Disusun oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan rahmat sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan. Oleh kerena itu saya
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................3
1.3 Tujuan.............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................4
1.1 Kesimpulan...................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan merupakan proses alami dalam rangka mendapatkan keturunan. Selama
kehamilan, faktor gizi dan berat badan ibu hamil senantiasa dikontrol demi kesehatan ibu dan
janin yang dikandung. Kenaikan berat badan ibu hamil yang ideal berbeda-beda untuk setiap
orang. Kenaikan berat perlu dipantau agar tidak berlebihan atau kurang dari yang dianjurkan.
Kenaikan berlebihan dapat menyebabkan bayi terlalu besar sehingga menyulitkan proses
kelahiran, dan ibu akan mengalami kesulitan dalam diet setelah melahirkan. Sebaliknya, bila
kenaikan berat badan kurang, bayi yang dilahirkan dapat mengalami kekurangan berat badan
yaitu di bawah 2,5 kg. Ibu hamil disarankan untuk mengatur berat badan agar tetap berada
pada kondisi ideal dan tetap menjaga pola makan dengan gizi cukup dan seimbang.
Status Gizi yang baik pada ibu hamil dapat mencegah terjadinya Berat Bayi Lahir
Rendah ( BBLR) dan stunting. Salah satu faktor yang mempengaruhi stunting yaitu genetik
dari orang tua seperti tinggi badan dan berat badan orang tua.Indeks Masa Tubuh (IMT)
digunakan sebagai indikatorstatus gizi ibu hamil dan dasar rekomendasi kenaikan berat
badan ibu pada kehamilan.Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin yang sedang dikandung.(Kemenkes RI,2019)
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh berat badan ibu saat mengalami kehamilan
b. Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan berat badan pada ibu hamil
c. Untuk mengetahui bagimana pengaruh indeks masa tubuh.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Berat badan adalah masa tubuh seseorang. Pada tiap pemeriksaan wanita hamil baik
yang untuk pertama kali maupun yang ulangan, berat badan pasien perlu ditimbang.
Kenaikan berat badan yang terlalu mendadak dapat merupakan tanda adanya komplikasi
Kenaikan berat badan ibu hamil yang ideal berbeda-beda untuk setiap orang.
Kenaikan berat perlu dipantau agar tidak berlebihan atau kurang dari yang dianjurkan.
Kenaikan berlebihan dapat menyebabkan bayi terlalu besar sehingga menyulitkan proses
kelahiran, dan ibu akan mengalami kesulitan dalam diet setelah melahirkan. Sebaliknya,
bila kenaikan berat badan kurang, bayi yang dilahirkan dapat mengalami kekurangan
ideal dan tetap menjaga pola makan dengan gizi cukup dan seimbang. Peningkatan berat
badan di trimester pertama memang relatif sedikit, tidak naik atau bahkan berkurang
karena muntah-muntah. Peningkatan berat badan yang cukup pesat terjadi di trimester 2
dan 3, pada periode inilah perlu dilakukan pemantauan ekstra terhadap berat badan.
kandungannya, hal ini dilakukan untuk mengetahui pertambahan berat badan, serta
4
apakah pertambahan berat badan yang dialami termasuk normal atau tidak. Pertambahan
berat badan yang normal akan sangat baik bagi kondisi ibu maupun janin. Sebaliknya,
jika pertambahan berat yang dialami tidak normal, akan menimbulkan resiko pada ibu
dan janin. Bagi ibu hami yang mengalami pertambahan berat badan yang tidak normal,
dokter atau bidan akan memberikan saran yang sebaiknya dilakukan agar ibu hamil
Mengukur tinggi badan kadang-kadang dilakukan pada ibu yang pertama kali datang
pengukuran ini bermanfaat apabila ibu datang sudah hamil muda. Tinggi badan ini untuk
menetapkan ibu itu kurus atau normal, disesuaikan dengan berat badannya.
Para ahli dari pusat kesehatan di Universitas Harvard menemukan bahwa terdapat
hubungan antara tinggi badan bayi dengan kesehatan bayi. Para ahli ini meyakini bahwa
tinggi badan wanita berdampak pada ukuran dari rahim atau uterus mereka. Tubuh wanita
yang berukuran lebih kecil akan menyebabkan beberapa komplikasi selama kehamilan
Data yang disediakan oleh para peneliti, kemudian dibandingkan dan kemudian
mereka mencapai pada kesimpulan bahwa tinggi badan sang ibulah yang mempengaruhi
beberapa indikator yang berhubungan dengan kesehatan bayi baru lahir, termasuk adanya
resiko obesitas, atau sebaliknya kurangnya berat badan bayi, perkembangan anemia dan
Diketahui kemudian, bahwa wanita dengan tinggi badan di bawah 150 cm memiliki
resiko kematian bayi 70 persen lebih tinggi, dibandingkan dengan, sebagai contoh, wanita
5
2.2 Indeks Masa Tubuh (IMT)
A. Pengertian
indeks quatelet (berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam
meter (kg/m2)). Interprestasi IMT tergantung pada umur dan jenis kelamin anak karena
anak lelaki dan perempuan memiliki kadar lemak tubuh yang berbeda. IMT adalah cara
termudah untuk memperkirakan obesitas serta berkolerasi tinggi dengan massa lemak
tubuh, selain itu juga penting untuk mengidentifikasi pasien obesitas yang mempunyai
Indeks massa tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara berat
badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang. IMT dipercayai dapat menjadi indikator
atau mengambarkan kadar adipositas dalam tubuh seseorang. IMT tidak mengukur lemak
tubuh secara langsung, tetapi penelitian menunjukkan bahwa IMT berkorelasi dengan
IMT merupakan altenatif untuk tindakan pengukuran lemak tubuh karena murah
serta metode skrining kategori berat badan yang mudah dilakukan. Untuk mengetahui
6
B. Hubungan Indeks Masa Tubuh dengan Berat Badan Lahir Bayi
IMT digunakan sebagai pedoman status gizi Ibu sebelum hamil dan juga
menentukan penambahan berat badan secara optimal.Berat badan sebelum hamil dan
perubahan berat badan selama kehamilan merupakan parameter klinik yang penting
untuk memperkirakan berat badan bayi, ibu dengan berat badan rendah sebelum hamil
atau kenaikan berat badan rendah atau kenaikan berat badan tidak cukup banyak pada
saat hamil cenderung melahirkan bayi BBLR. seorang ibu yang sehat akan
menghasilkan anak yang sehat, status gizi Ibu menjadi faktor penentu utama kualitas
sumber daya manusia ibu yang mengalami kekurangan gizi beresiko melahirkan bayi
yang kurang gizi. janin yang mengalami malnutrisi sejak dalam kandungan juga
Kemenkes RI, 2019. mengemukakan bahwa batasan berat badan normal orang
dewasa ditentukan berdasarkan nilai IMT. ini merupakan alat yang sederhana untuk
memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan
dan kelebihan berat badan. IMT tidak terkait dengan jenis kelamin, berlaku untuk
dewasa lebih dari 18 tahun kategori ambang batas imt untuk Indonesia normalnya 18,5
- 25,0 Ibu dengan berat badan dibawah minimum dinyatakan sebagai "under weight
"atau" kekurusan "ini berisiko melahirkan bayi yang kurang gizi. janin yang
mengalami malnutrisi sejak dalam kandungan juga berisiko lebih besar untuk lahir
stanting. kelainan bawaan pada bayi dan kelahiran prematur titik Begitu juga dengan
berat badan yang berada di atas batas normal dinyatakan sebagai "over weight "atau
7
Kenaikan berat badan selama kehamilan direkomendasikan berdasarkan IMT ini
selama kehamilan Berdasarkan indeks massa tubuh. ibu hamil dengan IMT terendah
18,5-25 rekomendasi pertambahan berat badannya adalah 11,5 - 16 kg Lalu pada ibu
hamil dengan IMT > 25-27 rekomendasi pertambahan berat badannya adalah 7 - 11,5.
sedangkan pada ibu hamil dengan IMT obesitas <27 rekomendasi pertambahan berat
Ibu dengan IMT kurang, seharusnya mengalami kenaikan berat badan lebih
banyak dibandingkan dengan ibu yang mempunyai IMT normal sebelum kehamilan
Kenaikan berat badan yang tidak sesuai dapat berdampak buruk bagi Ibu dan bayi.
Status gizi ibu sebelum hamil dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan
bayi yang sehat. Cukup bulan dengan berat badan yang normal. Jika status gizi ibu
buruk baik sebelum hamil dan selama hamil atau yang dikatakan Body Mass Index
(BMI) rendah, memiliki efek negatif pada hasil kehamilan, biasanya berat badan bayi
rendah atau kelahiran patern, Sedangkan pada ibu dengan status gizi berlebih atau
IMT obesitas dikatakan memiliki resiko tinggi terhadap kehamilan seperti keguguran,
8
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan