Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

PRAKTIK KEBIDANAN STAGE KOLABORASI PERSALINAN


DI PUSKESMAS BOJONGSARI

Tugas ini diampu oleh Rusmini, SKp.Ns ,S.Tr.Keb, M.H


yang disusun oleh:

LIS PUJI MULYATI


P1337424821033

PRODI PROFESI KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN SEMARANG
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2021/2022
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kasus Kolaborasi Persalinan di Puskesmas Bojongsari, telah disahkan


oleh pembimbing pada:

Hari :
Tanggal :

Dalam Rangka Praktik Klinik Kebidanan Stase Kolaborasi yang telah diperiksa
dan disetujui oleh pembimbing klinik dan pembimbing institusi Prodi Profesi
Kebidanan Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Semarang Tahun 2022.

Pembimbing Klinik Praktikan

Siti Suryaningsih,Amd.Keb Lis Puji Mulyati

NIP. 19710415 199103 2 004 NIM. P1337424821033

Mengetahui,

Pembimbing Institusi

Rusmini, S.Kep, Ns, S.Tr.Keb, M.H


NIP. 19591118 198303 2 002
ASUHAN KEBIDANAN PA DA IBU BERSALIN
PADA NY. E USIA 29 TAHUN G2P1A0 HAMIL 38+4 MGG
JANIN TUNGGAL LETAK MEMBUJUR U, PUKI DENGAN KPD

A. PENGKAJIAN
Tanggal : 30 April 2022
Jam : 14.45 WIB
Tempat : Puskesmas Bojongsari

B. IDENTITAS PASIEN
Identitas pasien Penanggung jawab
Status : Suami
1. Nama : Ny. E 1. Nama : Tn. N
2. Umur : 29 tahun 2. Umur : 34 tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA 4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : IRT 5. Pekerjaan : Karyawan Swasta
6. Suku bangsa : Jawa 6. Suku bangsa : Jawa
7. Alamat : Beji 7/4 7. Alamat : Beji 7/4

C. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan Datang
Ibu mengatakan mengeluarkan air ketuban sejak pukul 08.00 WIB
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengeluarkan air ketuban sejak pukul 08.00 WIB mengalir
jernih dan belum merasakan kenceng-kenceng.
Uraian Keluhan Utama
Ibu mengatakan pada pukul 08.00 WIB mengeluarkan cairan dari jalan lahir
(mengalir) berwarna jernih, ibu belum merasakan kenceng-kenceng, ibu
datang ke puskesmas Bojongsari pada pukul 08.45 WIB dengan diantar suami
dan keluarga.
3. Tanda-Tanda Persalinan
Kontraksi : masih jarang
Lokasi ketidak nyamanan : -
PPV : cairan ketuban
4. Riwayat Kesehatan
a) Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular maupun tidak
menular, penyakit menurun maupun kronis seperti jantung, DM,
hipertensi, TBC, asma, malaria, PMS dan HIV/AIDS serta tidak memiliki
alergi terhadap obat-obatan tertentu. Saat ini ibu dalam keadaan sehat dan
tidak sedang dalam masa pengobatan.
b) Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
menular maupun tidak menular, penyakit menurun maupun kronis seperti
jantung, DM, hipertensi, TBC, asma, malaria, PMS dan HIV/AIDS serta
tidak ada riwayat kembar
5. Riwayat obstetri :
a) Riwayat Haid :
Menarche : 12 tahun Nyeri Haid : tidak ada
Siklus : 28 hari Lama : 7 hari
Warna darah : Merah kecoklatan Leukhorea : tidak keputihan
Banyaknya : ±2-3x ganti pembalut
b) Riwayat Kehamilan sekarang :
1) Hamil ke 3, usia 38+4 minggu
2) HPHT : 3 Agustus 2021 HPL : 10 Mei 2022
3) Gerak janin
 Pertama kali : Ibu merasakan gerak janin pada usia 20 minggu
 Frekuensi dalam 12 jam : ±10 x
4) Tanda bahaya : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami nyeri kepala
hebat, perdarahan pervaginam, penglihatan kabur, dan oedem pada
wajah, kaki dan tangan
5) Kekhawatiran khusus : ibu mengatakan sedikit khawatir dengan
kehamilan pertamanya ini
6) Imunisasi TT : Imunisasi TT 5x
7) ANC : 12 x
Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu: Ibu mengatakan ini kehamilan kedua
Kead anak
Kehamilan Persalinan Nifas
sekarang
Tahun
Frek KELUHAN/
UK Jenis Penolong JK/ BB Penyulit IMD Penyulit Asi eksklusif
ANC PENYULIT
2014 9x - 9 bl Spontan Bidan L/ - Ya - Ya Sehat
3000gr

RIWAYAT KB : Pernah / tidak pernah *)


Jika pernah :
Jenis Kontrasepsi Lama Pemakaian Keluhan Alasan dilepas
Suntik 3 bulan 5 th - Ingin hamil lagi

Rencana Setelah Melahirka: Ibu mengatakan belum mempunyai rencana ber-KB


6. Pola Pemenuhan Kebutuhan Terakhir Kali:
a) Nutrisi
Makan , Jam : 06.00 WIB
1) Komposisi :
 Nasi : 1x @ 1/2 piring (sedang / penuh)
 Lauk : 1 x @1 potong (sedang / besar), jenisnya tempe, ayam
 Sayuran : 1 x @ 1 mangkuk sayur ; jenis sayuran kangkung
 Buah : 1 potong, jenis pisang
 Camilan : jenis biskuit jumlah: 1 bungkus
2) Pantangan : Tidak ada pantangan makan
Minum, Jam : 07.00 WIB
Jenis air putih Jumlah 1 gelas
b) Pola Istirahat
1) Jam 22.00 s.d 04.00 WIB
2) Kualitas : Tidur malam kurang efektif
3) Keluhan/masalah : kurang nyenyak karena merasakan kenceng -
kenceng
c) Pola aktifitas : Ibu tiduran di kasur untuk mengurangi nyeri kenceng-
kenceng
d) Pola eliminasi :
1) Buang Air Kecil , tgl 30-04-2022 Jam : 07.00 WIB
 Jumlah : ±50 cc ; warna kuning jernih
 Keluhan/masalah : BAK sedikit tapi sering
2) Buang Air Besar , Jam : 05.00 WIB Tanggal 30-04-2022
 Warna : kuning kecoklatan konsistensi lembek / keras*)
 Keluhan/masalah : Tidak ada keluhan
e) Personal hygiene
1) Jam : 07.00 WIB tanggal 30 April 2022
 Mandi  Ganti Pakaian
 Keramas  Ganti Celana
Dalam
 Gosok Gigi
7. Riwayat Psikososial-spiritual
a) Riwayat perkawinan :
1) Status perkawinan : menikah / tidak menikah*), umur waktu menikah
: 21 th.
2) Pernikahan ini yang ke 1 sah/ tidak*) lamanya 8 tahun
3) Hubungan dengan suami : baik/ ada masalah
b) Persalinan ini diharapkan / tidak*) oleh ibu, suami, keluarga;
Respon & dukungan keluarga terhadap persalinan ini : suami dan keluarga
mendukung penuh, mulai dari mengantar ibu sampai dengan menemani
proses persalinan ibu.
c) Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) : Ibu segera datang ke
tenaga kesehatan setelah mengetahui adanya tanda-tanda persalinan
d) Ibu tinggal serumah dengan : dan suami
e) Pengambil keputusan utama dalam keluarga : suami
Dalam kondisi emergensi, ibu dapat / tidak * mengambil keputusan
sendiri.
f) Orang terdekat ibu : suami
Yang menemani ibu untuk persalinan : tidak ada
g) Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan persalinan : tidak ada
h) Penghasilan suami perbulan: Rp 3.500.000,00 Cukup/Tidak Cukup*)
i) Praktik agama yang berhubungan dengan persalinan : Tidak ada
j) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan :
 ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh nakes wanita maupun pria;
 tidak boleh menerima transfusi darah;
 tidak boleh diperiksa daerah genitalia,
 lainnya : .................................................................................................
................
k) Tingkat pengetahuan ibu :
 Hal-hal yang sudah diketahui ibu : Ibu mengetahui bahwa ibu akan
melahirkan, ibu sudah tahu tanda-tanda persalinan
 Hal-hal yang belum diketahui ibu : Ibu belum mengetahui posisi
persalinan dan cara meneran yang baik
 Hal-hal yang ingin diketahui ibu : Posisi persalinan dan cara meneran
yang baik
D. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a) Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum: Baik Tensi : 100/70 mmHg
2) Kesadaran : Composmentis Nadi : 85 x/menit
3) TB : 146 cm Suhu /T: 36,5℃
4) LILA : 26 cm RR : 20 x/menit
5) BB : 55 kg IMT : 26,1 kg/m2
b) Status present
Kepala : Distribusi rambut merata, tidak ada benjolan maupun nyeri
tekan
Muka : Tidak pucat , tidak ada oedem
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak pucat
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip
Mulut : Bibir lembab, lidah bersih, gigi tidak karies, gusi tidak
bengkak.
Telinga : Tidak ada penumpukan serumen, tidak ada benjolan
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar thyroid dan
vena jugularis tidak ada nyeri tekan
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada massa
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Abdomen : Tidak ada bekas operasi, tidak ada pembesaran hati dan
kelenjar limpa.
Lipat paha : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada massa
Vulva : Tidak oedem, tidak ada varises
Ekstremitas : Turgor kulit baik, tidak oedem, pergerakan normal, kuku jari
bersih
Refleks patella : +/+
Punggung : Tidak ada kelainan tulang punggung, tidak ada benjolan
Anus : Tidak ada hemoroid
c) Status Obstetrik
1) Inspeksi:
 Muka : Tidak oedem, tidak pucat, tidak ada chloasma
gravidarum
 Mamae : Simetris, tidak ada benjolan, putting susu menonjol,
areola menghitam, ASI belum keluar
 Abdomen : Membesar, terdapat linea nigra
 Vulva : Tidak oedem, tidak ada varices
2) Palpasi
 Leoplod I : TFU 3 jari dibawah PX . Pada bagian fundus teraba
satu bagian bulat besar, lunak, sulit digerakkan (bokong).
 Leoplod II : Pada perut ibu sebelah kiri teraba tahanan
keras dan memanjang seperti papan (punggung). Pada perut ibu
sebelah kanan teraba bagian-bagian kecil dan menonjol
(ekstremitas)
 Leoplod III : Pada perut ibu sebelah bawah teraba satu bagian
bulat keras (kepala), tidak bisa digoyang
 Leoplod IV : bagian terbawah janin sudah masuk PAP, tangan
pemeriksa divergen
 Penurunan Kepala : 5/5
 TFU : 30 cm TBJ : 2.945 gram
3) Auskultasi :
 DJJ : 136 x/menit
2. Pemeriksaan Dalam : tgl/jam : 30 April 2022/ 08.45 WIB
Vulva/vagina : Tidak oedem, tidak varises, tidak ada benjolan
Serviks :
 Posisi : Anterior / Medial/ Posterior *)
 Pembukaan :∅ 0 cm
 Efficement : 0%
Kulit ketuban : negative
Presentasi : - (sulit dinilai)
POD (Point of direction): - (sulit dinilai)
Penyusupan : - (sulit dinilai)
Penurunan bag. Terbawah : hodge I
3. Pemeriksaan penunjang :
Hb: 11,3 %, HbSAg: Negatif, Protein urin: Negatif, Rapid Test Antigen : Non
reaktif, test lakmus (+)
4. Informasi tambahan:
- Telah diberikan terapi Amoxilin 1000 mg pada pukul 09.00 WIB
- Pada pukul 13.00 WIB visit dokter, advis dokter adalah observasi
kemajuan persalinan, rujuk RS apabila sudah 6 jam tidak ada kemajuan

E. ANALISA
Ny. E umur 29 tahun G2P1A0, hamil 38+4, janin tunggal, hidup intra uteri, letak
membujur, presentasi kepala, PUKI, U belum ada pembukaan dengan KPD 6 jam
Diagnosa Aktual : KPD
Diagnosa Potensial : Infeksi maternal/ neonatus dan gawat janin

F. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan
Hasil: ibu dan keluarga mengetahui kondisinya.
2. Menganjurkan ibu untuk bebaring miring ke kiri dan mengajari teknik
relaksasi saat ada kontraksi dengan mengambil nafas dalam dan panjang.
Hasil: ibu berbaring miring ke kiri dan relaksasi saat ada kontraksi.
3. Menganjurkan ibu untuk berkemih
Hasil : Ibu bersedia untuk berkemih dan tidak akan menahan buang air kecil
4. Menganjurkan keluarga untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi ibu.
Hasil : ibu bersedia minum 1 gelas air putih.
5. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa atas advis dokter, akan dilakukan
rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi karena ketuban sudah pecah 6
jam yang lalu
Hasil : ibu dan keluarga mengerti dan bersedia untuk dilakukan rujukan
6. Melakukan inform consent dengan keluarga pasien
Hasil : inform consent sudah dilakukan
7. Memberikan dukungan psikologis pada ibu agar tidak cemas
Hasil : ibu memahami kondisinya dan lebih tenang setelah bidan memberikan
afirmasi
8. Melakukan stabilisasi pasien yakni pemberian infuse RL 20 tts/menit
Hasil : infuse RL sudah terpasang
9. Bidan menelpon rumah sakit rujukan
Hasil : pasien diterima dan segera dikirim ke rumah sakit rujukan
10. Pasien diantarkan bidan ke rumah sakit rujukan dengan menggunakan APD
lengkap
Hasil : pasien sudah sampai dirumah sakit rujukan dan dilakukan pemeriksaan
oleh bidan jaga PONEK RS rujukan
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien: No. RM Ruang:


Ny E
Umur: 29 tahun Tanggal: 30 April 2022
Tanggal/Jam: Catatan Perkembangan Nama dan
(SOAP) Paraf
30 /04/ 2022 S= Ibu mengatakan belum merasakan
15.00 WIB kenceng-kenceng

O=
TD : 128/85 mmHg N/RR :84/20 x/menit
S : 36,5 oC VT : ∅ 0 cm
KK : (-) jernih effacement: 10%
DJJ : 146x/menit His : -

A= Ny. E umur 29 tahun G2P1A0, hamil 38


minggu 4 hari, janin tunggal, hidup intra uteri,
letak membujur, presentasi kepala, PUKI, U
dengan KPD 6 jam

P=
1. Bidan puskesmas melakukan operan atau
pelaporan pemeriksaan yang telah
dilakukan kepada bidan jaga di RS
rujukan
Hasil : operan telah dilakukan
2. Bidan jaga PONEK melakukan konsultasi
dengan dokter SpOG
Hasil : dilakukan pemantauan kemajuan
persalinan apabila tidak ada akan
dilakukan operasi SC dan advis dokter
diberikan obat antibiotik
PEMBAHASAN

Pada laporan kali ini dilakukan Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Patologis Pada
Ny. E usia 29 tahun G2P1A0 usia hamil 38 minggu 4 hari Janin Tunggal, Letak
Membujur U PUKI belum ada pembukaan dengan KPD di Puskesmas Bojongsari dan
dalam pembahasan ini akan diulas mengenai keseluruhan asuhan mulai dari
pengkajian hingga evaluasi serta meninjau hubungan antara asuhan kebidanan yang
telah dilakukan dengan jurnal yang ada.
Berdasarkan data yang diperoleh dengan cara anamnesa Ny. E berusia 29 tahun
mengalami pecah ketuban sejak pukul 08.00 WIB dan alasan datang ke Puskesmas
Bojongsari karena keluar cairan dari jalan lahir sejak pukul 08.00 WIB dan belum
merasakan kenceng-kenceng. Ny. E mengatakan ini merupakan kehamilan yang
kedua tidak pernah keguguran, usia kehamilan 38 +4 minggu. HPHT: 3 Agustus
2021 dan HPL: 10 Mei 2022. Dalam teori kejadian ketuban pecah dini adalah
pecahnya ketuban sebelum waktu melahirkan yang terjadi pada saat akhir kehamilan
maupun jauh sebelumnya. Salah satu etiologi penyebab kejadian KPD menurut
penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2014) mengemukakan bahwa usia kehamilan
yang semakin besar tekanan uterus meningkat, sehingga membuat selaput ketuban
pecah sebelum waktunya. Melemahnya selaput ketuban ada hubungannya dengan
pembesaran uterus, kontraksi rahim dan gerakan janin (Amalia, 2014). Selain itu,
penelitian Agatha Maria mendapatkan hasil bahwa kejadian ketuban pecah dini lebih
banyak ditemukan pada ibu dengan usia kehamilan 37-42 (aterm) sebanyak 44
responden (46,8%) jika dibandingkan dengan ibu usia kehamilan <37 minggu dan >
42 minggu (preterm dan postterm) sebanyak 3 responden (3,234%). Ibu dengan usia
kehamilan 37 minggu - 42 minggu (aterm) kemungkinan berisiko 3,300 kali lebih
besar untuk mengalami ketuban pecah dini dibandingkan ibu dengan usia kehamilan
< 37 minggu dan > 42 minggu (preterm dan postterm) (Maria and Sari, 2016).
Sehingga berdasarkan hasil pengkajian data subyektif dan dibandingkan dengan teori
tidak ada kesenjangan pada Ny. E yang mengalami KPD.
Hasil pengkajian data obyektif berdasarkan status antropometri, tanda-tanda vital
berada dalam kondisi normal yaitu didapatkan tekanan darah ibu 100/70 mmHg, nadi
85 x/ menit, RR 20 x/menit, SpO299% TB 146 cm, Suhu 36,5 oC, LILA 26 cm, BB 55
kg , IMT 26,1 kg/m2 . Status present : tidak ada kelainan, status obstetrik : tidak ada
kelainan, hasil leopold : bagian fundus teraba bokong, PUKI, Presentasi kepala, sudah
masuk panggul, divergen, penurunan kepala 5/5, TFU: 30 cm, DJJ : 136 x/menit.
Dilakukan pemeriksaan dalam tanggal 30 April 2021 pukul 08.45 WIB dengan hasil
vulva tidak odema dan tidak ada benjolan, portio tebal, belum ada pembukaan,
Efficement 0 %, kulit ketuban sulit dinilai, air ketuban (+) jernih, presentasi sulit
dinilai, penurunan bagian terbawah di hodge I.
Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan melakukan pemeriksaan
laboratorium yaitu tanggal Tanggal 30-04-2022: HB (11,3 g/dl), HBsAg (NR), Rapid
Antigen (Negatif), Protein Urin (Negatif), lakmus test positif. Dalam teori untuk
menegakkan diagnosa KPD dapat diambil pemeriksaan inspekulo untuk pengambilan
cairan pada forniks posterior:
1) Pemeriksaan lakmus yang akan berubah menjadi biru (sifat basa)
2) Ferntest cairan amnion
3) Kemungkinan infeksi dengan memeriksa beta-streptokokus, klamidia trokomatis,
neiseria gonnorea
Di Puskesmas Bojongsari sendiri untuk menegakkan diagnosa KPD dapat diambil
pemeriksaan lakmus.
Berdasarkan pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada tanggal 30 April
2022 lakmus test berubah warna dari pink ke biru yang berarti pasien memang
mengalami pecah katuban. Selain itu, hemoglobin pasien 11,3 gr/dL sehingga pasien
tidak termasuk dalam kategori anemia.
Berdasarkan pengkajian data subyektif dan obyektif dapat ditegakkan diagnosa
kebidanan yaitu Ny. E Umur 29 tahun G2P1A0 usia kehamilan 38 +4 minggu janin
tunggal, hidup intra uterin letak membujur presentasi kepala U PUKI belum ada
pembukaan dengan KPD 6 jam.
Penatalaksanaan yang diberikan pada Ny. E pada 30 April 2022 berupa
melakukan pengawasan tanda-tanda vital, kesejahteraan janin dan pengeluaran
pervaginam, memberikan terapi infus RL 20 tpm dan antibiotik Amoxicillin 1000 mg
dosis ke 1 pada pukul 09.00 WIB sesuai dengan advis dokter, menganjurkan ibu
untuk tidur miring ke kiri, mengajarkan kepada untuk relaksasi nafas dalam saat ada
kontraksi, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kalalo Ribka, dkk dengan
judul “Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Respon Nyeri pada Ibu
Inpartu Kala I Fase Aktif di Puskesmas Bahu Kota Manado Tahun 2017“ menyatakan
bahwa teknik relaksasi nafas dalam merupakan salah satu cara untuk mengurangi rasa
nyeri pada ibu bersalin secara non farmakologis, dengan menarik nafas dalam-dalam
pada saat ada kontraksi dengan menggunakan pernapasan dada melalui hidung akan
mengalirkan oksigen ke darah yang kemudian dialirkan ke seluruh tubuh akan
mengeluarkan hormon endorfin yang merupakan penghilang rasa sakit alami dari
dalam tubuh. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh teknik
relaksasi nafas dalam terhadap respon nyeri ibu inpartu kala I fase aktif di Puskesmas
Bahu Kota Manado (Novita, Rompas and Bataha, 2017). Mengajarkan suami untuk
masase pinggang ibu, penelitian Erni dan Melyana tentang Literature Review :
Penerapan Counter Pressure Untuk Mengurangi Nyeri Persalinan Kala I
memberikan hasil bahwa penggunaan Counter Pressure efektif untuk mengurangi
nyeri persalinan kala I. Massage counter pressure adalah pijatan yang dilakukan
dengan memberikan tekanan yang terus- menerus pada tulang sakrum pasien dengan
pangkal atau kepalan salah satu telapak tangan. Pijatan counter pressure dapat
diberikan dalam gerakan lurus atau lingkaran kecil. Teknik ini efektif menghilangkan
sakit punggung pada persalinan (Juniartati and Widyawati, 2018). Menganjurkan
suami untuk menemani ibu dan memberikan dukungan kepada ibu serta memenuhi
kebutuhan nutrisi dan cairan ibu, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Adam and Umboh, 2015) menyatakan bahwa adanya hubungan yang bermakna
antara pendampingan suami dengan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif hal ini
dikarenakan adanya pengaruh secara psikologis dimana ibu yang mendapat
pendampingan suami yang baik akan merasakan adanya dukungan emosional suami
dan hal tersebut dapat mengalihkan perhatian ibu dan menurunkan tingkat stresor
yang menjadi stimulus nyeri saat bersalin sehingga intensitas nyeri dapat berkurang.
Asumsi peneliti ini sejalan dengan pendapat Andarmoyo dan Suharti bahwa individu
yang mengalami nyeri seringkali membutuhkan dukungan, bantuan, perlindungan
dari anggota keluarga lain atau teman terdekat (Andarmoyo and Suharti, 2013).
Menganjurkan ibu untuk tidak menahan keinginannya untuk BAK, dan ibu bisa BAK
menggunakan pispot. Melakukan informed consent pada ibu dan keluarga bahwa atas
advis dokter apabila belum ada kemajuan persalinan selama 6 jam maka akan dirujuk
ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut. Ibu dan keluarga bersedia dilakukan
rujukan agar mendapat penanganan yang optimal. Melakukan dukungan psikologis
dengan afirmasi agar ibu tidak cemas. Bidan menelpon rumah sakit rujukan. Pasien
diantarkan bidan ke rumah sakit rujukan dengan menggunakan APD lengkap.
Pada saat melakukan penatalaksanaan penulis tidak menemukan kesenjangan
antara teori dan kasus nyata dimana semua intervensi yang sudah direncanakan dapat
dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan dan selalu berkolaborasi dengan dokter.
Pada kasus dengan ketuban pecah dini dampak psikologi yang akan terjadi
yaitu menimbulkan kecemasan pada ibu. Dalam hal ini keterlibatan seorang bidan
dan dukungan dari keluarga sangat penting. Bertujuan untuk mengurangi rasa cemas
yang dialami ibu, upaya yang dapat dilakukan oleh bidan tersebut memberikan
dukungan dan motivasi serta menganjurkan ibu untuk bedrest/tirah baring, dan
membawa ke fasilitas kesehatan yang lebih memadai seperti di rumah sakit (Varney,
2012). Sehingga pada penatalaksaan bidan selalu memberikan dukungan positif
kepada pasien serta melibatkan keluarga yang mendampingi ibu, kemudian juga
menganjurkan ibu untuk melakukan tirah baring dengan melakukan segala aktivitas
di tempat tidurnya.
Berdasarkan kondisi Ny. E pada tanggal 30 April 2022 mengalami
pengeluaran cairan ketuban sudah 6 jam, kemudian usia kehamilan 38 +4 minggu, dan
pada pemeriksaan dalam pukul 08.45 WIB belum ada pembukaan, penurunan kepala
hodge 1, sehingga dilakukan observasi persalinan, pemberian antibiotik, dan
dilakukan rujukan ke rumah sakit. Penatalaksanaan tersebut dilakukan berdasarkan
kolaborasi dengan dokter untuk mencegah infeksi potensial yang mungkin terjadi
pada kehamilan dengan ketuban pecah dini.
DAFTAR PUSTAKA

Adam, J. and Umboh, J. M. . (2015) ‘Hubungan antara Umur , Parietas dan


Pendampingan Suami dengan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif
Deselarasi di Ruang Bersalin RSUD Prof . Dr . H . Aloei Saboe Kota
Gorontalo’, Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Unsrat, 5(2a), pp. 406–413.
Amalia, R. (2014) ‘Hubungan Antara Usia Ibu, Kelainan Letak, Paritas, dengan
Kejadian Ketuban Pecah Dini di Ruang Bersalin RSI Jemursari Surabaya’,
Kebidanan, 3, pp. 39–48.
Andarmoyo, S. and Suharti (2013) Persalinan Tanpa Nyeri Berlebih. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Juniartati, E. and Widyawati, M. N. (2018) ‘LITERATURE REVIEW :
PENERAPAN COUNTER PRESSURE UNTUK MENGURANGI NYERI
PERSALINAN KALA I’, 8(2), pp. 112–119.
Maria, A. and Sari, U. S. C. (2016) ‘HUBUNGAN USIA KEHAMILAN DAN
PARITAS IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH
DINI’, Jurnal Vokasi Kesehatan, II(1), pp. 10–16.
Novita, K., Rompas, S. and Bataha, Y. (2017) ‘Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas
Dalam terhadap Respon Nyeri Pada Ibu Inpartu Kala I Fase Aktif di Puskesmas
Bahu Kota Manado’, Jurnal Keperawatan UNSRAT, 5(1).
Rahayu, B. and Sari, A. N. (2017) ‘Studi Deskriptif Penyebab Kejadian Ketuban
Pecah Dini (KPD) pada Ibu Bersalin’, Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia,
5(2), pp. 134–138. doi: 10.21927/jnki.2017.5(2).134-138.
Varney, H. (2012) Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai