Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

PROSEDUR TINDAKAN PADA IBU HAMIL

Dosen Pengampu

Marsia, S.Kep,.M.Kes

Disusun Oleh

AGUS SOPIANDI 211121310

RANDI 211121319

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah keperawatan
maternitas “Prosedur Tindakan Pada Ibu Hamil”.

Makalah yang berjudul “Prosedur Tindakan Pada Ibu Hamil”. ini kami buat dalam
rangka menyelesaikan tugas yang diberikan kepada kami Ibu Marsia S.Kep,.M.Kes selaku
dosen pembimbing mata kuliah keperawatan maternitas.

Kami sadar makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca supaya kedepannya makalah ini dapat lebih
baik lagi.

Sekian makalah dari kami, semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat
untuk pengetahuan kita semua.

Singkawang,.............2021

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...........................................................................................................1


B. Rumusan Masalah ......................................................................................................2
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan...................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil ..........................................................3


B. Menghitung Usia Kehamilan ................................................................................................ 10
C. Menentukan Tafsiran Partus Melalui Tinggi Fundus ........................................................... 12
D. Melakukan Tindakan Kesehatan Ibu Hamil ..............................................................13
E. Senam Hamil ..............................................................................................................14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................................17
B. Saran ..........................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan suatu tahapan
perkembangbiakan manusia yang alamiah, namun tetap harus diwaspadai dan
dipantau agar tidak menjadi berisiko. Setiap ibu hamil merupakan ibu hamil dengan
faktor risiko. Faktor risiko merupakan situasi dan kondisi serta keadaan umum ibu
selama kehamilan, persalinan dan nifas yang dapat memberikan ancaman pada
kesehatan dan jiwa ibu maupun janin yang dikandungnya, terutama pada ibu yang
tidak mendapatkan asuhan dari tenaga kesehatan. Risiko adalah suatu ukuran statistik
dari peluang atau kemungkinan untuk terjadinya suatu keadaan gawat-darurat yang
tidak diinginkan pada masa mendatang, yaitu kemungkinan terjadi komplikasi
obstetrik pada saat persalinan yang dapat menyebabkan kematian, kesakitan,
kecacatan, atau ketidakpuasan pada ibu atau bayi (Rochjati, 2011).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sendiri masih sangat tinggi jika di
bandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Menurut Survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015 jumlah AKI di Indonesia sebanyak
305/100.000 KH (Direktorat Kesehatan Keluarga, 2016). Kematian Ibu maternal
paling banyak adalah sewaktu bersalin sebesar (49,5%), kematian waktu hamil (26%)
pada waktu nifas (24%) (Kementrian Kesehatan RI, 2012). Sedangkan Angka
Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2015 di Indonesia sebanyak 22,23/1000 KH
(Direktorat Kesehatan Keluarga, 2016). Kematian neonatal paling banyak asfiksia
(51%), BBLR (42,9%), SC (18,9%), prematur (33,3%), kelainan kongenital (2,8%)
dan sepsi (12%) (Riskerdas, 2015).
Upaya lain pemerintah untuk menurunkan AKI dengan menjawab kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan tradisional. Pelayanan kesehatan tradisional
berperan dalam siklus kehidupan atau continuity of care sejak masa kandungan
sampai seterusnya. Untuk itu perlu dilakukan upaya yang berkesinambungan dan
sistematis. Pelayanan komprehensif adalah asuhan kebidanan berkesinambungan dan
berkelanjutan mulai dari kehamilan, persalinan, dan nifas. Dengan asuhan
komprehensif diharapkan bidan bidan dapat mengenali adanya komplikasi yang
mungkin muncul pada ibu hamil, bersalin, dan nifas serta dapat meningkatkan
kesejahteraan ibu dan bayi (Yanti, dkk, 2015).

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemeriksaan fisik pada ibu hamil?
2. Cara menghitung usia kehamilan?
3. Cara menentukan tafsiran partus melalui tinggi fundus?
4. Bagaimana melakukan pendidikan kesehatan ibu hamil?
5. Bagaimana senam hamil?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan
1. Supaya bisa memahami pemeriksaan fisik pada ibu hamil
2. Agar tau cara menghitung usia kehamilan
3. Bisa tau menentukan tafsiran partus melalui tinggi fundus
4. Mengetahui melakukan pendidikan kesehatan ibu hamil
5. Supaya tau Pemeriksaan penunjang kolitis
6. Agar mengetahui senam hamil
Manfaat penulisan
a. Bagi Penulis
Manfaat penulisan ini bagi penulis adalah sebagai wahana pengembangan
wawasan dan sebagai tolak ukur mengetahui kemapuan dalam merealisasikan
pengetahuan.
b. Bagi Pembaca
Bagi pembaca tulisan ini bisa menjadi penambah wawasan dan pengetahuan
dalam bidang komukasi keperawatan terutama dalam bidang komukasi pada
anak dan bayi serta menjadi rujukan yang relevan dalam penambah ilmu
pengetahuan.

2
BABA II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil


Dalam pemeriksaan kehamilan meliputi beberapa langkah antara lain :
1. Perhatikan tanda – tanda tubuh yang sehat
Pemeriksaan pandang dimulai semenjak bertemu dengan pasien. Perhatikan
bagaimana sikap tubuh, keadaan punggung dan cara berjalannya. Apakah
cenderung membungkuk, terdapat lordosis, kifosis, scoliosis atau pincang dsb.
Lihat dan nilai kekuatan ibu ketika berjalan, apakah ia tampak nyaman dan
gembira, apakah ibu tampak lemah.
2. Pengukuran tinggi badan dan berat badan
Timbanglah berat badan ibu pada setiap pemeriksaan kehamilan. Bila tidak
tersedia timbangan, perhatikan apakah ibu bertambah berat badannya. Berat badan
ibu hamil biasanya naik sekitar 9-12 kg selama kehamilan. Yang sebagian besar
diperoleh terutama pada trimester kedua dan ketiga kehamilan. Kenaikan berat
badan menunjukkan bahwa ibu mendapat cukup makanan. Jelaskan bahwa berat
badan ibu naik secara normal yang menunjukkan janinnya tumbuh dengan baik
bila kenaikan berat badan ibu kurang dari 5 kg pada kehamilan 28 minggu maka ia
perlu dirujuk.
Tinggi berat badan hanya diukur pada kunjungan pertama. Bila tidak tersedia
alat ukur tinggu badan maka bagian dari dinding dapat ditandai dengan ukuran
centi meter. Pada ibu yang pendek perlu diperhatikan kemungkinan mempunyai
panggul yang sempit sehingga menyulitkan dalam pemeriksaan. Bila tinggu badan
ibu kurang dari 145 atau tampak pendek dibandingkan dengan rata-rata ibu, maka
persalinan perlu diwaspadai.
3. Pemeriksaan tekanan darah
Tekanan darah pada ibu hamil bisanya tetap normal, kecuali bila ada kelainan.
Bila tekanan darah mencapai 140/90 mmhg atau lebih mintalah ibu berbaring
miring ke sebelah kiri dan mintalah ibu bersantai sampai terkantuk. Setelah 20
menit beristirahat, ukurlah tekanan darahnya. Bila tekanan darah tetap tinggi,
maka hal ini menunjukkan ibu menderita pre eklamsia dan harus dirujuk ke dokter
serta perlu diperiksa kehamilannya. Khususnya tekanan darahnya lebih sering

3
(setiap minggu). Ibu dipantau secara ketat dan anjurkan ibu persalinannya
direncanakan di rumah sakit.
4. Pemeriksaan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki
Pemeriksaan fisik pada kehamilan dilakukan melalui pemeriksaan pandang
(inspeksi), pemeriksaan raba (palpasi), periksa dengar (auskultasi),periksa ketuk
(perkusi). Pemeriksaan dilakukan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, yang
dalam pelaksanaannya dilakukan secara sistematis atau berurutan.
Pada saat melakukan pemeriksaan daerah dada dan perut, pemeriksaan
inspeksi, palpasi, auskultasi dilakukan secara berurutan dan bersamaan sehingga
tidak adanya kesan membuka tutup baju pasien yang mengakibatkan rasa malu
pasien. Dibawah ini akan diuraikan pemeriksaan obstetric yaitu dengan
melakukan inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi terhadap ibu hamil dari kepala
sampai kaki.
a. Lihatlah wajah atau muka pasien
Adakah cloasma gravidarum, pucat pada wajah adalah pembengkakan
pada wajah. Bila terdapat pucat pada wajah periksalah konjungtiva dan kuku
pucat menandakan bahwa ibu menderita anemia, sehingga memerlukan
tindakan lebih lanjut. Jelaskan bahwa ibu sedang diperiksa apakah kurang
darah atau tidak. Sebutkan bahwa bila ibu tidak kurang darah ia akan lebih
kuat selama kehamilan dan persalinan. Jelaskan pula bahwa tablet tambah
darah mencegah kurang darah.
Bila terdapat bengkak diwajah, periksalah adanya bengkak pada tangan
dan kaki. Sedikit bengkak pada mata kaku dapat terjadi pada kehamilan
normal, namun bengkak pada tangn dan atau wajah tanda preeklamsi.
Perhatikan wajah ibu apakah bengkak dan tanyakan pada ibu apakah ia sulit
melepaskan cincin atau gelang yang dipakainya. Mata kaki yang bengkak dan
menimbulkan cekungan yang tak cepat hilang bila ditekan, maka ibu harus
dirujuk ke dokter, dipantau ketat kehamilannya dan tekanan darahnya, serta
direncanakan persalinannya dirumah sakit. Selain memeriksa ada tidaknya
pucat pada konjungtiva, lihatlah sclera mata adakah sclera kuning atau ikterik
b. Lihatlah mulut pasien.
Adakah tampak bibir pucat, bibir kering pecah-pecah adakah stomatitis,
gingivitis, adakah gigi yang tanggal, adakah gigi yang berlobang, caries gigi.
Selain dilihat dicium adanya bau mulut yang menyengat.

4
1) Lihatlah kelenjar gondok, adakah pembesaran kelenjar thyroid,
pembengkakan saluran linfe
2) Lihat dan raba payudara, pada kunjungan pertama pemeriksaan payudara
terhadap kemungkinan adanya benjolan yang tidak normal. Lihatlah
apakah payudara simetris atau tidak, putting susu menonjol atau datar atau
bahkan masuk. Putting susu yang datar atau masuk akan mengganggu
proses menyusui nantinya. Apakah asinya sudah keluar atau belum.
Lihatlah kebersihan areola mammae adakah hiperpigmentasi areola
mammae.
3) Lakukan pemeriksaan inspeksi, palpasi dan auskultasi pada perut ibu.
Tujuan pemeriksaan abdomen adalah untuk menentukan letak dan
presentasi janin, turunnya bagian janin yang terbawah, tinggi fundus uteri
dan denyut jantung janin. Sebelum memulai pemeriksaan abdomen,
penting untuk dilakukan hal– hal sebagai berikut :
a) Mintalah ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya bila perlu,
b) Bantulah ia untuk santai. Letakkan sebuah bantal dibawah kepala dan
bahunya. Fleksikan tangan dan lutut. Jika ia gelisah bantulah ia untuk
santai dengan memintanya menarik nafas panjang.
c) Cucilah tangan anda sebelum mulai memeriksa, keringkan dan
usahakan agar tangan perawat cukup hangat.
4) Lihatlah bentuk pembesaran perut (melintang, memanjang, asimetris)
Adakah linea alba nigra, adakah striae gravidarum, adakah bekas luka
operasi, adakah tampak gerakan janin, rasakan juga dengan pemeriksaan
raba adanya pergerakan janin. Tentukan apakah pembesaran perut sesuai
dengan umur kehamilannya. Pertumbuhan janin dinilai dari tingginya
fundus uteri. Semakin tua umur kehamilan, maka semakin tinggi fundus
uteri. Namun pada umur kehamilan 9 bulan fundus uteri akan turun
kembali karena kepala telah turun atau masuk ke panggul.
Pada kehamilan 12 minggu, tinggi fundus uteri biasanya sedikit diatas
tulang panggul. Pada kehamilan 24 minggu fundus berada di pusat. Secara
kasar dapat dipakai pegangan bahwa setiap bulannya fundus naik 2 jari
tetapi perhitungan tersebut sering kurang tepat karena ukuran jari
pemeriksa sangat bervariasi. Agar lebih tepat dianjurkan memakai ukuran

5
tinggi fundus uteri dri simfisis pubis dalam sentimeter dengan pedoman
sebagai berikut:
Umur kehamilan Tinggi fundus uteri
20 minggu 20 cm
24 minggu 24 cm
28 minggu 28 cm
32 minggu 32 cm
36 minggu 34-46 cm
Jelaskan pada ibu bahwa perutnya akan semakin membesar karena
pertumbuhan janin. Pada kunjungan pertama, tingginya fundus dicocokkan
dengan perhitungan umur kehamilan hanya dapat diperkirakan dari hari
pertama haid (HPHT). Bila HPHT tidak diketahui maka umur kehamilan
hanya dapat diperkirakan dari tingginya fundus uteri. Pada setiap
kunjungan, tingginya fundus uteri perlu diperiksa untuk melihat
pertumbuhan janin normal, terlalu kecil atau terlalu besar.
5. Pemeriksaan leopold I, untuk menentukan bagian janin yang berada dalam fundus
uteri.
Petunjuk cara pemeriksaan : Pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien,
menghadap kearah kepala pasien. Kedua tangan diletakkan pada bagian atas
uterus dengan mengikuti bentuk uterus. Lakukan palpasi secara lembut untuk
menentukan bentuk, ukuran konsistensi dan gerakan janin. Tentukan bagian
janin mana yang terletak di fundus.
Gambar

Hasil: jika kepala janin yang nerada di fundus, maka palpasi akan teraba
bagian bulat, keras dan dapat digerakkan (balotemen). Jika bokong yang
terletak di fundus,maka pemeriksa akan meraba suatu bentuk yang tidak

6
spesifik, lebih besar dan lebih lunak dari kepala, tidak dapat digerakkan, serta
fundus terasa penuh. Pada letak lintang palpasi didaerah fundus akan terasa
kosong.
6. Pemeriksaan Leopold II, untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua
sisi uterus.
Petunjuk pemeriksaan : Pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien, menghadap
kepala pasien. Kedua telapak tangan diletakkan pada kedua sisi perut, dan
lakukan tekanan yang lembut tetapi cukup dalam untuk meraba dari kedua sisi.
Secara perlahan geser jari-jari dari satu sisi ke sisi lain untuk menentukan pada
sisi mana terletak pada sisi mana terletak punggung, lengan dan kaki.
Gambar :

Hasil : bagian bokong janin akan teraba sebagai suatu benda yang keras pada
beberapa bagian lunak dengan bentuk teratur,sedangkan bila teraba adanya
bagian-bagian kecil yang tidak teratur mempunyai banyak tonjolan serta dapat
bergerak dan menendang, maka bagian tersebut adalah kaki, lengan atau lutut.
Bila punggung janin tidak teraba di kedua sisi mungkin punggung janin berada
pada sisi yang sama dengan punggung ibu (posisi posterior) atau janin dapat
pula berada pada posisi dengan punggung teraba disalah satu sisi.
7. Pemeriksaan Leopold III, untuk menentukan bagian janin apa yang berada pada
bagian bawah.
Petunjuk cara memeriksa: Lutut ibu dalam posisi fleksi, raba dengan hati-hati
bagian bawah abdomen pasien tepat diatas simfisis pubis. Coba untuk menilai
bagian janin apa yang berada disana. Bandingkan dengan hasil pemeriksaan
Leopold.

7
Gambar

Hasil : bila bagian janin dapat digerakkan kearah cranial ibu, maka bagian
terbawah dari janin belum melewati pintu atas panggul. Bila kepala yang
berada diabagian terbawah, coba untuk menggerakkan kepala. Bila kepala
tidak dapat digerakkan lagi, maka kepala sudah “engaged” bila tidak dapat
diraba adanya kepala atau bokong, maka letak janin adalah melintang.
8. Pemeriksaan Leopold IV, untuk menentukan presentasi dan “engangement”.
Petunjuk dan cara memeriksa :
Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu. Kedua lutut ibu masih pada posisi
fleksi. Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah abdomen dan coba
untuk menekan kearah pintu atas panggul
gambar

Hasil: pada dasarnya sama dengan pemeriksaan Leopold III, menilai bagian
janin terbawah yang berada didalam panggul dan menilai seberapa jauh bagian
tersebut masuk melalui pintu atas panggul.
9. Pemeriksaan denyut jantung janin
Denyut jantung janin menunjukkan kesehatan dan posisi janin terhadap ibu.
Dengarkan denyut jantung janin (DJJ) sejak kehamilan 20 minggu. Jantung janin
biasanya berdenyut 120-160 kali permenit. Tanyakan kepada ibu apakah janin

8
sering bergerak, katakana pada ibu bahwa DJJ telah dapat didengar. Mintalah ibu
segera bila janinnya berhenti bergerak. Bila sampai umur kehamilan 28 minggu
denyut jantung janin tidak dapat didengar atau denyutnya lebih dari 160 atau
kurang dari 120 kali permenit atau janinnya berkurang gerakannya atau tidak
bergerak, maka ibu perlu segera dirujuk.
10. Pemeriksaan punggung dibagian ginjal. Tepuk punggung di bagian ginjal dengan
bagian sisi tangan yang dikepalkan. Bila ibu merasa nyeri, mungkin terdapat
gangguan pada ginjal atau salurannya.
11. Pemeriksaan genetalia Cucilah tangan, kemudian kenakan sarung tangan sebelum
memeriksa vulva. Pada vulva terlihat adanya sedikit cairan jernih atau berwarna
putih yang tidak berbau. Pada kehamilan normal, tak ada rasa gatal, luka atau
perdarahan. Rabalah kulit didaerah selangkangan, pada keadaan normal tidak
teraba adanya benjolan kelenjar. Setelah selesai cucilah tangan dengan sarung
tangan yang masih terpasang, kemudian lepaskan sarung tangan dan sekali lagi
cucilah tangan dengan sabun.
12. Distansia tuberan Yaitu ukuran melintang dari pintu bawah panggul atau jarak
antara tuber iskhiadikum kanan dan kiri dengan ukuran normal 10,5-11cm
13. Konjugata eksterna (Boudeloge) yaitu jarak antar tepi atas simfisis dan prosesus
spinosus lumbal V, dengan ukuran normal sekitar 18-20 cm. bila diameter
bouldelogue kurang dari 16 cm, kemungkinan besar terdapat kesempitan panggul.
14. Pemeriksaan panggul Pada ibu hamil terutama primigravida perlu dilakukan
pemeriksaan untuk menilai keadaan dan bentuk panggul apakah terdapat kelainan
atau keadaan yang dapat menimbulkan penyulit persalinan. Ada empat cara
melakukan pemeriksaan panggul yaitu dengan pemeriksaan pangdang (inspeksi)
dilihat apakah terdapat dugaan kesempitan panggul atau kelainan panggul,
misalnya pasien sangat pendek, bejalan pincang, terdapat kelainan seperti kifosis
atau lordosis, belah ketupat michaelis tidah simetris. Dengan pemeriksaan raba,
pasien dapat diduga mempunyai kelainan atau kesempitan panggul bial pada
pemeriksaan raba pasien didapatkan: primigravida pada kehmilan aterm terdapat
kelainan letak. Perasat Osborn positif fengan melakukan pengukuran ukuran-
ukuran panggul luar. Alat untuk mengukur luar panggul yang paling sering
digunakan adalah jangka panggul dari martin. Ukuran – ukuran panggul yang
sering digunakan untuk menilai keadaan panggul adalah:

9
a. Distansia spinarum Yaitu jarak antara spina iliaka anterior superior kanan dan
kiri, dengan ukuran normal 23-26 cm
b. Distansia kristarum Yaitu jarak antara Krista iliaka terjauh kanan dan kiri
dengan ukuran sekitar 26-29 cm. bila selisih antara distansi kristarum dan
distansia spinarum kurang dari 16 cm, kemungkinan besar adanya kesempitan
panggul.
15. Pemeriksaan ektremitas atas bawah 18 Memeriksa adanya oedema yang paling
mudah dilakukan didaerah pretibia dan mata kaki dengan cara menekan jari
beberapa detik. Apabila terjadi cekung yang tidak lekas pulih kembali berarti
oedem positif. Oedem positif pada tungkai kaki dapat menendakan adanya pre
eklampsia. Daerah lain yang dapat diperiksa adalah kelopak mata. Namun apabila
kelopak mata sudah oedem biasanya keadaan pre eklamsi sudah lebih berat.
16. Pemeriksaan reflek lutut (patella) mintalah ibu duduk dengan tungkainya
tergantung bebas dan jelaskan apa yang akan dilakukan. Rabalah tendon dibawah
lutut/ patella. Dengan menggunakan hammer ketuklan rendon pada lutut bagian
depan. Tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon diketuk. Bila reflek
lutut negative kemungkinan pasien mengalami kekurangan vitamin B1. bila
gerakannya berlebihan dan capat maka hal ini mungkin merupakan tanda pre
eklamsi.
B. Menghitung Usia Kehamilan
Masih banyak wanita yang tidak tahu cara menghitung usia kehamilan. Meskipun
sulit dipastikan secara akurat karena kita tidak bisa tahu kapan tepatnya pembuahan terjadi,
usia kehamilan dapat diperkirakan dengan beberapa cara.Untuk menghitung usia kehamilan,
metode yang banyak digunakan saat ini adalah dengan berpatokan kepada tanggal menstruasi
terakhir. Hari pertama haid terakhir (HPHT) dianggap sebagai hari pertama usia kehamilan
Biasanya seorang wanita akan menjalani kehamilan sekitar 280 hari atau 40 minggu sejak
HPHT. Anggapan bahwa HPHT sebagai hari pertama kehamilan tetap dinilai cukup akurat,
meskipun biasanya pembuahan baru mulai terjadi sekitar 11 – 21 hari setelah tanggal tersebut.
1. Berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT)
Cara populer untuk menghitung usia kehamilan adalah dengan menentukan tanggal
menstruasi terakhir sebelum hamil. Metode ini dikenal dengan nama rumus Naegele. Cara
ini dianggap terbaik bagi para wanita yang memiliki siklus haid teratur 28 hari. Mula-
mula, tentukan tanggal HPHT kemudian tambahkan 40 minggu dari tanggal tersebut
untuk menentukan perkiraan hari persalinan. Hal ini didasari kepada asumsi bahwa

10
kehamilan biasanya dijalani selama 9 bulan alias 40 minggu atau 280 hari.Dengan
mengetahui perkiraan hari kelahiran bayi, maka usia kehamilan bisa diketahui.
Berikut simulasi perhitunganganya:
Tentukan hari pertama haid terakhir (HPHT)
Tambahkan satu tahun
Tambahkan tujuh hari
Mundurkan tiga bulan

Jadi bila HPHT tanggal 22 Juli 2018, perhitungannya menjadi:

• 22 Juli 2018 + 1 tahun = 22 Juli 2019


• 22 Juli 2019 + 7 hari = 29 Juli 2019
• 29 Juli 2019 - 3 bulan = 29 April 2019
Berdasarkan rumus tersebut, tafsiran hari kelahiran bayi adalah tanggal 29
April 2019. Meskipun mudah dan cukup akurat, metode ini tidak bisa diterapkan
pada wanita yang tidak ingat kapan HPHT-nya atau yang memiliki siklus
menstruasi tidak teratur.
2. Berdasarkan USG
Pada keadaan di mana cara di atas dianggap tidak memberikan hasil yang
akurat, misalnya jika haid tidak teratur, Anda dapat mengunjungi dokter untuk
menentukan usia kandungan. Dokter kandungan akan melakukan pemeriksaan
fisik dan USG transvaginal untuk menentukan usia kehamilan dengan lebih
akurat.
Hasil USG dalam menghitung usia kehamilan lebih akurat jika dilakukan di
masa-masa awal kehamilan. Hal ini karena dalam beberapa minggu pertama, janin
cenderung berkembang dengan kecepatan yang sama.
Namun seiring bertambahnya usia kehamilan, tingkat pertumbuhan janin bisa
berbeda-beda. Pertumbuhan bisa cepat di bulan tertentu, namun bisa melambat di
bulan berikutnya. Oleh karena itu, pemeriksaan USG yang dilakukan di trimester
akhir kehamilan tidak ditujukan untuk menentukan usia janin, melainkan untuk
memantau apakah janin tumbuh dengan baik.
Menghitung usia kehamilan memang penting untuk memperkirakan waktu
kelahiran bayi. Cara yang paling umum digunakan adalah perhitungan HPHT dan
pemeriksaan USG. Namun, hasil keduanya bisa jadi tidak sama, karena masing-
masing memiliki kondisi yang berbeda untuk mendapatkan hasil akurat.

11
Namun jangan khawatir, dokter kandungan akan terus memantau kehamilan
Anda dan memberi tahu Anda apabila Si Kecil sudah akan lahir. Itulah sebabnya,
pemeriksaan kehamilan secara rutin ke dokter kandungan perlu dilakukan. Saat
berkonsultasi ke dokter, Anda juga bisa meminta saran dokter terkait hal yang
harus dihindari saat hamil tua.
C. Menentukan Tafsiran Partus Melalui Tinggi Fundus
Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU). TFU dapat diukur dengan beberapa
cara yang berbeda. Engstrom dan Sitller menulis sejarah pengukuran TFU dari tahun
1752 sampai sekarang dengan jelas.
1. Metode I
Menentukan TFU dengan mengkombinasikan hasil pengukuran dari
memperkirakan dimana TFU berada pada setiap minggu kehamilan dihubungkan
dengan simfisis pubis wanita, umbilikus dan ujung dari prosesus xifoid dan
menggunakan lebar jari pemeriksa sebagai alat ukur.
Keuntungan metode I :
a) Digunakan jika tidak ada alat ukur
b) Cukup akurat untuk indikasi perlunya pemeriksaan lebih lanjut jika
ditemukan ketidaksesuaian hasil pemeriksaan.
Kerugian metode I
a) Wanita bervariasi ukuran jarak simfisis pubis, prosesus xifoid dan
umbilikus
b) Jari pemeriksa bervariasi ukurannya
2. Metode II
Metode ini menggunakan alat ukur Caliper. Caliper digunakan dengan
meletakkan satu ujung pada tepi atas simfisis pubis dan ujung yang lain pada
puncak fundus. Kedua ujung diletakkan pada garis tengah abdominal. Ukuran
kemudian dibaca pada skala cm (centimeter) yang terletak ketika 2 ujung caliper
bertemu. Ukuran diperkirakan sama dengan minggu kehamilan setelah sekitar 22-
24 minggu .
Keuntungan metode II:
Lebih akurat dibandingkan pita pengukur terutama untuk kehamilan setelah
22-24 minggu
Kerugian metode II:

12
Lebih mahal, lebih sulit dibawa dan digunakan, susah dibaca dibandingkan
pita pengukur.
3. Metode III
Menggunakan pita pengukur yang mungkin merupakan metode akurat kedua
dalam pengukuran TFU setelah 22-24 minggu kehamilan. Titik nol pita pengukur
diletakkan pada tepi atas simfisis pubis dan pita pengukur ditarik melewati garis
tengah abdomen sampai puncak. Hasil dibaca dalam skala cm, ukuran yang
terukur sebaiknya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan setelah
22-24 minggu kehamilan.
Keuntungan : cukup akurat, mudah, murah, praktis.
Kerugian : kurang akurat dibandingkan caliper
4. Metode IV
Garis nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis dengan 1
tangan, tangan yang lain diletakkan di batas atas fundus. Pita pengukur diletakkan
diantara jari telunjuk dan jari tengah, pengukuran dilakukan sampai titik dimana
jari menjepit pita pengukur. Hasil pengukuran menggunakan formula matematika
yaitu :
(a. Sebelum fundus mencapai umbilikus ditambah 4 cm
(b. Sesudah fundus mencapai umbilikus ditambah 6 cm.
Keuntungan metode IV : cukup akurat
Kerugian metode IV : rumit, kurang praktis

Selain metode diatas, rumus Mc. Donald dapat digunakan oleh beberapa
pemeriksa untuk menguatkan ketepatan pengukuran TFU selama trimester kedua dan
ketiga. Perhitungannya sebagai berikut :

a) TF (cm) x 2/7 (atau + 3,5) = durasi kehamilan dalam bulan


b) TF (cm) x 8/7 = durasi kehamilan dalam minggu
D. Melakukan Tindakan Kesehatan Ibu Hamil
Menurut Kemenkes RI (2014), pendidikan kesehatan yang diberikan pada ibu
hamil merupakan tanggung jawab pemberi asuhan kesehatan. Pendidikan kesehatan
pada ibu hamil bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat
bagi ibu hamil agar terwujud derajat kesehatan yang optimal (Kusmiyanti, 2009).

13
Menurut Kemenkes RI (2014), pendidikan kesehatan pada ibu hamil berupa
konseling (temu wicara) yang dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang
meliputi:
1. Kebutuhan akan nutrisi, Selama kehamilan ibu membutuhkan tambahan asupan
makanan untuk pertumbuhan janin dan pertahanan dirinya sendiri. Sebagai tenaga
kesehatan sebaiknya melakukan upaya untuk memberikan pendidikan tentang
kebutuhan nutrisi ibu hamil tersebut.
2. Pakaian, Ibu hamil sebaiknya mengenakan pakaian yang memenuhi kriteria
seperti nyaman, longgar dan tidak tebal.
3. Kebutuhan kebersihan diri (personal hygiene) sebagai berikut : Mandi, sikat gigi,
keramas, perawatan kuku.
4. Persiapan Laktasi, Mendorong setiap ibu untuk percaya dan yakin bahwa ibu
dapat sukses dalam menyusui bayinya, menjelaskan pada ibu bahwa persalinan
dan menyusui adalah proses alamiah yang hampir semua ibu berhasil
menjalaninnya.
5. Pengenalan tanda-tanda bahaya secara dini, Memberikan ibu pengetahuan tanda
bahaya kehamilan meliputi : perdarahan prevaginam, sakit kepala hebat,
pengelihatan kabur, bengkak pada muka dan tangan, nyeri abdomen hebat,
gerakan janin tidak terasa.
E. Senam Hamil
Senam hamil merupakan suatu usaha untuk mencapai kondisi yang optimal dalam
mempersiapkan proses persalinan dengan cara dirancang latihan-latihan bagi ibu
hamil (Maryuni & Sukaryati, 2011).
1. Alasan senam hamil, Senam hamil sebaiknya dilakukan oleh ibu hamil, dengan
alasan antara lain sebagai berikut:
a. Senam hamil merupakan salah satu cara untuk membuat ibu hamil nyaman
dan mudah dalam persalinan.
b. Senam hamil mengakibatkan peningkatan kadar norepineprin di dalam otak,
sehingga meningkatkan daya kerja dan mengurangi rasa tegang.
2. Manfaat atau tujuan senam hamil
Berikut ini adalah beberapa manfaat atau tujuan senam hamil, antar lain :
a. Menyesuaikan tubuh agar lebih baik dalam menyangga beban kehamilan.
b. Memperkuat otot untuk menopang tekanan tambahan.
c. Membangun daya tahan tubuh.

14
d. Memperbaiki sirkulasi dan respirasi.
e. Menyesuaikan dengan adanya pertambahan berat badan dan perubahan
keseimbangan.
f. Meredakan ketegangan dan membantu relaks.
g. Membentuk kebiasaan bernafas yang baik.
h. Memperoleh kepercayaan dan sikap mental yag baik.
3. Kontra indikasi senam hamil
Ada kriteria ibu hamil yang tidak diperkenankan untuk mengikuti latihan senam
hamil. Ibu hamil tersebut adalah ibu hamil dengan:
a. Preeklamsia
b. KPD (Ketuban Pecah Dini)
c. Perdarahan trimester II dan trimester III
d. Kemungkinan lahir prematur
e. Diabetes
f. Animea
g. Thyroid
h. Aritmia, palpitasi
i. Riwayat perdarahan
j. Penurunan dan kenaikan BB berlebihan
4. Petunjuk senam hamil secara ringkas
a. Konsultasi/pemeriksaan kesehatan
b. Ruangan nyaman, pakaian yang sesuai
c. Sesuaikan intensitas senam, bertahap, batas kemampuan
d. Minum
e. Lakukan secara teratur
f. Lakukan pemanasan dan pendinginan
g. Jangan menahan nafas selama latihan
h. Hentikan bila timbul keluhan
i. Bila dilakukan di Rumah Sakit, senam hamil dipandu dan terdapat sosialisi.
5. Manfaat senam hamil secara teratur dan terukur
a. Memperbaiki sirkulasi
b. Mengurangi pembengkakan
c. Perbaiki keseimbangan otot otot
d. Mengurangi resiko gangguan gastro intestinal, termasuk sembelit.

15
e. Mengurangi kram atau kejang kaki
f. Menguatkan otot perut
g. Mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan.
6. Dampak senam hamil
a. Pada saat gerakan paha bagian dalam dan panggul bawah tidak dilakukan
maka yang terjadi terhadap proses persalinan akan lama karena ligamentum
panggul tidak meregang dan otot paha dalam memendek dan lutut kaku.
b. Pada gerakan panggul Jika pinggang dan panggul kaku maka akan sukar
bergerak saat hamil tua dan bayi akan terasa berat untuk dibawa, sering sakit
pinggang karena otot punggung bawah dan abdomen tidak kuat dan kurang
lentur.
c. Gerakan pada bagian atas panggul Jika pada bagian atas tubuh tidak terjadi
kelenturan maka akan dapat terjadi sakit dan nyeri pada bahu dan lengan 53
karena otot-otot tidak kuat dan tegang sehingga terjadi ketegangan pada leher
dan bahu.
d. Gerakan pada bagian bawah tubuh Bila gerakan ini tidak dilakukan maka
abdomen, punggung, dan otot pantat akan lemah dan punggung mudah sakit.
e. Pada saat melahirkan Jika tubuh jarang atau tidak pernah senam hamil maka
tubuh bisa kaku dan pada saat melahirkan tidak mampu untuk mengambil
posisi yang benar sehingga proses persalinan kurang lancar (Gill Thorm,
2002)
f. Mengatur pernafasan Jika tidak dapat mengatur pernafasan maka akan
menghambat proses persalinan sehingga bisa berlangsung lama dari
seharusnya kemudian hal tersebut akan mengganggu suplai darah dan oksigen
ke otak janin sehingga dapat menyebabkan rusaknya sel-sel otak pada janin
dan akhirnya berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak. Salah satu cara
memaksimalkan fungsi plasenta dan juga memperlancar proses persalinan
ialah dengan senam hamil karena pengaruh senam hamil membantu ibu-ibu
agar dapat melahirkan dengan baik dan membantu suplai makanan ke janin.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prosedur tindakan pada ibu hamil dilakukan untuk menekan lajunya kematian
bayi dan ibu dalam persalinan dengan beberapa cara yaitu 1.melakukan pemeriksaan
fisik. 2. Menghitung usia kehamilan. 3. Menentukan partus memalui tinggi fundus. 4.
Melakukan pendidikan kesehatan pada ibu hamil. 5. Dan melakukan senam hamil.
Dengan begitu bisa menekan lajunya angka kematian bayi dan ibu dalam persalinan
atau daalam masa hamil.
B. Saran
Adanya makalah ini mahasiswa bisa mempelajari dan memahami masalah
prosedur tindakan ibu hamil. Sebagai acuan untuk digukan ketika akan melakukan
peraktek di masyarakat luas atau pun dirumah sakit.

17
DAFTAR PUSTAKA

Sulyastini, N. K. (2019). Metode Pembelajaran Demonstrasi Berbantuan Media


Jobsheet Terhadap Hasil Belajar Praktek Melakukan Pemeriksaan Fisik Pada
Ibu Hamil. Jurnal Penjakora, 5(2), 92-101.
Sari, Dyah Permata. "Perhitungan Usia Kehamilan Berdasarkan Pengukuran Tinggi
Fundus Uteri dengan Hari Pertama Haid Terakhir di BPS Farida Yuliani Desa
Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto." Biomedika 11.2
(2018): 113-117.
Suryani, Pudji, and Ina Handayani (2018) Senam hamil dan ketidaknyamanan ibu
hamil trimester ketiga, Jurnal Bidan, 4.1
Pratama, Renda, and Aminah Maya (2018). Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan
Senam Hamil, Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan 9.3

18

Anda mungkin juga menyukai