Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN FISIOLOGIS

PADA NY. A USIA 28 TAHUN G3P1A1 USIA HAMIL 39 MINGGU


JANIN TUNGGAL HIDUP, INTRAUTERI, PRESENTASI KEPALA, PU KI
INPARTU KALA I FASE AKTIF

A. PENGKAJIAN
Tanggal : 3 Maret 2021
Jam : 13.30 WIB
Tempat : Klinik Pratama Nawang Medista
B. IDENTITAS PASIEN
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
1. Nama : Ny. A 1. Nama : Tn. H
2. Umur : 28 Tahun 2. Umur : 28 Tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMU 4. Pendidikan : SMU
5. Pekerjaan : IRT 5. Pekerjaan : Swasta
6. Suku Bangsa : Jawa 6. Suku Bangsa : Jawa
7. Alamat : Dempel Kidul 7. Alamat : Dempel Kidul
RT 4/RW6 RT 4/RW6

C. DATA SUBYEKTIF
1. ALASAN DATANG:
Ibu mengatakan sudah merasakan tanda-tanda persalinan dan ingin
melahirkan di Bidan.
2. KELUHAN UTAMA:
Ibu mengatakan perut kenceng – kenceng dari pinggang menjalar ke perut
bagian bawah disertai dengan keluarnya flek-flek darah sejak tanggal 02-03-
2021.
3. Tanda-Tanda Persalinan:
Kontraksi : sering, teratur
Frekuensi 3 x dalam 10 menit lamanya 30
detik
Lokasi ketidak nyamanan : perut bagian bawah dan pinggang bagian
bawah
PPV : blood show
4. Riwayat Kesehatan
Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita : Ibu mengatakan tidak
pernah atau tidak sedang menderita penyakit menurun seperti kencing
manis, darah tinggi, jantung, batuk lama lebih dari 2 minggu, sakit kuning
dan HIV AIDS, ibu juga tidak pernah melakukan operasi kandungan.
Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) : Ibu
mengatakan dalam keluarganya tidak pernah atau tidak ada yang sedang
menderita penyakit menurun seperti kencing manis, jantung, maupun
penyakit menular seperti batuk lama lebih dari 2 minggu, sakit kuning dan
HIV AIDS, dan ibu juga mengatakan dalam keluarganya tidak mempunyai
keturunan kembar. Ibu mengatakan orang tua ibu mengidap penyakit darah
tinggi.
5. Riwayat obstetri:
a. Riwayat Haid:
Menarche : 13 tahun Warna darah : merah
Nyeri Haid : tidak ada Leukhorea : Tidak ada
Siklus : 27 – 30 hari Banyaknya : 2 – 3 kali ganti pembalut
Lama : 4-5 hari
b. Riwayat Kehamilan sekarang :
1) Hamil ke 3, usia 39 minggu
2) HPHT : 28-05-2020 HPL : 04-03-2021
3) Gerak janin
 Pertama kali : pada usia kehamilan 4 bulan
 Frekuensi dalam 12 jam : Ibu mengatakan merasakan gerakan
bayinya lebih dari 10 kali dalam sehari
4) Kekhawatiran khusus : ibu mengatakan cemas menghadapi persalinan
karena proses persalinan anak pertama berlangsung lama, ibu takut
proses persalinan anak kedua berlangsung lama.
5) Imunisasi TT : 3 kali
6) ANC : 8 x
7) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Kehamilan Persalinan Nifas
Pe
Kead anak
Tahun Frek Keluhan/ no-JK/ Asi
UK Jenis Penyulit IMD Penyulit sekarang
ANC Penyulit lonBB eksklusif
g
2013 Abortus 3 bulan
2014 7 tidak ada 39 sponta Bidan ♂/ tidak ada ya tidak ada Ya sehat
n 3800
gram
Hamil ini

8) RIWAYAT KB : Suntik 3 bulan


Rencana Setelah Melahirkan : Setelah melahirkan ibu mengatakan belum
tahu mau menggunakan KB jenis apa.
6. Pola Pemenuhan Kebutuhan Terakhir Kali:
A. Nutrisi
Makan , Jam : 09.00 WIB
1) Komposisi :
 Nasi : 1 piring (sedang / penuh)
 Lauk : 1 potong (sedang / besar),
 Sayuran : 1 mangkuk sayur ;
 Buah : -
 Camilan : -
2) Pantangan : tidak ada
alasan tidak ada
Minum, Jam : 11.00 WIB
Jenis air putih, Jumlah 1 gelas
B. Pola Istirahat
1) Tidur malam ±6 jam
2) Kualitas : tidak nyenyak
3) Keluhan/masalah : terganggu karena sakit perut yang hilang timbul
C. Pola aktifitas
Ibu masih mampu berjalan kaki
D. Pola eliminasi:
1) Buang Air Kecil , Jam : 10.00 WIB
a. warna kuning jernih
b. Keluhan/masalah : Tidak ada
2) Buang Air Besar terakhir 1 hari yang lalu
a. Warna kuning konsistensi lembek
b. Keluhan/masalah : Tidak ada
E. Personal hygiene
1) Jam : 10.00 WIB
 Mandi √  Ganti Pakaian √
 Keramas  Ganti Celana Dalam √
 Gosok Gigi √
7. Riwayat Psikososial-spiritual
a. Riwayat perkawinan :
1) Status perkawinan : menikah umur waktu menikah : 21 th.
2) Pernikahan ini yang ke I sah lamanya 7 tahun
3) Hubungan dengan suami : baik dan harmonis
b. Persalinan ini diharapkan oleh ibu, suami, keluarga;
Respon & dukungan keluarga terhadap persalinan ini :
Keluarga mendukung dan mengantar ibu ke bidan dan suami mengantar
ibu untuk bersalin.
c. Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) :
Ibu mengatakan jika ada masalah keluarga akan diselesaikan dengan
musyawarah
d. Ibu tinggal serumah dengan : suami dan orangtua
e. Pengambil keputusan utama dalam keluarga : suami
Dalam kondisi emergensi, ibu dapat mengambil keputusan sendiri.
f. Orang terdekat ibu : suami dan ibu
Yang menemani ibu untuk persalinan adalah suami
g. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan persalinan : tidak ada
h. Penghasilan perbulan: ±Rp.2.500.000,- ibu mengatakan cukup
i. Praktik agama yang berhubungan dengan persalinan : ibu berdo’a dan
berdzikir ketika kontraksi datang
j. Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan :
Ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh nakes wanita maupun pria.
k. Tingkat pengetahuan ibu :
Hal-hal yang sudah diketahui ibu : ibu mengatakan sudah mengetahui
tanda – tanda persalinan.
Hal-hal yang belum diketahui ibu : ibu mengatakan belum mengetahui
tentang pembukaan-pembukaan pada anak kedua.
Hal-hal yang ingin diketahui ibu : ibu mengatakan ingin tahu berapa lama
proses pembukaan sampai bayi bisa lahir dan bagaimana cara meneran
yang benar.
DATA OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK:
a. Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum: Baik Tensi : 117 / 81 mm hg
2) Kesadaran : composmentis Nadi : 91 x/ menit
3) TB : 155 cm Suhu /T : 36,5 0 C
4) LILA : 31 cm RR : 24 x / menit
5) BB : 72 kg
b. Status present
Kepala : Rambut hitam, tidak rontok, kulit kepala bersih
Muka : Tidak ada benjolan, tidak ada oedema, tidak ada
tanda tanda anemia
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera anikterik, fungsi
penglihatan baik
Hidung : Bersih, tidak ada sekret, tidak ada pembesaran polip
Mulut : Bibir lembab, tidak ada carries
Telinga : Fungsi pendengaran baik, tidak ada sekret
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan limfe
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Dada : Tidak ada bunyi wheezing atau ronchi
Abdomen : Tidak terdapat massa ataupun luka bekas operasi
Lipat paha : Tidak ada varises atau odema
Vulva : Bersih, tidak ada varises, tidak ada hematom
Ekstremitas : Tidak ada varises, tidak ada oedema
Refleks : + ./ + (positif)
patella
Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang, tidak ada nyeri
Anus : Bersih, ada haemorroid
c. Status Obstetrik
1) Inspeksi:
Muka : Tidak ada oedema, tidak tampak anemis
Mamae : Membesar, puting susu menonjol,
hiperpigmentasi areola, ASI belum keluar
Abdomen : Tidak ada linea nigra dan ada striae gravidarum
Vulva : Ada pengeluaran blood show
2) Palpasi
Mamae : Tidak ada massa dan nyeri tekan pada kedua
mammae, kolostrum belum keluar
Leopold I : TFU 2 jari di bawah px (31 cm), fundus ibu
teraba bulat dan lunak (bokong)
Leopold II : Bagian kiri perut ibu teraba tahanan yang
memanjang dari atas ke bawah (punggung),
bagian kanan perut ibu teraba bagian – bagian
kecil janin (ekstremitas)
Leopold III : Bagian terbawah perut ibu teraba satu bagian
besar, bulat dan keras (kepala)
Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk PAP
(divergen)
Penurunan Kepala : 3/5
TFU : 31 cm
TBJ : (31-11) x 155 = 3100 gram

3) Auskultasi :
 DJJ : 138 x / menit, teratur
2. Pemeriksaan Dalam : tanggal 3 Maret 2021 jam 13.35 WIB
Vulva/vagina : tidak ada kelainan, portio teraba lunak, pembukaan
9 cm, Kulit ketuban (+), Presentasi belakang kepala, Penyusupan 0
Penurunan bag. Terbawah hodge III, blood show (+)
3. Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan karena tidak ada indikasi.

D. ANALISA
Diagnosa : Ny. A umur 28 tahun G3P1A1 UK 39 minggu, janin tunggal,
hidup intra uterin, letak membujur, preskep, puki, U dengan inpartu kala I fase
aktif
Masalah : Ibu lupa cara relaksasi dengan mengatur nafas untuk mengurangi
nyeri dan mempercepat kemajuan persalinan
E. PELAKSANAAN
Tanggal 3 Maret 2021 Jam 13.35 WIB
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
Hasil : ibu mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa
keadaan ibu baik TD 117/81 mmHg, jantung janin baik dan pemeriksaan
pembukaan 9 cm.
2. Memberitahu ibu bahwa persalinan akan berlangsung sampai pembukaan
10 cm, dan sebentar lagi ibu akan menghadapi proses persalinan kala II,
memberi support pada ibu, mengajarkan kepada ibu cara dan posisi
mengejan yang baik dan benar agar persalinan bisa berlangsung lebih
cepat.
Hasil : ibu mengerti penjelasan yang diberikan bidan
3. Mengajarkan ibu teknik pernafasan dengan posisi kepala menunduk, dagu
menempel di dada dan pandangan mata melihat ke arah perut serta
menarik nafas panjang, menahan nafas sebentar, kemudian dilepaskan
dengan cara meniup udara keluar saat ada kotraksi
Hasil : Ibu dapat mempraktekkan teknik pernafasan seperti yang diajarkan
4. Menganjurkan ibu untuk tidak meneran dulu sebelum pembukaan lengkap
Hasil : ibu tidak meneran sebelum pembukaan lengkap
5. Menganjurkan ibu untuk istirahat makan dan minum jika tidak sedang
kencang – kencang/kontraksi.
Hasil : Ibu bersedia istirahat makan dan minum ketika sedang tidak
kenceng – kenceng/kontraksi
Semarang,
Pembimbing Klinik Praktikan

Nawangsih ZP, S.Sit, M.HKes Laela Fitriyani


NIM. P1337424820100

Mengetahui
Pembimbing Institusi

Dr. Runjati, M. Mid


NIP. 19741114 199803 2 001
CATATAN PERKEMBANGAN KALA II

Nama Pasien : Ruang Bersalin


No. RM
Ny. A Klinik Nawang
Umur : 28 thn Tanggal : 3 Maret 2021 Medista

Tanggal / Jam Catatan Perkembangan (SOAP) Nama & Paraf

3 Maret 2021 S = Ibu mengatakan ingin BAB


Jam 13.45 WIB O = Ku baik, kesadaran composmentis
Vital sign : Tensi 127/87 mm hg
Nadi 84 x / menit
Suhu 36,4 0 C
RR 24 x/ menit\
His 3 x 10’40 – 45’’ DJJ 142 x / menit.
PPV (+) lendir darah semakin banyak, terlihat tekanan
pada anus, perineum menonjol, vulva dan vagina
membuka.
Pembukaan 10 cm.
Efficement 100%.
KK pecah spontan warna jernih.
Penurunan kepala Hodge IV.
Penyusupan 0, preskep UUK jam 12.
Anus terlihat membuka, perineum menonjol dan
vulva membuka.

A = Ny. A umur 28 tahun G3P1A1 UK 39 minggu,


janin tunggal, hidup intra uterin, letak membujur,
preskep, puki, U dengan inpartu kala II
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Pimpin ibu untuk mengejan
Penatalaksanaan =
1. Memberitahu kepada ibu bahwa janin sudah akan
lahir karena sudah terdapat tanda – tanda kala II
seperti tekanan pada anus, dorongan meneran, dan
perineum menonjol
Hasil : Ibu mengetahui bahwa bayi akan segera
lahir
2. Melibatkan suami untuk mendampingi istri selama
proses persalinan
Hasil : Suami bersedia mendampingi ibu selama
proses persalinan
3. Membantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman
Hasil : Ibu memilih posisi dorso recombent
4. Mengajari ibu untuk mengejan yang benar dengan
memposisikan ibu setengah duduk dan tangannya
merangkul kedua pahanya, badan ibu
dilengkungkan sampai dagu menempel di dada dan
Nama Pasien : Ruang Bersalin
No. RM
Ny. A Klinik Nawang
Umur : 28 thn Tanggal : 3 Maret 2021 Medista

Tanggal / Jam Catatan Perkembangan (SOAP) Nama & Paraf

mengejan saat ada kontraksi dorongan meneran


saja, meneran dengan tidak mengangkat bokong
Hasil : Ibu dalam posisi yang dianjurkan
5. Menyiapkan alat dan diri dengan memakai APD
Hasil : APD sudah terpakai
6. Memimpin ibu untuk meneran dengan benar saat
ada kontraksi dan menganjurkan kepada ibu untuk
mengambil nafas panjang saat tidak ada kontraksi
Hasil : ibu mengikuti anjuran bidan
7. Menganjurkan kepada ibu untuk minum pada saat
tidak ada his
Hasil : ibu minum saat tidak ada His
8. Menolong kelahiran bayi
a. Melahirkan Kepala
1) Menahan perineum saat sub occiput nampak
di bawah simfisis dengan tangan kanan,
sementara tangan kiri menahan puncak
kepala agar tidak terjadi defleksi terlalu
cepat
2) Menunggu kepala bayi setelah selesai
melakukan putaran paksi luar
Hasil : kepala lahir, tidak terdapat lilitan tali
pusat
b. Melahirkan bahu
Setelah putaran paksi luar, letakkan kedua tangan
secara biparietal, dengan lembut menarik bayi ke
bawah untuk melahirkan bahu anterior dan
menarik ke atas untuk melahirkan bahu posterior
Hasil : Kedua bahu sudah dilahirkan
c. Melahirkan badan bayi
Setelah kedua bahu lahir, kemudian tangan yang
berada di bawah menyangga bayi sementara
tangan yang di atas mulai menelusuri tubuh bayi
dari mulai lengan, punggung, kaki sampai mata
kaki bayi sampai badan bayi lahir seluruhnya
Hasil : Seluruh badan bayi telah lahir spontan,
jam 13.55, jenis kelamin laki-laki, BB 3400 gram,
PB 48 cm, LK 31 cm, LD 32 cm, menangis keras,
warna kulit kemerahan, gerakan aktif, Apgar
Score 9/9/10, kelainan bawaan tidak ada
CATATAN PERKEMBANGAN KALA III
Nama Pasien : No. RM Ruang: Bersalin
Ny. A Klinik Nawang
Umur : 28 thn Tanggal : 3 Maret 2021 Medista
Tanggal / Jam: Catatan Perkembangan (SOAP) Nama & Paraf

3 Maret 2021 S = Ibu mengatakan merasa senang bayi telah lahir, ibu
Jam 13.56 mengatakan merasa mules
O = Ku baik, kesadaran composmentis
Vital sign : Tensi 127/87 mm hg
Nadi 84 x / menit
Suhu 36,4 0 C
RR 24 x/ menit
TFU : Setinggi pusat.
Plasenta belum lahir, perdarahan ± 150 cc.
A = Ny. A umur 28 tahun P2A1, inpartu kala III
Masalah : Plasenta belum keluar
Kebutuhan : Pengeluaran plasenta
Penatalaksanaan =
1. Memberitahu kepada ibu akan dilakukan pengeluaran
plasenta
Hasil : Ibu mengetahui bahwa plasenta akan segera
dikeluarkan
2. Memeriksa fundus untuk memeriksa adanya janin kedua
Hasil : Tidak ada janin kedua
3. Menyuntikkan oksitosin oksitosin 10 IU IM (intra
muskular) di 1/3 otot paha atas bagian distal
(anterolateral), lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan
oksitosin
Hasil : ibu mendapat suntik oksitosin secara IM
4. Menjepit tali pusat dengan umbilikal klem kira – kira 3 cm
dari pusat bayi, mendorong isi tali pusat ke arah distal
(ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari
klem umbilikal dan kemudian digunting
Hasil : Tali pusat sudah dijepit dan dipotong.
5. Meletakkan bayi diatas dada ibu untuk dilakukan IMD
selama 1 jam atau hingga bayi berhasil menemukan
putting susu ibu, bayi diberi selimut.
hasil : IMD dilakukan dengan baik dan ibu bersedia
dilakukan IMD.
6. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 – 10
cm dari vulva
Hasil : Klem sudah diletakkan 5 cm dari vulva
7. Memastikan kandung kemih kososng
Hasil : kandung kemih ibu kosong
8. Melakukan peregangan dan dorongan dorso kranial, serta
melakukan putaran searah jarum jam untuk membantu
melahirkan plasenta setelah kelihatan di depan vulva
Hasil : Plasenta keluar spontan jam 14.00 WIB dengan
selaput dan kotiledon lengkap, panjang ± 48 cm, berat ±
500 gram, lebar ± 19 cm, tebal ± 2 cm
9. Melakukan masase fundus uteri
Hasil : Fundus uteri teraba keras
10. Mengobservasi perdarahan
Hasil : Perdarahan ± 150 cc
11. Membersihkan bekuan darah
Hasil : Bekuan darah sudah dibersihkan
3. Mengobservasi laserasi
Hasil : Laserasi derajat II, robekan sampai di mukosa
vagina, kulit dan otot perineum
4. Melakukan hecting perineum
Hasil : Ibu kooperatif pada saat dilakukan heacting,
sehingga proses heacting berlangsung baik, laserasi
dihecting dengan teknik jelujur subcuticullar.
CATATAN PERKEMBANGAN KALA IV
Nama Pasien : No. RM Ruang : Bersalin
Ny. A Klinik Nawang
Umur : 28 thn Tanggal : 3 Maret 2021 Medista

Tanggal / Jam Catatan Perkembangan (SOAP) Nama & Paraf

3 Maret 2021 S = Ibu mengatakan merasa senang bayi dan plasenta


Jam 14.05 WIB telah lahir, ibu mengatakan perut masih mules dan
masih keluar darah dari jalan lahir
O = Ku baik, kesadaran composmentis
Vital sign : Tensi 122/85 mm hg
Nadi 82 x / menit
Suhu 36,5 0 C
RR 22 x/ menit
TFU : 2 jari bawah pusat
Kandung kemih kosong
A = Ny. A umur 28 tahun, P2A1 dengan kala IV
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : asupan nutrisi untuk menambah energi
setelah bersalin dan mobilisasi dini
Penatalaksanaan :
1. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik
Hasil : TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus
baik
2. Menjelaskan pada ibu bahwa mules yang dirasakan
oleh ibu adalah normal terjadi pada ibu setelah
melahirkan, mules yang dialami ibu menandakan
kontraksi uterus yang bagus dan membantu
mencegah perdarahan dan rahim kembali pada
keadaan normal
Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan dan tidak
merasa cemas
3. Membersihkan ibu dengan air bersih
Hasil : Ibu sudah dibersihkan dan berganti baju
yang bersih dan rapi
4. Memenuhi kebutuhan ibu pada kala IV seperti
menganjurkan ibu untuk makan dan minum untuk
menambah energi.
Hasil : Keluarga membantu ibu memenuhi
kebutuhannya
5. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini yaitu
dengan miring kanan dan kiri serta duduk
Hasil : Ibu mau tidur miring
6. Memberikan ibu obat oral yaitu Amoksisilin 3 x
500 mg, fe 1x1, Vit A 200.000 IU.
Hasil : Ibu minum obat setelah makan
7. Menempatkan semua alat yang sudah dipakai
dalam larutan klorin 0,5 % untuk dekontaminasi
(10 menit), mencuci dan membilas peralatan
setelah dekontaminasi
Hasil : Alat sudah didekontaminasi dan dicuci
8. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih
mengalir kemudian keringkan dengan tissu
Hasil : Tangan sudah bersih dan kering
Nama Pasien : No. RM Ruang : Bersalin
Ny. A Klinik Nawang
Umur : 28 thn Tanggal : 3 Maret 2021 Medista

Tanggal / Jam Catatan Perkembangan (SOAP) Nama & Paraf

9. Memberikan selamat pada ibu atas kelahiran


bayinya dan melakukan pengawasan selama 2 jam
Hasil : Ibu merasa senang, hasil pengawasan
terlampir di partograf
10. Mendokumentasikan semua tindakan/ melengkapi
partograf dan rekam medis pasien
Hasil : Partograf sudah terisi, catatan pasien sudah
dilengkapi
PEMBAHASAN

Pukul 13.40 WIB Ny. A datang ke Klinik Nawang Medista dengan


keluhan perut kenceng – kenceng dari pinggang menjalar ke perut bagian bawah
disertai dengan keluarnya flek-flek darah sejak tadi pagi jam 07.00 WIB. Menurut
Mochtar (2012) tanda-tanda persalinan adalah adanya mulas, his yang lebih kuat,
lebih lama dan teratur, adanya pengeluaran lender bercampur darah (bloody
show), sehingga dapat disimpulkan bahwa pada kasus ini tidak ada kesenjangan
antara teori dengan kejadian dilapangan.
Setelah dilakukan pengkajian diketahui HPHT Ny. A pada tanggal 28 Mei
2020 HPL: 04 Maret 2021 sehingga saat ini usia kehamilan Ny. A yaitu 39
minggu, dimana menurut Saifuddin, Adriaansz and W (2014) persalinan dan
kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu). Sehingga usia kehamilan Ny. A adalah usia yang
cukup untuk menghadapi proses persalinan dimana organ-organ janin sudah
terbentuk sempurna dan siap dilahirkan.

Pada saat dilakukan pengkajian data subjektif diketahui Ny. A cemas


menghadapi proses persalinan, muncul kekhawatiran bahwa proses persalinan
akan berlangsung lama dan lebih sulit dibanding dengan proses persalinan anak
pertama, hal ini sejalan dengan teori yang disampaikan oleh Varney (2015) bahwa
salah satu perubahan psikologis ibu bersalin adalah munculnya kekhawatiran dan
rasa cemas dalam menghadapi proses persalinan. Sehingga dalam hal ini
dukungan emosional baik dari suami maupun keluarga akan sangat berperan
penting dalam proses persalinan ibu. Menurut penelitian Jannah (2017) kehadiran
pendamping pada saat persalinan dapat menimbulkan efek positif terhadap
persalinan, dalam arti dapat menurunkan morbiditas, mengurangi rasa sakit,
mempersingkat persalinan, dan menurunkan angka persalinan dengan operasi
termasuk bedah besar. Selain itu, kehadiran pendamping perslinan dapat
memberikan rasa nyaman, semangat, dukungan emosional, dan dapat
membesarkan hati ibu.
Pada data objektif dilakukan pemeriksaan fisik pada Ny. A yang meliputi
pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu tekanan darah 117 / 81 mmHg, nadi 89x/
menit, suhu 36,5 ºC, pernapasan 24x/ menit, pemeriksaan status present head to
toe, pemeriksaan obstetrik dan diketahui hasil pemeriksaan dalam batas normal.

Pada pemeriksaan dalam, didapat hasil pemeriksaan vulva vagina tidak


ada kelainan, portio teraba lunak, pembukaan 9 cm, kulit ketubah utuh, presentasi
janin belakang kepala, penyusupan 0. Adanya pembukaan dalam pemeriksaan
dalam menunjukkan bahwa proses persalinan Ny. A memasuki kala I fase aktif.
hal ini sesuai dengan teori dari Saifuddin, Adriaansz and W (2014) yaitu fase laten
adalah serviks membuka sampai dengan 3 cm dan fase aktif dimulai dari
pembukaan 4 cm-pembukaan 10 (lengkap). Penulis melakukan pemantauan
kepada Ny. A dengan partograf dimulai pukul 13.30 WIB.
Pada penatalaksanaan kasus, ibu dijelaskan mengenai hasil pemeriksaan,
ibu diajarkan teknik pernapasan ketika muncul kontraksi menurut Jannah (2017),
adaptasi pola pernafasan dapat mengurangi ketegangan dan kelelahan yang
mengintensifkan nyeri yang ibu rasakan selama persalinan dan pelahiran. Juga
memungkinkan ketersediaan oksigen dalam jumlah maksimal untuk rahim, yang
juga mengurangi nyeri, karena otot kerja (yang membuat rahim berkontraksi)
menjadi sakit jika kekurangan oksigen. Selain itu, konsentrasi mental yang terjadi
saat ibu secara sadar merelakskan otot membantu mengalihkan perhatian ibu dari
rasa sakit waktu kontraksi dan karena itu, akan mengurangi kesadaran ibu akan
rasa sakit.
Menganjurkan suami untuk memberi dukungan pada ibu sambil masase
daerah punggung atau usap secara lembut pundak ibu untuk merangsang dan
mengurangi rasa nyeri persalinan. Dukungan suami dalam proses persalinan
merupakan sumber kekuatan ibu yang tidak dapat diberikan oleh tenaga
kesehatan. Selain itu, perhatian yang diperoleh pada masa persalinan akan terus
dikenang ibu terutama bagi mereka yang pertama kali melahirkan. Kehadiran
suami akan membawa pengaruh positif secara psikologis dan berdampak positif
pada kesiapan ibu dan fisik. Kesiapan psikologis ibu akan memperpendek lama
kala 1, sehingga akan membuat ibu mempunyai cadangan energi yang cukup
untyk menghadapi kala II. Apabila kala I pendek, maka kala II juga akan semakin
pendek (Johariyah, Sohimah and Lestari, 2014).
Penatalaksanaan lain yang diberikan penulis dikala I seperti menganjurkan
ibu untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum, serta eliminasi.
Penatalaksanaan yang penulis berikan sudah sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Rohani, Saswita and Marisah (2013) pemberian asupan nutrisi
yang adekuat merupakan salah satu upaya agar his pada ibu bersalin dapat
bereaksi secara efektif dan ibu bersalin dengan asupan kalori yang tidak adekuat
berisiko untuk terjadinya hambatan kemajuan persalinan, pernyataan ini sejalan
dengan pernyataan King et all (2011) yaitu ibu bersalin yang memenuhi nutrisi
dan caiaran akan memiliki lebih banyak energy selama persalinan, sedangkan bila
menghiraukan intake cairan dan nutrisi akan mempengaruhi kedaan ibu dan bayi
selama persalinan.
Pada pukul 13.45 WIB dilakukan pemeriksaan dalam dengan indikasi
terdapat tanda gejala kala II yaitu ibu ingin BAB, terlihat tekanan pada anus,
perinium menonjol, vulva dan vagina membuka, hasil VT menunjukkan
pembukaan 10 (lengkap), efficement 100% dan kulit ketuban negatif (warna
jernih). Setelah pembukaan lengkap ibu dipimpin untuk mengejan, selama proses
persalinan suami dan keluarga mendampingi proses persalinan dan memberikan
dukungan kepada Ny. A. Setelah melakukan pimpinan persalinan, pada Pukul
13.55 WIB bayi lahir dengan jenis kelamin laki-laki, BB: 3400 gram, dan PB: 48
cm dan segera melakukan penilaian awal dan menghangatkan bayi dengan balutan
kain.
Penatalaksanaan yang dilakukan penulis pada kala II sesuai dengan 60
langkah APN. Tidak terdapat perbedaan antara teori dengan praktik dilapangan,
Menurut Saiffudin (2011) kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai
bayi lahir. Proses ini bisanya berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada
multigravida. Kala II yang terjadi pada Ny. A selama 10 menit jadi kala II yang
dialami oleh Ny. A berlangsung secara fisiologis.
Setelah bayi lahir segera melakukan penyuntikan oksitosin 10 IU setelah
dilakukan pengecekan janin kedua dan dilanjutkan dengan proses IMD (inisiasi
menyusu dini) dengan cara meletakkan bayi di dada ibu, bayi diberi selimut.
Penatalaksanaan yang dilakukan di kala III yaitu memindahkan klem pada tali
pusat yang berjarak 5-10 cm dari vulva, peregangan tali pusat, dan melakukan
pengeluaran plasenta. Penatalaksaan yang dilakukan penulis telah sesuai dengan
apa yang ada diteori.
Plasenta lahir pada pukul 14.00 WIB. Hal ini sesuai dengan teori Siwi
Walyani and Purwoastuti (2015) mengatakan bahwa pelepasan plasenta biasanya
berlangsung 3-4 menit untuk primipara dan 4-5 menit untuk multipara karena
plasenta akan sulit lepas pada uterus yang kendur karena ukuran permukaan
plasenta tidak akan berkurang kala III tergantung dari kontraksi uterus yang
terjadi. Maka yang dialami Ny. A terjadi secara Fisiologis.
Perdarahan yang dialami ibu sebanyak ±150 cc. sesuai dengan teori bahwa
perdarahan dengan jumlah kurang dari 500 cc setelah 24 jam persalinan termasuk
perdarahan normal. Menurut Rosyati (2017) perdarahan ibu lebih dari 500 cc
setelah persalinan disebut perdarahan post partum, hal ini berarti tidak ada
kesenjangan teori dengan praktik karena ibu tidak mengalami perdarahan post
partum atau perdarahan ibu masih dalam tahap normal.
Mengecek adanya laserasi dengan cara melakukan eksplorasi ke bagian
dalam vagina, perineum ruptur grade II. Penatalaksanaan yang dilakukan penulis
pada kala III sesuai dengan langkah APN, pada saat melakukan heacting ibunya
kooperatif, oleh karena itu hecting dilakukan dengan teknik continuous (jelujur).
Berdasarkan jurnal penelitian milik (Zuliyati, 2012) dengan judul Perbedaan
Lama Penyembuhan Luka Perineum antara Penjahitan Jelujur dan Terputus pada
Ibu nifas menyatakan bahwa penjahitan dengan jelujur mengalami penyembuhan
lebih cepat dibandingkan teknik terputus dengan perbedaan signifikan 0,002.
Pada masa nifas terdiri dari 3 tahapan, yaitu puerperium dini, intermedial,
dan remote puerperium. Pada puerperium dini kepulihannya yaitu ibu
diperbolehkan berdiri dan jalan-jalan, sedangkan puerperium intermedial yaitu
kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu dan remote
puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna setelah
bersalin. Dari ketiga tahapan tersebut pada tahpan pertamalah dilakukan
mobilisasi dini. Mobilisasi dini ini sangat penting karena ibu belajar bergerak
ringan seperti miring kanan, kiri, duduk, berdiri, dan berjalan. Hal ini bertujuan
untuk ibu merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation yaitu melakukan
pergerakan yang mana otot-otot perut dan panggul kembali normal, dan dapat
mengurangi rasa sakit pada ibu, sehingga faal usus dan kandung kemih lebih baik.
Pada penelitian yang dilakukan oleh (Kasanah and Altika, 2020) dengan
judul pengaruh mobilisasi dini terhadap penurunan TFU terlihat bahwa penurunan
TFU setelah melakukan mobilisasi dini menurun 3 cm. Dari hasil uji statistic p
value = 0,001 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh mobilisasi dini
terhadap penurunan TFU. Dalam waktu 12 jam TFU mencapai kurang lebih 1 jari
diatas pusat dan berubah menurun 1-2 jari setiap 24 jam. Jika dilihat dari data
tersebut maka responden mengalami penurunan TFU setelah melakukan
mobilisasi dini, karena mobilisasi dapat memperlancar darah ke dalam uterus
sehingga kontraksi uterus akan baik dan fundus uteri menjadi keras. Kontraksi
membentuk penyempitan pembuluh darah yang terbuka dan perdarahan tidak
terjadi sehingga penurunan TFU berlangsung dengan cepat.
Pada inpartu kala IV dilakukan pengawasan selama 2 jam, dengan hasil
kesadaran baik, tanda-tanda vital normal, kontraksi uterus keras, dan perdarahan
normal serta menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini yaitu dengan miring kanan
dan kiri, duduk, berdiri, dan jalan-jalan. Hasil pemantauan yang telah dilakukan
dicatat di partograf. Penatalaksanaan yang telah dilakukan dengan menerapkan
asuhan sayang ibu seperti membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan
darah serta membantu ibu memakai pakaian kering dan bersih, pencegahan infeksi
dengan melakukan dekontaminasi semua peralatan dalam larutan klorin,
membersihkan tempat persalinan, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
menganjurkan kepada ibu untuk makan dan minum. Penatalaksanaan yang telah
dilakukan penulis sesuai dengan 60 langkah APN.

Anda mungkin juga menyukai