Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN

" NUTRISI BAGI FETAL DAN MATERNAL, SKRINING DAN DIAGNOSIS


MASALAH NUTRISI "

Disusun Oleh :

1. Annisa Putri Radiani (P05140320007)

2. Bella Dian Syah Fitri (P05140320010)

3. Dara Ayu Az Zahra (P05140320011)

4. Nur Rosyidah Qurrota A'yun (P05140320031)

Dosen Pengampu :

Suci Sholihat, M.keb

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

SARJANA TERAPAN KEBIDANAN DAN PROFESI

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat, taufiq, dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Nutrisi Bagi Fetal Dan
Maternal, Skrining Dan Diagnosis Masalah Nutrisi

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini, dan juga kepada sumber-sumber yang digunakan untuk
menunjang penyelesaian makalah ini. Tidak lupa juga ucapan terima kasih kepada seluruh
anggota kelompok yang telah bekerja sama dalam penyelesaian makalah ini.

Demikianlah makalah yang telah kami selesaikan. Tiada gading yang tak retak, begitu
pula makalah ini yang tak luput dari kekurangan. Kritik dan saran sangat kami harapkan
untuk menunjang keberhasilan dari makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Aamiin.

Bengkulu, 08 Agustus 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3
A. Nutrisi Bagi Fetal dan Maternal...................................................................................3
B. Skrining dan Diagnosis Masalah Nutrisi......................................................................4
1. Skrining dan Diagnosisi.........................................................................................4
2. Masalah Gizi Pada Ibu Hamil................................................................................7
BAB III PENUTUP...............................................................................................................10
A. Kesimpulan ................................................................................................................10
B. Saran...........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin yaitu 280 hari (40
minggu) dan tidak lebih dari 300 hari( 43 minggu). Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan,
triwulan I dimulai dari konsepsi sampai 1 minggu, triwulan II dari 12 sampai 28 minggu, dan
triwulan III dari 28 sampai 40 minggu (Marmi,2012) Setiap ibu hamil mengharapkan
kehamilannya berjalan dengan sehat selama sembilan bulan. Pemenuhan status nutrisi ibu
hamil merupakan salah satu upaya untuk menjaga kesehatan ibu serta pertumbuhan dan
perkembangan janinnya.

Status nutrisi ibu hamil dapat dilihat berdasarkan indeks masa tubuh (IMT) ibu pada
awal kehamilan sehingga dari sini petugas kesehatan dapat menentukan seberapa banyak ibu
hamil di anjurkan untuk menaikkan berat badannya. Hal tersebut bertujuan untuk
mencukupkan kebutuhan nutrisi janin serta persiapan menghadapi proses persalinan. Selain
itu, pada ibu hamil pertama kali atau primi gravida khususnya, petugas kesehatan akan
melakukan pengukuran Lingkar lengan Atas (LLA) untuk menentukan status gizi ibu hamil.
Apabila lingkar lengan ibu kurang dari standar kesehatan, maka petugas kesehatan akan
melakukan pemantauan terhadap kehamilan tersebut terutama pertumbuhan janin dalam
rahim.

Skrining merupakan proses yang sederhana dan cepat, untuk menseleksi subjek yang
sudah mengalami malnutrisi maupun subjek dengan risiko malnutrisi. Mungkin hal ini akan
membuat repot petugas kesehatan. Cara ini cukup sensitif untuk mendeteksi keseluruhan atau
hampir keseluruhanpasien dnegan risiko malnutrisi. Terdapat empat pertanyaan dasar pada
skrining malnutrisi: Penurunan BB tiba-tiba, Penurunan Nafsu makan tiba-tiba, Perhitungan
BMI, Penyakit memperberat.

Skrining nutrisi adalah alat yang penting untuk mengevaluasi status nutrisi seseorang
secara cepat dan singkat. Penilaian nutrisi merupakan langkah yang peting untuk memastikan
diagnosis dari malnutrisi akut dan kronis (baik kelebihan maupun kekurangan nutrisi) Skiring
dan penilaian status gizi sangat penting di pelayanan kesehatan karena malnutrisi akut dan
kronis merupakan suatu hal yang lazim.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Menjelaskan tentang nutrisi bagi fetal dan maternal ?
2. Menjelaskan tentang skrining dan diagnosis masalah nutrisi ?
a. Menjelaskan tentang skrining dan diagnosis ?
b. Menjelaskan tentang masalah gizi pada ibu hamil ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan memahami nutrisi bagi fetal dan maternal
2. Untuk mengetahui dan memahami skrining dan diagnosis masalah nutrisi ?
a. Untuk mengetahui dan memahami skrining dan diagnosis ?
b. Untuk mengetahui dan memahami masalah gizi pada ibu hamil ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Nutrisi Bagi Fetal dan Maternal


Status nutrisi ibu hamil dapat dilihat berdasarkan indeks masa tubuh (IMT) ibu pada
awal kehamilan sehingga dari sini petugas kesehatan dapat menentukan seberapa banyak ibu
hamil di anjurkan untuk menaikkan berat badannya. Hal tersebut bertujuan untuk
mencukupkan kebutuhan nutrisi janin serta persiapan menghadapi proses persalinan. Selain
itu, pada ibu hamil pertama kali atau primi gravida khususnya, petugas kesehatan akan
melakukan pengukuran Lingkar lengan Atas (LLA) untuk menentukan status gizi ibu hamil.
Apabila lingkar lengan ibu kurang dari standar kesehatan, maka petugas kesehatan akan
melakukan pemantauan terhadap kehamilan tersebut terutama pertumbuhan janin dalam
rahim.
Hasil penelitian menunjukkan ibu hamil dengan indeks massa tubuh (IMT) obesitas
berkaitan dengan luaran kehamilan seperti preeklampsia/eclampsia, persalinan dengan
induksi, mendapatkan bayi dengan makrosomia, mengalami seksio sesarea, dan perdarahan
postpartum (Sativa 2010; Yazdani 2012). Penelitian lain menunjukkan bahwa lingkar lengan
atas pada ibu hamil berhubungan dengan kondisi kesejahteraan janin, yaitu menyebabkan
berat bayi lahir rendah (BBLR).(vitriyani, 2018). Selain itu kondisi tersebut juga dapat
mempengaruhi proses persalinan pada ibu. (fitri, 2014) Berdasarkan hal tersebut peneliti
ingin mengetahui hubungan antara Indeks Masa Tubuh (IMT) dan Lingkar lengan Atas
(LLA) dengan proses persalinan.
a. Pola Makan Ibu
Ibu Hamil Pola makan merupakan salah satu cara atau usaha dalam pengaturan
jumlah, frekuensi, dan jenis makanan dengan informasi gambaran dengan meliputi
mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan
penyakit (Depkes RI, 2009). Makanan ibu hamil diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
zat gizi agar asupan nutrisi ibu dan janin terpenuhi dan dalam kondisi sehat. Demi
suksesnya kehamilan, keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaaan baik
dan selama kehamilan harus mendapatkan tambahan kalori, protein, vitamin dan mineral
(Indriyani, 2013).
Kebutuhan asupan kalori setiap indifidu berbeda-beda sesuai dengan jenis kelamin,
berat badan, tinggi badan, umur dan aktifitas setiap indifidu. Berdasarkan angka
kecukupan gizi (AKG), tahun 2013 asupan kalori ibu hamil bertambah 300 Kkal/hari,

3
protein 20 gr/hari, lemak 10 gr/hari, dan karbohidrat 40 gr/hari dari kebutuhan harian,
sehingga hal itu membuat ibu hamil harus menambah asupan makananya guna memenuhi
kebutuhan Kkal dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Kekurangan
asupan suatu nutrisi pada ibu hamil dapat mengakibatkan pemenuhan kebutuhan nutrisi
terganggu, sehingga kebutuhan nutrisi yang tidak konstan selama kehamilan dapat
mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi yang dikandungnya dan berisiko lahir
dengan bayi BBLR berat badan lahir rendah (Syari, Serudji, & Mariati, 2015).
Kualitas dan kuantitas makanan yang baik bagi ibu hamil harus memenuhi sumber
karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral guna menunjang peningkatan kebutuhan
Kkal saat hamil. Selama proses kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan kalori sejalan
dengan adanya peningkatan laju metabolik basal dan penambahan berat badan yang akan
meningkatkan penggunaan kalori selama aktifitas. Pada kehamilan trimester I kebutuhan
kalori ibu hamil memerlukan tambahan 180 Kal perhari, sedangkan pada trimester II dan
III kebutuhan kalori ibu hamil meningkat memerukan tambahan 300 Kal perhari
(Kemenkes RI, 2013).

B. Skrining dan Diagnosis Masalah Nutrisi


1. Skrining dan Diagnosis
Skrining nutrisi adalah alat yang penting untuk mengevaluasi status nutrisi
seseorang secara cepat dan singkat. Penilaian nutrisi merupakan langkah yang peting
untuk memastikan diagnosis dari malnutrisi akut dan kronis (baik kelebihan maupun
kekurangan nutrisi). Skiring dan penilaian status gizi sangat penting di pelayanan
kesehatan karena malnutrisi akut dan kronis merupakan suatu hal yang lazim.
Teknik yang digunakan dalam penilaian nutrisi
a. Riwayat
Riwayat pasien merupakan langkah awal untuk menilai nutrisi. Ciri spesifik
yang perlu diperhatikan adalah perubahan berat badan tiba-tiba, kebiasaan diet dan
perubahan asupan makan; alergi dan intoleransi makanan; obat yang dapat
mempengaruhi nafsu makan, fungsi dan gejala gastrointestinal; kapasitas funngsional,
termasuk keterbatasan terbaru dan kondisi kesehatan sebelumnya ( adanya penyakit
kronis dan akut).
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik merupakan langkah selanjutnya pada penilaian status fisik.
Penilaian ini lebih dominan bergantung pada informasi subjektif dan diskriptif. Meskipun

4
bukan kuantitatif, tapi pemeriksaan fisik masih dapat mempengaruhi menajemen gizi pada
pasien. Tujuan utama dari pemeriksaan fisik adalah untuk menegakkan tanda dan gejala
pada kekurangan gizi atau toksisitas, dan toleransi pemenuhan nutrisi saat ini.Pendekatan
sistematis harus diterapkan menggunakan teknik pemeriksaan inspeksi, palpasi, perkusi,
dan auskultasi.
Pemeriksaan fisik harus mencakup :
a. Penialian massa otot dan cadangan jaringan subkutan
b. Kondisi fisik penting sebagai indikator berkurangnya jumlah protein viseral dan
disfungsi hati.
c. Inspeksi dan evaluasi untuk tanda dan gejala kekurangan vitamin dan mineral,
seperti dermatitis, glostitis, cheilosis, irritabilitas neuromuskuler, dan rambut
yang kasar dan mudah dicabut.
d. Obat resep pasien harus diperiksa untuk mengetahui adanya potensi terjadi
interaksi obat dengan nutrisi, Meningkatnya kebutuhan makro atau mikronutrien
dan efek samping dikarenakan nutrisi seperti konstipasi, diare, mual dan
muntah.
Penilaian gizi yang paling sederhana divalidasi adalah SGA, penilaiannya
didasarkan pada riwayat pasien dan pemeriksaan fisik. Dokter lebih memilih SGA karena
sederhana, kelayakan dan sensitifitas yang hampir setara dengan tes objektif. Penilaian
gizi pasien bukanlah prosedur yang mudah. Meskipun, banyak dari klinis dan pengukuran
laboratorium tersedia untuk penilaian gizi, semua dari mereka memiliki banyak
kekurangan. Penilaian gizi lebih cenderung seperti seni dari pada ilmu pengetahuan. Saat
ini, Selain pemeriksaan fisik dan riwayat klinis, banyak dokter yang berpengalaman
mengatasi Masalah ini dengan menggunakan beberapa tes laboratorium.
Tes Fungsional
a) Dinamotetri tangan
b) Stimulasi otot langsung
c) Peak flow dan FEV
d) Fungsi kekebalan
e) Respon kulit terhadap antigen intraadermal
f) Jumlah limfosit
g) Proporsi dan jumlah dari T-limfosit

5
Fungsi kekebalan tubuh dapat diuji dengan jumlah limfosit dan dengan tes kulit
pada jaringan kutaneus, pada sebagian besar pasien rawat inap, reaksi hipersensitivitas
lambat dan jumlah total komponen limfosit tidak terlalu berguna pada penilaian profil gizi.
b. Parameter Laboratorium
a) Albumin darah
b) Pemendekan waktu paruh protein
c) Transthyretin (pembentukan pre-albumin)- 2 hari
d) Transferin- 7 hari
e) Indesk kreatinin
f) Keseimbangan nitrogen
Sebuah penilaian gizi secara lengkap terdiri dari kombinasi subjektif dan objektif
parameter, tapi sampai sekarang, tidak ada parameter tunggal telah terbukti berguna dalam
semua pasien. Kebanyakan parameter gizi sensitivitas dan spesifisitas nya kurang; Oleh
karena itu, metode untuk mengidentifikasi pasien malnutrisi tidak sepenuhnya
memuaskan. Pengujian laboratorium berguna untuk penilaian status gizi dan pemantauan
terhadap intervensi gizi.
c. Protein serum, jumlah total limfosit, vitamin dan mineral
Beberapa parameter laboratorium (protein serum, jumlah total limfosit, vitamin
dan mineral) telah digunakan. Protein serum memiliki waktu paruh yang berbeda.
Albumin serum adalah prediksi yang baik untuk hasil dan mencerminkan tingkat
keparahan penyakit. Di sisi lain, hal itu adalah penanda buruk untuk menilai gizi status.
Albumin serum dapat digunakan untuk kontrol jangka panjang. Untuk menilai perubahan
jangka pendek, prealbumin atau transferin lebih berguna. Protein serum memiliki banyak
keterbatasan. Konsentrasi protein viseral pada darah menurun dengan kelebihan cairan
(overhydration) dan meningkat dengan dehidrasi tanpa dipengaruhi status gizi. Jumlah
albumin serum yang rendah akan memperburuk ascites, edema pada ekstremitas bawah,
dan edema usus karena depresi tekanan onkotik koloid. Transferin serum adalah protein
yang kurang dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
d. Kreatinin Indeks Tinggi (CHI)
Kompartemen protein somatik dapat dievaluasi dengan kreatinin Indeks tinggi
(CHI). Ekskresi kreatinin berkorelasi dengan massa tubuh bebas lemak dan berat badan.
Kreatinin indeks tinggi tergantung pada ekskresi kretinin pada urin. Insufisiensi ginjal,
konsumsi daging, aktivitas fisik, demam, infeksi dan trauma mempengaruhi ekskresi
kreatinin pada urin.

6
e. Studi keseimbangan nitrogen
Studi keseimbangan nitrogen sering digunakan untuk menilai katabolisme protein.
Dalam kondisi non-stres, urea menyusun 30-90% dari total urea nitrogen. Untuk tujuan
klinis biasanya, keseimbangan nitrogen dilakuakn perhitungan dengan urea nitrogen pada
urin bukan dari jumlah nitrogen urin yang memadai. Hal tersebut harus
mempertimbangkan bahwa ekskresi nitrogen dihitung dari urea nitrogen urin dapat
meningkat karena pengaruh stres, yang dapat mengubah produksi urea dan atau
peningkatan non-urea nitrogen pada produk. Validitas keseimbanagn nitrogen dipengaruhi
oleh gangguan retensi nitrogen berat, akurasi jumlah urin dalam 24 jam, dan kelengkapan
asupan protein dn asam amino. Penilaian sederhana untuk menilai status katabolik dan
juga kecepatan produksi urea dan kreatinin hasil bagi. Pemantauan gizi dan alasan respon
dapat diukur dalam vivo (oleh berat badan, keseimbangan natrium, tingkat komplikasi)
dan in vitro dengan pengukuran oleh konsentrasi protein pada plasma serum Untuk
mengidentifikasi pasien dengan malnutrisi sebelumnya atau orangorang beresiko tinggi,
dengan mengkombinasikan fokus nutrisi pada pemeriksaan fisik bersama dengan berhati-
hati memilih parameter objectif untuk mendapatkan informasi yang terbaik.
f. Penilaian Intake Makanan
Kuantifikasi dari intake makanan dan perbandingan dengan pengeluaran energi
tidak bisa hanya menggambarkan status tetapi juga memprediksi apakah status gizi pasien
cenderung meningkatkan atau memburuk. Penilaian asupan makanan yakni
memperkirakan asupan makanan dan merupakan salah satu alat utama untuk menilai status
gizi. Pengukuran asupan makanan yang digunakan tidak hanya untuk penentuan status gizi
pasien, tetapi juga karakterisasi status gizi populasi untuk pemantauan dan pengawasan.
Penilaian asupan makanan memiliki tantangan yang cukup besar dan rentan terhadap
kesalahan yang signifikan dan bias. Neraca makanan dan survei anggaran rumah tangga
adalah metode tidak langsung studi konsumsi makanan. “Food record dan dietary recalls”
yakni mengukur asupan makanan pada periode tertentu biasanya 1-7 hari. Dikarenakan
diperlukan viabilitas hari ke hari, maka beberapa hari catatan mungkin diperlukan untuk
memperkiran asupan makanan biasanya.
2. Masalah Gizi pada Ibu Hamil
Saat ini masih banyak ibu hamildi Indonesia yang mengalami masalah gizi khususnya
gizi kurang seperti Kurang Energi Kronik (KEK) dan anemia (Kementerian Kesehatan,
2014). Masalah gizi pada ibu hamil yang lain adalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(Almatsier, 2004).

7
a) Kekurangan Energi Kronis (KEK)
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana ibu menderita keadaan
kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya
gangguan kesehatan pada ibu (Depkes RI, 2002). KEK merupakan gambaran status gizi
ibu di masa lalu yaitu kekurangan gizi kronis pada masa anak-anak baik disertai sakit yang
berulang ataupun tidak. Kondisi tersebut akan menyebabkan bentuk tubuh yang pendek
(stunting) atau kurus (wasting) pada saat dewasa(Soetjiningsih, 2009). Di Indonesia,
prevalensi KEK pada ibu hamil di Indonesia sebanyak 24,20% (Riskesdas, 2013) Status
KEK pada Wanita Usia Subur (WUS) ditentukan menggunakan Lingkar Lengan Atas atau
disebut LILA. Supariasa, dkk.(2001) menyebutkan pengukuran LILA pada kelompok
WUS adalah salah satu cara deteksi dini yang mudahdilakukan masyarakat. WUS yang
berisiko KEK di Indonesia jika hasil pengukuran LILA kurang dari atau sama dengan 23,5
cm. Apabila hasil pengukuran lebih dari 23,5 cm makaWUS tersebut tidak beresiko
menderita KEK (Supariasa, dkk., 2001). Ukuran LILA menggambarkan keadaan konsumsi
makan terutama konsumsi energi dan protein dalam jangka panjang. Kekurangan energi
secara kronis menyebabkan ibu hamiltidak mempunyai cadangan zat gizi yang adekuat
untuk menyediakan kebutuhan ibu dan janin karena ada perubahan hormon dan
meningkatnya volume darah untuk pertumbuhan janin. Sebagai akibatnya, suplai zat gizi
pada janin berkurang sehingga pertumbuhan dan perkembangan janin terhambat.
Selanjutnya akan lahir bayi dengan berat yang rendah(Depkes RI, 1996).
b) Anemia
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) < 11
gr% pada trimester I dan III sedangkan pada trimester II kadar hemoglobin < 10,5 gr%.
Anemia selama kehamilan memerlukan perhatian serius karena berpotensi membahayakan
ibu dan anak (Manuaba, 2009). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013
menyebutkan anemia pada kehamilan umumnya bersifat fisiologis. Anemia merupakan
keadaan ketika jumlah sel darah merah atau konsentrasi pengangkut oksigen dalam darah
(Hb) tidak mencukupi untuk kebutuhan fisiologis tubuh. Wanita hamil rentan mengalami
anemia defisiensi besi karena kebutuhan oksigen pada ibu hamil lebih tinggi sehingga
memicu peningkatan produksieritopoitin. Volume plasma bertambah dan sel darah merah
meningkat. Peningkatan volume plasma lebih besar dari peningkatan eritrosit sehingga
menyebabkan penurunan konsentrasi hemoglobin (Rai, dkk, 2016). Anemia selama
kehamilan dapat berakibat fatal, memiliki efek negatif pada kapasitas kerja, motorik dan
perkembangan mental pada bayi, anakanak, dan remaja. Pada ibu hamil, anemia dapat

8
menyebabkan berat lahir rendah, kelahiran prematur, keguguran, partus lama, atonia uteri
dan menyebabkan perdarahan serta syok (Rai, dkk, 2016).
c) Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKI)
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) adalah setiap kelainan yang
ditemukan akibat defisiensi yodium (Bachtiar, 2009). Yodium merupakan salah satu
mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil tetapi mempunyai fungsi penting untuk
kehidupan. Yodium yang ada di kelenjar tiroid digunakan untuk menyintesis hormon
tiroksin, tetraiodotironin (T4), dan triiodotironin (T3). Hormon tersebut diperlukan untuk
pertumbuhan normal, perkembangan fisik, dan mental manusia (Almatsier, 2004). Salah
satu cara untuk mengelompokkan GAKY adalah dengan pengukuran medianUrinary
Iodine Excretion (UIE) atau kadar yodium dalam urin. Hampir semua zat yodium yang
masuk ke dalam tubuh melalui makanan akhirnya dibuang melalui urin.

9
BAB III

PENUTUP

B. Kesimpulan
1. Nutrisi Bagi Fetal dan Maternal
Pada ibu hamil pertama kali atau primi gravida khususnya, petugas kesehatan
akan melakukan pengukuran Lingkar lengan Atas (LLA) untuk menentukan status
gizi ibu hamil. Apabila lingkar lengan ibu kurang dari standar kesehatan, maka
petugas kesehatan akan melakukan pemantauan terhadap kehamilan tersebut terutama
pertumbuhan janin dalam rahim.
Ibu Hamil Pola makan merupakan salah satu cara atau usaha dalam
pengaturan jumlah, frekuensi, dan jenis makanan dengan informasi gambaran dengan
meliputi mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu
kesembuhan penyakit.
2. Skrining dan Diagnosis Masalah Nutrisi
Skrining nutrisi adalah alat yang penting untuk mengevaluasi status nutrisi
seseorang secara cepat dan singkat. Penilaian nutrisi merupakan langkah yang penting
untuk memastikan diagnosis dari malnutrisi akut dan kronis (baik kelebihan maupun
kekurangan nutrisi). Teknik yang digunakan dalam penilaian nutrisi riwayat,
pemeriksaan fisik, tes fungsional, parameter laboratorium, protein serum, jumlah total
limfosit, vitamin dan mineral, kreatinin indeks tinggi (chi), studi keseimbangan
nitrogen, penilaian intake makanan
C. Saran

Makalah yang kami buat diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan kepada mahasiswa terkait tentang fatigue, carpal tunnel syndrome, dan
pendarahan. Bagi para pembaca hendaknya dapat memahami isi dari makalah ini dan
dapat digunakan dengan baik khususnya untuk mahasiswa Kebidanan, kami harapkan
agar dapat memberi masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun dan
mengambil referensi lain sebagai bahan perbandingan demi kesempurnaan makalah ini.
Diharapkan mahasiswa sekalian dapat menerapkannya dikemudian hari kelak.

10
DAFTAR PUSTAKA

Kowalak. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC

Aeda Ernawati. 2017. Masalah Gizi Pada Ibu Hamil. Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Pati. Jurnal Litbang Vol. XII, No. 1 juni 2017 : 60-69

Uliyatul L, Ratna Ariesty D. 2020. Pengaruh Status Nutrisi Terhadap Jenis Persalinan.
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya. Jurnal Menara Medika JMM 2020.
https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menaramedika/index

11

Anda mungkin juga menyukai