Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH INDEKS MASA TUBUH PRA HAMIL DAN

KENAIKAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL


BERHUBUNGAN DENGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR
Tugas ini disusun untuk Memenuhi Tugas Asuhan Kebidanan pada
Remaja,Pranikah, Konsepsi dari dosen ibu Nur Sitiyaroh,S,SiT,M,KM

Disusun oleh :

Afra Syadza 210604211


Dea Ayudina 210604211
Martini Oktaviani 210604316
Retno Wulandari 210604249
Siska Supriwianti 210604334

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


STIKES ABDI NUSANTARA JAKARA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan rahmat sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan. Oleh kerena itu saya
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 20 Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................3

1.1 Latar Belakang................................................................................................3

1.2 Rumusan masalah...........................................................................................3

1.3 Tujuan.............................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................5

2.1 Berat Badan.....................................................................................................5

A. Pengertian Berat Badan...............................................................................5

B. Pemeriksaan Berat Badan Pada Ibu Hamil.................................................6

C. Pengaruh Tinggi Badan Ibu Saat Mengalami Kehamilan...........................6

2.2 Indeks Masa Tubuh (IMT)..............................................................................7

A. Pengertian....................................................................................................7

B. Hubungan Indeks Masa Tubuh dengan Berat Badan Lahir Bayi................8

BAB III PENUTUP.....................................................................................................11

1.1 Kesimpulan...................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan merupakan proses alami dalam rangka mendapatkan keturunan.
Selama kehamilan, faktor gizi dan berat badan ibu hamil senantiasa dikontrol
demi kesehatan ibu dan janin yang dikandung. Kenaikan berat badan ibu hamil
yang ideal berbeda-beda untuk setiap orang. Kenaikan berat perlu dipantau agar
tidak berlebihan atau kurang dari yang dianjurkan. Kenaikan berlebihan dapat
menyebabkan bayi terlalu besar sehingga menyulitkan proses kelahiran, dan ibu
akan mengalami kesulitan dalam diet setelah melahirkan. Sebaliknya, bila
kenaikan berat badan kurang, bayi yang dilahirkan dapat mengalami kekurangan
berat badan yaitu di bawah 2,5 kg. Ibu hamil disarankan untuk mengatur berat
badan agar tetap berada pada kondisi ideal dan tetap menjaga pola makan dengan
gizi cukup dan seimbang.
Status Gizi yang baik pada ibu hamil dapat mencegah terjadinya Berat Bayi
Lahir Rendah ( BBLR) dan stunting. Salah satu faktor yang mempengaruhi
stunting yaitu genetik dari orang tua seperti tinggi badan dan berat badan orang
tua. Indeks Masa Tubuh (IMT) digunakan sebagai indikator status gizi ibu hamil
dan dasar rekomendasi kenaikan berat badan ibu pada kehamilan.Status gizi ibu
sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang
dikandung.(Kemenkes RI,2019)
1.2 Rumusan masalah
a. Bagaimana pengaruh berat badan ibu saat mengalami kehamilan?
b. Bagaimana pemeriksaan berat badan pada ibu hamil?
c. Bagimana pengaruh indeks masa tubuh?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh berat badan ibu saat mengalami
kehamilan
b. Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan berat badan pada ibu hamil
c. Untuk mengetahui bagimana pengaruh indeks masa tubuh

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Berat Badan

A. Pengertian Berat Badan

Berat badan adalah masa tubuh seseorang. Pada tiap pemeriksaan wanita

hamil baik yang untuk pertama kali maupun yang ulangan, berat badan pasien

perlu ditimbang. Kenaikan berat badan yang terlalu mendadak dapat

merupakan tanda adanya komplikasi kehamilan yaitu pre eklamsi pada

kehamilan.

Kenaikan berat badan ibu hamil yang ideal berbeda-beda untuk setiap

orang. Kenaikan berat perlu dipantau agar tidak berlebihan atau kurang dari

yang dianjurkan. Kenaikan berlebihan dapat menyebabkan bayi terlalu besar

sehingga menyulitkan proses kelahiran, dan ibu akan mengalami kesulitan

dalam diet setelah melahirkan. Sebaliknya, bila kenaikan berat badan kurang,

bayi yang dilahirkan dapat mengalami kekurangan berat badan yaitu di bawah

2,5 kg.

Ibu hamil disarankan untuk mengatur berat badan agar tetap berada pada

kondisi ideal dan tetap menjaga pola makan dengan gizi cukup dan seimbang.

Peningkatan berat badan di trimester pertama memang relatif sedikit, tidak

naik atau bahkan berkurang karena muntah-muntah. Peningkatan berat badan

yang cukup pesat terjadi di trimester 2 dan 3, pada periode inilah perlu

dilakukan pemantauan ekstra terhadap berat badan.

4
B. Pemeriksaan Berat Badan Pada Ibu Hamil

Pemeriksaan berat badan dilakukan setiap kali ibu hamil memeriksakan

kandungannya, hal ini dilakukan untuk mengetahui pertambahan berat badan,

serta apakah pertambahan berat badan yang dialami termasuk normal atau

tidak. Pertambahan berat badan yang normal akan sangat baik bagi kondisi

ibu maupun janin. Sebaliknya, jika pertambahan berat yang dialami tidak

normal, akan menimbulkan resiko pada ibu dan janin. Bagi ibu hamil yang

mengalami pertambahan berat badan yang tidak normal, dokter atau bidan

akan memberikan saran yang sebaiknya dilakukan agar ibu hamil memperoleh

pertambahan berat badan yang normal.

C. Pengaruh Tinggi Badan Ibu Saat Mengalami Kehamilan

Mengukur tinggi badan kadang-kadang dilakukan pada ibu yang pertama

kali datang pengukuran ini bermanfaat apabila ibu datang sudah hamil muda.

Tinggi badan ini untuk menetapkan ibu itu kurus atau normal, disesuaikan

dengan berat badannya.

Para ahli dari pusat kesehatan di Universitas Harvard menemukan bahwa

terdapat hubungan antara tinggi badan bayi dengan kesehatan bayi. Para ahli

ini meyakini bahwa tinggi badan wanita berdampak pada ukuran dari rahim

atau uterus mereka. Tubuh wanita yang berukuran lebih kecil akan

menyebabkan beberapa komplikasi selama kehamilan mereka dan

mempengaruhi perkembangan bayi dalam rahim.

Data yang disediakan oleh para peneliti, kemudian dibandingkan dan

kemudian mereka mencapai pada kesimpulan bahwa tinggi badan sang ibulah

5
yang mempengaruhi beberapa indikator yang berhubungan dengan kesehatan

bayi baru lahir, termasuk adanya resiko obesitas, atau sebaliknya kurangnya

berat badan bayi, perkembangan anemia dan peluang hidup bayi.

Diketahui kemudian, bahwa wanita dengan tinggi badan di bawah 150

cm memiliki resiko kematian bayi 70 persen lebih tinggi, dibandingkan

dengan, sebagai contoh, wanita yang tinggi badannya di atas 160 cm atau

lebih.

2.2 Indeks Masa Tubuh (IMT)

A. Pengertian

IMT merupakan petunjuk untuk menentukan kelebihan berat badan

berdasarkan indeks quatelet (berat badan dalam kilogram dibagi dengan

kuadrat tinggi badan dalam meter (kg/m2)). Interprestasi IMT tergantung pada

umur dan jenis kelamin anak karena anak lelaki dan perempuan memiliki

kadar lemak tubuh yang berbeda. IMT adalah cara termudah untuk

memperkirakan obesitas serta berkolerasi tinggi dengan massa lemak tubuh,

selain itu juga penting untuk mengidentifikasi pasien obesitas yang

mempunyai risiko komplikasi medis (Pudjiadi et al, 2010).

Indeks massa tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan

antara berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang. IMT dipercayai

dapat menjadi indikator atau mengambarkan kadar adipositas dalam tubuh

seseorang. IMT tidak mengukur lemak tubuh secara langsung, tetapi

penelitian menunjukkan bahwa IMT berkorelasi dengan pengukuran secara

6
langsung lemak tubuh seperti underwater weighing dan dual energy x-ray

absorbtiometry (Grummer-Strawn LM et al.,2002).

IMT merupakan altenatif untuk tindakan pengukuran lemak tubuh karena

murah serta metode skrining kategori berat badan yang mudah dilakukan.

Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:

Menurut rumus metrik:

IMT =    Berat Badan (Kg)

[Tinggi Badan (m)]2

B. Hubungan Indeks Masa Tubuh dengan Berat Badan Lahir Bayi

IMT digunakan sebagai pedoman status gizi Ibu sebelum hamil dan

juga menentukan penambahan berat badan secara optimal. Berat badan

sebelum hamil dan perubahan berat badan selama kehamilan merupakan

parameter klinik yang penting untuk memperkirakan berat badan bayi, ibu

dengan berat badan rendah sebelum hamil atau kenaikan berat badan

rendah atau kenaikan berat badan tidak cukup banyak pada saat hamil

cenderung melahirkan bayi BBLR. seorang ibu yang sehat akan

menghasilkan anak yang sehat, status gizi Ibu menjadi faktor penentu

utama kualitas sumber daya manusia ibu yang mengalami kekurangan gizi

beresiko melahirkan bayi yang kurang gizi. janin yang mengalami

malnutrisi sejak dalam kandungan juga beresiko lebih besar untuk lahir

stanting (Kemenkes RI 2019) 

Kemenkes RI, 2019. mengemukakan bahwa batasan berat badan

normal orang dewasa ditentukan berdasarkan nilai IMT. ini merupakan alat

7
yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang

berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan.  IMT  tidak

terkait dengan jenis kelamin, berlaku untuk dewasa lebih dari 18 tahun

kategori ambang batas IMT untuk Indonesia normalnya 18,5 - 25,0 Ibu

dengan berat badan dibawah minimum dinyatakan sebagai "under weight

"atau" kekurusan "ini berisiko melahirkan bayi yang kurang gizi. janin

yang mengalami malnutrisi sejak dalam kandungan juga berisiko lebih

besar untuk lahir stanting. kelainan bawaan pada bayi dan kelahiran

prematur titik, Begitu juga dengan berat badan yang berada di atas batas

normal dinyatakan sebagai "over weight "atau kegemukan akan beresiko

terjadinya diabetes gestasional preeklamsi makrosomia pada bayi atau

kelebihan berat badan.

Kenaikan berat badan selama kehamilan direkomendasikan

berdasarkan IMT ini berpengaruh terhadap taksiran berat janin.

rekomendasi penambahan berat badan selama kehamilan Berdasarkan

indeks massa tubuh. ibu hamil dengan IMT terendah 18,5-25 rekomendasi

pertambahan berat badannya adalah 11,5 - 16  kg Lalu pada ibu hamil

dengan IMT > 25-27 rekomendasi pertambahan berat badannya adalah 7 - 

11,5. sedangkan pada ibu hamil dengan IMT obesitas <27 rekomendasi

pertambahan berat badannya adalah  7 kg. ( Prawirohardjo, 2009 )

Ibu dengan IMT kurang, seharusnya mengalami kenaikan berat badan

lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang mempunyai IMT normal

sebelum kehamilan dikarenakan kebutuhan fisiologis yang lebih besar

8
untuk mendukung kehamilan. Kenaikan berat badan yang tidak sesuai

dapat berdampak buruk bagi Ibu dan bayi. Status gizi ibu sebelum hamil

dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat.

Cukup bulan dengan berat badan yang normal. Jika status gizi ibu buruk

baik sebelum hamil dan selama hamil atau yang dikatakan Body Mass

Index (BMI) rendah, memiliki efek negatif pada hasil kehamilan, biasanya

berat badan bayi rendah atau kelahiran patern, Sedangkan pada ibu dengan

status gizi berlebih atau IMT obesitas dikatakan memiliki resiko tinggi

terhadap kehamilan seperti keguguran, preeklamsia (Firdaus dkk,2014)

9
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Kelebihan berat badan atau obesitas dapat mempengaruhi berat badan

bayi yang akan dilahirkan. Obesitas dan kekurangan berat badan dapat

mempengaruhi kesuburan. Calon ibu hamil dan ibu hamil disarankan untuk

mengatur berat badan agar tetap berada pada kondisi ideal dan tetap menjaga

pola makan dengan gizi cukup dan seimbang, karena untuk mengurangi resiko

bayi besar dan resiko lainnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Firdaus, dkk. 2014. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana

Untuk pendidikan bidan, Jakarta: EGC

Kementerian Kesehatan, RI ,2019, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019

Prawirohardjo S, 2014, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal (Saifudin AB), Jakarta:PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

2014

http://bidanku.com/pemeriksaan-kehamilan

http://www.youtube.com/watch?v=7ypk-lIWE_o

http://ibuhamil.com/diskusi-umum/25457-menghitung-berat-badan-ideal-ibu-

hamil.html

http://id.theasianparent.com/kenaikan-berat-badan-ibu-hamil/

http://www.melindahospital.com/modul/user/detail_artikel.php?id=628_Tinggi-

Badan-Ibu-Hamil-Mempengaruhi-Kesehatan-Bayi

http://ibuhamil.com/diskusi-umum/20430-tabel-kenaikan-bb-janin-bumil.html

11

Anda mungkin juga menyukai