Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN NEONATAL PADA


BAYI NY. SW DENGAN ASFIKSIA BERAT
DI RS HABIBULAH GABUS KABUPATEN GROBOGAN

Untuk memenuhi persyaratan Stage Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal

Disusun oleh :
LINI WIDYAWATI
P1337424821274

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2021/2022

1
2

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Praktik Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal


ini disusun oleh :
Nama : Lini Widyawati
NIM : P1337424821274
Prodi : Profesi Bidan
telah diperiksa dan disahkan untuk memenuhi Laporan Praktik Stage
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal

Semarang , 2022

Pembimbing Klinik Pembimbing Institusi

Nur Rizka Ulfa,S.S.T.Keb Marlynda Happy Nurmalita, S.ST,MKM


NIP: 198903292019022001
3

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN NEONATAL


PADA BAYI NY. SW DENGAN ASFIKSIA BERAT

A. PENGKAJIAN:
Tanggal : 18 April 2022 Jam : 06.00 WIB
No. RM : 0056166
B. DATA SUBJEKTIF
IDENTITAS PASIEN:
1. Identitas Anak
Nama : By. Ny. SW
Jam lahir : 02.30 WIB
Jenis kelamin : Laki-laki
2. Identitas Orang Tua
Nama : Ny. SW Nama : Tn. T

Umur : 28 tahun Umur : 31 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa

Alamat : Sulur Alamat : Sulur

3. Alasan datang
Bayi rujukan dari puskesmas lahir tidak menangis, sianosis dengan AS 3-4-5
4. Riwayat kehamilan ibu
a. Umur kehamilan : 33 minggu 4 hari
b. Riwayat penyakit dalam hamil : Ibu mengatakan tidak mempunyai
riwayat penyakit tekanan darah tinggi, kaki bengkak, pusing, mual
muntah berlebihan maupun hamil kembar.
c. Kebiasaan selama hamil :
Merokok, frekuensi : Tidak
Konsumsi alkohol, frekuensi : Tidak
Jamu-jamuan, frekuensi : Tidak
Narkoba, frekuensi : Tidak
4

Obat-obatan bebas : Tidak


d. Riwayat Natal
Tanggal lahir : 18 April 2022
Jenis kelamin : Laki-laki
Tunggal/Gemeli : Tunggal
Lama kala I :-
Lama kala II :-
Komplikasi persalinan : perdarahan kala III
Jenis persalinan : pervaginam dengan presentasi bokong, di
tolong bidan di puskesmas
e. Riwayat Perinatal Penilaian apgar score
Appearance Pulse Grimace Activity Respiratory Score

1 menit 1 1 0 0 1 3

5 menit ke- 2 1 0 0 1 4
1

5 menit ke- 2 1 0 0 1 5
2

a. Kebiasaan sehari-hari
1. Pola nutrisi:
Bayi belum mendapatkan nutrisi apapun
2. Pola eliminasi:
Bayi sudah BAB dan belum BAK.
3. Pola istirahat:
-
4. Pola aktivitas:
Bayi merintih
C. DATA OBYEKTIF:
1. Pemeriksaan Umum:
Keadaan umum : lemah, bayi belum bernafas spontan
RR : belum bernafas spontan
Nadi : 40x/menit
Suhu /T : 35,8°C
SpO2 : 88%
5

2. Pengukuran antropometri
BB : 2300 gram
PB : 45 cm
Lingkar Kepala : 29 cm
Lingkar dada : 29 cm
LILA : 8 cm
3. Status present
Kepala : Simetris, ubun-ubun belum tertutup, tidak ada caput
seccedenum, tidak ada cephal hematoma.
Mata : Simetris, sklera jernih, kelopak mata tanpa edema.
Hidung : Simetris, posisi di garis tengah, ada lubang di kedua
hidung.
Mulut : Simetris, tidak ada labioskisis, tidak ada labiopalatoskisis,
reflek hisap tidak ada.
Telinga : simetris kanan dan kiri, tampak bersih.
Leher : Bentuk simetris, tidak ada massa abnormal.
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Dada : Simetris, gerakan dada tidak ada
Perut : Tali pusat segar, tidak ada perdarahan
Genetalia : Jenis kelamin laki-laki, ada lubang uretra
Punggung : Lurus, tidak ada benjolan abnormal.
Kulit : Pucat, tidak ada tanda lahir, ada verniks kaseosa.
Ekstremitas : Simetris kanan dan kiri, jumlah jari-jari lengkap, warna
biru dan teraba dingin
Anus : Terdapat lubang anus.
4. Reflek
Rooting :-
Sucking :-
Grasp :-
Moro : -.
Babinski :-
5. Pemeriksaan penunjang
Hb : 11,2 g/dl
Leukosit : 16,01 103/µL
Erytrosit : 4,03 103/µL
6

Trombosit :143 103/µL


Gol. Darah : O (+)
GDS : 52 mg/dl
Hbsag : negative

D. ANALISA
Diagnosa : By.Ny .SW umur 3,5 jam dengan asfiksia berat
Masalah potensial : potensial kematian
Kebutuhan Segera : resusitasi

E. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan kepada keluarga bahwa bayi dalam keadaan kurang baik
Hasil: keluarga merasa cemas dan sedih dengan keadaan bayi
2. Melakuakn resusitasi dengan Teknik haikal yaitu menghangatkan bayi
dibawah infant warmer, mengatur posisi bayi dengan posisi kepala setengah
ekstensi, isap lender, keringkan bayi dan melakukan rangsang taktil, atur
posisi bayi, lakukan penilaian jika denyut jantung bayi <100x/m maka
lakukan VTP yaitu melakukan ventilasi dengan menggunakan ambu bag dan
diselingi dengan kompresi dada dengana perbandingan 3 kali kompresi dan 1
kali ventilasi sampai bayi dapat bernafas spontan
Hasil : nadi bayi 80x/m dilakukan VTP bayi sudah bernafas spontan, tapi
belum maksimal
3. Melakukan konsultasi dengan dokter SpA
Hasil : advice dokter SpA yaitu pasang CPAP, observasi KU dan VS, pasang
infus D10% 8cc/kg BB/hari, injeksi vicc sx 2x125mg, injeksi mikasin
1x25mg, injeksi dexa 3x0,3cc, amino 3x0,3
4. Memberikan injeksi vit K
Hasil : vit K 0,5 mg IM
5. Mendokumentasikan hasil asuhan kebidanan
Hasil : hasil asuhan sudah didokumentasikan
7

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama pasien : By. Ny. SW
Hari/Tanggal : Senin, 18 April 2022
Jam : 16.00 WIB
Subjektif (S) 1. Pola Nutrisi
Bayi mendapat ASI 8cc/3jam (sonde)
2. Pola eliminasi
Bayi sudah BAB dan sudah BAK.
3. Pola Istirahat
Bayi lebih sering tertidur
4. Pola Aktivitas
Bayi diam karena tertidur

Objektif (O) 1. Keadaan Umum : lemah


2. Kesadaran : Composmentis
3. Detak jantung : 129 x/menit
4. Suhu : 36,8o C
5. Pernafasan : 40x/menit (O2 1 lpm)
Analisa (A) Diagnosa:
By.Ny. SW usia 1 hari dengan asfiksia
Penatalaksanaan (P) 1. Menjelaskan keluarga bahwa bayinya sudah mulai
membaik.
Hasil: keluarga merasa bahagia mendengarnya.
2. Menjaga kehangatan tubuh bayi
Hasil: bayi masih di inkubator
3. Mengawasi keadaan umum bayi dan suhu tubuh
Hasil: keadaan umum bayi composmentis, suhu tubuh
bayi 36,8ºC
4. Memberi terapi sesuai advice dokter
Hasil: obat sudah dimasukkan
5. Memberikan ASI 8cc/3jam melalui sonde
Hasil: residu (-)
6. Memberi O2 1 lpm
Hasil : O2 masih terpasang, CPAP sudah dilepas
7. Mendokumentasikan asuhan kebidanan
Hasil : hasil asuhan sudah didokumentasikan
8

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama pasien : By. Ny.SW
Hari/Tanggal : Selasa, 19 April 2022
Jam : 17.02 WIB

Subjektif (S) 1. Pola Nutrisi


Bayi mendapat ASI 8cc/3jam (sonde)
2. Pola Eliminasi
Bayi sudah BAB 3x dan BAK 6x
3. Pola Istirahat
Bayi lebih sering tertidur dan istirahat
4. Pola Aktivitas
Bayi menangis dan mulai bergerak aktif

Objektif (O) 1. Keadaan Umum


Baik
2. Kesadaran
Composmentis
3. Detak jantung
140 menit
4. Suhu
36,7o C

Analisa (A) Diagnosa:

By.Ny. SW usia 2 hari

Penatalaksanaan (P) 1. Memberitahukan hasil kepada ibu dan keluarga


bahwa keadaan bayi baik.
Hasil : Ibu merasa bahagia dengan penjelasan yang
diberikan oleh bidan.
2. Menjaga kehangatan bayi.
Hasil : mengganti baju dan pempes apabila basah
3. Melatih bayi untuk menyusu pada ibu
Hasil : bayi sudah bisa menyusu pada ibu
4. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya 2 jam
9

sekali
Hasil : Ibu bersedia menyusui bayinya 2 jam sekali
5. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI
eksklusif pada bayinya sampai 6 bulan.
Hasil : Ibu bersedia memberikan bayinya asi
eksklusif.
6. Mendokumentasikan asuhan kebidanan
Hasil: hasil asuhan sudah didokumentasikan
10

PEMBAHASAN
Pengakajian pada By.Ny. SW dilakukan pada umur 3,5 jam. Data subjektif
didapati bahwa bayi lahir pada tanggal 28 Desember 2021 pukul 02.30 wib dengan
umur kehamilan 33 minggu 4 hari. Dan dari hasil penilaian apgar score didapati
bahwa pada menit ke 1, 5 dan 10 secara berturut-turut adalah 3-4-5. Menurut
Setyarini dan Suprapti (2016a), beberapa faktor yang dapat menyebabkan
kegawatdaruratan pada neonatus antara lain, faktor kehamilan yaitu kehamilan
kurang bulan, kehamilan dengan penyakit DM, kehamilan dengan gawat janin,
kehamilan dengan penyakit kronis ibu, kehamilan dengan pertumbuhan janin
terhambat dan infertilitas. Faktor lain adalah faktor pada saat persalinan yaitu
persalinan dengan infeksi intrapartum dan persalinan dengan penggunaan obat
sedative. Sedangkan faktor bayi yang menyebabkan kegawatdaruratan neonatus
adalah Skor apgar yang rendah, BBLR, bayi kurang bulan, berat lahir lebih dari 4000
gr, cacat bawaan, dan frekuensi pernafasan dengan 2x observasi lebih dari 60/menit.
Dan dari data objektif didapati bahwa keadaan umum bayi lemah, suhu 35,8o
pernafasan belum bernafas spontan, nadi 40 x/m, spo2 88%, pemeriksaan
antropometri didapati bahwa BB 2300gr, PB 45cm, Lingkar Kepala 29 cm, Lingkar
Dada 29 cm, Lingkar Lengan 8 cm. Menurut Sari (2014), Tanda–tanda bayi normal
yaitu Berat badan 2500-4000 gr, Panjang badan 48-52 cm, Lingkar kepala 33-35 cm,
Lingkar dada 30-38 cm, Lingkar Lengan 11-15 cm, Bunyi jantung 120-160 x/menit,
Pernapasan 40-60x/menit. Sehingga By.Ny. SW termasuk bayi baru lahir dengan
BBLR dan asfiksia. Menurut Menkes RI (2019) Asfiksia neonatorum adalah
kegagalan bayi bernapas spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat
setelah lahir yang ditandai dengan hipoksemia, hiperkarbia, dan asidosis.
Penatalaksaan yang dilakukan yaitu menjelaskan kepada keluarga bahwa bayi
dalam keadaan kurang baik, melakukan resusitasi dengan Teknik haikal yaitu
menghangatkan bayi dibawah infant warmer, mengatur posisi bayi dengan posisi
kepala setengah ekstensi, isap lender, keringkan bayi dan melakukan rangsang taktil,
atur posisi bayi, lakukan penilaian jika denyut jantung bayi <100x/m maka lakukan
VTP yaitu melakukan ventilasi dengan menggunakan ambu bag dan diselingi dengan
kompresi dada dengana perbandingan 3 kali kompresi dan 1 kali ventilasi sampai
bayi dapat bernafas spontan, melakukan konsultasi dengan dokter SpA. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Fridely tahun 2017, kejadian hiportermi yang terjadi pada
bayi yang dirawat di RSIA Budi kemuliaan pada periode 18 Mei 2016-30 Juni 2016
setiap bulannya mengalami penurunan angka hipotermia dikarenakan petugas
11

melakukan deteksi dini untuk mencegah terjadinya hiportermia dengan cara


mengukur suhu tubuh bayi setiap saat bayi akan dipindahkan antar ruangan. Jika
suhu tubuh bayi saat akan dipindahkan mengalami hiportermia, maka bayi akan
dihangatkan terlebih dahulu di incubator hingga suhu tubuh bayi kembali normal.
Selanjutnya dilakukan penyuntikan vit K pada By. Ny. SW. Hal ini sesuai
dengan penelitian dari Casnuri (2018) tentang hubungan antara karakteristik ibu
hamil terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemberian vitamin K pada
bayi baru lahir menunjukkan adanya hubungan antara karateristik dan pengetahuan
ibu hamil terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemberian vitamin K pada
bayi baru lahir. Pada 1 jam pertama bayi harus dilakukan penyuntikan Vit K di paha
kiri bayi dikarenakan untuk mencegah perdarahan pada bayi baru lahir akibat
defesiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir. Menurut
penelitian dari Edward Surjono (2011) dalam laporan kasusnya menyebutkan bahwa
tindakan preventif dengan pemberian profilaksis vitamin K1 pada bayi baru lahir
adalah hal penting yang harus diingat oleh penolong persalinan. Bayi baru lahir yang
tidak mendapatkan profilaksis vitamin K memiliki risiko tinggi terjadinya perdarahan
akibat VKDB. Petugas kesehatan perlu mewaspadai terjadinya manifestasi VKDB
lambat pada bayi yang mengalami perdarahan intramuskular setelah injeksi vaksin.
12

DAFTAR PUSTAKA

Menkes RI (2019) “KMK Nomor HK.01.07/Menkes/214/2019 Tentang Pedoman


Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Asiksia.” doi:
10.22201/fq.18708404e.2004.3.66178

Setyarini, D. I. dan Suprapti (2016a) Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan


Maternal Neonatal. Jakarta: BPPSDMK Kemenkes RI.

Casnuri (2018). Hubungan Antara Karakteristik Ibu Hamil Terhadap Tingkat


Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru
Lahir. Ejournal. Vol.3 No.2 (2018)

Surjana, Edward (2011) Pentingnya Profilaksis Vitamin K1 Pada Bayi Baru Lahir.
Damianus Journal of Medicine; Vol. 10 No.1 Februari 2011: hlm. 51–55

Fridely, Paula (2017) Pentingnya Melakukan Pengukuran Suhu Pada Bayi Baru
Lahir Untuk Mengurangi Angka Kejadian Hipotermi. Jurnal Ilmiah Bidan,
Vol.Ii, No.2, 2017

Anda mungkin juga menyukai