A. PENGKAJIAN
Tanggal : 20 Januari 2024
Waktu : 08.30 WIB
Tempat : Puskesmas Baturraden I
Biodata :
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
3) RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayat Haid :
Menarche : 15 tahun
Nyeri Haid : tidak ada
Siklus : ± 30 hari
Lama : ± 7 hari
Warna darah : merah kecoklatan
Leukhorea : tidak ada
Banyaknya : 3-4x ganti pembalut sehari
b. Riwayat Kehamilan sekarang :
1) Hamil ke 1, usia 39+5 minggu
2) HPHT : 14 Oktober 2023
3) HPL : 7 Januari 2024
4) Gerakan janin
Pertama kali : terasa ‘dut’ pertama akhir bulan april
Frekuensi dalam 12 jam : lebih dari 10x
5) Tanda bahaya : tidak ada
6) Kekhawatiran khusus : tidak ada
7) Imunisasi TT : lengkap
8) ANC : 13x
B. DATA OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tensi : 120/80 mmHg
4) Suhu : 36,6oC
5) Nadi : 86 x/menit
6) RR : 21 x/menit
b. Status Present
Kepala : Kulit kepala bersih, rambut bersih, tidak rontok
Muka : Tidak pucat, tidak ada bengkak
Mata : Simetris, sklera berwarna putih, konjungtiva merah
Hidung : Simetris, tidak ada pertumbuhan jaringan abnormal,
septum di tengah
Mulut : Bibir lembap, tidak pucat, tidak ada radang mukosa
mulut, tidak adalubang gigi, tidak ada rongga gigi,
lidah bersih
Telinga : Simetris, tidak ada sekret
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe,
vena jugularis
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada : Simetris, tidak ada sumbatan jalan napas, tidak ada
bunyi napas mengi
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada nyeri tekan
Lipat Paha : Tidak ada pembesaran pembuluh darah vena, tidak
ada pembesaran kelenjar limfe
Vulva : Tidak ada bengkak, tidak ada pembesaran pembuluh
darah vena
Ekstremitas : Tidak ada bengkak, tidak ada pembesaran pembuluh
darah vena, vaskularisasi cepat
Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang
Anus : Tidak ada pembesaran pembuluh darah vena
c. Status Obstetrik
Muka : Tidak pucat, tidak ada oedem
Mamae : Simetris, puting susu menonjol, terdapat hiperpigmentasi
areola mamae, ASI sudah keluar (kolostrum)
Abdomen : TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi keras
Genetalia : Lokea rubra berwarna merah ±10 cc, luka perineum
basah, tidak ada tanda-tanda infeksi
2. Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan
C. ANALISA
Ny. D Usia 22 Tahun P1A0 8 Hari Postpartum Fisiologis
D. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 20 Januari 2024 Jam : 08.30WIB
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu dalam keadaan baik dan dalam batas
normal.
Hasil : Ibu mengerti dan merasa lega dengan hasil pemeriksaan.
2. Memberikan penkes cara mengurangi rasa nyeri pada luka jahitan perineum yaitu
dengan melakukan senam nifas atau kompres dingin. Tujuan senam nifas untuk
mengembalikan kondisi kesehatan, untuk mempercepat penyembuhan, memulihkan,
memperbaiki regangan pada otot-otot setelah kehamilan, terutama pada otot-otot bagian
punggung, dasar panggul, dan perut serta mencegah terjadinya komplikasi. Sedangkan
kompres dingin bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri, termasuk nyeri luka perineum,
dapat mengurangi perdarahan serta oedema dan meningkatkan proses penyembuhan
jaringan yang mengalami kerusakan dengan memperlambat pekembangan bakteri.
Kompres dingin membuat analgesik pada area luka sehingga menyebabkan pembuluh
dara mengecil. Caranya menggunakan handuk kecil, kain atau kasa yang dibasahi
dengan air dingin biasa kemudian di letakan pada daerah tempat luka dengan lama
waktu pemberian selama ± 15 menit setiap pemberian kompres dingin.
Hasil : Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan dapat mempraktikkannya perlahan.
3. Memberikan penkes kebutuhan nutrisi dan cairan ibu nifas yaitu mengkonsumsi
makanan yang tinggi serat seperti buah pepaya, pisang, dan sayur yang dapat mencegah
konstipasi, makanan tinggi protein seperti telur dan ikan lele, kemudian jambu biji
merah dan madu dapat mempercepat penyembuhan luka. Ibu nifas juga tidak ada
pantangan terhadap makanan. Apabila ibu nifas melakukan kebiasaan pantang mkaanan
maka akan mengakibatkan penurunan asupan gizi bagi ibu anaknya, yang berakibat
dapat memperlambat proses pengembalian alat kandungan seperti sebelum masa
kehamilan. Kemudian menganjurkan ibu minum pada 6 bulan pertama minimal 14 gelas
(setara 3-4 liter) perhari, dan 6 bulan kedua minimal 12 gelas (setara 3 liter).
Hasil : Ibu mengerti penjelasan yang diberikan, dan bersedia mengonsumsi makanan
tinggi serat dan tinggi protein dan minum 14 gelas perhari.
4. Memberikan penkes tentang mobilisasi dini yang bertujuan melancarkan sirkulasi darah,
menghindari pembengkakan dan mencegah terjadinya gangguan pembuluh darah. Pada
2 jam pertama ibu dapat menggerakkan lengan dan tangan, menggerakan ujung jari
kaki, memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, menenangkan otot betis, menekuk
dan menggeser kaki. Pada 4 jam postpartum ibu belajar miring ke kiri dan ke kanan,
belajar duduk, dan belajar berjalan. Dengan bergerak, otot-otot perut dan panggul akan
kembali normal sehingga otot perutnya menjadi kuat kembali dan
dapat mengurangi rasa sakit (nyeri).
Hasil : Ibu mengerti penjelasan yang diberikan, dan bersedia melakukan mobilisasi dini.
5. Memberikan penkes tentang eliminasi. Ibu postpartum diharapkan
dapat buang air kecil secara spontan dalam 2 hingga 6 jam postpartum. Latihan yang
dapat merangsang pengeluaran urin antara lain pemberian air minum sebanyak 200 ml,
membantu ibu ke kamar mandi, dan menganjurkan ibu untuk duduk sambil menyiram-
nyiram perineumnya dengan air. Dalam 24 jam pertama ibu harus dapat BAB, karena
semakin lama feses tertahan dalam usus, maka akan mengeras karena cairan yang
terkandung dalam feses akan terserap oleh usus. Buang air besar agar dapat dilakukan
secara teratur dapat dilakukan dengan diit pemberian cairan, makanan yang cukup serat
seperti pepaya dan pisang dan olahraga.
Hasil : Ibu mengerti penjelasan yang diberikan, dan bersedia melakukan anjuran.
6. Memberikan penkes cara menjaga personal hygiene, yaitu perawatan payudara dengan
membersihkan puting susu dengan air yang telah dimasak sebelum dan sesudah
menyusui bayi, menjaga kebersihan seluruh tubuh untuk mencegah infeksi dan alergi
kulit pada bayi, membersihkan daerah kelamin dengan air dan sabun setiap kali selesai
BAB atau BAK, dimulai dari daerah sekitar vulva dari depan ke belakang ke daerah
sekitar anus, lalu mengeringkan dengan handuk bersih atau tisu, sering mengganti
pembalut atau kain setidaknya 4-5 kali sehari. Jangan lupa untuk mencuci tangan
dengan air dan sabun, sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelamin.
Hasil : Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan bersedia melakukan anjuran.
7. Memberikan penkes kepada ibu untuk istirahat cukup yaitu 1-2 jam perhari pada siang
hari dan 7-8 jam perhari pada malam hari. Jika ibu kesulitan istirahat ibu dapat memakai
aromaterapi lavender.
Hasil : Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan bersedia istirahat cukup.
8. Memberikan penkes tentang ASI Eksklusif, yaitu ASI yang diberikan kepada bayi sejak
dilahirkan selama 6 bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan
atau minuman lain. ASI diberikan secara on demand atau sesering mungkin sesuai
dengan kebutuhan bayi, paling sedikit 8x/hari tanpa menggunakan botol atau dot. Untuk
memperbanyak ASI, ibu dapat mengonsumsi daun katuk, daun kelor, daun kentang
manis, daun kacang panjang, atau daun pepaya.
Hasil : Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan bersedia menyusui bayinya sesering
mungkin.
9. Memberikan penkes tentang hubungan seksual boleh dilakukan apabila darah berwarna
merah sudah tidak keluar lagi dan tidak ada gangguan nyeri pada luka jahitan.
Hasil : Ibu mengerti penjelasan yang diberikan.
10. Memberikan penkes tentang tanda bahaya pada masa nifas yaitu keluar darah banyak
dari jalan lahir, sakit kepala, nyeri perut, penglihatan kabur, bengkak pada wajah dan
tangan atau kaki, demam, muntah, rasa nyeri saat buang air kecil, payudara berubah jadi
merah, panas dan terasa sakit, dan kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.
Jika ibu mengalami salah satu tanda bahaya masa nifas sebaiknya keluarga segera
memeriksakan diri ke petugas kesehatan.
Hasil : Ibu dan keluarga mengerti atas penjelasan yang diberikan dan bersedia
membawa ke petugas kesehatan jika terdapat tanda-tanda tersebut.
11. Mengingatkan ibu melanjutkan terapi suplemen tablet Fe 200 mg diminum 1x sehari
setiap malam, kaplet amoxcilin 500 mg diminum 3x sehari, dan vitamin A 200.000 IU
pada 24 jam setelah minum vitamin A yang pertama.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia untuk melanjutkan terapi yang diberikan.
12. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 3 hari kemudian atau jika ada
keluhan.
Hasil : Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang atau jika ada keluhan.
13. Mendokumentasikan asuhan yang telah dilakukan.
Hasil : Telah dilakukan pendokumentasian.
CATATAN PERKEMBANGAN
1.