Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA AN K UMUR 9 BULAN DENGAN


IMUNIASI CAMPAK PADA BAYIFISIOLOGIS
DI PUSKESMAS JAMBU KAB SEMARANG

Untuk Memenuhi Prasyarat Target Praktik Semester 1


Stage Neonatus, Bayi dan Balita Program Studi Profesi Bidan

Disusun oleh :
ARTATI NURJANAH
P1337424822083

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2022

i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Kasus Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Pada An K Umur 9 bulan dengan Imuniasi CAMPAK Pada
BayiFisiologis di Puskesmas Jambu Kab Semarang” telah diperiksa dan disahkan
pada:
Hari :
Tanggal :

Semarang, November 2022


Pembimbing Klink (CI) Mahasiswa

Tety Vanda Rumondor., S.Tr Keb Artati Nurjanah


NIP. 19710220 199103 2 003 NIM.P1337424822083
Mengetahui
Pembimbing Institusi

Sri Rahayu., Skp, Ns, Str.Keb.M.Kes


NIP. 19740818 199893 2 001

ii
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI

An K UMUR 9 BULAN DENGAN IMUNIASASI CAMPAK PADA BALITA

FISIOLOGIS DI PUSKESMAS JAMBU

I. PENGKAJIAN

Tanggal : 19 November 2022

Waktu : 10.30 WIB

Tempat : Puskesmas Jambu

II. IDENTITAS

a. Identitas Bayi

Nama : An K

Tanggal/Jam lahir : 21 Februari 2022 / 01.05 WIB

Jenis kelamin : Laki-laki

b. Identitas Orang tua

Nama ibu : Ny. S Nama suami : Tn. R

Umur : 35 tahun Umur : 40 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SD Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pendidikan : Swasta

Alamat : Desa Jambu 1/5 Kec Jambu

1
III. DATA SUBYEKTIF

1. Alasan Datang : Ibu mengatakan anaknya saat ini berumur 9 bulan dan

ingin imunisasi Campak

Keluhan Utama : Tidak ada keluhan

2. Riwayat Kesehatan:

a. Dahulu : Ibu mengatakan anaknya tidak memiliki cacat bawaan, anak tidak

pernah menderita penyakit yang memerlukan penanganan khusus dan tidak

pernah dirawat di RS

b. Sekarang : An K merupakan bayi umur 9 bulan yang membutuhkan

imunisasi Campak dan An K saat ini dalam keadaan sehat

c. Keluarga : di dalam keluarga anak tidak ada yang menderita penyakit yang

mengarah ke penyakit jantung, hipertensi, maupun Diabets Melitus.

Dalam keluarga tidak ada riwayat kembar maupun cacat bawaan

2
3. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas:

Dahulu : -

Sekarang:

Hamil Persalinan Nifas

Ke komplikasi Tahun UK Jenis Penolng tempat Penyulit BB L Jk Laktasi Komplikasi

1 Tidak ada 2010 39+3 mg Normal Bidan PMB Tidak ada 3100 p Ya Tidak ada

2 Tidak Ada 2022 38+6 mg Normal Bidan PKM Tidak Ada 2900 gr L Ya Tidak ada

4. Riwayat tumbang:

Pertumbuhan BB :

BB 1 bulan lalu : 7.6 kg

3
BB sekarang : 7,9 kg

Perkembangan anak: An K sudah minta untuk belajar berjalan, mulai suka

memanjar kursi untuk berdiri sendiri, sudah mulai mau memegang makanan

sendiri

5. Riwayat Imunisasi :

Jenis imunisasi Pemberian Usia

Hb 0 sudah 1 jam
BCG POLIO 1 sudah 1 bulan
DPT/Hb 1 POLIO 2 sudah 2 bulan
DPT/Hb 2 POLIO 3 sudah 3 bulan
DPT/Hb 3 POLIO 4 sudah 4 bulan
Campak yang akan diberikan
6. Pola kebiasaan sehari- hari:

a. Pola nutrisi : Ibu mengatakan anaknya makan 3x dalam sehari dengan

menu nasi, sayur bervariasi, daging, ayam, tahu, tempe, telur yang

dihaluskan kasar dan camilan berupa biskuit. Minum :4-5 gelas/ hari (air

putih,teh) 2 gelas susu perhari.

b. Pola eliminasi : Ibu mengatakan anaknyan BAB 1 x dalam sehari,

konsistensi lembek, warnan kuning kecoklatan, bau khas feces. Sedangkan

BAK 6-7 x dalam sehari konsistensi cair, warna kuning jernih, bau khas

urine. Tidak ada keluhan pada pola eliminasi

c. Pola istirahat : Ibu mengatakan anaknya tidur siang selama 2 jam per hari

dan tidur malam 9-10 jam per hari

4
d. Pola aktifitas : Ibu mengatakan anak selalu aktif bermain dengan mainan

dan aktif minta belajar berjalan

e. Personal hygiene : Ibu mengatakan anaknya mandi 2x /hari, gosok gigi 2-

3x/hari, keramas 2 hari sekali, ganti baju 2-3x/hari setelah mandi atau

apabila baju kotor

f. Pola Sosial Ekonomi : Ibu mengatakan anak diasuh langsung oleh orang

tuanya dan oleh neneknya jika orangtuanya sedang bekerja, dan

kebutuhan sehari-hari terpenuhi

IV. DATA OBYEKTIF

Tangal : 19 november 2022 jam : 04.35 WIB


1. Pemeriksaan Umum:

Keadaan umum : Baik


Kesadaran :Composmentis
Vital signs: N = 194x/mnt
RR = 30 x/mnt
S = 36,5
2. Pengukuran antropometri:
BB : 7,9 KG
LILA : 12 CM
PB : 57 CM
LK/LD : 35/34 CM
3. Status Present:

Kepala : Rambut hitam, pertumbuhan rambut merata, mesochepal

Muka : Tidak pucat, tidak oedema

Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik

5
Hidung : Terdapat sedikit sekret, tidak ada polip, simetris

Mulut : SImetris, bibir lembab, gusi tidak berdarah, gigi tumbuh baru 4 atas
2 bawah 2
Telinga : ada serumen

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid

Dada : Simetris, tidak ada tarikan dinding dada

Pulmo/COR : Tidak ada wheezing, tidak ada ronkhi dan stridor. Deyut jantung
teratur

Abdomen : Tidak ada pembesaran limpa dan Hepar

Genetalia : simetris, bersih, labia mayora menutupi labia minora, ada lubang
uretra
Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang

Anus : ada saluran pembuangan, tidak ada kelainan

Ekstremitas : Ekstrimitas atas dan bawah pergerakan normal, jari

Lengkap kuku bersih dan tidak pucat

Kulit : Turgor kulit baik

V. ANALISA

Tanggal : 19 november 2022 Jam: 10.40 WIB

An K umur 9 bulan dengan Imunisasi Campak

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : Imuniasasi Campak

6
VI. PENATALAKSANAAN

1. Memberi tahu ibu hasil pemeriksaan bahwa anaknya dalam keadaan sehat

dan tumbuh kembangnya juga normal ditandai dengan BB : 7.8 kg dan

TB : 57 cm yang sesuai dengan bayi baru lahir normalnya

Hasil: ibu mengetahui bahwa tumbuh kembang anaknya baik yaitu BB :

7,8 kg, PB : 57 cm, Lk/LD 35/34 Cm dan Lila 12 cm sesuai tahap

perkembangan dan ibu merasa tenang

2. Memberikan KIE tentang efek samping, tujuan, dan cara mengatasi efek

samping. Terdapat dua jenis vaksin yang digunakan untuk mencegah

campak, yaitu vaksin MR dan vaksin MMR. Vaksin MR mencegah

penyakit campak dan rubella, sedangkan vaksin MMR mencegah penyakit

campak, rubella, dan gondongan.

Hasil : Keluarga menyetujui jika Bayi Ny S diberikan Imunisasi Campak

3. Menempatkan bayi pada posisi aman dan nyaman

Hasil : bayi sudah diposisikan dengan aman dan nyaman

4. Memberi imunisasi Campak dengan dosis 0,5 cc dengan cara SC sesuai

SOP

Hasil : telah dilakukan imunisasi Campak

5. Mendokumentasikan tindakan

Hasil : telah dilakukan dokumentasi

7
Semarang, November 2022
Pembimbing Klink (CI) Mahasiswa

Tety Vanda Rumondor., S.Tr Keb Artati Nurjanah


NIP. 19710220 199103 2 003 NIM.P1337424822083
Mengetahui
Pembimbing Institusi

Sri Rahayu., Skp, Ns, Str.Keb.M.Kes


NIP. 19740818 199893 2 001

8
CATATAN PERKEMBANGAN I
No. RM
PUSKESMAS: Jambu Kab Semarang Nama : An K
Umur : 9 bulan
Tanggal/ Jam Catatan Perkembangan(SOAP) Nama & Paraf
13 november S : ibu mengatakan anaknya sudah bisa
2022/ 12.00 WIB menyusu dengan baik
O : KU baik, kesadaran: compos menthis,
N: 190 x/menit, S: 36,8° C, RR:
30x/menit
A : An Kumur 6 jam dengan BayiFisiologis
P:
1. Memberitahu Hasil Pemeriksaan An
Kbahwa anak dalam keadaan sehat
Hasil : keluarga mengerti
2. Memberitahu ibu untuk menyusui
bayinya setiap 2 jam sekali dan
membangunkannya jika waktunya bayi
menyusui dan mengajarkan cara
menyendawakan bayinya
Hasil : Ibu memahami cara melakukan
stimulasi kepada anak
3. Dokumentasi
Hasil : telah dilakukan dokumentasi

9
10
CATATAN PERKEMBANGAN II
No. RM
Rumah keluarga Tn A Nama : An K
Umur :
Tanggal/ Jam Catatan Perkembangan(SOAP) Nama &
Paraf
14 November S : ibu mengatakan anaknya dalam keadaan
2022/ 15. 00 baik,
WIB O : KU baik, kesadaran: compos menthis, N:
192 x/menit, S: 36,5° C, RR: 31 x/menit
A : An Kumur 3 hari dengan tumbuh
kembang balita Fisiologis
P:
1. Memberitahu bahwa bayi dalam
keadaan sehatn dan baik
Hasil : klien sudah mengetahui hasil
pemeriksaan
2. Memberikan pendidikan tentang cara
memberikan stimulasi kepada anak
seperti mengajak anak bermain bola,
menyusun balok, perhatikan anak
apakah bisa menirukan setiap kata-kata
yang orang lain ucapkan, mampu
minum dengan gelas sendiri
Hasil : Ibu mengerti tentang penjelasan
dari bidan
3. Dokumentasi
Melakukan dokumentasi

11
PEMBAHASAN

Pembahasan dalam laporan ini dimaksudkan untuk membandingkan antara

teori yang ada dengan praktek dalam asuhan kebidanan. Dalam pembahasan ini,

penulis akan menganalisa antara asuhan kebidanan yang diberikan pada An K

umur 9 bulan dengan kebutuhan Pemeriksaan Kesehatan Balita pada asuhan

Neonatus, Bayi dan Balita dengan teori yang ada.

A. Pengkajian Data Subjektif

1. Teori

Data subjektif berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien.

Ekpresi klien mengenai kekawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai

kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langusng dengan

diagnosa. Pada klien yang menderita tuna wicara dibagian data dibelakang

huruf S diberikab huruf O atau X. Tanda ini akan menjelaskan bahwa klien

adalah penderita tuna wicara. Data subjektif ini nantinya akan menguatkan

diagnosa yang akan disusun (Hartini 2017)

2. Praktik

Pada kasus ini, didapatkan anamnesa An K, umur 9 Bulan, agama

Islam, suku/bangsa: Jawa/Indonesia, pendidikan:-, pekerjaan. alamat:

jambu 1/1 Kec Jambu. Hal ini sesuai dengan Puspitasari (2014) yang

menyebutkan bahwa nama pasien perlu dikaji untuk menciptakan

kepercayaan antara pemberi asuhan dengan pasien dan membedakan jika

ada kesamaan nama dengan pasien yang lain; umur dikaji untuk mengetahui

adanya resiko yang berhubungan dengan umur, An K adalah usia yang

12
memiliki risiko jatuh paling tinggi usia ini sangat diprioritaskan.

3. Pembahasan

Pada pengkajian yang dilakukan tanggal 19 November 2022

Didapatkan data identitas pasien An K, An Kmasih tergolong dalam Balita.

An K baru saja mendapatkan imunisasi Campak

An K dilahirkan Di puskesmas Jambu, saat ini An K membutuhkan

pengawasan dari kedua orang tua, jika An K masih membutuhkan bantuan

jika dilakukan anamnesa kepada Balita sehingga dalam proses asuhan

kebidanan memerlukan penjelasan menggunakan bahasa yang mudah

dipahami oleh ibu. Dalam tinjauan teori dan praktik tidak ada kesenjangan

dalam pengumpulan data

B. Pengkajian Data Objektif

1. Teori

Data objektif merupakan pendokumentasi hasil observasi yang jujur,

hasil pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium. Catatan

medik dan onformasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan

dalam data objektif ini sebagai data penunjang. Data ini akan memberikan

bukti gejala klinis klien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosa

(Hartini 2017)

2. Praktik

Pada kasus ini, didapatkan Hasil yaitu keadaan umum baik,

kesadaran compos mentis, N: 195 x/menit, S: 36,6 °C, RR: 42 x/menit,

BB:3,1 kg , TB : 49 cm, LILA : 12 cm, LK/LD: 35/34 cm pemeriksaan

13
status present dari kepala sampai kaki dalam keadaan normal dan tidak

ada kelainan.

3. Pembahasan

Dalam tinjauan teori dan praktik tidak ada kesenjangan dalam

pengumpulan data

C. Analisa

1. Teori

Langkah ini merupakan perdokumentasian Hasil analisa dan

implementasi (kesimpulan) dari data subejktif dan objektif. Karena

keadaan klien setiap saat mengalami perubahan dan akan ditemukan

informasi baru dalam data subjetif maupun objektif makan proses

pengkajian data akan mejadi sangat dinamis. Di dalam analisa menurt

bidan untuk sering melakukan analisa data yang dinamis terseut dan

akurat mengikuti perkembangan klien. Analisa yang tepat dan akurat

mengikuti perkembangan data klien akan menjamin cepat diketahui

perubahan pada klien, dapat terus diikuti dan diambil keputusan/ tindakan

yang tepat. Analisa data adalah melakukan interpretasi data yang

dikumpulkan, mencakuo diagnisa, masalah kebidanan dan kebutuhan.

Pada langkah ini ditemukan sebuah identitas pasien yang akan

dipaparkan di dalam diagnosa kebidanan, masalah, kebutuhan segera

dengan sesuai dengan interpretasi yang benar atau data-data yang adekuat

yang telah di kumpulkan sebuah data dasar yang sudah di kumpulkan di

data interpretasikan sehingga dapat merumuskan sebuah diagnosa,

14
masalah uang spesifik, dan kebutuhan segera.

2. Praktik

Berdasarkan data yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan

diagosa kebidanan sebagai berikut : An K umur 9 bulan dengan Imunisasi

Campak

3. Pembahasan

Dalam hal ini ada sebuah tidak ada kesenjangan dengan teori

ataupun praktek dengan data data yang sudah di temukan

D. Penatalaksanaan

1. Teori

Pelaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan pelaksanaan

yang sudah dilaukan seperi tindakan antisipasif, tindakan segera, tindakan

secara komlementer, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/ follow

up dan rujukan. Tujuan pelaksanaan untuk mengusahakan tercapainya

kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraanya

Pada langkah ini, direncanakan sebuah asuhan yang lebih leluasa

atau menyeluruh yang telah dipaparkan di langkah-langkah sebelumnya.

Dengan langkah ini merupakan langkah kelanjutan manjemen kebidanan

terhadap sebuah diagnosa atau masalah yang telah di dapatkan data-

datanya.

2. Praktik

Penatalaksanaan yang dilakukan pada tanggal 19 november 2022

pukul 10.45 WIB, diberikan intervensi sebagai berikut:

15
a. Memberi tahu ibu hasil pemeriksaan bahwa anaknya dalam keadaan

sehat dan tumbuh kembangnya juga normal ditandai dengan BB : 7.9

kg dan TB : 57 cm yang sesuai dengan bayi baru lahir normalnya

Hasil: ibu mengetahui bahwa tumbuh kembang anaknya baik yaitu BB

: 7,8 kg, PB : 57 cm, Lk/LD 35/34 Cm dan Lila 12 cm sesuai tahap

perkembangan dan ibu merasa tenang

b. Memberikan KIE tentang efek samping, tujuan, dan cara mengatasi

efek samping. Terdapat dua jenis vaksin yang digunakan untuk

mencegah campak, yaitu vaksin MR dan vaksin MMR. Vaksin MR

mencegah penyakit campak dan rubella, sedangkan vaksin MMR

mencegah penyakit campak, rubella, dan gondongan.

Hasil : Keluarga menyetujui jika Bayi Ny S diberikan Imunisasi

Campak

c. Menempatkan bayi pada posisi aman dan nyaman

Hasil : bayi sudah diposisikan dengan aman dan nyaman

d. Memberi imunisasi Campak dengan dosis 0,5 cc dengan cara SC

sesuai SOP

Hasil : telah dilakukan imunisasi Campak

e. Mendokumentasikan tindakan

Hasil : telah dilakukan dokumentasi

16
3. Pembahasan

Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini ditandai

dengan proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan

disertai dengan perubahan yang memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya

lebih banyak dengan kualitas yang tinggi. Akan tetapi, balita termasuk

kelompok yang rawan gizi serta mudah menderita kelainan gizi karena

kekurangan makanan yang dibutuhkan. Konsumsi makanan memegang

peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak sehingga

konsumsi makanan berpengaruh besar terhadap status gizi anak untuk

mencapai pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak (Ariani, 2017). Anak

balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih

popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun. Menurut

Sediaotomo (2010), balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun

(batita) dan anak pra sekolah (3-5 tahun). Saat usia batita, anak masih

tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting,

seperti mandi, buang air dan makan.

Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik, namun

kemampuan lain masih terbatas. Masa balita merupakan periode penting

dalam proses tumbuh kembang manusia. Perkembangan dan pertumbuhan

pasa masa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan

perkembangan anak pada periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di

usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah

17
terulang kembali, karena itu sering disebut golden age atau masa

keemasan.

Dalam penatalaksanaan asuhan kebidanan pada balita An K tidak ada

penyimpangan asuhan yang diberikan kepada bayi Ny W, karena bayi Ny

W saat asuhan kebidanan membutuhkan imunisasi Campak, namun saat ini

banyak anak terlambat dalam mendapatkan imunisasi dikarenakan

vaksinasi c 19 yang dilakukan untuk warna masyarakat dewasa sehingga

pemerintah kurang memperhatikan imunisasi untuk bayi dan balita

Berdasarkan penelitian dari Rona Firmana Putri, Delmi Sulastri dan

Yuniar Lestari Tahun 2015 menjelaskan bahwa Berdasarkan analisis

bivariat didapatkan pendidikan ibu (p=0,022), pekerjaan ibu (p=0,000),

pendapatan keluarga (p=0,012), jumlah anak (p=0,008) dan pola asuh ibu

(p=0,000). Sementara dari analisis multivariat didapatkan pendidikan ibu

(p=0,004; OR=2,594; CI95%=1,356-4,963), pekerjaan ibu (p=0,000;

OR=74,769; CI95%=24,141- 231,577), pendapatan keluarga (p=0,013;

OR=3,058; CI95%=1,246-7,4) dan pola asuh ibu (p=0,000; OR=15,862;

CI95%=5,973-42,128). Analisis bivariat menunjukan bahwa terdapat

hubungan antara pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga,

jumlah anak dan pola asuh ibu dengan status gizi anak balita. Berdasarkan

hasil analisis multivariat faktor pekerjaan ibu merupakan faktor yang

paling berhubungan dengan status gizi anak balita (Putri, Sulastri, and

Lestari 2015), untuk penelitian yang dilakukan oleh Inna Scolicha dan

Rona Riasma Oktobriariani tahun 2017 menjelaskan bahwa Hasil penelitian

18
menunjukkan stimulasi yang dilakukan orang tua pada balita dengan hasil yang

cukup sejumlah 51.1 % atau sejumlah 23 responden, deteksi dini terhadap

penyimpangan tumbuh kembang anak balita dengan frekuensi terbesar adalah

responden yang melakukan deteksi dini dengan hasil yang cukup sejumlah 55.6

% atau sejumlah 25 responden, dan intervensi dini terhadap penyimpangan

tumbuh kembang anak balita dengan frekuensi terbesar adalah responden yang

tidak melakukan intervensi dini pada balita terhadap penyimpangan tumbuh

kembang anak balita dengan hasil kurang sejumlah 71.1 % atau sejumlah 32

responden(Fitriani and Oktobriariani 2017)

Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Suryanto, Purwandari dan

Mulyono pada tahun 2014 yaitu Hasil penelitian adalah peran keluarga dan

dukungan sosial mempengaruhi proses tumbuh kembang, uji paired t test

menunjukkan model pemberdayaan berdampak terhadap pertumbuhan balita baik

pada indikator berat badan, panjang/tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan

(masingmasing dengan p value 0,00). Pemberdayaan keluarga terbukti mampu

meningkatkan perkembangan balita, baik pada indikator personal sosial, bahasa,

motorik halus, motorik kasar (masing-masing dengan p value 0,00). Kesimpulan

adalah peningkatan peran keluarga dan dukungan sosial dapat memberikan efek

positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan personal sosial, bahasa, motorik

pada balita (Suryanto, Purwandari, and Mulyono 2014)

Sedangkan penelitian yang telah dilakukan oleh Yuasri Asih tentang

Hubungan Pemberian stimulasi Ibu dengan Perkembangan Balita di Posyandu

pada tahun 2015 didapatkan hasil penelitian tentang pemberian stimulasi ibu

yaitu 56,7% responden memberikan stimulasi dengan baik dan 43,3% kurang.

Perkembangan balita dengan kategori sesuai 81,7% dan tidak sesuai18,3%. Ada

19
sebanyak 31 dari 34 (91,2 %) ibu yang memberikan stimulasi dengan baik dan

perkembangan balitanya sesuai. Sedangkan diantara ibu yang memberikan

stimulasi kurang baik, ada 18 dari 26 (69,2%) yang perkembangan balitanya

sesuai. Diperoleh p value=0,044 dan OR=4,593. Kesimpulan adalah terdapat

hubungan pemberian stimulasi ibu dengan perkembangan balita(Asih 2015) dan

untuk penelitian yang telah dibuat Asyrofi Yudia Putra,atti Yudiemawati dan

Neni Maemunah pada tahun 2018 menjelaskan hasil penelitiannya yaitu hampir

seluruh perkembangan bahasa anakusia toddler (25 orang) sebelum pemberian

stimulasi oleh orang tua dikategorikan sesuai (83,33%) dan hampir seluruh

perkembangan bahasa anak usia toddler(29 orang) sesudah pemberian stimulasi

oleh orang tua juga dikategorikan sesuai tahapan perkembangan yang seharusnya.

Hasil analisis data menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan pemberian

stimulasi oleh orang tua terhadap perkembangan bahasa anak usiatoddler (0.002<

0.05)(Putra, Yudiemawat, and Maemunah 2018)

20
DAFTAR PUSTAKA
Asih, Yusari. 2015. “Hubungan Pemberian Stimulasi Perkembangan Balita Di
Posyandu.” Jurnal Keperawatan XI(2): 219–15.
Fitriani, Inna Sholicha, and Rona Riasma Oktobriariani. 2017. “Stimulasi, Deteksi Dan
Intervensi Dini Orang Tua Terhadap Pencegahan Penyimpangan Pertumbuhan Dan
Perkembangan Anak Balita.” Indonesian Journal for Health Sciences 1(1): 1.
Hartini, Rrna Eka. 2017. “Asuhan Kebidanan Kehamilan.” : 96–97.
Puspitasari, Dina. 2014. Asuhan Kebidanan Komprehensif. Purwokerto: DIII Kebidanan
UMP.
Putra, Asyrofi Yudia, Atti Yudiemawat, and Neni Maemunah. 2018. “Pengaruh
Pemberian Stimulasi Oleh Orang Tua Terhadap Perkembangan Bahasa Pada Anak
Usia Toddler Di PAUD Asparaga Malang.” Nursing News 3(1): 563–71.
Putri, Rona Firmana, Delmi Sulastri, and Yuniar Lestari. 2015. “Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Status Gizi Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas
Nanggalo Padang.” Jurnal Kesehatan Andalas 4(1): 254–61.
Suryanto, Purwandari, and Mulyono. 2014. “Dukungan Keluarga Dan Sosial Dalam
Pertumbuhan Dan Perkembangan Personal Sosial, Bahasa Dan Motorik Pada Balita
Di Kabupaten Banyumas.” KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat 10(1): 103–9.
Asih, Yusari. 2015. “Hubungan Pemberian Stimulasi Perkembangan Balita Di
Posyandu.” Jurnal Keperawatan XI(2): 219–15.
Fitriani, Inna Sholicha, and Rona Riasma Oktobriariani. 2017. “Stimulasi, Deteksi Dan
Intervensi Dini Orang Tua Terhadap Pencegahan Penyimpangan Pertumbuhan Dan
Perkembangan Anak Balita.” Indonesian Journal for Health Sciences 1(1): 1.
Hartini, Rrna Eka. 2017. “Asuhan Kebidanan Kehamilan.” : 96–97.
Puspitasari, Dina. 2014. Asuhan Kebidanan Komprehensif. Purwokerto: DIII Kebidanan
UMP.
Putra, Asyrofi Yudia, Atti Yudiemawat, and Neni Maemunah. 2018. “Pengaruh
Pemberian Stimulasi Oleh Orang Tua Terhadap Perkembangan Bahasa Pada Anak
Usia Toddler Di PAUD Asparaga Malang.” Nursing News 3(1): 563–71.
Putri, Rona Firmana, Delmi Sulastri, and Yuniar Lestari. 2015. “Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Status Gizi Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas
Nanggalo Padang.” Jurnal Kesehatan Andalas 4(1): 254–61.
Suryanto, Purwandari, and Mulyono. 2014. “Dukungan Keluarga Dan Sosial Dalam
Pertumbuhan Dan Perkembangan Personal Sosial, Bahasa Dan Motorik Pada Balita
Di Kabupaten Banyumas.” KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat 10(1): 103–9.

21

Anda mungkin juga menyukai