DI SUSUN OLEH :
Rosa Linda Putri 20031046
Hazza Zulriat 20031058
Dewita Sania 20031061
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena curahan rahmat serta
karunianyalah kami pada akhirnya sampai pada tahap menyelesaikan makalah mini seminar dari
praktik lapangan maternitas l dan komunikasi dalam keperawatan.
Kami sekaligus pula menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak- banyaknya untuk
Ns. Asfeni, S.Kep., M.Kes selaku dosen mata kuliah keerawatan maternitas l yang telah
mengajarkan materi praktik lapanga ini.
Kami juga sadar bahwa pada makalah ini ditemukan banyak kekurangan serta jauh dari
kesempurnaan. dengan demikian, kami benar benar menantinya adanya kritik dan saran untuk
perbaikan makalah yang hendak kami tulis di masa yang selanjutnya, menyadari tidak ada suatu
hal yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.
Kami berharap makalah sederhana ini bisa dimengerti oleh setiap pihak terutama untuk
para pembaca. penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kekurangan yang tidak
berkenan di hati.
i
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR.....................................................................iError! Bookmark not defined.
2.1 Definisi...................................................................................................................................2
3.1 Pengkajian..............................................................................................................................8
BAB V PENUTUP.......................................................................................................................18
5.1 Kesimpulan........................................................................................................................18
ii
5.2Saran....................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Ketuban Pecah Dini (KPD).
KPD adalah singkatan dari ketuban pecah dini atau bisa juga disebut dengan PROM
atau premature rupture of membranes. Kondisi ini dimana wanita hamil sudah mengalami kantung
ketuban pecah sebelum masa persalinan. Bisa terjadi sebelum atau setelah janin sudah matang.
Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya selaput ketuban (amnion dan korion) tanpa diikuti
persalinan pada kehamilan aterm atau pecahnya ketuban pada kehamilan preterm, merupakan komplikasi
kehamilan dan persalinan yang memerlukan perhatian khusus. Ketuban pecah dini berhubungan dengan
penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi korioamnionitis yang dapat meningkatkan angka
morbiditas dan mortalitas perinatal. Data Survey Kesehatan Demografi Indonesia tahun 2012, prevalensi
kejadian Ketuban Pecah Dini adalah 15% dari jumlah persalinan. Data Departemen Kesehatan Provinsi
Lampung tahun 2012, terdapat sebanyak 91 (9%) kejadian KPD dari 1.012 persalinan.
Jika KPD ini terjadi terlalu awal artinya ada masalah yang serius pada masa kehamilan tersebut.
Dapat dikatakan KPD ini cukup berbahaya jika terjadi di usia kandungan masih muda. Jika tidak segera
mendapatkan penanganan yang tepat maka bisa menyebabkan komplikasi pada ibu dan juga calon bayi.
KPD merupakan kondisi yang terkadang tidak disadari oleh ibu hamil karena terutama bagi yang
masih pertama kali dalam masa kehamilan. Air ketuban yang pecah bisa mengalir dengan deras bisa juga
secara perlahan atau merembes. Terkadang ibu hamil yang mengalami kondisi ini tidak menyadari karena
tidak bisa membedakan mana ketuban dan mana yang urine.
Cara membedakannya dengan cara merasakan apakah air yang keluar dari vagina bisa ditahan
atau tidak. Jika tidak bisa ditahan artinya itu adalah cairan ketuban. Jika urine tentu masih bisa ditahan.
Selain itu air ketuban tidak berwarna serta tidak berbau pesing tapi lebih mengarah ke bau manis.
Penyebab dari KPD ada beberapa hal, seperti adanya infeksi pada rahim atau vagina. Adanya
perdarahan pada vagina pada trimester kedua atau ketiga, berat badan ibu hamil yang kurang, kondisi ibu
hamil yang kurang gizi, jarak kehamilan yang terlalu dekat, pernah melahirkan bayi prematur, atau pernah
mengalami KPD pada kehamilan sebelumnya. Itu semua adalah kondisi yang biasanya menjadi pemicu
terjadinya KPD.
2
1.3 Manfaat Penulisan
Dengan ada nya makalah ini, bisa membantu dalam mengetahui apa saja hal hal yang bisa diberikan
kepada Ny. W dalam melakukan, merumuskan, serta merencanakan Asuhan Keperawatan dan bisa
mengetahui apa saja teoritis mengenai Ante Natal Care (ANC) dana KPD.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Definisi
Kehamilan adalah sebuah proses yang dimulai dari tahap konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu) dihitung dari hari
pertama haid terakhir (Widatiningsih & Dewi, 2017).
Antenatal Care adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan
mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan. Kala nifas,
persiapan pemberian ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.
2.2. Tanda-tanda Kehamilan
Morning sickness
Mual muntah
Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan.
Menimbulkan mual muntah terutama pagi hari yang disebutkan morning
sickness.
Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi.
Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang
Mudah lelah
Kram perut
Sembelit
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus menyebabkan
kesulitan untuk buang air besar.
Sakit pada punggung bawah
Sering haus
Terlambat datang bulan
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel degraaf
dan ovulasi.
Mengetahiu tanggal haid terakhir dengan perhitungan rumus naegle dapat
ditentukan perkiraan persalinan
Payudara tegang
4
Pengaruh estrogen-progesteron dan somatomamotropin menimbulkan
deposit lemak air, dan garam pada payudara.
Payudara membesar dan tegang
Ujung syaraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.
Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang
demikian disebut ngidam.
2.3. Klasifikasi Kehamilan
Preterm
Kehamilan – 37 minggu (bayi kurang bulan)
aterm
Kehamilan 37 – 42 minggu
posterem
kehamilan + 42 minggu (terjadi asfiksasi atau penuaan plasenta sehingga
pemasukan makanan dan O2 dari ibu ke janin menurun
2.4. WOC berdasarkan Fisiologis dan Psikologis Ibu Hamil
Perubahan suasana hati: mudah tersinggung, mudah marah, mudah
menangis. Biasanya disebabkan oleh hormone estrogen dan progesterone
Trimester I
Konstipasi, pembesaran payudara, kelelahan
Trimester II
Perut membesar, pelupa, kram kaki
Trimester III
Peningkatan cairan vagina, kontraksi perut
2.5. Komplikasi pada Kehamilan
Tekanan darah tinggi
Hipertensi yang tidak terkontrol saat hamil bisa menyebabkan ibu mengalami
kerusakan pada organ-organ penting, yaitu otak, jantung, paru-paru, ginjal, dan
hati. Itulah bahaya hipertensi saat hamil, bagi ibu dan janinnya.
Preklamsia
Dampak utama pada janin adalah kekurangan gizi akibat kekurangan pasokan
darah dan makanan ke plasenta, hal ini mengarah ke gangguan pertumbuhan si
bayi di dalam kandungan. Janin bisa berisiko lahir cacar hingga lahir mati, akibat
tidak mendapatkan makanan yang cukup.
ISK
Infeksi saluran kemih pada ibu hamil bisa dibilang cukup berbahaya jika tidak
segera diobati. Salah satu bahaya infeksi saluran kemih pada ibu hamil adalah
meningkatkan risiko kelahiran prematur.
Keguguran
5
Keguguran adalah berhentinya kehamilan dengan sendirinya saat masih hamil
muda (sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu). Penyebab keguguran
sangat beragam pada tiap orang, misalnya akibat penyakit yang diderita ibu
hamil atau akibat janin tidak berkembang secara normal.
Anemia
Gejala anemia sering kita jumpai pada ibu hamil dimana kondisi sel darah merah
menurun atau menurunnya kadar hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut
oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu hamil dan janin menjadi
berkurang.
6
Paritas adalah banyaknya anak yang dilahirkan oleh ibu dari anak pertama sampai
dengan anak terkhir. Pembagian paritas yaitu, primipara, multipara, dan grande
multipara. Primipara adalah seorang wanita yang baru pertama kali melahirkan
dimana janin mencapai usia 28 minggu atau lebih. Multipara adalah seorang
wanita yang telah mengalami kehamilan dengan usia kehamilan minimal 28
minggu dan telah melahirkan 2 kali atau lebih. Sedangkan grande multipara
adalah seorang wanita yang telah mengalami hamil dengan usia kehamilan 28
minggu atau lebih dan telah melahirkan lebih dari 5 kali. Wanita yang telah
melahirkan beberpa kali dan pernah mengalami KPD pada kehamilan sebelumnya
serta jarak kelahiran yang telah terlampau dekat lebih berisiko akan mengalami
KPD pada kehamilan berikutnya.
7
BAB III
GAMBARAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
Nama Mahasiswa Rosa Linda Putri Tangggal Pengkajian 11-01-2022
Hazza Zulriat
Dewita Sania
Nim 20031046 RS/Ruangan RSUD Arifin Achmad/
20031058 Teratai INC
20031061
A. DATA UMUM
Inisial Pasien : Ny. W Nama Suami : Tn. A
Usia : 17 Tahun Usia : 19 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Montir
(IRT)
Pendidikan Terakhir : SMK Pendidikan Terakhir : SMK
Agama : Islam Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. Sumatra
Riwayat Ginekologi :-
Masalah Ginekologi :-
Kontrasepsi sebelum hamil :-
8
Tanda Vital
TD : 109/66 mmHg Nadi : 84 x/i
Suhu : 36,2 C Pernapasan : 20 x/i
9
Abdomen
Uterus
TFU : 19 cm
Leopold I : Bokong
Leopold II : kanan (bagian kecil)
: kiri (punggung)
Leopold III : Kepala
Penurunan kepala : Belum
Pigmentasi
Linea nigra : Tidak
Striae : Ada
Fungsi pencernaan :-
Masalah khusus
Perineum dan Genitalia
Vagina : Varises : Tidak
Kebersihan : Keputihan
Jenis/warna : Putih
Konsistensi :-
Bau : Tidak berbau
Hemoroid :-
Derajat :-
Lokasi :-
Nyeri : Tidak
Ekstremitas
Atas : Tidak ada
Bawah : Tidak ada
Masalah Khusus
Pemeriksaan dalam
Hasil
Ketuban : Pecah (33hari)
Keluhan : Nyeri Kontraksi
Ketidaknyamanan
Eliminasi
BAK : Lancar
BAB : Lancar
1
Keadaan Mental
Adaptasi Psikologis : Psikologis ibu saat ini, terlihat khawatir dikarnakan kehamilan pertama di usia
muda, serta ibu mengalami pecah ketuban dini/KPD.
Penerimaan terhadap kehamilan : menerima kehamilan.
Masalah Keperawatan : Defisit Pengetahuan tentang awal kehamilan.
Program Terapi
Pemasangan infus dengan jenis cairan ringer laktat dan ketorolac trometamol (Pereda Nyeri).
Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini :
Obat Dosis Kegunaan
Cefadroxil 2x500mg Mengobati infeksi saluran kemih
Nifedipine 3x10mg Mengobati pada persalinan
premature
As. Mefenamat 3x500mg Pereda nyeri
Pronalges 3x100mg Pereda nyeri
1
3.2 ANALISIS DATA
DS
Ps mengatakan nyeri di Pada kehamilan 33 hari ketuban Nyeri Akut
karnakan kontraksi pecah dini (D.0077)
Ps mengatakan
mengalami ketuban
pecah dini yang Terjadi nyeri kontraksi
menyebabkan nyeri
Diagnosa Keperawatan
1. Defisit Pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d kekhawatiran kehamilan, persalinan
pertama.
2. Nyeri Akut b.d nyeri akibat kontraksi ketuban pecah dini (KPD).
1
3.3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1
2 Nyeri Akut b.d nyeri akibat kontraksi Dilakukan intervensi Manajemen Nyeri
ketuban pecah dini (KPD) 1x24jam. (I.08238)
1. Kontrol nyeri Observasi :
2. Pola tidur 1. Identifikasi
3. Status skala nyeri
kenyamanan 2. Identifikasi
4. Tingkat cedera respon nyeri
non verbal
3. Identifikasi
pengaruh nyeri
pada kualitas
hidup
4. Monitor
keberhasilan
terapi
komplementer
yang sudah
diberikan
5. Monitor efek
samping
penggunaan
analgetik
Terapeutik :
1. Berikan teknik
nonfarmakologi
untuk
mengurangi
rasa nyeri.
2. Fasilitasi
istirahat dan
tidur
Edukasi :
1. Jelaskan strategi
meredakan
nyeri.
2. Anjurkan
monitor nyeri
secara mandiri
3. Ajarkan teknik
nonfarmakologi
untuk
mengurangi
rasa nyeri
1
BAB IV
PEMBAHASAN
1
tentang kehamilan dan proses persalinan. Kemudian, nyeri diartikan berbeda-beda antar individu,
bergantung pada persepsinya.Walaupun demikian, ada satu kesamaan mengenai persepsi nyeri.
Secara sederhana, nyeri dapat diartikan sebagai suatu sensasi yang tidak menyenangkan baik
secara sensori maupun emosional yang berhubungan dengan adanya suatu kerusakan jaringan
atau faktor lain. Menurut PPNI (2016) Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik atau emosional
yang berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan. Nyeri akut
dapat dideskripsikan sebagai nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit atau intervensi
bedah, dan memiliki awitan yang cepat, dengsn intensitas yang bervariasi (ringan sampai berat)
serta berlangsung singkat (kurang dari enam bulan) dan menghilang dengan atau tanpa
pengobatan setelah keadaan pulih pada area yang rusak.
4. 2 Diagnosa Keperawatan
Pasien yang kami kaji pada kasus dengan inisial Ny. W berusia 17 tahun dengan
kurangnya pengetahuan dan informasi tentang kehamilan diagnose deficit pengetahuan
berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan kekhawatiran kehamilan,
persalinan pertama. Kemudian pasien juga mengeluh nyeri akibat kontraksi ketuban pecah dini
(KPD)
1
2. Identifikasi respon nyeri non verbal
3. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
4. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
5. Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik :
1. Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri.
2. Fasilitasi istirahat dan
tidur Edukasi :
1. Jelaskan strategi meredakan nyeri.
2. Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
3. Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
1
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
3. Intervensi keperawatan yang diambil berdasarkan SLKI dan SIKI yaitu pada diagnosa
keperawatan Defisit Pengetahuan SLKI perilaku sesuai anjuran meningkat, verbalisasi
minat dalam belajar, kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik
meningkat, dan perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat. NIC yang diambil yaitu
edukasi perawatan kehamilan. Sedangkan pada diagnosa keperawatan Nyeri Akut NOC
yang diambil yaitu kontrol nyeri, pola tidur, status kenyamanan, dan tingkat cidera. NIC
yang diambil yaitu manajemen nyeri.
5.2 Saran
Bagi Ibu Hamil
Supaya ibu hamil lebih memperhatikan kondisi kehamilannya yaitu dengan cara
melakukan antenatal care secara teratur sehingga kehamilan ibu terpantau oleh
petugas kesehatan.
Bagi Tenaga Kesehatan
Petugas kesehatan diharapkan lebih meningkatkan konseling atau penyuluhan
petugas kesehatan terhadap ibu-ibu hamil tentang antenatal care, dan juga
sebaiknya perlu dilakukan kunjungan rumah bagi ibu hamil yang tidak melakukan
kunjungan ANC sesuai jadwal, terutama bagi ibu hamil yang belum pernah
memeriksakan kehamilannya dengan melibatkan dukungan keluarga dan sosial.
1
Bagi Pelayanan Kesehatan
Lebih meningkatkan program promosi kesehatan ibu dan anak (KIA).
1
DAFTAR PUSTAKA
Kumalasari I. (2015). Panduan Praktik laboratorium dan klinik perawatan antenatal, intranatal,
postnatal, bayi baru lahir, dan kontrasepsi, Jakarta: salemba medika
Pusat Penelitian badan keahlian DPR RI. (2019). Angka Kematian Ibu: Faktor Penyebab dan upaya
penanganannya. Kajian singkat terhadap isu actual dan strategi vol II no 24
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik. Edisi 1.
Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan. Edisi 1. Jakarta: DPP
PPNI
Rohmawati, N., & Wijayanti, Y. (2018). Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran.
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 2(1), 23-32.