Anda di halaman 1dari 8

Makalah Berat Badan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan proses alami dalam rangka mendapatkan keturunan.


Selama kehamilan, faktor gizi dan berat badan ibu hamil senantiasa dikontrol
demi kesehatan ibu dan janin yang dikandung. Kenaikan berat badan ibu hamil
yang ideal berbeda-beda untuk setiap orang. Kenaikan berat perlu dipantau agar
tidak berlebihan atau kurang dari yang dianjurkan. Kenaikan berlebihan dapat
menyebabkan bayi terlalu besar sehingga menyulitkan proses kelahiran, dan ibu
akan mengalami kesulitan dalam diet setelah melahirkan. Sebaliknya, bila
kenaikan berat badan kurang, bayi yang dilahirkan dapat mengalami kekurangan
berat badan yaitu di bawah 2,7 kg. Ibu hamil disarankan untuk mengatur berat
badan agar tetap berada pada kondisi ideal dan tetap menjaga pola makan
dengan gizi cukup dan seimbang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh berat badan ibu saat mengalami kehamilan?

2. Bagaimana pemeriksaan berat badan pada ibu hamil?

3. Bagimana pengaruh indeks masa tubuh?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh berat badan ibu saat mengalami


kehamilan

2. Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan berat badan pada ibu hamil

3. Untuk mengetahui bagimana pengaruh indeks masa tubuh.


2.1 Berat Badan

a. Pengertian berat badan

Berat badan adalah masa tubuh seseorang. Pada tiap pemeriksaan wanita hamil
baik yang untuk pertama kali maupun yang ulangan, berat badan pasien perlu
ditimbang. Kenaikan berat badan yang terlalu mendadak dapat merupakan
tanda adanya komplikasi kehamilan yaitu pre eklamsi pada kehamilan.

Kenaikan berat badan ibu hamil yang ideal berbeda-beda untuk setiap orang.
Kenaikan berat perlu dipantau agar tidak berlebihan atau kurang dari yang
dianjurkan. Kenaikan berlebihan dapat menyebabkan bayi terlalu besar sehingga
menyulitkan proses kelahiran, dan ibu akan mengalami kesulitan dalam diet
setelah melahirkan. Sebaliknya, bila kenaikan berat badan kurang, bayi yang
dilahirkan dapat mengalami kekurangan berat badan yaitu di bawah 2,7 kg.

Ibu hamil disarankan untuk mengatur berat badan agar tetap berada pada
kondisi ideal dan tetap menjaga pola makan dengan gizi cukup dan seimbang.
Peningkatan berat badan di trimester pertama memang relatif sedikit, tidak naik
atau bahkan berkurang karena muntah-muntah. Peningkatan berat badan yang
cukup pesat terjadi di trimester 2 dan 3, pada periode inilah perlu dilakukan
pemantauan ekstra terhadap berat badan.

b. Pemeriksaan Berat Badan Pada Ibu Hamil

Pemeriksaan berat badan dilakukan setiap kali ibu hamil memeriksakan


kandungannya, hal ini dilakukan untuk mengetahui pertambahan berat badan,
serta apakah pertambahan berat badan yang dialami termasuk normal atau
tidak. Pertambahan berat badan yang normal akan sangat baik bagi kondisi ibu
maupun janin. Sebaliknya, jika pertambahan berat yang dialami tidak normal,
akan menimbulkan resiko pada ibu dan janin. Bagi ibu hami yang mengalami
pertambahan berat badan yang tidak normal, dokter atau bidan akan
memberikan saran yang sebaiknya dilakukan agar ibu hamil memperoleh
pertambahan berat badan yang normal.

c. Pengaruh Tinggi Badan Ibu Saat Mengalami Kehamilan

Mengukur tinggi badan kadang-kadang dilakukan pada ibu yang pertama kali
datang pengukuran ini bermanfaat apabila ibu datang sudah hamil muda. Tinggi
badan ini untuk menetapkan ibu itu kurus atau normal, disesuaikan dengan berat
badannya.

Para ahli dari pusat kesehatan di Universitas Harvard menemukan bahwa


terdapat hubungan antara tinggi badan bayi dengan kesehatan bayi. Para ahli ini
meyakini bahwa tinggi badan wanita berdampak pada ukuran dari rahim atau
uterus mereka. Tubuh wanita yang berukuran lebih kecil akan menyebabkan
beberapa komplikasi selama kehamilan mereka dan mempengaruhi
perkembangan bayi dalam rahim.

Data yang disediakan oleh para peneliti orang Indian, kemudian


dibandingkan dan kemudian mereka mencapai pada kesimpulan bahwa tinggi
badan sang ibulah yang mempengaruhi beberapa indikator yang berhubungan
dengan kesehatan bayi baru lahir, termasuk adanya resiko obesitas, atau
sebaliknya kurangnya berat badan bayi, perkembangan anemia dan peluang
hidup bayi.

Diketahui kemudian, bahwa wanita dengan tinggi badan di bawah 150 cm


memiliki resiko kematian bayi 70 persen lebih tinggi, dibandingkan dengan,
sebagai contoh, wanita yang tinggi badannya di atas 160 cm atau lebih.

2.2 Indeks Massa Tubuh

A. Pengertian

IMT atau sering juga disebut indeks Quatelet pertama kali ditemukan oleh
seorang ahli matematika Lambert Adolphe Jacques Quatelet adalah alat
pengukuran komposisi tubuh yang paling umum dan sering digunakan. Beberapa
studi telah mengungkapkan bahwa IMT adalah alat pengukuran yang berguna
untuk mengukur obesitas, dan telah direkomendasikan untuk evaluasi klinik
pada obesitas anak (Daniels et al, 1997).

IMT merupakan petunjuk untuk menentukan kelebihan berat badan berdasarkan


indeks quatelet (berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan
dalam meter (kg/m2)). Interprestasi IMT tergantung pada umur dan jenis kelamin
anak karena anak lelaki dan perempuan memiliki kadar lemak tubuh yang
berbeda. IMT adalah cara termudah untuk memperkirakan obesitas serta
berkolerasi tinggi dengan massa lemak tubuh, selain itu juga penting untuk
mengidentifikasi pasien obesitas yang mempunyai risiko komplikasi medis
(Pudjiadi et al, 2010).

Indeks massa tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara
berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang. IMT dipercayai dapat menjadi
indikator atau mengambarkan kadar adipositas dalam tubuh seseorang. IMT
tidak mengukur lemak tubuh secara langsung, tetapi penelitian menunjukkan
bahwa IMT berkorelasi dengan pengukuran secara langsung lemak tubuh
seperti underwater weighing dan dual energy x-ray absorbtiometry (Grummer-
Strawn LM et al.,2002).
IMT merupakan altenatif untuk tindakan pengukuran lemak tubuh karena murah
serta metode skrining kategori berat badan yang mudah dilakukan. Untuk
mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:

Menurut rumus metrik:

IMT = Berat Badan (Kg)

[Tinggi Badan (m)]2

Atau menurut rumus Inggris:

IMT = Berat badan (lb) / [Tinggi badan (in)] 2 x 703

B. Kategori Indeks Massa Tubuh

Untuk orang dewasa yang berusia 20 tahun keatas, IMT diinterpretasi


menggunakan kategori status berat badan standard yang sama untuk semua
umur bagi pria dan wanita. Untuk anak-anak dan remaja, intrepretasi IMT adalah
spesifik mengikut usia dan jenis kelamin (CDC, 2009).

Secara umum, IMT 25 ke atas membawa arti pada obesitas. Standar baru untuk
IMT telah dipublikasikan pada tahun 1998 mengklasifikasikan BMI di bawah 18,5
sebagai sangat kurus atauunderweight, IMT melebihi 23 sebagai berat badan
lebih atau overweight, dan IMT melebihi 25 sebagai obesitas. IMT yang ideal bagi
orang dewasa adalah diantara 18,5 sehingga 22,9. Obesitas dikategorikan pada
tiga tingkat: tingkat I (25-29,9), tingkat II (30-40), dan tingkat III (>40) (CDC,
2002).

1. Indeks Massa Tubuh (IMT) kategori kurus

Indeks massa tubuh di kategorikan kurus jika pembagian berat per kuadrat
tingginya kurang dari 18 kg/m2. Penyebabnya rata-rata dikarenakan konsumsi
energi lebih rendah dari kebutuhan yang mengakibatkan sebagian cadangan
energi tubuh dalam bentuk lemak akan digunakan. Kerugiannya jika seseorang
masuk dalam kategori ini antara lain :

a. Penampilan cenderung kurang menarik

b. Mudah letih

c. Resiko sakit tinggi, beberapa resiko sakit yang dihadapi antara lain:
penyakit infeksi, depresi, anemia dan diare

d. Wanita kurus kalau hamil mempunyai resiko tinggi melahirkan bayi dengan
berat badan lahir rendah

e. Kurang mampu bekerja keras.


2. Indeks Massa Tubuh (IMT) kategori normal

Indeks massa tubuh masuk ketegori normal jika pembagian berat per kuadrat
tingginya antara 18 sampai 25 kg/m2. Kategori ini bisa diwujudkan dengan
mengkonsumsi energi sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan tubuh. Sehingga
tidak terjadi penimbunan energi dalam bentuk lemak, maupun penggunaan
lemak sebagai sumber energi. Keuntungan dari IMT yang normal ini antara lain:

a. Penampilan menarik, proporsional, dan lincah

b. Resiko penyakit bisa di minimalisir menjadi lebih rendah.

Adapun cara untuk mempertahankan IMT dalam grid yang normal ini adalah:

a. Mempertahankan kebiasaan makan sehari-hari dengan susunan menu gizi


seimbang.

b. Perlu kebiasaan olah raga yang teratur.

c. Tetap melakukan kebiasaan fisik sehari-hari.

3. Indeks Massa Tubuh (IMT) kategori berlebihan (kegemukan)

Menurut Direktorat Gizi Masyarakat RI tahun 2002, kegemukan atau obesitas


digolongkan menjadi dua kategori, yaitu:

a. Kelebihan berat badan tingkat ringan

b. Kelebihan berat badan tingkat berat.

Obesitas berpotensi menjadi faktor primer kasus degeneratif dan metabolik


sindrom. Beberapa studi menunjukkan bahwa obesitas adalah risiko yang paling
tinggi untuk penyakit jantung, DM, dan beberapa jenis kanker. Adapun kerugian
atau resiko dari kategori ini adalah:

a. Penampilan kurang menarik

b. Gerakan tidak gesit dan lambat

c. Merupakan faktor resiko penyakit: Jantung dan pembuluh darah, Kencing


manis (diabetes mellitus), Tekanan darah tinggi, Gangguan sendi dan tulang
(degeneratif), Gangguan fungsi ginjal, Kanker, Pada wanita dapat mengakibatkan
gangguan haid (haid tidak teratur), faktor penyulit pada saat persalinan
(Charlotte, 2000).

C. Kekurangan dan Kelebihan Indeks Massa Tubuh

Indeks massa tubuh (IMT) merupakan salah satu indikator yang dapat dipercayai
untuk mengukur lemak tubuh. Walaubagaimanapun, terdapat beberapa
kekurangan dan kelebihan dalam mnggunakan IMT sebagai indikator pengukuran
lemak tubuh. Kekurangan indeks massa tubuh adalah:
1. Pada olahragawan

Tidak akurat pada olahragawan (terutama atlet bina) yang cenderung berada
pada kategori obesitas dalam IMT disebabkan mereka mempunyai massa otot
yang berlebihan walaupun presentase lemah tubuh mereka dalam kadar yang
rendah. Sedangkan dalam pengukuran berdasarkan berat badan dan tinggi
badan, kenaikan nilai IMT adalah disebabkan oleh lemak tubuh.

2. Pada anak-anak

Tidak akurat karena jumlah lemak tubuh akan berubah seiringan dengan
pertumbuhan dan perkembangan tubuh badan seseorang. Jumlah lemak tubuh
pada lelaki dan perempuan juga berbeda selama pertumbuhan. Oleh itu, pada
anak-anak dianjurkan untuk mengukur berat badan berdasarkan nilai persentil
yang dibedakan atas jenis kelamin dan usia.

3. Pada kelompok bangsa

Tidak akurat pada kelompok bangsa tertentu karena harus dimodifikasi mengikut
kelompok bangsa tertentu. Sebagai contoh IMT yang melebihi 23,0 adalah
berada dalam kategori kelebihan berat badan dan IMT yang melebihi 27,5
berada dalam kategori obesitas pada kelompok bangsa seperti Cina, India, dan
Melayu. (CORE, 2007).

Kelebihan indeks massa tubuh adalah:

1. Biaya yang diperlukan tidak mahal

2. Untuk mendapat nilai pengukuran, hanya diperlukan data berat badan dan
tinggi badan seseorang.

3. Mudah dikerjakan dan hasil bacaan adalah sesuai nilai standar yang telah
dinyatakan pada table IMT.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pemeriksaan berat badan dilakukan setiap kali ibu hamil memeriksakan


kandungannya, hal ini dilakukan untuk mengetahui pertambahan berat badan,
serta apakah pertambahan berat badan yang dialami termasuk normal atau
tidak. Pertambahan berat badan yang normal akan sangat baik bagi kondisi ibu
maupun janin. Sebaliknya, jika pertambahan berat yang dialami tidak normal,
akan menimbulkan resiko pada ibu dan janin.

Mengukur tinggi badan kadang-kadang dilakukan pada ibu yang pertama kali
datang pengukuran ini bermanfaat apabila ibu datang sudah hamil muda. Tinggi
badan ini untuk menetapkan ibu itu kurus atau normal, disesuaikan dengan berat
badannya.

Para ahli dari pusat kesehatan di Universitas Harvard menemukan bahwa


terdapat hubungan antara tinggi badan bayi dengan kesehatan bayi. Para ahli ini
meyakini bahwa tinggi badan wanita berdampak pada ukuran dari rahim atau
uterus mereka. Tubuh wanita yang berukuran lebih kecil akan menyebabkan
beberapa komplikasi selama kehamilan mereka dan mempengaruhi
perkembangan bayi dalam rahim.

3.2 Saran

Materi tentang pemeriksaan berat bdan dan tinggi badan ini sangat perlu untuk
dipublikasikan mengingat pentingnya pemahaman tentang materi ini dan karena
informasi yang bisa kita temukan tentang hal ini sangatlah sedikit.
DAFTAR PUSTAKA

http://bidanku.com/pemeriksaan-kehamilan

http://www.youtube.com/watch?v=7ypk-lIWE_o

http://ibuhamil.com/diskusi-umum/25457-menghitung-berat-badan-ideal-ibu-
hamil.html

http://id.theasianparent.com/kenaikan-berat-badan-ibu-hamil/

http://www.melindahospital.com/modul/user/detail_artikel.php?id=628_Tinggi-
Badan-Ibu-Hamil-Mempengaruhi-Kesehatan-Bayi

http://ibuhamil.com/diskusi-umum/20430-tabel-kenaikan-bb-janin-bumil.html

Anda mungkin juga menyukai