Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KASUS

PRAKTIK KEBIDANAN STAGE NIFAS


DI PMB IDA ROYANI, S.Tr. Keb

Tugas ini diampu oleh Rizky Amelia, S.ST, M. Kes yang disusun
oleh :

NURUL INDAH WULANDARI


P1337424820022

PRODI PROFESI KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN SEMARANG
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2020
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kasus Nifas di PMB Ida Royani, S.Tr. Keb, telah disahkan oleh
pembimbing pada:

Hari :
Tanggal :

Dalam Rangka Praktik Klinik Kebidanan Fisiologis Nifas yang telah


diperiksa dan disetujui oleh pembimbing klinik dan pembimbing institusi Prodi
Profesi Kebidanan Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Semarang Tahun 2020.

Pembimbing Klinik Mahasiswa

Ida Royani, S.Tr. Keb Nurul Indah Wulandari


NIP.197407051993022001 NIM. P1337424820022

Mengetahui,
Pembimbing Institusi

Rizky Amelia, S.ST, M. Kes


NIP.198105202002122002
3

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS


NY. P P2 Ao USIA 26 TAHUN NIFAS NORMAL

A. PENGKAJIAN
Tanggal : 21 Oktober 2020
Waktu : 13.00 WIB
Tempat : PMB Ida Royani
Biodata :
1. Nama Ibu : Ny.P 1. Nama Suami : Tn. N
2. Umur : 26 tahun 2. Umur : 29 tahun
3. Suku Bangsa : Jawa 3. Suku bangsa : Jawa
4. Agama: Islam 4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA 5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : IRT 6. Pekerjaan : Swasta
7. Alamat : Margosari 7/11 7. Alamat : Margosari 7/11

B. ALASAN DATANG
1. Alasan Datang
Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya 6 jam yang lalu.
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya masih mules, ASI hanya keluar sedikit dan
nyeri jahitan
3. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun
Siklus : 30 hari
Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut
Nyeri Haid : Tidak
Lamanya : 5 hari
4

b. Riwayat Persalinan dan Nifas yang lalu


Persalinan Nifas Keadaan
Tahun Asi anak
UK Jenis Penolo JK/ BB Penyulit IMD Penyulit
sekarang
ng eksklusif

2015 Aterm Spontan Bidan P/3500 Tidak ada Tidak Tidak Tidak sehat
ada

c. Riwayat persalinan Sekarang


Paritas : 2 Abortus : 0
Tempat persalinan : PMB Ditolong oleh : Bidan
Jenis persalinan :Spontan
Masalah dalam persalinan :Tidak ada
Keadaan Plasenta : utuh
Kedaan tali pusat : panjang kurang lebih 25 cm
Keadaan bayi :Sehat
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal/jam lahir : 21 Oktober 2020/13.00 WIB
Apgar score : 9-9-10
BB : 3500 gr, PB: 49 cm LK : 33cm LD:34cm
Kelainan bawaan :Tidak ada
d. Riwayat Kesehatan :
Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Ibu mengatakan tidak pernah atau sedang menderita penyakit
Hiperttensi, Jantung, diabetus milletus, asma, hepatitis, HIV/AIDS,
TBC
Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :
Ibu mengatakan keluarganya tidak pernah menderita penyakit
Hiperttensi, Jantung, diabetus milletus, asma, hepatitis, HIV/AIDS,
TBC
5

Riwayat KB : Pernah/Tidak pernah


Jenis KB Lama Keluhan Alasan
Penggunaan Berhenti
Suntik 3 bulan 5 tahun Tidak ada Ingin hamil
e. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
1) Nutrisi
a) Makan
Frekuensi makan pokok : 1 kali
Komposisi :
- Nasi : 1x @1 piring (sedang)
- Lauk : 1 x @1 potong (sedang ), jenisnya ikan
- Sayuran : 1 x @ 1 mangkuk sayur ; jenis sayuran
bayam
- Buah :1 x jenis pisang
- Camilan : ibu mengatakan tidak menyemil
- Pantangan : ibu mengatakan tidak ada pantangan
makan
b) Minum
- Jumlah total 4 gelas jenis air putih dan teh
- Susu ibu mengatakan tidak minum susu
2) Eliminasi
a) Buang Air Kecil :
- Frekuensi perhari :2x warna kuning jernin
- Keluhan/masalah :ibu mengtakan tidak ada masalah
b) Buang Air Besar
- Frekuensi perhari : ibu mengatakan belum BAB
3) Personal hygiene
- Mandi : ibu mengatakan mandi sebelum melahirkan
- Keramas : ibu mengatakan keramas sebelum melahirkan
- Gosok gigi : ibu mengtakan gosok gigi sebelum
melahirkan
6

- Ganti pakaian : ibu sudah ganti pakaian setelah


melahirkan
- Kebiasaan memakai alas kaki : ibu selalu menggunakan
alas kaki
4) Istirahat/tidur
Ibu mengatakan sudah istirahat tidur kurang lebih 1 jam 30
menit.
5) Aktivitas fisik dan olah raga
- Aktivitas fisik : Ibu mengtakan sudah mampu miring
kiri, kanan, duduk
6) Kebiasaan yang merugikan kesehatan :
- Merokok : Ibu mengatakan tidak merokok
- Minuman beralkohol : ibu mengatakan tidak minum
alkohol
- Obat-obatan : ibu mengatakan tidakminum obat selain
dari tenaga kesehatan
- Jamu : ibu mengatakan tidak minum jamu
7) Pola menyusui : Ibu sudah memberikan ASI kepada
bayinya, bayi sudah dapat menyusu namun air susu yang
keluar sedikit
8) Riwayat Psikososial-spiritual
a) Riwayat perkawinan :
- Status perkawinan : menikahumur waktu menikah :
20 tahun
- Pernikahan ini yang ke 1 sahlamanya 9 tahun
- Hubungan dengan suami : baik
b) Kehamilan ini diharapkanoleh ibu, suami dan keluarga
Respon & dukungan keluarga terhadap nifas ini : ibu
mengatakan keluarganya senang atas kelahiran
anaknya.
7

c) Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) : Ibu


mengatakan jika ada masalah selalu bercerita dengan
suminya.
d) Ibu tinggal serumah dengan : Suami
e) Pengambil keputusan utama dalam keluarga : Suami
f) Dalam kondisi emergensi, ibu dapat mengambil
keputusan sendiri.
g) Orang terdekat ibu : .Suami
h) Yang menemani ibu untuk kunjungan PNC : Suami
i) Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan Nifas
: Ibu mengatakan tidak ada adat istiadat berkaitan
dengan nifas.
j) Penghasilan perbulan: Rp 3.500.000 Cukup
k) Praktik agama yang berhubungan dengan nifas : tidak
ada praktik agama yang berhubungan dengan nifas
l) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan :
ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh nakes wanita maupun pria
m) Tingkat Pengetahuan Ibu :
Hal-hal yang sudah diketahui ibu :
Hal-hal yang belum diketahui ibu : Ibu mengatakan
bingung jika ASI nya belum keluar.

C. DATA OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK:
a. Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tensi : 120/80 mmHg
4) Suhu : 36,3oC
5) Nadi : 80x/menit
8

6) RR : 20x/menit
7) BB : 68 Kg
8) TB : 156 cm
9) LILA : 28
10) IMT : 27,9
b. Status Present
Kepala : Mesochepal, bersih, tidak ada luka, rambut
bersih, tidak ada nyeri tekan
Muka : Simetris, tidak pucat, tidak oedema
Mata : Simetris, tidak ada secret, konjungtiva merah
Simetris, tidak ada secret, konjungtiva merah
muda, reflek pupil baik, tidak ada gangguan
penglihatan

Hidung : Bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak


ada secret, tidak ada perbesaran polip
Mulut : Simetris, bibir lembab, tidak ada caries gigi, tidak
ada stomatitis, tidak ada perbesaran kelenjar tonsil,
lidah bersih
Telinga : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada gangguan
pendengaran
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tyroid, dan
vena jugularis
Ketiak : Bersih, tidak ada perbesaran kelenjar limfe
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dada, tidak ada suara
ronchi, wheezing
Abdomen : Simetris, tidak ada nyeri tekan, terdengar bising
usus, tidak ada luka bekas operasi
Ekstremitas : Simetris, tidak oedema, reflek kapiler refill < 2
detik reflek patella +/+
Punggung : Simetris, tidak ada kelainan tulang belakang
9

Anus : Bersih, tidak ada hemoroid

c. Status Obstetrik
Muka : Tidak odema
Mamae : Terdapat pengeluaran asi sedikit, puting menonjol
Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, teraba keras
Genetalia :
- Lokea : Rubra
- Perenium : Terdapat bekasluka jahitan derajat II
2. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan

D. ANALISA
Ny.P P2 A0 usia 26 tahun 6 jam post partum fase taking in

E. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 21 Oktober 2020
Jam : 13.15 WIB
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa kondisi ibu pada
saat ini dalam keadaan baik.
Hasil : Ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan dan senang
mendengarnya.
2. Memberitahu ibu bahwa keluhan nyeri pada jahitan merupakan hal normal
karena ada luka pada bagian perinium dan sudah dijahit, perutnya mules,
dikarenakan kembalinya uterus keposisi semula.
Hasil : Ibu mengerti dan sudah tidak khawatir lagi dengan keadaan yang
dirasakannya
3. Memeriksa TFU dan memastikan kembali uterus berkontraksi dengan
baik.
Hasil : TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus keras.
10

4. Melakukan rawat gabung ibu dan bayi


Hasil : ibu dan bayi melakukan rawat gabung
6. Melakukan konseling tentang tanda tanda bahaya masa nifas, yaitu uterus
teraba lembek atau tidak berkontraksi, perdarahan pervaginam >500 cc,
sakit kepala berat, rasa sakit atau panas saat BAK, penglihatan kabur,
pengeluaran pervaginam berbau busuk, demam tinggi.
Hasil : ibu mengerti dan apabila ada salah satu tanda tersebut ibu
memberitahu bidan
7. Menganjurkan ibu untuk terus menyusui bayinya walaupun ASI belum
keluar, karena ASI akan keluar jika ada rangsangan hisapan dari mulut
bayi, justru jika tidak disusukan maka ASI tidak akan keluar.
Hasil : ibu mengerti dengan penkes yang diberikan dan akan terus
menyusui bayinya
8. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan,
karena ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, dapat
memberikan perlindungan terhadap infeksi, dan merupakan nutrisi yang
baik pada bayi untuk tumbuh kembangnya dan menganjurkan ibu untuk
menyusui sesering mungkin.
Hasil : ibu mengatakan akan memberikan ASI eksklusif 6 bulan.
9. Mengajarkan ibu cara menyusui yang baik dan benar, yaitu perut ibu dan
perut bayi menempel berhadapan, posisi ibu duduk dengan punggung
rendah pada kursi atau berbaring santai, masukan puting ke mulut bayi
sehingga atas dan bawah terbuka dan bayi menghisap, jangan lupa
menyendawakan bayi setelah menyusu.
Hasil : ibu bisa melakukannya dengan baik sesuai yang diajarkan oleh
bidan dan bayi sudah dapat menghisap dan menelan dengan baik.
10. Melakukan konseling tentang perawatan luka jahitan pada perineum, yaitu
menganjurkan ibu untuk untuk mengganti pembalutnya minimal 3x/hari
atau jika sudah tidak merasa nyaman, serta menganjurkan untuk menjaga
daerah luka perineum agar tetap bersih
11

Hasil : Ibu mengerti dengan penkes yang diberikan dan akan


melakukannya.
11. Memberitahu ibu tentang kebersihan pada daerah luka perineum
Hasil : Ibu mengerti dengan yang dianjurkan
12. Memberikan 2 tablet vitamin A serta menganjurkan kepada ibu untuk
meminum Vitamin A yang ke 1 dan ke 2 setelah 24 jam meminum vitamin
A yang pertama, dan memberitahukan cara mengonsumsinya
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia minum vitamin A setelah 24 jam dari
minum yang pertama dan ibu mengerti bagaimana cara mengonsumsinya.
13. Memberikan 10 tablet Amoxilin 500 mg 3x1 tab/hari, 10 tablet Asam
Mefenamat 500 mg 3x1 tab/hari, dan 30 tablet tabah darah 60 mg 1tab/hari
pada ibu dan menganjurkan ibu untuk meminumnya setiap hari.
Melibatkan orang tua atau suami, untuk ikut mengingatkan ibu dalam
mengkonsumsinya.
Hasil : Ibu telah mendapatkan obat dari bidan dan bersedia untuk
meminumnya setiap hari. Suami bersedia untuk ikut mengingatkan
waktunya minum obat.
12

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama pasien: Ny. P No . RM : 0204205 Ruang: rumah


bidan
Umur : 26 tahun Tanggal : 14 Oktober 2020
Tanggal /Jam Catatan perkembangan (SOAP) Nama & Paraf
24 Oktober 2020 S = ibu mengatakan tidak ada keluhan
Jam 09.00 WIB O= KU: baik
Kesadaran : composmentis
TD 120/80 mmhg
N 80 X/mnt
P 20x/mnt
S 36,2℃
Eliminasi :
BAB: ibu mengatakan sudah
BAB1x, tadi pagi
BAK: 5-6x/ hari, jernih, tidak
ada keluhan
Status Obstetrik
Muka
 Mata : Konjungtiva merah
muda, reflek pupil baik
 Edema : Tidak ada
Payudara
 ASI : sudah keluar lancar
Abdomen
 Pembesaran: TFU 3 jari diatas
simfisis teraba keras
Genetalia
 Bekas luka :terdapat bekas
luka jahitan derajat II
 PPV : Darah
 Jumlah :15 cc
13

 Jenis :Lokhea Sanguinolenta


 Warna :kecoklatan
 Bau :tidak ada bau busuk
 Keadaaan luka heackting :
luka mulai kering, tidak
berwarna merah, tidak ada
PUS
A= Ny. P P2 A0 usia 26 tahun 3 hari post
partum fase taking hold.

P=
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
bahwa ibu dalam kondisi normal.
Hasil: Ibu terlihat senang mendengar
hasil pemeriksaan baik
b. Memastikan kontraksi ibu baik, TFU,
lokhea dan tidak ada tanda-tanda
infeksi
Hasil: Kontraksi ibu baik, tidak ada
perdarahan abnormal, TFU
pertengahan pusat dan sympisis,
lokhea sanguinolenta dan tidak ada
tanda-tanda infeksi
c. Menganjurkan ibu untuk makan
makanan bergizi seimbang dan
minum yang cukup agar kebutuhan
nutrisi ibu terpenuhi.
Hasil: Ibu bersedia makan makanan
bergizi dan minum yang cukup.
d. Memberitahu ibu tanda bahaya pada
masa nifas yaitu :Keluar darah segar
14

yang banyak dari jalan lahir, luka


perineum bernanah, basah, dan berbau
busuk, demam tinggi, bengkak pada
tangan, kaki, dan wajah disertai nyeri
ulu hati dan pandangan kabur,
perasaan marah dan benci kepada
bayinya dan menganjurkan ibu untuk
segera menghubungi petugas
kesehatan (bidan) terdekat bila
mengalami tanda-tanda tersebut.
Hasil : ibu dapat menyebutkan
kembali 3 dari tanda bahaya masa
nifas yang dijelaskan dan ibu akan
langsung ke petugas kesehatan apabila
mengalami tanda bahaya masa nifas
yang sudah dijelaskan.
e. Memberitahu ibu cara atau teknik
menyusui yang benar dan
menganjurkan ibu untuk menyusui
bayinya secara on demand, ekslusif 6
bulan tanpa tambahan makanan atau
minuman apapun
Hasil: Ibu mengetahui teknik
menyusui yang benar, ibu bersedia
menyusui bayinya secara on demand
dan akan memberikan asi ekslusif
selama 6 bulan tanpa menambah
makanan apapun
f. Menganjurkan ibu untuk datang ke
fasilitas kesehatan terdekat jika ibu
ada keluhan
15

Hasil: Ibu paham dan bersedia datang


ke fasilitas kesehatan jika ada
keluhan.

31 Oktober 2020 S : Pasien mengatakan tidak ada


Jam : 10.00 WIB keluhan
O : KU : Baik
Kesadaran: Composmentis
TD: 120/80 mmHg
N : 80x/menit
P: 20x/menit
T : 36, 5oC
Status Obstetrik
Muka
- Mata : Konjungtiva merah
muda, reflek pupil baik
- Edema : Tidak ada
Payudara
- ASI : sudah keluar lancar
Abdomen
- Pembesaran: TFU tidak teraba
Genetalia
- Bekas luka : terdapat bekas luka
jahitan derajat II
- PPV : Darah
- Jumlah :3cc
- Jenis : Lokhea Serosa
- Warna : Kuning kecoklatan
- Bau :tidak ada bau busuk
- Keadaaan luka heackting :,
jahitan sudah kering, tidak
berwarna merah, tidak ada PUS

A : Ny. P P2 A0 usia 29 tahun


16

10 hari post partum fase


letting go

P=
a. Memberitahu ibu tentang hasil
pemeriksaan.
Hasil: Ibu senang mengetahui
kondisinya baik.
b. Memantau Kontraksi, TFU, dan PPV
ibu.
Hasil:Involusi uterus berjalan normal,
kontraksi uterus keras, TFU tidak
teraba, perdarahan + 5 cc lokhea alba,
bau khas, tidak ada tanda-tanda
infeksi.
c. Menganjurkan ibu untuk
mempertahankan pola makan yang
bergizi dan istirahat cukup.
Hasil: Ibu bersedia mengikuti anjuran
yang diberikan.
d. Menganjurkan ibu untuk menyusui
bayinya setiap 2 jam dan
mengevaluasi cara menyusui yang
baik dan benar.
Hasil: Ibu telah menyusui bayinya
setiap 2 jam sekali dan bayi menyusu
kuat. Ibu menyusui dengan posisi
yang baik dan benar, serta tidak ada
penyulit selama ibu menyusui.
e. Menganjurkan kembali kepada ibu
dan keluarga mengenai pentingnya
17

ASI Eksklusif dan manfaatnya bagi


ibu dan bayi.
Hasil : ibu mengatakan akan
memberikan ASI saja sampai bayinya
6 bulan, keluarga mendukung ibu
untuk memberikan ASI Eksklusif
f. Menjelaskan pada ibu tentang jenis-
jenis KB yang boleh digunakan untuk
ibu menyusui dan menganjurkan ibu
untuk berdiskusi dengan suami untuk
menggunakan kontrasepsi setelah
selesai masa nifas.
Hasil: Ibu mengerti tentang jenis-jenis
KB yang boleh digunakan untuk ibu
menyusui dan ibu sudah
mendiskusikan ingin menggunakan
KB suntik.
g. Memantau pemberian ASI dari ibu
untuk bayi
Hasil: bayi di susui ibu
h. Menganjurkan ibu untuk datang ke
fasilitas kesehatan terdekat jika ibu
ada keluhan
Hasil: Ibu paham dan bersedia datang
ke fasilitas kesehatan jika ada
keluhan.

BAB IV
18

PEMBAHASAN

Pembahasan laporan ini akan menganalisa asuhan kebidanan yang diberikan


kepada Ny. P 26 tahun postpartum normal 6 jam, pada nifas fisiologis berdasarkan
teori yang ada.

1. Pengkajian
a. Data Subyektif
1) Identitas
Identitas pasien berisi nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan,
dan alamat. (Puspitasari, 2014)menyebutkan nama pasien perlu
dikaji untuk menciptakan kepercayaan antara pemberi asuhan
dengan pasien dan membedakan jika ada kesamaan nama dengan
pasien yang lain, umur dikaji untuk mengetahui adanya resiko yang
berhubungan dengan umur, karena jika umur pasien kurang dari 20
tahun atau lebih dari 35 tahun termasuk dalam faktor resiko dalam
masa nifas, dalam hal ini Ny. P berusia 26 tahun maka usia tersebut
tidak termasuk kategori faktor resiko tinggi.
2) Keluhan utama
Data ini digunakan untuk mengetahui keluhan yang dirasakan ibu
secara fisik maupun psikologis sehingga klien datang ke tenaga
kesehatan, mengidentifikasi keluhan tersebut fisiologis/patologis,
dan mendeteksi adanya tanda bahaya atau komplikasi yang
mungkin muncul (Mangkuji, Ginting, Suswaty, Lubis, & Wildan,
2012). Pada kasus Ny. P mengeluhkan nyeri jahitan dan ASI nya
keluar sedikit.
b. Data Obyektif
Pemeriksaan Status Present dan Obstetrikus
Pemeriksaan status present juga dilakukan dengan lengkap mulai
dari head to toe. Tanda-tanda infeksi juga tidak ditemukan pada pasien
dapat dilihat dari hasil pengeluaran pervaginam tidak berbau, suhu
tubuh pasien dalam keadaan normal 36,2oC, tekanan darah pasien
19

120/80 mmHg tidak ditemukan adanya kelainan atau abnormalitas


yang mengarah pada gangguan saat masa nifas. Sedangkan
pemeriksaan obstretrikus dilakukan untuk menemukan kelainan
berkaitan dengan masa nifas ini.
Selanjutnya pemeriksaan mammae dikaji untuk mengetahui
normalnya bentuk, puting susu menonjol, dan ada/tidak ada
pengeluaran colostrum (Marmi, 2017). Hasil pemeriksaan pada Ny.
Pini adalah bentuk simetris,puting susu menonjol dan pengeluaran
kolostrum sedikit.
Abdomen dikaji untuk mengetahui TFU, kontraksi uterus (Marmi,
2017). Pada pemeriksaan Ny. P TFU 2 jari dibawah pusat, dan
kontraksi uterus keras.
Pada genetalia menurut Marmi (2017) dikaji untuk mengetahui
pengeluaran pervaginam sesuai dengan hari nifas. Pada kasus Ny. P ini
lokhea berwarna merah atau lokhea rubra.
2. Analisa
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis
atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas
dasar data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah
dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosis
yang spesifik (Mangkuji, Ginting, Suswaty, Lubis, & Wildan, 2012).
Diagnosis pada Ny. Padalah Ny. P usia 26 tahun P2 A0 dengan nifas
normal 6 jam fase taking in.
3. Penatalaksanaan
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada Ny. P tanggal 21
Oktober 2020, penatalaksanaan yang diberikan yaitu :
a. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa kondisi ibu
pada saat ini dalam keadaan baik.
Hasil : Ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan dan senang
mendengarnya
20

b. Memberitahu ibu bahwa keluhan nyeri pada jahitan merupakan hal


normal karena ada luka pada bagian perinium dan sudah dijahit,
perutnya mules, dikarenakan kembalinya uterus keposisi semula.
Hasil : Ibu mengerti dan sudah tidak khawatir lagi dengan keadaan
yang dirasakannya
c. Memeriksa TFU dan memastikan kembali uterus berkontraksi dengan
baik.
Hasil : TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus keras
d. Melakukan rawat gabung ibu dan bayi
Hasil : ibu dan bayi melakukan rawat gabung
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Musafa’ah, dkk (2017)
mengatakan bahwa ada hubungan rawat gabung dengan produksi ASI
pada ibu nifas di ruang melati RSUD Kabupaten Jombang
yakniproduksi ASI pada ibu yang dilakukan rawat gabung lebih baik
dari pada ibu yang tidak dilakukan rawat gabung. Rangsangan puting
susu melalui isapan bayi akan meningkatkan sel-sel alveoli pada
payudara yang berfungsi untuk membuat air susu. Sehingga semakin
sering menyusu pada payudara ibu, maka produksi dan pengeluaran
ASI akan menjadi banyak.
e. Melakukan konseling tentang tanda tanda bahaya masa nifas, yaitu
uterus teraba lembek atau tidak berkontraksi, perdarahan pervaginam
>500 cc, sakit kepala berat, rasa sakit atau panas saat BAK,
penglihatan kabur, pengeluaran pervaginam berbau busuk, demam
tinggi.
Hasil : ibu mengerti dan apabila ada salah satu tanda tersebut ibu
memberitahu bidan
Menurut penelitian Labaili (2017) Masa nifas (peurperium) dimulai
sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sempai dengan 6 minggu (42
hari) setelah itu. Pelayanan pacsa persalinan harus terselenggara pada
masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi
upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan
21

penyakit yang mungkin terjadi. Untuk mengetahui pengetahuan ibu


nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas Di Rumah Sakit Umum.
Hasil penelitian menunjukan bahwa paling banyak pengetahuan ibu
tentang tanda-tanda bahaya masa nifas berdasarkan usia kategori
cukup yaitu 31 Responden (50%). Kesimpulan: Pengetahuan ibu nifas
berdasarkan usia paling banyak pada kelompok 20-35 tahun yaitu 29
Responden (46,77%). dan pegetahuan ibu berdasarkan ibu nifas
berdasarkan pendidikan paling banyak pada kelompok sekolah
menengah (SMA/SMA) yaitu 23 Responden (37,09%).
f. Melakukan perawatan payudara dan mengajari ibu teknik perawatan
bayudara untuk memperlancar ASI.
hasil : Ibu dapat melakukan perawatan payudara secara mandiri
Breast care diberikan pada ibu untuk melancarkan produksi
ASInya. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang berjudul Efektifitas
Breast Care Post Partum Terhadap Produksi ASI dapat diketahui
bahwa breast care efektif untuk meningkatkan produksi ASI. Hal ini
dapat dibuktikan dari hasil analisis data dengan independent t test yang
menunjukkan bahwa rata – rata produksi ASI pada kelompok
breastcare postpartum lebih lancar dibandingkan dengan kelompok
tanpa breast care postpartum yaitu 6.73 > 3.86 serta nilai thit > ttab
(16.40 > 1.691) atau nilai ρ : 0,000 < 0,05 yang artinya Breastcare
Postpartum efektif meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui
(Wijayanti & Setiyaningsih, 2016).
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Maria Beatrix Tyfani
pada tahun 2017 di Kota Malang menyebutkan bahwa ada hubungan
antara pelaksanaan perawatan payudara dengan kelancaran ASI ibu
postpartum dimana semakin ibu melakukan perawatan payudara
dengan baik maka ASI pun akan lancar. Perawatan payudara yang baik
dan benar memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan
produksi ASI. Pelaksanaan perawatan payudara hendaknya dimulai
sedini mungkin yaitu 1 – 2 hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan
22

dua kali sehari.Perawatan payudara dilakukan meliputi pengurutan


payudara, pengosongan payudara, pengompresan payudara dan
perawatan puting susu (Tyfani, 2017).
g. Menganjurkan ibu untuk terus menyusui bayinya walaupun ASI belum
keluar, karena ASI akan keluar jika ada rangsangan hisapan dari mulut
bayi, justru jika tidak disusukan maka ASI tidak akan keluar.
Hasil : ibu mengerti dengan penkes yang diberikan dan akan terus
menyusui bayinya
h. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan,
karena ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, dapat
memberikan perlindungan terhadap infeksi, dan merupakan nutrisi
yang baik pada bayi untuk tumbuh kembangnya dan menganjurkan ibu
untuk menyusui sesering mungkin.
Hasil : ibu mengatakan akan memberikan ASI eksklusif 6 bulan.
i. Mengajarkan ibu cara menyusui yang baik dan benar, yaitu perut ibu
dan perut bayi menempel berhadapan, posisi ibu duduk dengan
punggung rendah pada kursi atau berbaring santai, masukan puting ke
mulut bayi sehingga atas dan bawah terbuka dan bayi menghisap,
jangan lupa menyendawakan bayi setelah menyusu.
Hasil : ibu bisa melakukannya dengan baik sesuai yang diajarkan oleh
bidan dan bayi sudah dapat menghisap dan menelan dengan baik.
j. Melakukan konseling tentang perawatan luka jahitan pada perineum,
yaitu menganjurkan ibu untuk untuk mengganti pembalutnya minimal
3x/hari atau jika sudah tidak merasa nyaman, serta menganjurkan
untuk menjaga daerah luka perineum agar tetap bersih.
Hasil : Ibu mengerti dengan penkes yang diberikan dan akan
melakukannya.
k. Memberitahu ibu tentang kebersihan pada daerah luka perineum
Hasil : Ibu mengerti dengan yang dianjurkan
Asuhan yang diberikan sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Khusniyati, Catur, dan Vikri pada tahun 2019 Mojokerto dimana
23

terdapat hubungan antara perawatan perineum dengan penyembuhan


luka perineum. Penyembuhan luka perineum dapat berjalan dengan
cepat jika perawatan luka dilakukan dengan baik dimana salah satu
bentuk perawatan luka adalah menjaga kebersihan daerah luka
demikian pula sebaliknya. Kemungkinan terjadinya infeksi pada luka
karena perawatan yang tidak benar, dapat meningkat dengan adanya
benda mati dan benda asing. Benda asing dapat bertindaksebagai fokus
infeksi pada luka dan jika luka terkontaminasi oleh benda asing atau
jaringan nekrotik, pembersihan luka diperlukan untuk mencegah
perlambatan penyembuhan. Luka yang kotor harus dicuci bersih. Bila
luka kotor, maka penyembuhan sulit terjadi. Kalaupun sembuh akan
memberikan hasil yang buruk. Jadi, luka bersih sembuh lebih cepat
daripada luka yang kotor.
l. Menganjurkan ibu untuk tetap rutin meminum tablet tambah darah
yang telah diberikan
Hasil : Ibu telah mendapatkan obat dari bidan dan bersedia untuk
meminumnya setiap hari.

Pada pembahasan catatan perkembangan tanggal 24 Oktober 2020


dapat diketahui bahwa keluhan ibu adalah nyeri luka jahitan berkurang.
Data obyektif meliputi :
- KU : Baik
Kesadaran: Composmentis
- TTV :
TD: 120/80 mmHg
N : 80x/menit
P : 20x/menit
T : 36,4oC
- Eliminasi :
BAB: ibu mengatakan sudah BAB1x, tadi pagi
BAK: 5-6x/ hari, jernih, tidak ada keluhan
24

Pemeriksaan status obstetrik


- mata konjungtiva merah, tidak odem
- payudara yaitu asi sudah keluar lancar.
- Pada pemeriksaan abdomen diketahui bahwa TFU pertengahan pusat
dan sympisis teraba keras dan pada genetalia terdapat bekasluka
jahitan derajat II dengan jumlah ppv 15 cc dengan jenis lokea
sanguinolenta dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
-
Selanjutnya analisa pada Ny.P ini analisanya adalah Ny. P P 2 A0 usia 26
tahun 3 hari poastpartum fase taking hold. Setelah ditegakkan analisa lalu
diberikan penatalaksanaan pada Ny. P, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam kondisi normal.
Hasil: Ibu terlihat senang mendengar hasil pemeriksaan baik
b. Memastikan kontraksi ibu baik, TFU, lokhea dan tidak ada tanda-tanda infeksi
Hasil: Kontraksi ibu baik, tidak ada perdarahan abnormal, TFU pertengahan
pusat dan sympisis, lokhea sanguinolenta dan tidak ada tanda-tanda infeksi
c. Menganjurkan ibu untuk makan makanan bergizi seimbang dan minum yang
cukup agar kebutuhan nutrisi ibu terpenuhi.
Hasil: Ibu bersedia makan makanan bergizi dan minum yang cukup.
d. Memberitahu ibu tanda bahaya pada masa nifas yaitu :Keluar darah segar yang
banyak dari jalan lahir, luka perineum bernanah, basah, dan berbau busuk,
demam tinggi, bengkak pada tangan, kaki, dan wajah disertai nyeri ulu hati dan
pandangan kabur, perasaan marah dan benci kepada bayinya dan
menganjurkan ibu untuk segera menghubungi petugas kesehatan (bidan)
terdekat bila mengalami tanda-tanda tersebut.
Hasil : ibu dapat menyebutkan kembali 3 dari tanda bahaya masa nifas yang
dijelaskan dan ibu akan langsung ke petugas kesehatan apabila mengalami
tanda bahaya masa nifas yang sudah dijelaskan.
e. Memberitahu ibu cara atau teknik menyusui yang benar dan menganjurkan ibu
untuk menyusui bayinya secara on demand, ekslusif 6 bulan tanpa tambahan
makanan atau minuman apapun
25

Hasil: Ibu mengetahui teknik menyusui yang benar, ibu bersedia menyusui
bayinya secara on demand dan akan memberikan asi ekslusif selama 6 bulan
tanpa menambah makanan apapun
f. Menganjurkan ibu untuk datang ke fasilitas kesehatan terdekat jika ibu ada
keluhan
Hasil: Ibu paham dan bersedia datang ke fasilitas kesehatan jika ada keluhan.

Selanjutnya pada pembahasan catatan perkembangan tanggal 31


Oktober 2020 dapat diketahui bahwa ibu mengatakan tidak ada
keluhan. Data obyektif meliputi :
- KU : Baik
Kesadaran: Composmentis
- TTV :
TD: 120/80 mmHg
N : 80x/menit
P: 20x/menit
T : 36, 5oC
Pemeriksaan status obstetrik
- mata konjungtiva merah, tidak odem
- payudara yaitu terdapat pembesaran mammae dan asi sudah keluar
lancar.
- Pada pemeriksaan abdomen diketahui bahwa TFU tidak teraba, pada
genetalia terdapat bekasluka jahitan derajat II dengan jumlah ppv 3 cc
dengan jenis serosa sanguinolenta dan tidak ada tanda-tanda infeksi
lalu jahitan sudah kering.
Selanjutnya analisa pada Ny.P ini analisanya adalah Ny. P P 2 A0 usia 26
tahun 10 hari poastpartum fase letting go. Setelah ditegakkan analisa lalu
diberikan penatalaksanaan pada Ny. P, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan.

Hasil: Ibu senang mengetahui kondisinya baik.

b. Memantau Kontraksi, TFU, dan PPV ibu.


26

Hasil:Involusi uterus berjalan normal, kontraksi uterus keras, TFU tidak teraba,
perdarahan + 5 cc lokhea alba, bau khas, tidak ada tanda-tanda infeksi.

c. Menganjurkan ibu untuk mempertahankan pola makan yang bergizi dan


istirahat cukup.

Hasil: Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.

d. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya setiap 2 jam dan mengevaluasi cara
menyusui yang baik dan benar.

Hasil: Ibu telah menyusui bayinya setiap 2 jam sekali dan bayi menyusu kuat.
Ibu menyusui dengan posisi yang baik dan benar, serta tidak ada penyulit
selama ibu menyusui.
e. Menganjurkan kembali kepada ibu dan keluarga mengenai pentingnya ASI
Eksklusif dan manfaatnya bagi ibu dan bayi.
Hasil : ibu mengatakan akan memberikan ASI saja sampai bayinya 6 bulan,
keluarga mendukung ibu untuk memberikan ASI Eksklusif

f. Menjelaskan pada ibu tentang jenis-jenis KB yang boleh digunakan untuk ibu
menyusui dan menganjurkan ibu untuk berdiskusi dengan suami untuk
menggunakan kontrasepsi setelah selesai masa nifas.

Hasil: Ibu mengerti tentang jenis-jenis KB yang boleh digunakan untuk ibu
menyusui dan ibu sudah mendiskusikan ingin menggunakan KB suntik.
g. Memantau pemberian ASI dari ibu untuk bayi
Hasil: bayi di susui ibu
h. Menganjurkan ibu untuk datang ke fasilitas kesehatan terdekat jika ibu ada
keluhan
Hasil: Ibu paham dan bersedia datang ke fasilitas kesehatan jika ada keluhan.
27

DAFTAR PUSTAKA
Khusniyati, E., Dewi, C. P. L., & Ulumiah, V. H. (2019). Hubungan Perawatan
Luka Perineum Dengan Lama Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas
Di Bpm Ny. Titi Ekawati,Str.Keb Desa Tampungrejo Kecamatan Puri
Mojokerto. Jurnal Keperawatan.
Mangkuji, B., Ginting, I., Suswaty, Lubis, S., & Wildan. (2012). Asuhan
Kebidanan : 7 Langkah SOAP. Jakarta: EGC.
Marmi. (2017). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas (S. Riyadi, ed.). Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Musafa’ah, dkk. 2017. Hubungan Rawat Gabung Dengan Produksi ASI Pada Ibu
Nifas di Ruang Melati RSUD Kabupaten Jombang.
Puspitasari, D. (2014). Asuhan Kebidanan Komprehensif. Purwokerto: DIII
Kebidanan UMP.
Suriani Labaili , Hasmia Naningsi , Wahida. 2017. Pengetahuan Ibu Nifas
Tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas Di Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Poltekkes Kemenkes Kendari
Varney, H., & Jan M.K, C. (2010). Buku Ajar Asuhan Kebidanan (4th ed.). 2010:
EGC.
Wijayanti, T., & Setiyaningsih, A. (2016). Jurnal Kebidanan Efektifitas Breast
Care Post Partum Terhadap Produksi Postpartum Breastcare Effectiveness
OProduction Asi. Viii(2), 201–208.

Anda mungkin juga menyukai