PERSALINAN
Disusun Oleh:
TAHUN 2022
i
KATA PENGANTAR
Segala puji saya panjatkan kehadirat Allah SWT hingga saat ini masih
Persalinan”.Terima kasih pula kepada semua pihak yang ikut membantu hingga
Makalah sederhana ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata
makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri saya
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.Latar Belakang..............................................................................1
2.Rumusan Masalah.........................................................................2
3.Tujuan...........................................................................................2
A. Kesimpulan......................................................................................14
B. Saran.................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang dilalui dengan
kegembiraan dan suka cita. Akan tetapi dari 5-10% kehamilan didalamnya
darah.Sedangkan penyebab tidak langsung dari aspek non medis seperti social
sehingga dapat menimbulkan gangguan secara fisik pada ibu hamil, dapat
terjadi emosi dan gangguan kognitif bagi ibu serta keluarganya. Ibu yang
mempengaruhi kemampuan ibu dalam menjalin suatu ikatan yaitu ikatan baik
dengan bayinya kelak. Komplikasi persalina yang terdiri dari ketuban pecah
kurang memuaskan, sehingga ibu menunjukkan citra diri negatif dan dapat
1
adaptasi ibu terhadap peran fungsi barunya. Proses ini berlangsung dengan
penuh tekannan yang akan membuat ibu lebih sulit mengontrol dirinya
sehingga membuat ibu lebih mudah marah dan dapat menurunkan kemampuan
2012).
membawa ancaman bagi jiwa dan kesehatan ibu dan bayi. Maka dapat di tarik
ibu dan janinnya, baik dalam keadaan kehamilan, persalinan ataupun nifas.
(Mochtar, 2015).
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
gawat darurat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
Prinsip deteksi dini yaitu melakukan skrining secara teratur dan ketat
(Feryanto, 2011).
Jika ditemui gejala dan tanda penyulit, penilaian kondisi ibu dan
frekuensi kontraksi berkurang dalam satu atau dua jam pertama, nilai
3
Bila tidak ada tanda-tanda kegawatan atau penyulit, ibu boleh
meninggalkan ibu setelah dipastikan bahwa ibu dan bayinya dalam kondisi
ibu ke fasilitas kesehatan yang sesuai jika fase laten berlangsung lebih dari
8 jam.
a. Penapisan awal :
7) Ikterus
8) Anemia Berat
9) Tanda/gejala infeksi
10) Preeklamsia
13) Primipara dalam kala I fase aktif dan kepala janin masih 5/5
4
14) Presentasi bukan belakang kepala
b. Penyulit persalinan
lancar.
sebagai berikut:
a) Distosia
b) Atonia uteri
c) Retensio plasenta
g) Infersio uteri
h) Syok obstetrik
5
Kondisi lebih) jarum diameter besar
keseluruha Tekanan darah (ukuran 16 atau 18) dan
n rendah (sistolik berikan RL atau NS.
Urin kurang dari 90 Infuskan 1 L dalam 15
mmHg) sampai 20 menit; jika
Pucat pasi mungkin infuskan 2 L
Berkeringat dalam satu jam pertama,
dingin, kulit kemudian 125 cc/jam .
lembab 4. Segera rujuk ke RS
Nafas cepat (lebih PONEK
dari 30x/menit) 5. Dampingi ibu ke tempat
Cemas, bingung rujukan
atau tidak sadar
Produksi urin
sedikit (kurang
dari 30 cc/jam)
Nadi Tanda atau gejala 1. Anjurkan untuk minum
Urin dehidrasi 2. Nilai ulang setiap 30 menit
Nadi cepat (100 (menurut pedoman di
x/menit atau lebih) partograf) jika kondisinya
Urin pekat tidak membaik dalam
Produksi urin waktu 1 jam, pasang infus
sedikit (kurang menggunakan jarum
dari 30 cc/jam) diameter besar (ukuran 16
atau 18) dan berikan RL
atau NS 125 cc/jam.
3. Segera rujuk ke RS
PONEK
4. Dampingi ibu ke tempat
rujukan.
Nadi Tanda atau gejala 5. Anjurkan untuk minum
Urin dehidrasi 6. Nilai ulang setiap 30 menit
Nadi cepat (100 (menurut pedoman di
x/menit atau lebih) partograf) jika kondisinya
Urin pekat tidak membaik dalam
Produksi urin waktu 1 jam, pasang infus
sedikit (kurang menggunakan jarum
dari 30 cc/jam) diameter besar (ukuran 16
atau 18) dan berikan RL
atau NS 125 cc/jam.
7. Segera rujuk ke RS
PONEK
1. Dampingi ibu ke tempat
6
rujukan.
Tekanan Tanda atau gejala pre- 1. Nilai ulang tekanan darah
darah eklamsia ringan: setiap 15 menit (saat di
Urin Tekanan darah antara kontraksi atau
Keluhan diastolik 90-110 meneran).
subyektif mmHg 2. Miring ke kiri dan cukup
Kesadaran Protein urin hingga istirahat. Nifedipin Slow
Kejang 2+ Release 2 x 30 mg
3. Bila gejala bertambah
berat maka tatalaksana
sebagai preeklamsia berat
(diastolik >110 mmHg,
pandangan kabur, dsb)
Tanda dan gejala 1. Baringkan miring kiri
preeklamsia berat atau 2. Pasang infus dengan
preeklamsi menggunakan jarum
Tekanan darah diameter besar (ukuran 16
diastolik 110 atau 18) dan berikan RL
mmHg atau lebih atau NS 125 cc/jam
Tekanan darah 3. Berikan dosis awal 4 gram
diastolik 90 mmHg MgSO4 40% IV dengan
atau lebih dengan kecepatan 0,5-1
kejang gram/menit
Nyeri kepala 4. Berikan dosis
Gangguan pemeliharaan MgSO4
penghilatan 40%. 1 gram per jam
Kejang (eklamsia) segera rujuk ke RS
PONEK
5. Nifedipin 5-10 mg
6. Dampingi ibu ke tempat
rujukan
Kontraksi Tanda dan gejala 1. Anjurkan untuk mengubah
inersia uteri : posisi dan berjalan- jalan
Kurang dari 3 2. Anjurkan untuk minum
kontraksi dalam 3. Jika selaput ketuban masih
waktu 10 menit, utuh dan pembukaan >6
lama kontraksi cm lakukan amniotomi
kurang dari 40 (gunakan setengah kocher
detik pada fase DTT)
aktif persalinan 4. Stimulasi putinh susu
5. Kosongkan kandung
kemihnya
6. Jika bayi tidak lahir setelah
2 jam meneran
(primigravida) atau 1jam
(multigravida), segera
7
rujuk ke fasilitas kesehatan
rujukan.
7. Dampingi ibu ke tempat
rujukan
Denyut jantung Tanda gawat janin: 1. Baringkan miring ke kiri,
janin DJJ kurang dari anjurkan ibu untuk
120 atau lebih dari menarik nafas panjang
160 x/menit, mulai perlahan-lahan dan
waspada tanda berhenti meneran
awal gawat janin 2. Nilai ulang DJJ setelah 5
DJJ kurang dari menit :
100 atau lebih dari a. Jika DJJ normal, maka
180 x/menit minta ibu kembali
meneran dan pantau
DJJ setelah setiap
kontraksi. Pastikan ibu
tidak berbaring
terlentang dan tidak
menahan nafasnya saat
meneran
b. Jika DJJ abnormal,
rujuk ibu ke fasilitas
yang memiliki
kemampuan
penatalaksanaan gawat
darurat obstetri dan
bayi baru lahir
c. Dampingi ibu ke
tempat rujukan
Penurunan Kepala bayi tidak 1. Minta ibu meneran
kepala janin turun jongkok
2. Jika penurunan kepala di
partograf melewati garis
waspada, pembukaan dan
kontraksi memadai maka
rujuk pasien ke fasilitas
rujukan
3. Dampingi ibu ke tempat
rujukan
Lahirnya bahu Tanda- tanda distosia Lakukan tindakan dan upaya
bahu: lanjut (tergantung hasil
Kepala bayi tidak tindakan yang dilakukan) :
melakukan putaran 1. Perasat Mc.Robert
paksi luar 2. Prone Mc.Robert
Kepala bayi keluar (Menungging)
kemudian tertarik 3. Anterior dysimpact
8
kembali ke dalam 4. Perasat Corkscrew dari
vagina (kepala Wood
“kura-kura”) 5. Perasat Schwartz-Dixon
Bahu bayi tidak
dapat lahir
Cairan ketuban Tanda-tanda cairan 1. Nilai DJJ:
ketuban bercampur a. Jika DJJ normal, minta
mekonium: ibu meneran dan
Cairan ketuban pantau DJJ setelah
berwarna hijau setiap kontraksi.
(mengandung Pastikan ibu tidak
mekonium) berbaring terlentang
dan tidak menahan
nafasnya saat meneran.
b. Jika DJJ tidak normal,
tangani sebagai gawat
janin (lihat diatas)
2. Setelah bayi lahir, lakukan
penilaian segera dan bila
tidak bernafas maka isap
lendir di mulut kemudian
hidung bayi dengan
penghisap lendir DeLee
(DTT/steril) atau bola
karet penghisap (baru &
bersih). Lakukan tindakan
lanjutan sesuai dengan
hasil penilaian.
Tali pusat Tanda-tanda tali pusat 1. Nilai DJJ, jika ada:
menumbung : a. Segera rujuk ke
Tali pusat teraba fasilitas kesehatan
atau terlihat saat rujukan
pemeriksaan b. Dampingi ibu ke
dalam tempat rujukan
c. Posisikan ibu seperti
sujud dan dada
menempel pada
kasur/brancart. Atau isi
kandung kemih dengan
larutan NS 0,9/air steril
sekitar 150-200 ml
kemudian klem ujung
kateter dan tinggikan
bokong sambil ibu
miring ke kiri agar
kepala bayi tidak
9
menekan tali pusat dan
tangan lain di abdomen
untuk menahan bayi
pada posisinya
(keluarga dapat
membantu
melakukannya).
2. Jika DJJ tidak ada:
a. Beritahukan ibu dan
keluarganya
b. Lahirkan bayi dengan
cara paling aman.
Tanda- tanda lilitan 1. Jika tali pusat melilit
tali pusat longgar di leher bayi,
Tali pusat melilit lepaskan melewati kepala
leher bayi bayi
2. Jika tali pusat melilit erat
dileher bayi, lakukan
penjepitan tali pusat
dengan klem di dua tempat
kemudian potong
diantaranya, kemudian
lahirkan bayi dengan
segera.
Untuk Kehamilan kembar tak 1. Nilai DJJ
kehamilan terdeteksi 2. Jika bayi kedua presentasi
kembar tak kepala dan kepala segera
terdeteksi turun, lahirkan seperti bayi
pertama
3. Jika kondisi diatas tidak
terpenuhi, baringkan ibu
miring ke kiri
4. Segera rujuk ibu ke RS
PONEK
5. Dampingi ibu ke tempat
rujukan
10
3) Masalah dan penyulit pada kala III - Kala IV persalinan
11
tidak kompeten maka
segera rujuk ibu ke RS
PONEK
Dampingi ibu ke
tempat rujukan
Tawarkan bantuan
walaupun ibu ditangani
oleh RS rujukan
Plasenta dan Tanda/gejala avulsi 1. Nilai kontraksi melalui
tali pusat (putus): palpasi uterus
Tali pusat putus 2. Minta ibu meneran jika ada
Plasenta tidak lahir kontraksi
3. Lahirkan plasenta dengan
PTT dan tekanan
dorsokranial
4. Lakukan masase setelah
plasenta lahir
5. Jika setelah 30 menit sejak
bayi lahir dan MAK III
maka tangani sebagai
retensio plasenta
Plasenta Tanda atau gejala 1. Lakukan periksa dalam,
Perdarahan bagian plasenta yang keluarkan selaput ketuban
per vaginam tertahan: dan bekuan darah yang
Tepi lateral mungkin masih tertinggal
plasenta tidak 2. Lakukan masase uterus
dapat 3. Jika ada perdarahan hebat
diraba/dikenali dan uterus berkontraksi
Selaput ketuban baik, periksa adanya
tidak lengkap separasi parsial/ robekan
Perdarahan pasca jalan lahir
persalinan
Uterus
berkontraksi
Perdarahan Tanda atau gejala 1. Perdarahan yang menyertai
pasca atonia uteri: uterus tidak berkontraksi
persalinan Persarahan harus ditatalaksana sebagai
pascapersalinan atonia uteri
Uterus lembek dan
tidak berkontraksi
Perdarahan Tanda atau gejala 1. Lakukan pemeriksaan jalan
pasca robekan vagina, lahir
persalinan perineum atau serviks: 2. Jika terjadi laserasi derajat
Vagina, Perdarahan satu atau dua lakukan
perineum, pascapersalinan penjahitan
12
serviks Plasenta lengkap 3. Jika terjadi laserasi derajat
Uterus tiga atau empat atau
berkontraksi robekan serviks:
Pasang infus dengan
jarum 16 atau 18 dan
berikan RL/NS
Segera rujuk ibu ke RS
PONEK
Dampingi ibu ke
tempat rujukan
Nadi Tanda atau gejala 1. Baringkan miring ke kiri
Tekanan syok: 2. Naikkan kedua tungkai
Darah Nadi cepat, lemah (posisi syok), cari sumber
Pernafasan (>100 kali/menit) perdarahan atau infeksi
Keadaan Sistolik <90 3. Pasang infus dengan
umum mmHg menggunakan jarum 16
Urin Pucat atau 18, berikan RL/NS.
Keringat dingin, Infuskan 1 L dalam 15
kulit lembab menit sampai 20 menit.
Nafas cepat >30 Lanjutkan hingga 2 L
kali/menit dalam 1 jam pertama,
Gelisah, kemudian 500 cc/jam
delirium/tidak 4. Segera rujuk ke RS
sadar PONEK
5. Dampingi ibu ke tempat
Produksi urin <20
rujukan
cc/jam
Nadi Tanda dan gejala 1. Anjurkan ibu untuk minum
Urin dehidrasi : 2. Nilai kondisi ibu setiap 15
Nadi >100 menit (jam pertama) dan
Suhu tubuh
kali/menit setiap 30 menit (jam
Temperatur >38°C kedua) pascapersalinan
Urin pekat 3. Jika dalam jam pertama,
Produksi urin kondisinya tidak membaik,
sedikit (kurang dari pasang infus (jarum 16 atau
20 cc/jam) 18) dan RL/NS 500 cc/jam
4. Jika suhu tubuh tetap tinggi
ikuti asuhan infeksi
5. Segera rujuk ke RS
PONEK
6. Dampingi ibu ke tempat
rujukan
Nadi Tanda dan gejala 1. Baringkan ibu miring kiri
Lochea infeksi: 2. Pasang infus dengan jarum
Nadi >100 16 atau 18 berikan RL/NS
Suhu tubuh
kali/menit 500 cc perjam
13
Kesehatan Suhu tubuh >38°C 3. Berikan
secara Keringat dingin ampisilin/amoxcilin 2 gram
umum Lochea berbau dan 500 mg metronidazol
per oral
4. Segera rujuk ke RS
PONEK
5. Dampingi ibu ke tempat
rujukan
Tekanan Tanda gejala 1. Nilai TD setiap 15 menit
darah preeklamsia ringan : (pada saat beristirahat di
Urin Tekanan darah antara kontraksi dan
diastolik 90-110 meneran)
mmHg 2. Jika diastolik >110 mmHg
Proteinuria pasang infus, berikan
RL/NS 100 cc/jam, berikan
nifedipin 5-10 mg
3. Baringkan miring ke kiri
4. MgSO4 4 gram dilanjutkan
1 gram /jam
5. Rujuk ke RS PONEK
Tekanan darah Tanda dan gejala 1. Baringkan miring kiri
preeklamsia berat atau 2. Pasang infus dan berikan
eklamsia: RL/NS 100 cc/jam
Sistolik >160 3. 20 cc MgSO4 20% IV 8-10
mmHg menit dan lanjutkan dengan
Diastolik >110 MgSO4 1 gram/jam
mmHg melalui infus
Kejang 4. Nifedipin 5-10 mg per oral
5. Segera rujuk ke RS
PONEK
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
adanya kelainan, komplikasi, dan penyakit ibu selama kehamilan yang dapat
menjadi penyulit ataupun komplikasi yang dapat membahayakan ibu dan bayi
seperti distosia, atonia uteri, retensio plasenta, robekan jalan lahir, perdarahan
kala IV primer, emboli air ketuban, infersio uteri dan syok obstetrik
B. Saran
penyulit-penyulit dalam persalinan agar dapat tertangani secara cepat dan tepat.
15
DAFTAR PUSTAKA
1.Jakarta: EGC
16