutuhkan sel tubuh untuk
membantu gerak otot, fungsi syaraf dan
memperkuat tulang. Kebutuhan megnesium
didapat pada gandum dan kacang-kacangan.
h) Garam
Selama periode nifas, hindari konsumsi garam
berlebihan. Hindari makanan asin seperti
kacang asin, keripik kentang atau acar.
i) Cairan
Konsumsi cairan sebanyak 8 gelas per hari.
Minum sedikitnya 3 liter tiap hari. Kebutuhan
akan cairan diperoleh dari air putih, sari buah,
susu dan sup.
j) Vitamin
k) Kebutuhan vitamin selama menyusui sangat
dibutuhkan. Vitamin yang diperlukan antara
lain:
l) Vitamin A yang berguna bagi kesehatan kulit,
kelenjar serta mata. Vitamin A terdapat dalam
telur, hati dan keju. Jumlah yang dibutuhkan
adalah 1,20 mcg.
m) Vitamin B6 membantu penyerapan protein dan
meningkatkan fungsi syaraf.
Asupan vitamin B6 sebanyak 2,0 mg per
hari. Vitamin B6 dapat ditemui di daging, hati,
padi-padian, kacang polong dan kentang.
n) Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan,
meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh.
Terdapat dalam makanan berserat, kacang-
kacangan, minyak nabati dan gandum.
o) DHA
DHA penting untuk perkembangan daya lihat
dan mental bayi. Asupan DHA berpengaruh
langsung pada kandungan dalam ASI. Sumber
DHA ada pada telur, otak , hati dan ikan.
p) Zinc (Seng)
q) Berfungsi untuk kekebalan tubuh,
penyembuhan luka dan pertumbuhan.
Kebutuhan Zinc didapat dalam daging, telur
dan gandum. Enzim dalam pencernaan
dan metabolisme memerlukan seng. Kebutuhan
16
seng setiap hari sekitar 12 mg. Sumber seng
terdapat pada seafood, hati dan daging.
Hasil: Ny U mengerti dan akan menjalankan sesuai
dengan arahan dari bidan
4. Dokumentasi

CATATAN PERKEMBANGAN II
No. RM
Tempat : Rumah Ny U Nama : Ny U
Umur : 7 Hari
Tanggal/ Jam Catatan Perkembangan(SOAP) Nama
&
Paraf
9 November2022/ S : ibu mengatakan jahitannya sudah tidak nyeri, dan
10.00 WIB sudah melakukan yang dianjurkan makan-
makanan yang telah dijelaskan waktu kontrol 3
hari
O:
KU baik,
kesadaran: compos menthis,
TD:124/80
N: 90 x/menit,
S: 36,6° C,
RR: 20 x/menit
Pemeriksaan fisik dalam batas normal, jahitan
perineum baik tidak ada tanda infeksi
A:
Ny U P2A0 umur 28 Tahun hari ke 7 dengan
postpartum fisiologis
P:
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada
Ny U bahwa hasil pemerikaan TTV dan
Pemeriksaan fisik terutama perineum
dan TFU dalam batas normal

17
hasil : ibu mengerti tentang hasil
pemeriksaannya
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang cara
memerah asi dan menyimpannya
a Gunakan container / wadah yang paling
bersih, bisa terbuat dari plastik atau bahan
metal (paling baik karena lemak dari ASI
dapat  menempel pada sisi wadah dari
kaca). Bayi membutuhkan kandungan
lemak dari ASI untuk pertumbuhannya.
b Cuci tangan terlebih dahulu dan duduklah
dengan santai. Duduk dengan sedikit
mencondongkan badan ke depan. Anda
dapat duduk di kursi dengan container/
wadah di pangkuan anda. Wadah dengan
mulut yang lebar seperti mangkok akan
lebih mudah.
c Massage dengan lembut payudara dari
dasar payudara kearah puting susu untuk
merangsang refleks oksitosin (let down
reflex). Rangsang puting susu dengan ibu
jari dan jari telunjuk anda. Gunakan
kompres hangat atau mandi dengan air
hangat akan membantu ASI lebih mudah
keluar.
d Letakkan ibu jari di bagian atas di bagian
luar areola ( di jam 12) dan jari telunjuk
serta jari-jari lain di bagian bawah areola 
(di jam 6) atau membentuk huruf C.
e Tekan jari-jari anda kebelakang kearah
dada kemudian pencet dan tekan payudara
anda diantara jari-jari anda, dan lepaskan,
dorong ke arah puting seperti mengikuti
gerakan mengisap bayi. Ulangi hal ini
berulang-ulang.
f Hindari menarik atau memeras terlalu keras
dan bersabarlah, mungkin akan memakan
waktu yang agak lama pada awalnya.
g Ketika ASI mengalir lambat, gerakkan jari
anda di sekitar areola dan berpindah-pindah
tempat, kemudian mulai memerah lagi
sampai ASI yang tersimpan menjadi
18
kosong.
h Ulangi prosedur ini sampai payudara
menjadi lembek dan anda merasa telah
mengosongkan payudara sebanyak yang
anda bisa.
hasil : ibu paham dan akan mencoba
3. Dokumentasi

PEMBAHASAN
Pembahasan dalam laporan ini dimaksudkan untuk membandingkan antara
teori yang ada dengan praktek dalam asuhan kebidanan. Dalam pembahasan ini,
penulis akan menganalisa antara asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny U
umur 28 Tahun dengan kebutuhan Pemeriksaan Kesehatan ibu nifas dan menyusui
pada asuhan postpartum dengan teori yang ada.

A. Pengkajian Data Subjektif

19
1. Teori
Data subjektif berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien.
Ekpresi klien mengenai kekawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai
kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langusng dengan
diagnosa. Pada klien yang menderita tuna wicara dibagian data dibelakang
huruf S diberikab huruf O atau X. Tanda ini akan menjelaskan bahwa klien
adalah penderita tuna wicara. Data subjektif ini nantinya akan menguatkan
diagnosa yang akan disusun (Hartini 2017)

2. Praktik
Pada kasus ini, didapatkan anamnesa Ny U, umur 28 Tahun, agama
Islam, suku/bangsa: Jawa/Indonesia, pendidikan: SMP, pekerjaan : IRT
alamat:Jambu lor kec jambu. Hal ini sesuai dengan Puspitasari (2014) yang
menyebutkan bahwa nama pasien perlu dikaji untuk menciptakan
kepercayaan antara pemberi asuhan dengan pasien dan membedakan jika
ada kesamaan nama dengan pasien yang lain; umur dikaji untuk mengetahui
adanya resiko yang berhubungan dengan umur.

3. Pembahasan
Pada pengkajian yang dilakukan tanggal 2 November 2022
Didapatkan data identitas pasien Ny U umur 28 Tahun, Ny U postpartum 1
hari tidak ada tanda patofisiologis yang perlu dikhawatirkan pada Ny U

Ny U melahirkan dipuskesmas jambu ,saat ini Ny U membutuhkan


pengawasan oleh bidan untuk pemantauan tanda bahya nifas awal, jika Ny
U ini masih membutuhkan bantuan karena kondisinya yang masih lemah
setelah melahirkan, Dalam tinjauan teori dan praktik tidak ada kesenjangan
dalam pengumpulan data

B. Pengkajian Data Objektif


1. Teori

20
Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang
jujur, hasil pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium.
Catatan medik dan Informasi dari keluarga atau orang lain dapat
dimasukkan dalam data objektif ini sebagai data penunjang. Data ini akan
memberikan bukti gejala klinis klien dan fakta yang berhubungan dengan
diagnosa (Hartini 2017)
2. Praktik
Pada kasus ini, didapatkan hasil yaitu keadaan umum baik,
kesadaran compos mentis, TD: 118/77, N: 88 x/menit, S: 36,5 °C, RR: 20
x/menit, pemeriksaan status present dari kepala sampai kaki dalam
keadaan normal dan tidak ada kelainan.
3. Pembahasan
Berdasarkan praktik yang ada di lahan, semuanya sudah sesuai
dengan teori yang ada. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam tinjauan teori
dan praktik tidak ada kesenjangan dalam pengumpulan data

C. Analisa
1. Teori
Langkah ini merupakan perdokumentasian hasil analisa dan
omplementasi (kesimpulan) dari data subejktif dan objektif. Karena
keadaan klien setiap saat mengalami perubahan dan akan ditemukan
informasi baru dalam data subjetif maupun objektif makan proses
pengkajian data akan mejadi sangat dinamis. Di dalam analisa menurt
bidan untuk sering melakukan analisa data yang dinamis terseut dan
akurat mengikuti perkembangan klien. Analisa yang tepat dan akurat
mengikuti perkembangan data klien akan menjamin cepat diketahui
perubahan pada klien, dapat terus diikuti dan diambil keputusan/ tindakan
yang tepat. Analisa data adalah melakukan interpretasi data yang
dikumpulkan, mencakup diagnosa, masalah kebidanan dan kebutuhan.
Pada langkah ini ditemukan sebuah identitas pasien yang akan
dipaparkan di dalam diagnosa kebidanan, masalah, kebutuhan segera
21
dengan sesuai dengan interpretasi yang benar atau data-data yang adekuat
yang telah di kumpulkan sebuah data dasar yang sudah di kumpulkan di
data interpretasikan sehingga dapat merumuskan sebuah diagnosa,
masalah uang spesifik, dan kebutuhan segera.
2. Praktik
Berdasarkan data yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan
diagosa kebidanan sebagai berikut : Ny U umur 28 Tahun dengan
Postpartum fisologis 1 hari

3. Pembahasan
Berdasarkan praktik di lapangan, terlihat bahwa ibu nifas memang
telah dikaji dengan usia 28 Tahun, dan tidak ada tanda bahaya atau
patologis yang perlu di waspadai berarti ini merupakan postpartum
fisiologis dan dikaji setelah 1 hari melahirkan dan dapat disimpulkan
bahwa dalam hal ini ada sebuah tidak ada kesenjangan dengan teori
ataupun praktek dengan data data yang sudah di temukan

D. Penatalaksanaan
1. Teori
Pelaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan pelaksanaan
yang sudah dilaukan seperi tindakan antisipasif, tindakan segera, tindakan
secara komlementer, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/ follow
up dan rujukan. Tujuan pelaksanaan untuk mengusahakan tercapainya
kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraanya

Pada langkah ini, direncanakan sebuah asuhan yang lebih leluasa


atau menyeluruh yang telah dipaparkan di langkah-langkah sebelumnya.
Dengan langkah ini merupakan langkah kelanjutan manjemen kebidanan
terhadap sebuah diagnosa atau masalah yang telah di dapatkan data-
datanya.

2. Praktik

22
Penatalaksanaan yang dilakukan pada tanggal 2 November2022 pukul
15.15 WIB, diberikan intervensi sebagai berikut:

a Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien


Hasil : ibu mengerti kondisi saat masa nifasnya baik
b Memastikan proses involusi uteri berjalan dengan baik
Hasil : Kontraksi uterus baik, uterus teraba keras, TFU 3 jari di
bawah pusat
c Memberikan pendidikan kesehatan tentang teknik menyusui.
Langkah-langkah menyusui yang benar
1. Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan
oleskan disekitar putting, duduk dan berbaring dengan santai.

2. Cara meletakan bayi

3. Cara memegang payudara


Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh
tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan
tubuh bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi
berhadapan dengan puting susu, dekatkan badan bayi ke badan

23
ibu, menyetuh bibir bayi ke puting susunya dan menunggu sampai
mulut bayi terbuka lebar.

4. Cara merangsang mulut bayi


Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir
bawah bayi terletak di bawah puting susu.
Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel
pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi
membuka lebar.

5. Perlekatan benar

24
g) Perlekatan salah
Hasil : Pasien mengerti dan dapat mengulangi kembali penkes
yang telah disampaikan
h) Memberitahukan jadwal kunjungan nifas ulang
Hasil : Pasien bersedia melakukan kunjungan nifas ulang
6. Mendokumentasikan tindakan dan pemeriksaan yang dilakukan Hasil :
tindakan dan pemeriksaan telah didokumentasikan
3. Pembahasan
Pelayanan pasca persalinan adalah pelayanan kesehatan yang diberikan
bagi ibu dan bayi baru lahir dalam kurun waktu 6 jam sampai 42 hari setelah
melahirkan, yang dilaksanakan secara terintegrasi dan komprehensif. Ibu nifas
dan bayi baru lahir yang sehat dipulangkan setelah 24 jam pasca melahirkan,
sehingga sebelum pulang diharapkan ibu dan bayinya mendapat 1 kali
pelayanan pasca persalinan. Pelayanan pasca persalinan terintegrasi dengan
program-program lain yaitu dengan program Gizi, Penyakit Menular, Penyakit
Tidak Menular, Imunisasi, Jiwa dan lain lain. Pelayanan pasca persalinan yang
komprehensif adalah pelayanan pasca persalinan diberikan mulai dari
anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (termasuk laboratorium),
pelayanan KB pasca persalinan, tata laksana kasus, KIE, dan rujukan bila
diperlukan (Kemenkes RI 2019)
Berdasarkan asuhan yang dilakukan di lapangan sudah sesuai dengan teori
yang ada, seperti melakukan TTV dan pemeriksaan fisik, memberikan
25
pendidikan tentang cara menyusui dengan benar, melakukan kunjungan ulang
untuk memastikan keadaan ibu dalam kondisi yang sehat.
Berdasarkan penelitian dari Eva Silviana Rahmawati Tahun 2013
menjelaskan bahwa Hasil penelitian sebelum diberikan perlakuan kompres
dingin sebagian besar Responsden mengalami nyeri sedang 12 (60%), nyeri
ringan dan berat 4 (20%) dan setelah diberikan perlakuan kompres dingin
sebagian besar Responsden mengalami nyeri ringan 15 (75%), nyeri sedang 4
(20%) serta 1 (5%) yang mengalami nyeri berat. Dari hasil perhitungan dengan
menggunakan uji Wilcoxon didapatkan Whitung lebih kecil Wtabel maka H0
ditolak artinya ada pengaruh kompres dingin terhadap pengurangan nyeri luka
perineum pada ibu nifas(Rahmawati 2013)
Berdasarkan penelitian dari Elly Susilawati dan Wita Raniva Iida Tahun
2019 menjelaskan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
antara terapi kompres hangat dan kompres dingin dengan perbedaan penurunan
intensitas nyeri dengan nilai rata-rata 1,33 lebih kecil dibandingkan rata-rata
kompres hangat 2,60 dengan p value 0,003 (p < 0,05). Terapi kompres dingin
lebih efektif dalam mengatasi nyeri luka perineum pada ibu post partum
dibandingkan dengan terapi kompres hangat. Terapi kompres dingin dapat
dijadikan sebagai terapi alternative untuk mengatasi nyeri luka perineum pada
ibu post partum(Susilawati and Ilda 2019)
Berdasarkan Susilo Damarini, Eliana dan Mariati Tahun 2013 menjelaskan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata lama penyembuhan luka
perineum menggunakan infusum sirih merah adalah 2 _ 3 hari sedangkan pada
kelompok obat antiseptik rata-rata lama penyembuhan 5 – 6 hari, artinya
bahwa daun sirih merah lebih efektif dibandingkan dengan iodine dalam
perawatan luka perineum pada masa pospartum, dan hasil penelitian yayat
suryanim eni kusyati dan witry hastuti menjelaskan hasil uji korelasi
menggunakan Chi Square diperoleh hasil sinifikan dengan (P value 0.030) dan
(P value 0.008). Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang
perawatan luka perineum dengan proses penyembuhan luka. Juga ada
26
hubungan status gizi dengan proses penyembuhan luka di poli KIA rumah sakit
Panti Wilasa Semarang (Damarini 2013)
Berdasarkan penelitian dari sriani timbawa, rina kundre dan ypulanda
bataha pada tahun 2015 menjelaskan bahwa Hasil Penelitian dengan
menggunakan Uji Chi-square diperoleh nilai vulva hygiene yang bermakna
yaitu p=0,001 yang lebih kecil dari α = 0,05. Kesimpulan dalam penelitian ini
ada hubungan vulva hygiene dengan pencegahan infeksi luka perineum pada
ibu post partum. Saran bagi peneliti lain diharapkan dapat melakukan
penelitian lanjutan agar dapat mengetahui faktor – faktor lain yang
mempengaruhi pencegahan infeksi luka perineum pada ibu post partum
(Timbawa, Kundre, and Bataha 2015)

27
DAFTAR PUSTAKA
Damarini, Susilo. 2013. “The Effectiveness of Red Betel in Healing Perineal
Wound in Independent.” Kesehatan Masyarakat Nasional 8(03): 39–44.
Hartini, Rrna Eka. 2017. “Asuhan Kebidanan Kehamilan.” : 96–97.
Kemenkes RI. 2019. Kementerian Kesehatan RI Panduan Pelayanan Pasca
Persalinan Bagi Ibu Dan Bayi Baru Lahir.
http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/Buku Panduan Pelayanan Pasca
Persalinan bagi Ibu dan Bayi Baru Lahir-Combination.pdf.
Puspitasari, Dina. 2014. Asuhan Kebidanan Komprehensif. Purwokerto: DIII
Kebidanan UMP.
Rahmawati, Eva Silviana. 2013. “Pengaruh Kompres Dingin Terhadap
Pengurangan Nyeri Luka Perineum Pada Ibu Nifas Di BPS Siti Alfirdaus
Kingking Kabupaten Tuban ( The Influence of Cold Compress Towards
Perineum Injury of Post-Partum.” Jurnal Sain Med 3(2): 43–46.
Susilawati, Elly, and Wita Raniva Ilda. 2019. “Efektifitas Kompres Hangat Dan
Kompres Dingin Terhadap Intensitas Nyeri Luka Perineum Pada Ibu Post
Partum Di Bpm Siti Julaeha Pekanbaru.” Journal Of Midwifery Science 3(1):
7–14.
Timbawa, S., R. Kundre, and Y. Bataha. 2015. “Hubungan Vulva Hygiene
Dengan Pencegahan Infeksi Luka Perineum Pada Ibu Post Partum Di Rumah
Sakit Pancaran Kasih Gmim Manado.” Jurnal Keperawatan UNSRAT 3(2):
108128.

28

Anda mungkin juga menyukai