Anda di halaman 1dari 16

i

MENGHITUNG BERAT BADAN IDEAL IBU


HAMIL

Nama kelompok 4:
DISUSUN OLEH :

1. Dwi Putra P00320020013


2. Nur Ainun Azizah P00320020028
3. Arni P00320020008
4. Elva P00320020014

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................ii

KATA PENGANTAR..................................................................................iii
TINJAUAN PUSTAKA….............................................................................
A. Kebutuhan energy, berat badan, penambahan berat badan
prakonsepsi..........................................................................................
B. Kenaikan Berat Badan Selama Hamil ...............................................
C. Perhitungan Kenaikan Berat Badan Hamil..........................................
D. Rangkuman........................................................................................11
E. Soal.....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................15
iii

KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan karunianya kami diberikan
kesehatan dan kesempatan sehingga kelompok kami bisa menyelesaikan
makalah dengan judul “ Menghitung Berat Badan Ideal Ibu Hamil” dengan
tepat waktu.
Tak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu dalam penulisan makalah ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya dan tak lupa pula kami berterima kasih kepasa dosen Keperawatan
Maternitas
Di dalam makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun kami
harap-harapkan agar menjadi makalah ini lebih baik. Kami berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya ilmu Keperawatan Maternitas
4

TINJAUAN PUSTAKA
A. Kebutuhan energy, berat badan, penambahan berat badan
prakonsepsi
Berat badan ibu sebelum hamil dan kenaikan berat badan selama
kehamilan sangat mempengaruhi hasil dari kehamilan tersebut. Resiko
akan meningkatkan pada kasus kasus berikut:
1. kekurangan berat badan: wanita yang berat badannya kurang
sebelum kehamilan cenderung akan melahirkan lebih cepat(premature)
dan melahirkan bayi dengan berat badan ringan (BBLR bayi lahir
rendah kurang dari 2500 g atau 5,5 lb).
2. kelebihan berat badan:wanita yang kelebihan berat badan sebelum
kehamilan, lebih mungkin mendapat hipertensi dan diabetes. Angka
kematian tertinggi pada kehamilan ibu mempunyai berat badan lebih
dari 77,3 kg.
3. kenaikan yang tidak adekuat: untuk wanita dengan berat badan
normal dan berat badan kurang, kenaikan berat badan ibu selama
kehamilan berhubungan langsung dengan berat badan bayinya, dan
resiko melahirkan BBLR meningkat dengan kurangnya kenaikan BB
selama kehamilan. Kenaikan 1 kg (2,2 lb) atau kurang per bulan pada
trimester kedua atau ketiga pada wanita dengan berat badan normal,
dan 0,5 kg (1 lb) atau kurang pada wanita obesitas harus diselidiki,
4. Kenaikan BB yang berlebihan: Kenaikan 3 kg (6,6 lb) atau lebih per
bulan dapat diakibatkan oleh makan yang berlebihan, terkumpulnya
cairan, dan kemungkinan mulai terjadinya kehamilan yang menginduksi
hipertensi, dan kehamilan kembar.
Kenaikan berat badan total yang sangat tinggi, terutama pada wanita
yang pendek (kurang dari 157 cm atau 62 inci), dihubungkan dengan
meningkatnya risiko disproporsi fetopelvis, operasi persalinan, trauma
kelahiran, dan kematian bayi. Selain itu, kelebihan lemak yang disimpan
cenderung menetap setelah melahirkan, yang meningkatkan peluang
pada wanita untuk menjadi kegemukan atau obesitas.
5

Tabel 1-1 Rekomendasi kenaikan berat badan selama kehamilan


berdasarkan pada indeks massa tubuh (BMI) sebelum kehamilan

Rekomendasi
kenaikan berat badan
Kategori berat Rekomendasi
setiap minggu
badan terhadap kenaikan berat badan
selama trimester
tinggi badan total dalam kg
kedua dan ketiga
kehamilan dalam kg
Rendah (BMI <19,8) 12,5-18 (28-40) 0,5 (1,1)
Normal (BMI 19,8– 11,5-16 (25-35) 0, 4 (1,0)
26,0) 7-11,5 (15-25) 0,3 (0,66)
Tinggi (BMI 26,0- >6, 8 (15) Ditentukan pada setiap
29,0) individu
Obesitas (BMI >
29,0)

Kenaikan berat badan ibu yang optimum selama kehamilan


ditentukan oleh berat badan ibu sebelum hamil. Rekomendasi sudah
dikembangkan untuk kenaikan total berat badan, dan kecepatan
kenaikan berat badan ber- dasarkan pada indeks massa tubuh (BMI),
sebagai indikator yang tepat dari berat badan terhadap tinggi badan.
Kenaikan berat badan yang progresif penting, tetapi tidak perlu
terlalu khawatir bila kenaikan berat badan ini se- dikit lebih atau kurang
daripada jumlah yang diinginkan, karena setiap individu akan bervariasi.
Remaja (kurang dari 2 tahun setelah menstruasi pertama) dan wanita
berkulit hitam harus dianjurkan untuk meningkatkan berat badannya
sampai pada bagian atas dari yang dianjurkan, karena bayinya lebih kecil
dibandingkan dari ibu golongan kulit putih yang sudah dewasa dengan
kenaikan berat badan berapa pun.
Bila usia kehamilan tidak diketahui, maka difokuskan pada
kecepatan kenaikan berat badan yang sesuai. Hasil terbaik dari suatu
kehamilan kembar adalah bila kenaikan berat badan sekitar 16-20,5 kg
(35-45 lb), suatu total yang dapat dicapai dengan kenaikan 0,75 kg (1,65
lb) per minggu selama trimester kedua dan ketiga dari kehamilan.
6

RDA tahun 1989 menganjurkan bahwa selama trimester kedua dan


ke- tiga dari kehamilan, wanita harus mengkonsumsi 300 kkal/hari lebih
daripada yang dimakan sebelum kehamilan. Hal ini penting untuk mem-
peroleh kenaikan berat badan yang adekuat
B. Kenaikan Berat Badan Selama Hamil
Penimbangan berat badan ibu kerap secara langsung
memengaruhi outcome kehamilan. Kenaikan berat badan ibu selama
kehamilan merupakan indikator paling umum yang digunakan untuk
menentukan status gizi ibu dan janinnya selama hamil dan
merepresentasikan pertambahan jaringan lemak dan lean fat mass
atau komposisi tubuh tanpa lemak yang diperoleh dengan mengurangi
BB dengan jumlah lemak. Meskipun demikian, kenaikan berat badan
yang terlalu besar cenderung menggambarkan tingginya retensi cairan
yang dapat menyebabkan edema pada bagian kaki atau edema di
seluruh bagian tubuh.
Kenaikan berat badan hamil merupakan berat dari beberapa
komponen dalam tubuh ibu hamil yang mengalami perkembangan
selama masa kehamilan. Secara umum komponen kenaikan berat
badan ibu hamil terbagi atas dua bagian, yaitu jaringan tubuh ibu
(darah cairan ekstrasel, uterus, payudara, lemak) dan produk
kehamilan (janin cairan amnion dan plasenta).
IOM (2009) menyebutkan bahwa kenaikan berat badan nada ibu
hamil dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya adalah:
keseimbangan energi (asupan dan aktivitas fisik), status gizi ibu
prahamil (Indeks Massa Tubuh (IMT)) dan berat badan sebelum hamil
serta tinggi badan ibu), kadar Hb ibu, sosiodemografi (sosioekonomi,
usia, paritas, dan ras), genetik, lingkungan (geografi dan iklim),
perilaku ibu (ketinggian tempat, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol,
dan stres) dan prenatal care (perawatan kehamilan) .
Mencapai kenaikan berat badan yang direkomendasikan
merupakan salah satu upaya memaksimalkan outcome kehamilan.
Secara umum, outcome kehamilan dibagi dua, yaitu pertama, adalah
jaringan tubuh ibu seperti darah, cairan eksternal, uterus, payudara,
dan lemak: serta kedua, adalah produk kehamilan yaitu janin, cairan
amnion, dan plasenta. Jaringan tubuh tersebut berkontribusi terhadap
60-65% dari total kenaikan berat badan ibu selama hamil.
7

Kenaikan berat badan yang harus dicapai oleh setiap ibu hamil
berbeda, hal ini didasarkan pada status giiz prahamil ibu yang diukur
berdasarkan IMT. IMT dihitung dengan membagi berat badan dalam
kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam meter.
2
IMT=BB(kg)/TB(m )
Kenaikan BB ibu saat hamil yang tidak optimal berdasarkan
status gizi prahamilnya berhubungan dengan peningkatan risiko
kematian perinatal yang merupakan indikator proksi outcome
kehamilan. Pada ibu yang underweight, resiko kematian perinatal akan
menurun jika ibu dapat mencapai kenaikan BB sesuai rekomendasi.
Ibu yang underweight biasanya akan semakin tinggi kenaikan BB
hamil semakin rendah resiko kematian perinatalnya. Kematian
perinatal yang umumnya terjadi disebabkan oleh premature dan BBLR.
Sedangkan, pada ibu yang normal dan overweight ada target kenaikan
BB yang harus dicapai, yaitu sekitar 10 kg untuk ibu vang normal dan
sekitar 7 kg untuk ibu yang overweight. Bila kenaikan BB ibu yang
normal dan overweight melebihi BB yang direkomendasikan maka
risiko kematian perinatalnya meningkat. Kematian perinatal untuk ibu
dengan status gizi normal dan overweight umumnya adalah pre-
eklamsi, eklamsi, dan komplikasi persalinan karena ukuran bayi besar.
C. Perhitungan Kenaikan Berat Badan Hamil
Pada trimester satu kehamilan, efek kenaikan berat badan tidak
terlalu jelas karena perubahan berat badan sangat kecil. Sedangkan
nertengahan hingga akhir kehamilan merupakan periode tercepat
kenaikan berat badan ibu selama kehamilan. Meskipun pada trimester
pertama tidak terjadi kenaikan berat badan yang cukup berarti,
kurangnya asupan zat gizi pada periode ini akan berakibat fatal,
karena pada fase ini terjadi pembentukan organ tubuh janin, termasuk
otak dan sistem saraf.
Worthington-Roberts dan Williams (1993) memformulasikan
perhitungan kenaikan berat badan secara individual bagi ibu hamil
dengan cara berikut:
1. Menambahkan 20% berat badan (BB)/tinggi badan (TB) ibu
prahamil sesuai standar normal (Rujukan Tabel IMT Kemenkes
(2003 ) atau perhitungan BBI menurut Broca yang telah
disesuaikan untuk orang Indonesia). Perhitungan 20%
didasarkan pada penelitian kolaborasi yang melibatkan 50.000
8

ibu hamil sebagai responden yang menyimpulkan bahwa


penambahan 20% dari BB prahamil merupakan kenaikan BB
hamil optimal yang akan menghasilkan outcome yang optimal
pula (Naeye, 1979).
2. Jika berat badan ibu lebih rendah dari BB/TB, maka harus
ditambahkan selisih kekurangannya yaitu selisih BB/TB dengan
BB aktual ibu.
BB ideal (kg):
TB-110(TB>160cm)
TB-105(TB<160cm)

Di bawah ini merupakan contoh bagaimana menghitung kenaikan


BB ibu saat hamil berdasarkan kondisi status gizi prahamil ibu.
Contoh 1
Seorang ibu dengan karakteristik berumur 25 tahun, memiliki TB 155
cm dan BB 48 kg. BB ideal ibu adalah 155-105 = 50 kg (perhitungan
BB ideal menurut Broca yang telah disesuaikan untuk orang
Indonesia (Almatsier, 2005). Berapa kenaikan berat badan yang
harus dicapai untuk mendukung outcome kehamilan optimal?
Kenaikan BB untuk kehamilan optimal= 20% x 50 kg = 10 kg
Kekurangan BB yang harus ditambahkan = 50 kg-48 kg = 2 kg
Total kenaikan BB yang harus dicapai = 12 kg
Contoh 2:
Seorang ibu dengan karakteristik berumur 30 tahun, TB 165 cm, BB
50 kg, dengan perhitungan Broca BB ideal ibu adalah 55 kg. Berapa
kenaikan berat badan yang harus dicapai untuk mendukung outcome
kehamilan optimal?
Kenaikan BB untuk kehamilan optimal = 20 % x 55 kg =11 kg
Kekurangan BB yang harus ditambahkan = 55 kg-50 kg = 5 kg
Total kenaikan BB yang harus dicapai = 16 kg
9

Contoh 3:
Seorang ibu dengan karakteristik berumur 28 tahun, TB 155 cm, BB
47 kg (berdasarkan rumus BB ideal Broca, BB ideal ibu adalah 50
kg). Berapa kenaikan berat badan yang harus dicapai untuk
mendukung outcome kehamilan optimal?
Kenaikan BB untuk kehamilan optimal = 20% x 50 kg = 10 kg
Kekurangan BB yang harus ditambahkan = 50 kg-47 kg = 3 kg
Total kenaikan BB yang harus dicapai = 13 kg

Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa berat badan


prahamil rendah berkorelasi dengan kenaikan berat badan hamil
yang ibu yang rendah. Artinya ibu dengan status gizi prahamil yang
rendah akan lebih sulit untuk mencapai kenaikan berat badan Oleh
karena itu, intervensi terbaik untuk mencapai berat badan lahir bayi
yang ideal dapat dilakukan dengan mempersiapkan status gizi
prahamil ibu. yang direkomendasikan.
Persiapan gizi dan kesehatan untuk ibu hamil dapat dilakukan
sejak pernikahan. Llewellyn (1989) menyebutkan bahwa wanita usia
subur yang melangsungkan perkawinan dengan normal, 90% akan
mengandung dan melahirkan dalam tahun pertama perkawinannya.
Artinya, pada wanita yang melangsungkan pernikahan (tidak peduli
berapa usianya dan bagaimana kondisi status gizi dan
kesehatannya), sebagian besar akan memiliki anak dalam kurun
waktu setahun setelah pernikahan. Untuk itu menyiapkan status gizi
dan kesehatan calon pengantin wanita adalah menjadi sangat
penting. Bila tidak, wanita tersebut akan mengalami kehamilan
dalam kondisi yang tidak optimal yang akan memengaruhi
pertumbuhan janinnya.

pernikahan. Llewellyn (1989) menyebutkan bahwa wanita usia subur


yang melangsungkan perkawinan dengan normal, 90% akan mengandung
dan melahirkan dalam tahun pertama perkawinannya. Artinya, pada wanita
yang melangsungkan pernikahan (tidak peduli berapa usianya dan
bagaimana kondisi status gizi dan kesehatannya), sebagian besar akan
memiliki anak dalam kurun waktu setahun setelah pernikahan. Untuk itu
menyiapkan status gizi dan kesehatan calon pengantin wanita adalah
menjadi sangat penting. Bila tidak, wanita tersebut akan mengalami
10

kehamilan dalam kondisi yang tidak optimal yang akan memengaruhi


pertumbuhan janinnya.

Kenaikan BB ibu saat hamil yang tidak optimal berdasarkan status gizi
prahamilnya berhubungan dengan peningkatan risiko kematian perinatal yang
merupakan indikator proksi outcome kehamilan. Pada ibu yang underweight,
resiko kematian perinatal akan menurun jika ibu dapat mencapai kenaikan BB
sesuai rekomendasi. Ibu yang underweight biasanya akan semakin tinggi
kenaikan BB hamil semakin rendah resiko kematian perinatalnya. Kematian
perinatal yang umumnya terjadi disebabkan oleh premature dan BBLR.
Hubungan pertambahan berat badan ibu hamil terhadap berat bayi lahir
memang telah dilaporkan pada beberapa penelitian, misalnya pada
penelitian di puskesmas yang memiliki ruangan bersalin dan rumah sakit ibu
dan anak di daerah Jakarta Timur dan Bekasi tahun 2007, yaitu ibu hamil
yang melahirkan bayi BBLR memiliki pertambahan berat badan ibu hamil
8,16 kg. 11 Penelitian ini belum bisa menemukan hubungan antara
pertambahan berat badan ibu hamil terhadap berat bayi lahir. Menurut
asumsi, hal ini terjadi karena masih adanya faktor-faktor lain yang belum
diketahui secara pasti dimana faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi
berat bayi lahir. Berat bayi lahir memang tidak hanya dipengaruhi oleh
pertambahan berat badan ibu hamil. Berat bayi lahir merupakan interaksi dari
berbagai faktor melalui suatu proses yang berlangsung selama berada dalam
kandungan. Berat bayi lahir dipengaruhi oleh dua faktor ibu yang
mempengaruhi pertumbuhan janin intrauterin, yaitu faktor internal dan
eksternal. Pertambahan berat badan ibu yang rendah atau kurang dari
penambahan berat badan ibu berdasarkan

Berat lahir dapat terjadi karena berbagai faktor, salah satunya


adalah faktor ibu, yaitu: berat badan sebelum hamil, pertambahan
berat badan pada trimester pertama, pertambahan berat badan
trimester kedua, pertambahan berat badan trimester ketiga.4-7 Berat
lahir mempunyai korelasi positif yang signifikan dengan berat badan
ibu sebelum hamil. Berat badan sebelum hamil lebih dari 40 kg akan
menghasilkan bayi dengan berat lahir optimal.8 Penelitian
menunjukkan bahwa pertambahan berat badan trimester pertama
mempunyai pengaruh lebih besar terhadap berat lahir.5 Pertambahan
berat badan trimester kedua juga mempunyai hubungan dengan berat
lahir, pertambahan berat badan ibu yang rendah pada trimester kedua
mempunyai risiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah.6
Selain itu, faktor yang berhubungan dengan berat lahir adalah
pertambahan berat badan trimester ketiga, kenaikan berat badan yang
11

rendah pada trimester ketiga mempunyai risiko yang lebih besar


secara signifikan dengan kejadian Intra Uteriny Growth Restriction
(IUGR).

RANGKUMAN
Kenaikan berat badan ibu yang optimum selama kehamilan
ditentukan oleh berat badan ibu sebelum hamil. Rekomendasi sudah
dikembangkan untuk kenaikan total berat badan, dan kecepatan
kenaikan berat badan ber- dasarkan pada indeks massa tubuh (BMI),
sebagai indikator yang tepat dari berat badan terhadap tinggi badan.
Kenaikan berat badan yang progresif penting, tetapi tidak perlu
terlalu khawatir bila kenaikan berat badan ini se- dikit lebih atau kurang
daripada jumlah yang diinginkan, karena setiap individu akan bervariasi.
Remaja (kurang dari 2 tahun setelah menstruasi pertama) dan wanita
berkulit hitam harus dianjurkan untuk meningkatkan berat badannya
sampai pada bagian atas dari yang dianjurkan, karena bayinya lebih kecil
dibandingkan dari ibu golongan kulit putih yang sudah dewasa dengan
kenaikan berat badan berapa pun. Bila usia kehamilan tidak diketahui,
maka difokuskan pada kecepatan kenaikan berat badan yang sesuai.
12

Hasil terbaik dari suatu kehamilan kembar adalah bila kenaikan berat
badan sekitar 16-20,5 kg (35-45 lb), suatu total yang dapat dicapai
dengan kenaikan 0,75 kg (1,65 lb) per minggu selama trimester kedua
dan ketiga dari kehamilan.
Persiapan gizi dan kesehatan untuk ibu hamil dapat dilakukan sejak
pernikahan. Llewellyn (1989) menyebutkan bahwa wanita usia subur
yang melangsungkan perkawinan dengan normal, 90% akan
mengandung dan melahirkan dalam tahun pertama perkawinannya.
Artinya, pada wanita yang melangsungkan pernikahan (tidak peduli
berapa usianya dan bagaimana kondisi status gizi dan kesehatannya),
sebagian besar akan memiliki anak dalam kurun waktu setahun setelah
pernikahan. Untuk itu menyiapkan status gizi dan kesehatan calon
pengantin wanita adalah menjadi sangat penting. Bila tidak, wanita
tersebut akan mengalami kehamilan dalam kondisi yang tidak optimal
yang akan memengaruhi pertumbuhan janinnya.
Kenaikan BB ibu saat hamil yang tidak optimal berdasarkan status
gizi prahamilnya berhubungan dengan peningkatan risiko kematian
perinatal yang merupakan indikator proksi outcome kehamilan. Pada ibu
yang underweight, resiko kematian perinatal akan menurun jika ibu dapat
mencapai kenaikan BB sesuai rekomendasi.
Berat lahir dapat terjadi karena berbagai faktor, salah satunya
adalah faktor ibu, yaitu: berat badan sebelum hamil, pertambahan berat
badan pada trimester pertama, pertambahan berat badan trimester
kedua, pertambahan berat badan trimester ketiga.4-7 Berat lahir
mempunyai korelasi positif yang signifikan dengan berat badan ibu
sebelum hamil. Berat badan sebelum hamil lebih dari 40 kg akan
menghasilkan bayi dengan berat lahir optimal.8 Penelitian menunjukkan
bahwa pertambahan berat badan trimester pertama mempunyai
pengaruh lebih besar terhadap berat lahir.5 Pertambahan berat badan
trimester kedua juga mempunyai hubungan dengan berat lahir,
pertambahan berat badan ibu yang rendah pada trimester kedua
mempunyai risiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah.6 Selain
itu, faktor yang berhubungan dengan berat lahir adalah pertambahan
berat badan trimester ketiga, kenaikan berat badan yang rendah pada
trimester ketiga mempunyai risiko yang lebih besar secara signifikan
dengan kejadian Intra Uteriny Growth Restriction (IUGR).
13

SOAL
1. Kenaikan berat badan ibu hamil dapat dipengaruhi oleh….
a. hormon
b. asupan
c. aktivitas
d. asupan dan aktivitas
2. dibawah ini rumus IMT tepat adalah
a. IMT = BB(kg)+TB(m2)
b. IMT= BB(kg)/TB(m2)
c. IMT= BB(kg)xTB(m2)
d. IMT= BB(kg)/TB(m2)
3. Status gizi ibu hamil dapat dipengaruhi berat badan ibu hamil
a. Ibu selalu makan yang bergizi
b. Ibu selalu olahraga
c. Ibu banyak istirahat
d. Ibu jangan minum alcohol dan makan makanan yang tidak
bergizi
4. Berapakah berat badan 50 kg dan TB 160.berapa IMT pada
ibu dan apakah normal?
a. 19,5
b. 23,3
c. 18,2
d. 20,5
5. Apakah komplikasi terbanyak dari kebutuhan gizi yang kurang
pada ibu hamil?
a. Perdarahan post partum
b. Berat badan Lahir Rendah
c. Macrostomia
d. Distosia bah
e. Hipertensi
6. Seorang perempuan hamil datang periksa ke puskesmas,
hasil pengkajian : BB sebelum hamil 60 kg, sekarang 65 kg,
TB 160 cm. BMI pasien tersebut termaksuk:
14

a. Ringan
b. Normal
c. Tinggi
d. Gemuk
7. Seorang perempuan hamil datang periksa ke puskesmas,
hasil pengkajian BB sebelum hamil 60 kg, BB sekarang 65 kg,
TB 160 cm. berapakah BMI pasien tersebut?
a. 24,43
b. 25,39
c. 37,5
d. 40,62
8. BBLR adalah Berat Bayi Lahir Rendah dimana berat badan
bayi dibawah normal yaitu
a. <2500 gram
b. <2750 gram
c. <3000 gram
d. <3200 gram
9. Yang mana yang bukan komponen kenaikan BB selama
hamil…
a. Jaringan payudara
b. Cairan amniotic
c. Otot yang tebal
d. Volume darah
10. Kenaikan BB selama hamil dngan status gizi normal, sekitar…
a. 5-8 kg
b. 12,5-20 kg
c. 18-22,5 kg
d. <6kg
15

KUNCI JAWABAN
1. D
2. D
3. D
4. A
5. B
6. B
7. A
8. A
9. C
10. B
16

DAFTAR PUSTAKA
Moore, Mary Courney, (1997). Buku Pedoman Terapi Diet dan
Nutrisi.
Jakarta : Hipokrates
Sandra Fikawati, dkk. (2015) Gizi Ibu dan Bayi. Jakarta: Rajawali
Pers
Ai Yeyeh, Rukiah,dkk.(2009) Asuhan Kebidanan II(persalinan) edisi
revisi.Jakarta: CV Trans Info Media
Mitayani, (2008) Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba
Medika.
Institute of medicine. 2009. Weight Gain During Pregnancy:
Reexamining The Guidelines. Washington, DC:National
Academy Press. Buku Pedoman Terapi diet dan nutrisi.
Yongki, Hardinsyah, Gulardi, Marhamah. 2009. Status Gizi Awal
Kehamilan dan Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil
Kaitannya dengan BBLR. Jurnal Gizi dan Pangan. 4(1) : 8-12.
Oktadianingsih, D.,Irianto, Chandradewi, Jaya, I.K.S.,2017.
Penambahan Berat Badan Ibu Hamil Terhadap Berat Bayi
Lahir di Kota Mataram. Jurnal Gizi Prima. 2(2) : 76-85.
Shidiqq, A., Yusrawati, Lipoeto, N,I. 2015. Hubungan Pertambahan
Berat Badan Ibu Hamil Terhadap Berat Bayi Lahir di Kota
Pariaman. Jurnal Kesehatan Andalas. 4(2) : 472-477.
Sari, M.,Sudiarti, T. 2013, Model Prediksi Berat Lahir Bayi
Berdasarkan Berat Badan Ibu Hamil. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional. 7(8): 339-343.
Moore, Mary Courney, 2000. Buku Pedoman Terapi Diet dan Nutrisi.
Jakarta : Hipokrates.

Anda mungkin juga menyukai