Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH MATA KULIAH GIZI DAN DIET

DIET PADA GANGGUAN/KOMPLIKASI KEHAMILAN

Dosen : Lilis Hadiyati, S.Si.,M.Kes

Disusun Oleh :

1. Dewi Sartika Sari (4003200034)


2. Maratun Chabibah (4003200038)
3. Rizka Putri Nur.H (4003200020)
4. Wiwik Rusana (4003200027)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKes DHARMA HUSADA
BANDUNG
2021
Jl.Terusan Jakarta No.71-75, Cicaheum Kiaracondong, Kota Bandung, Jawa Barat 40282,
Bandung 40282
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap bismillahirrohmanirrohim, kami panjatkan puji syukur


kekhadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya akhirnya makalah yang
berjudul “Diet Pada Gangguan/Komplikasi Kehamilan” telah selesai disusun.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah GIZI DAN
DIET. Semoga segala upaya yang dilakukan penulis dapat membawa kebaikan Amiin ya
robbal alamin.

Dengan menyelesaikan karya tulis ini, tidak jarang kami menemui kesulitan.
Namun kami sudah berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikannya, oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak pembaca yang sifatnya
membangun untuk dijadikan bahan masukan guna penulisan yang akan datang sehingga
menjadi lebih baik lagi. Semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya.

Bandung, 07 April 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1


1.2 Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 3
2.1 Kondisi Fisiologis Dan Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil Pada Trimester Pertama ...... 3
2.2 Berbagai Macam Komplikasi Kehamilan ................................................................. 6
2.3 Dampak Difisiensi Zat Gizi ...................................................................................... 6
2.4 Ekslampsia Dan Preeklampsia .................................................................................. 10
2.5 Hiperemesis Gravidarum .......................................................................................... 11
2.6 Kehamilan Kembar ................................................................................................... 17
2.7 Diit Preeklampsia Dan Diit Hiperemesis .................................................................. 18
2.8 Komplikasi Kehamilan Anemia dan Gestional Diabetes .......................................... 21
2.9 Menu Keseharian Ibu Hamil ..................................................................................... 23
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 27

A. Kesimpulan................................................................................................................ 27
B. Saran.......................................................................................................................... 27

DAFTAR PUSAKA

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan adalah hal yang patut disyukuri. Tak heran, bila Ibu seringkali menjalani
tahapan demi tahapan kehamilan dengan antusias. Namun saking antusiasnya, tak jarang Ibu
salah kiprah dalam menyikapinya.
Karena beranggapan harus memberi makan dua orang (ibu dan janin), Ibu seringkali
menambah porsi makan Ibu secara berlebihan, tanpa terlalu memperhatikan kualitas dari
makanan itu sendiri. Padahal makan rasional dengan kuantitas dan kualitas yang sama
seimbangnya lebih dianjurkan.
Apa yang dimaksud dengan makanan yang seimbang kuantitas dan kualitasnya?
Makanan yang seimbang kuantitas maupun kualitasnya adalah makanan yang mencakup
semua zat gizi yang dibutuhkan (karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral, serta air)
dalam jumlah kalori yang sesuai dengan kebutuhan Ibu selama kehamilan.
Maka dari itu, sebelum menentukan pola makan, Ibu perlu memahami dan mengenali
terlebih dahulu kondisi tubuh Ibu, serta kebutuhan-kebutuhan Ibu maupun janin dalam
kandungan.
Pada kehamilan trimester pertama Ibu masih menyesuaikan diri dengan kehamilannya.
Namun sekalipun Ibu mengalami muntah-muntah, sebaiknya Ibu tidak mengurangi porsi dan
kualitas makanan, karena apabila pada masa trimester pertama ini Ibu hamil mengalami
kekurangan zat gizi tertentu, bukan tak mungkin akan menyebabkan gagalnya pembentukan
otak dan organ-organ penting lainnya pada janin, yang bisa menyebabkan cacat bawaan.
Mengingat pentingnya gizi di awal kehamilan, Ibu perlu memasukkan gizi seimbang,
seperti kalori, protein, serat, kalsium, zat besi dan air dalam menu sehari-hari. Selain itu, Ibu
perlu menambahkan beberapa vitamin dan mineral penting yang sangat dibutuhkan janin di
awal kehidupannya.

1
1.2 Tujuan Penulisan
Untuk melakukan asuhan keperawatan pada ibu hamil (maternitas) memerlukan sebuah
pengetahuan mendasar untuk hal tersebut. Termasuk salah satunya adalah pengkajian nutrisi
bagi ibu hamil.
Pembuatan makalah ini pun bertujuan, agar mahasiswa mampu memahami pentingnya
nutrisi pada ibu hamil khususnya dengan berbagai gangguan tertentu.
a. Mengetahui pemenuhan nutrisi bagi ibu hamil dengan gangguan eklampsia dan
pre-eklampsia.
b. Mengetahui pentingnya pemenuhan nutrisi bagi ibu hamil.
c. Memenuhi tugas pembuatan makalah pada mata ajar Ilmu Gizi.
1.3 Rumusan Masalah
a. Bagaimana kondisi Fisiologis dan kebutuhan nutrisi pada ibu hamil.
b. Apa yang dimaksud dengan eklampsia dan preeklamsia, dan hiperemesis gravidarum?
c. Bagaimana diit pada kasus eklampsia dan preeklampsia dan hiperemesis gravidarum?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kondisi Fisiologis Dan Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil Pada Trimester Pertama
Kenaikan berat badan (BB) selama kehamilan akan memengaruhi kenaikan berat janin.
Namun bukan berarti ibu hamil lantas harus makan secara berlebihan. Jelas tidak. Sebagai
informasi, kebutuhan energi pada kehamilan trimester I hanya memerlukan tambahan 100
Kal per hari (menjadi 1.900 Kal 2.000 Kal per hari). Ini berarti sama dengan menambah 1
potong (50 g) daging sapi atau 2 buah apel dalam menu sehari. Selanjutnya saat trimester II
dan III, tambahan energi yang dibutuhkan meningkat menjadi 300 Kal per hari, atau sama
dengan mengonsumsi tambahan 100 g daging ayam atau minum 2 gelas susu sapi cair.
Jadi idealnya kenaikan BB ibu hamil sekitar 500 gram per minggu. Angka ini tentu bukan
patokan mati sebab pedoman ini hanya berlaku bagi ibu yang memiliki BB normal (tinggi
badan 110). Bagi yang BB-nya di atas/di bawah rata-rata normal, tabel di bawah ini dapat
membantu mengetahui kenaikan berat badan yang dianjurkan selama 9 bulan usia kehamilan.
Namun, ibu dengan BB berlebih dan obesitas dianjurkan untuk tidak berdiet. Diet yang
tiba-tiba dapat menghambat pertumbuhan janin karena pertambahan beratnya terganggu.
Yang disarankan adalah pengaturan makan yang pas selama kehamilan. Itulah makanya BB
berlebih dan obesitas pada masa kehamilan patut diwaspadai karena dapat menimbulkan
komplikasi yakni diabetes gestasional atau preeklamsia (peningkatan tekanan darah). Risiko
kedua komplikasi ini adalah ibu dapat mengalami masa persalinan yang lebih panjang
sehingga meningkatkan kemungkinan dilakukannya tindakan.
A. Tiga Zat Gizi Penting
Selama kehamilan ada beberapa zat gizi yang kebutuhannya meningkat dan patut
mendapatkan perhatian karena amat bermanfaat bagi pertumbuhan janin. Di antaranya asam
folat, kalsium, dan zat besi.
 Asam Folat
Asam folat termasuk kelompok vitamin B yang bermanfaat untuk mengurangi NTD
(Neural Tubes Defects) atau kelainan susunan saraf pusat. Disarankan dikonsumsi semenjak
masa persiapan atau sebelum kehamilan karena pembentukan susunan saraf pusat akan
dimulai di awal kehamilan. Tak perlu khawatir, karena kelebihan asupan ini akan dibuang

3
secara otomatis. Jumlah asam folat yang dibutuhkan selama kehamilan adalah 600
mikrogram per hari per orang. Jadi ada tambahan sebanyak 200 mikrogram per hari per
orang dibanding manusia dewasa yang tidak hamil. Sumber asam folat antara lain brokoli,
gandum, kacang-kacangan, jeruk, stroberi, dan bayam. Namun, karena mengonsumsi
makanan tersebut belum menjamin terpenuhinya kebutuhan ini maka ibu hamil tetap
dianjurkan mendapat asupan suplemen asam folat.
 Kalsium
Kalsium semakin dibutuhkan ibu hamil saat memasuki trimester kedua dan ketiga
kehamilan. Pada masa inilah janin mulai tumbuh dengan pesat, terutama pembentukan tulang
dan giginya. Kebutuhannya sekitar 1.200 mg per hari (sama dengan mengonsumsi 2 gelas
susu atau 125 g keju), jauh lebih banyak dibanding kebutuhan kalsium selama tidak hamil
yang hanya 1.000 mg per hari.
Ada banyak sumber kalsium, di antaranya, telur, susu, ikan teri, ikan salmon, sardin,
sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan (kacang kedelai, kacang tanah) dan wijen. Namun,
waspadai makanan sumber kalsium yang berserat. Perlu diketahui serat yang berlebihan akan
menurunkan waktu transit makanan di dalam sel cerna sehingga mengurangi kesempatan
tubuh mengabsorpsi kalsium dengan maksimal.
Bila kebutuhan akan kalsium tidak terpenuhi, janin akan mengambil cadangan kalsium
dari tulang ibu. Akibatnya, rangka tulang akan cepat rapuh karena terjadi demineralisasi dan
ibu akan mengalami keropos tulang dini. Sedangkan dampak kekurangan kalsium secara
langsung pada janin tak ada.
 Zat Besi
Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat mengganggu metabolisme energi sehingga
dapat menyebabkan menurunnya kemampuan kerja organ-organ tubuh. Buntut-buntutnya
dapat memengaruhi perkembangan janin. Kekurangan zat besi umumnya ditandai dengan
wajah pucat, rasa lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh,
menurunnya kekebalan dan gangguan penyembuhan luka.
Mengapa banyak ibu hamil kekurangan zat besi? Sebab, memasuki trimester kedua dan
ketiga ibu mengalami "hemodilusi" (pengenceran). Hal ini terjadi karena ibu hamil
memproduksi cairan lebih banyak sehingga kebutuhan akan sel darah merahnya juga
bertambah. Kondisi ini bisa dianalogikan sebagai sirop dan air. Sirop ibarat sel darah merah

4
dan air ibarat cairan dalam tubuh ibu. Bila dalam keadaan normal, untuk membuat sirop
dibutuhkan satu gelas air putih dan dua sendok makan sirop. Namun dalam keadaan hamil
karena airnya bertambah banyak maka siropnya (sel-sel darah) pun mestinya ditambah.
Jadi tak perlu heran bila banyak ibu hamil pada trimester kedua dan ketiga membutuhkan
lebih banyak zat besi. Banyak wanita di Indonesia mengalami kekurangan zat besi, sehingga
kadar hemoglobinnya rendah. Hal ini tentu berpengaruh pada kualitas kesehatan ibu dan
janin.
Jumlah zat besi yang dibutuhkan semasa kehamilan berbeda per trimesternya. Pada
trimester pertama, tambahan akan zat besi belum dibutuhkan. Kondisi ini menguntungkan
bagi ibu hamil yang mengalami mual dan muntah karena mengonsumsi zat besi biasanya
dapat memperparah kondisi ini.
Namun memasuki trimester II, kebutuhan akan zat besi menjadi 35 mg per hari per berat
badan (sama dengan mengonsumsi segenggam kacang hijau, atau setengah genggam daun
ubi). Kemudian bertambah menjadi 39 mikrogram per hari per berat badan pada trimester
ketiga (sama dengan mengonsumsi 1 potong tempe). Untuk memenuhi kebutuhan itu
makanlah bahan makanan yang kaya akan zat besi, seperti, daging, hati, telur, serealia
tumbuk, kacang-kacangan, dan sayuran hijau.
Tabel 1.1 kenaikan berat badan yang dianjurkan pada saat kehamilan
Jumlah kenaikan berat yang
Kategori berat badan (BB)
dianjurkan
BB kurang 12-18 kg
Normal 11,3-15, 75 kg
BB berlebih 6,75-11, 25 kg
Obesitas 6,75 kg
Dari segi Ilmu Gizi memang Ibu hamil memerlukan makanan yang lebih dalam hal mutu
(kualitas) dan jumlahnya (kuantitas), mengingat makanan tersebut digunakan untuk
memenuhi kebutuhan ibu yang bersangkutan, juga untuk pertumbuhan janin yang
dikandungnya.

Perlu diketahui bahwa penanganan gizi yang baik selama hamil bertujuan untuk :

 Memperkecil komplikasi kehamilan


 Melahirkan bayi sehat
 Mempersiapkan ibu memasuki tahap persalinan dan menyusui.

5
Ada beberapa kondisi khusus yang mempengaruhi keadaan ibu hamil dengan resiko
tinggi terhadap keselamatan ibu dan bayi dalam kandungan yaitu :

 Kondisi karena kehamilan itu sendiri


 Kondisi karena penyakit yang diderita ibu sebelumnya
2.2 Berbagai Macam Komplikasi Kehamilan
a. Pre-eklampsia dan eklampsia
b. Hiperemesis gravidarum
c. Anemia
d. Gestational diabetes
e. Abortus
2.3 Dampak Defisiensi Zat Gizi
A. Kekurangan Karbohidrat

Defisiensi karbohidrat pada ibu hamil akan menyebabkan gangguan pada


pertumbuhan dan perkembangan janin, placenta dan jaringan payudara serta proses
metabolisme yang mengalami perubahan selama masa kehamilan. Akibat kekurangan
karbohidrat lainnya pada janin akan menyebabkan bayi lahir dengan berat badan lebih
ringan, pertumbuhan yang lambat, kemampuan otak kurang, gangguan psikologis,
kekurangan gizi, bahkan kekurangan karbohidrat yang berat akan menyebabkan bayi
marasmus.
B. Kekurangan Protein
Apabila ibu hamil kurang mengkonsumsi protein maka produksi air susu pun akan
berkurang. Cadangan protein dalam tubuh juga akan berkurang. Akibatnya anak yang
lahir mengalami gizi kurang dan tumbuh dengan tidak normal serta kurang cerdas.
Akibat kekurangan protein semasa kehamilan dapat berpengaruh pada bayi, bayi akan
mengalami Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT), Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), dan
perkembangan otak bayi tidak optimal.
Bagi ibu hamil yang kekurangan protein, proses konsepsi pun bisa gagal. Karena
protein yang fungsinya membangun sel-sel ini, gagal membentuk sel. Selain itu, Bumil
bisa mengalami anemia akibat janin yang kekurangan protein, karena janin mengambil
protein ibunya. Bahkan, jika bumil kekurangan protein bisa menimbulkan terjadinya
preeklampsia (keracunan kehamilan).

6
C. Kekurangan Lemak
Pada ibu hamil lemak dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin
selama dalam kandungan sebagai kalori utama. Kekurangan lemak dapat menyebabkan
dampak negative pada pertumbuhan jaringan placenta. Pada kehamilan yang normal,
kadar lemak dalam aliran darah akan meningkat pada akhir trimester III. Tubuh wanita
hamil juga menyimpan lemak yang akan mendukung persiapannya untuk menyusui
setelah bayi lahir.
D. Kekurangan Vitamin
 Kekurangan vitamin A.
Ibu hamil berisiko mengalami kekurangan vitamin A terutama selama trimester
terakhir ketika permintaan vitamin A untuk janin yang dikandung dan ibu hamil
sendiri meningkat. Asupan vitamin A yang kurang selama hamil bisa mempengaruhi
kemampuan penglihatan dan juga perkembangan paru-paru janin.
 Kekurangan Vitamin B1, B2, B3, B5 dan B6
Dampak kekurangan vitamin ini akan menimbulkan efek yang sama baik pada ibu
hamil maupun orang biasa yaitu diantaranya : B1 akan menyebabkan berbagai
gangguan seperti kulit kering dan bersisik, beri-beri, gangguan saluran pencernaan,
jantung dan system saraf, B2 akan menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh, kulit
bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah dan sariawan, B3 akan menyebabkan
kekejangan, keram otot, gangguan sistem pencernaan, muntah-muntah dan mual, B5
atau B6 akan menyebabkan kulit pecah-pecah dan bersisik, keram otot dan kesulitan
untuk tidur.
 Spina Bifida (kekurangan asam folat /B9 selama masa kehamilan)
Hampir semua kalangan tentunya mengenal vitamin B9 sebagai Asam folat.
Asam Folat atau Vitamin B9 membantu sel tubuh membentuk dan menjaga DNA.
Asam folat sangat penting untuk kesehatan salah satunya kesehatan ibu hamil dan
janin yang dikandung. Menurut salah satu hasil riset di Amerika, trimester pertama
kehamilan merupakan fase pembentukan system saraf pusat janin, termasuk otak dan
sumsum tulang belakang. Dan pada masa kehamilan, kebutuhan tubuh akan asam
folat meningkat. Hal ini karena asam folat berguna dalam proses metabolism tubuh,
produksi heme untuk menghasilkan hemoglobin.  Namun, faktanya di masa-masa

7
awal pertumbuhan janin ini (trimester pertama) banyak wanita yang belum menyadari
bahwa dirinya sedang hamil (biasanya kehamilan baru disadari setelah minggu ke-5
atau ke-6). 
Kekurangan (deficiency) asam folat selama kehamilan dapat menyebabkan bayi
/janin mengalami spina bifida , suatu Neural Tube Defects (NTDs) yaitu adanya
celah pada tulang belakang karena gagal tertutupnya tabung saraf tulang belakang
pada hari ke-38 pasca konsepsi (pembuahan). Resiko NTDs dapat dikurangi hingga
80 % dengan konsumsi asam folat yang cukup sebelum dan selama kehamilan. Spina
Bifida merupakan suatu masalah tulang belakang, dimana saraf-saraf yang
mengontrol fungsi gerak dan fungsi-fungsi tubuh lainnya tidak berjalan dengan
sempurna. Anak-anak yang mengalami spina bifida ini akan memiliki kecacatan
seumur hidup, dan mereka juga membutuhkan banyak tindakan operasi selama
hidupnya.
Agar janin tidak mengalami Spina bifida, Ibu Hamil sangat dianjurkan untuk
memenuhi asupan vitamin B9 atau Asam Folat. Sumber alami  dari Vitamin B9
adalah sayuran hijau, gandum, buncis, kelapa, daging, ikan, hati, jeruk, jamur,
kacang, dan ragi.  
 Kekurangan vitamin B12.
Vitamin B12 diperlukan tubuh untuk membentuk DNA, RNA, lemak dan
beberapa hormon serta protein yang berperan penting untuk membentuk sel darah
merah dan menjaga saraf tetap bekerja dengan baik.
Selama hamil cadangan vitamin B12 dalam tubuh kemungkinan habis yang
membuatnya berisiko mengalami defisiensi. Kekurangan vitamin B12 bisa
menyebabkan komplikasi pada kehamilannya.
 Kekurangan Vitamin C
Jika kekurangan / defisiensi vitamin C dapat mengakibatkan keracunan
kehamilan, ketuban pecah dini (KPD). Vitamin C berguna untuk mencegah terjadinya
ruptur membran, sebagai bahan semen jaringan ikat dan pembuluh darah. Fungsi lain
dapat mengakibatkan absorbsi zat besi non hem, meningkatkan absorbsi suplemen
besi dan profilaksis perdarahan post partum. Kebutuhannya 10 mg/hari lebih tinggi
dari ibu tidak hamil.

8
 Kekurangan kalsium dan vitamin D.
Kebutuhan kalsium dan vitamin D akan meningkat selama kehamilan untuk
mendukung pertumbuhan dan perkembangan tulang serta gigi bayi. Jika asupan
kalsium dan vitamin D tidak mencukupi, maka bayi akan mengambilnya dari tulang
ibu. Hal ini meningkatkan risiko osteoporosis pada ibu dan infeksi pernapasan pada
bayi.
 Kekurangan Vitamin E
Kekurangan vitamin E akan menyeabkan sel darah merah terbelah. Proses ini
disebut hemolisis eritrodit dan dapat dihindari dengan vitamin E. Akibat lain
kekurangan vitamin E adalah : perubahan degeneratif pada sistem saraf dan otot,
kelemahan dan kesulitan berjalan, nyeri pada otot betis, gangguan penglihatan,
anemia, retensi cairan (odem), kelainan kulit.
Pada bayi, kekurangan vitamin E dapat menyebabkan kelainan yang mengganggu
penyerapan lemak pada bayi yang prematur dan kekurangan gizi. Namun kekurangan
vitamin E sesungguhnya sangat jarang terjadi karena vitamin ini banyak terdapat
dalam makanan, terutama dalam minyak sayur. Pada manusia kekurangan vitamin E
bisa disebabkan karena diet yang sangat buruk dalam jangka waktu lama.
 Kekurangan Vitamin K
Kecenderungan terjadinya perdarahan akibat gangguan proses koagulasi yang
disebabkan oleh kekurangan vitamin K atau dikenal dengan Vitamin K Deficiency
Bleeding (VKDB). PDVK adalah terjadinya perdarahan spontan atau perdarahan
karena proses lain seperti pengambilan darah vena atau operasi yang disebabkan
karena berkurangnya aktivitas faktor koagulasi yang tergantung vitamin K (faktor II,
VII, IX dan X) sedangkan aktivitas faktor koagulasi yang tidak bergantung pada
vitamin K, kadar fibrinogen dan jumlah trombosit masih dalam batas normal.
 Kekurangan Mineral
Kekurangan mineral pada ibu hamil dapat menyebabkan terganggunya
pertumbuhan dan perkembangan janin serta proses diferensiasi sel. Tak Cuma itu
tambahan zat gizi lain yang penting juga dibutuhkan nuntuk membantu proses
metabolism energy menjadi terganggu.
2.4 Eklampsia Dan Preeklampsia

9
Gejala-gejala subjektif yang dapat timbul berupa sakit kepala didaerah prontal, diplopia,
penglihatan kabur, nyeri didaerah epigastrium, mual dan muntah. Hal ini menunjukkan akan
terjadinya eklampsia.
A. Diagnosis
Diagnosis didasarkan adanya trias yaitu hipertensi, edema dan proteinuria.
Diagnosis diperensial antara preeklamsia dengan hipertensi menahun atau penyakit
ginjal tidak jarang menimbulkan kesukaran. Pada hipertensi menahun ditemukan adanya
tekanan darah yang tinggi sebelum hamil, pada kehamilan muda atau 6 bulan postpartum.
Pada pemeriksaan funduskopi ditemukan perdarahan dan eksudet pada hipertensi
menahun. Untuk penyakit ginjal proteinuria timbul sebelum hamil sedang pada
preeclampsi jarang timbul sebelum trimester 3.
B. Pencegahan
Perlu diwaspadai adanya kemungkinan preeclampsia pada wanita hamil yang
mempunyai faktor yang predisposisi. Walaupun timbul preeclampsia tidak dapat dicegah
sepenuhnya, namun frekuensinya dapat dikurangi dengan pemberian penerangan dan
pelaksanaan pengawasan yang baik pada wanita hamil. Penerangan tentang manfaat
istirahat dan diet berguna dalam pencegahan. Istirahat, mengurangi pekerjaan sehari-hari
seperti diet tinggi protein, rendah lemak, karbohidrat, garam dan penambahan berat
badan yang tidak berlebihan.
1. Preeklampsia Ringan
 Definisi
Timbulnya hifertensi yang khas untuk kehamilan merupakan penyakit
hifertensip yang akut pada wanita hamil dan wanita dalam nifas akan timbulnya
hipertensi disertai proteinuri dan edema akibat kehamilan setelah umur
kehamilan 20 mmg.
 Diagnosis
a. Tekanan sistolis 140 mmHg tekanan kenaikan diatas 30 mm bahkan
tekananya beda dari biasanya. Tekanan diastolis 90 mmHg bahkan
kenaikannya mencapai 15 mm diatas tekanan yang biasa. Tekanan darah
yang meninggi ini sekurangnya diukur 2 kali dengan antara 6 jam.

10
b. Proteinuria ialah protein lebih dari 0,3 g/1 dalam urine 24 jam atau lebih
dari 1 g/1 pada urine yang sembarangan. Urin yang diambil untuk
pemeriksaan harus urine yang bersih atau urine yang diperoleh dengan
penyadapan.
c. Udema yang tetap pada jari tangan dan mata.
2. Preeklampsi Berat
Timbulnya hipertensi >106/>110 mmHg disertai proteinuri dan edema setelah
umur kehamilan 20 minggu, dan paling sering terjadi pada primigravida yang
muda penyakit ini timbul pada seorang primigravida dan biasanya ada factor-
faktor predisposisi seperti hipertensi, diabetes ( DM ) atau kehamilan ganda.
Gejala-gejala pada preeklampsi diantaranya:
a. Hipertensi: Gejala yang paling dulu timbul ialah hypertensi sebagai batas
diambil tekanan darah 140 mm sistolis dan 90 mm diastolis tapi juga
kenaikan sistolis 30 mm atau diastolis 15 mm diatas tekanan yang biasa
merupakan pertanda diambilnya darah.
b. Oedema: Timbulnya oedema didahului oleh tambah berat badan yang
berlebihan, penambahan berat badan ½ pada seorang yang hamil itu
dianggap normal, tapi kalau mencapai 1 kg seminggu atau 3 kg dalam
sebulan preeklampsi harus dicurigai karena pertambahan berat badan yang
sekonyong-konyong ini disebabkan retensi air dalam jaringan dan
kemudian baru oedema nampak dan oedema ini tidak hilang dengan
istirahat.
c. Proteinuria: Proteinuria sering ditemukan pada preeklampsi bentuknya
rupa-rupa karena vasospasmus pembuluh-pembuluh darah ginjal,
proteinuria biasnya timbul lebih lambat dari hypertensi dan tambah berat.
3. Eklampsia
Eklampsia adalah terjadinya konfulsi atau koma pada pasien disertai tanda dan
gejala preeclampsia konvulsi atau koma dapat muncul tanpa didahului gangguan
neurologis. Ibu yang mengalami hipertensi kronis bisa mengalami preeklampsia
atau eklampsia pada ibu hipertensi kronis meningkatkan morbiditas dan motalitas
maternal dan perinatal. ACOG merekomendasikan supaya diagnosis preeklampsia

11
pada hipertensi kronis ini dibuat berdasarkan peningkatan tekanan darah yang
disertai proteinuria atau edema umum ( Consensus Report, 1990 ).
Perkembangan hipertensi selama masa hamil selama 24 jam pertama nifas
tanpa tanda preeklampsia atau hipertensi sementara kemungkinan bisa menjadi
hipertensi esensial dikemudian hari.
Secara etiologi preeclampsia ialah suatu kondisi yang hanya terjadi pada
kehamilan manusia tanda dan gejala timbul hanya selama masa hamil dan
menghilang dengan cepat setelah janin dan plasenta lahir. Tidak ada profil
tertentu yang mengidentipikasi wanita yang akan menderita preeclampsia.
2.5 Hiperemesis Gravidarum
A. Pengertian
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk,
karena terjadi dehidrasi. (Rustam Mochtar, 1998).
Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat dan bahkan
malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Hiperemesis Gravidarum (vomitus yang
merusak dalam kehamilan) adalah nausea dan vomitus dalam kehamilan yang
berkembang sedemikian luas sehingga terjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan
berat badan. (Ben-Zion, MD, hal : 232) Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang
terjadi secara berlebihan selama kehamilan. (Hellen Farrer, 1999, hal:112
B. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian
adalah 3,5 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan ( Rustan
Mochtar, 1998 ) antara lain yaitu:
1. Faktor organik, yaitu karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolik akibat kehamilan serta resistensi yang menurun dari pihak ibu
terhadap perubahan-perubahan ini serta adanya alergi, yaitu merupakan salah satu
respon dari jaringan ibu terhadap janin.
2. Faktor Psikologik. Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah
tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan,

12
takut terhadap tanggungan sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang
dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap
keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup
3. Faktor endokrin lainnya yaitu hipertiroid, diabetes, peningkatan kadar HCG dan lain-
lain.
C. Patologi
Pada otopsi wanita meninggal karena hiperemesis gravidarum diperoleh keterangan
bahwa terjadinya kelainan pada organ-organ tubuh adalah sebagai berikut:
1. Pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa nekrosis.
2. Hepar jantung atrofi, menjadi lebih kecil dari biasa. Kadang kala dijumpai perdarahan
sub-endokardial.
3. Jantung terdapat bercak-bercak perdarahan pada otak dan kelainan seperti pada
ensepalopati Wirnicke.
4. Otak ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada tubuli kontorti.
5. Ginjal.
D. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi
pada trimester I. Bila terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan dehidrasi dan tidak
imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Hiperemesis gravidarum ini dapat
mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi.
Karena okisidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam
aseto-asetik, asam hidroksida butirik, dan aseton dalam darah. Muntah menyebabkan
dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang.
Natrium dan klorida darah turun. Selain itu, dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi,
sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan
dan oksigen ke jaringan berkurang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Di
samping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada
selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan
gastrointestinal.
E. Tanda dan Gejala

13
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak
ada kesepakatan. Ada yang mengatakan, bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan tetapi,
apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis gravidarum.
Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan,
yaitu:
1. Tingkatan I (Ringan)
a. Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita.
b. Ibu merasa lemah.
c. Nafsu makan tidak ada.
d. Berat badan menurun.
e. Merasa nyeri pada epigastrium.
f. Nadi meningkat sekitar 100 per menit.
g. Tekanan darah menurun.
h. Turgor kulit berkurang.
i. Lidah mengering.
j. Mata cekung.
2. Tingkatan II (sedang)
a. Penderita tampak lebih lemah dan apatis.
b. Turgor kulit mulai jelek.
c. Lidah mengering dan tampak kotor.
d. Nadi kecil dan cepat.
e. Suhu badan naik (dehidrasi).
f. Mata mulai ikteris.
g. Berat badan turun dan mata cekung.
h. Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria, dan kontipasi.
i. Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria.
3. Tingkatan III ( Berat )
a. Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma).
b. Dehidrasi hebat.
c. Nadi kecil, cepat dan halus.
d. Suhu meningkat dan tensi turun.

14
e. Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenalsebagai ensepalopati
Wernicke, dengan gejala nistagmus, diplopia, dan penurunan mental.
f. Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati.
F. Penanganan
1. Pencegahan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan
memberikan penerapan tentang kehamiloan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologi. Hal itu dapat dilakukan dengan cara :
a. Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang
fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4
bulan.
b. Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan dalam
jumlah kecil tetapi sering.
c. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk
makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
d. Hindari makan yang berminyak dan berbau lemak.
e. Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas ataupun terlalu
ingin.
f. Usahakan defekasi teratur.
2. Terapi obat-obatan
Apabila dengan cara di atas keluhan dan gejala tidak berkurang diperlukan
pengobatan.
a. Tidak memberikan obat yang teratogen.
b. Sedetiva yang sering diberikan adalah Phenobarbital.
c. Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6.
d. Anthistaminika seperti dramamin, avomin.
e. Pada keadaan berat, antiemetik seperti disiklomin hidrokhloride atau
khlorpromasin.
3. Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di rumah sakit.
Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :
a. Isolasi

15
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah, dan
peredaran udara baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat
dan dokter saja yang boleh masuk. Catat cairan yang keluar dan masuk.
Kadang-kadang isolasi dapat mengurangi atau menghilangkan gejala ini tanpa
pengobatan.
b. Terapi psikologik
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal,
dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir. Yakinkan penderita bahwa
penyakit dapat disembuhkan dan dihilangkan masalah atau konflik yang
kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
c. Terapi parental
Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat, dan protein
dengan glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari.
Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks
dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam
amino secara intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan yang masuk dan
dikeluarkan. Berikan pula obat-obatan seperti yang telah disebutkan di atas.
d. Terminasi kehamilan
Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur.
Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan
memburuk.
Delirium, kebutaan, takhikardi, ikterius, anuria, dan perdarahan
merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu
dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan
abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh
dilakukan terlalu cepat, tetapi di lain pihak tidak boleh menunggu sampai
terjadi gejala irreversibel pada organ vital.

G. Prognosis

16
Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat mamuaskan.
Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat,
penyakit in dapat mengancam jiwa ibu dan janin.
2.6 Kehamilan Kembar
Seperti juga semua kehamilan baik kehamilan tunggal atau kembar mempunyai resiko,
dan memang untuk kehamilan kembar resiko menjadi lebih tinggi. Tapi tentu saja bukan
saatnya untuk menjadi kuatir setiap waktu,  kehamilan kembar ini juga adalah Anugerah dan
anda tidak dapat mencegah untuk mendapatkan kehamilan kembar ini.  Tetapi anda dapat
mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk menghadapi kehamilan kembar anda dan
resikonya.
Persiapan yang dapat dilakukan untuk kehamilan kembar yang sehat ;
 Nutrisi yang mencukupi:  BBLR atau berat badan lahir rendah adalah salah satu dari
kebanyakan permasalahan dengan kelahiran kembar.  Dengan memberikan nutrisi
makanan yang cukup dan sehat  dengan diet yang seimbang, akan membantu
menurunkan kemungkinan komplikasi.  Makan dengan nutrisi yang mencukupi,
dalam kehamilan ini anda memerlukan tambahan 300 - 500 kalori perhari, makan
dengan variasi makanan seimbang.
 Pemeriksaan Antenatal Care yang teratur: Setiap kehamilan sebaiknya melakukan
pemeriksaan antenatalcare yang teratur sehingga dokter dapat melakukan
pemeriksaan dan pemantauan terhadap kehamilan baik ibu dan bayi.  Begitu juga
untuk kehamilan kembar anda perlu untuk melakukan pemeriksaan ANC yang teratur
sesuai jadwal yang diberikan untuk memonitor kehamilan kembar anda sehingga
dapat membantu untuk menurunkan resiko atau komplikasi yang berhubungan
dengan kehamilan kembar.  Dengan melakukan pemeriksaan ANC teratur anda dapat
lebih yakin bahwa anda dalam monitor dan penanganan medis yang terbaik sedapat
mungkin.
 Istirahat Yang Cukup: Pada kehamilan kembar tubuh anda bekerja dua kali lebih
keras, untuk itu anda juga memerlukan istirahat dua kali lebih banyak.  Cobalah untuk
mencari waktu untuk beristirahat selama aktivitas anda sehari-hari.  Carilah bantuan
untuk melakukan pekerjaan rumah tangga anda. Dokter anda mungkin akan

17
menganjurkan anda untuk mengambil cuti kerja lebih awal bila anda bekerja, dan
bahkan mungkin untuk melakukan istirahat tidur dirumah
2.7 Diit Preeklamsia Dan Diit Hiperemesis
A. Diet Preeklamsia
 Tujuan Diet:
Mencapai & mempertahankan status gizi normal, mencapai & mempertahankan
tekanan darah normal, mencegah & mengurangi retensi garam/air, mencapai
keseimbangan nitrogen, menjaga agar penambahan berat badan tdk melebihi normal,
mengurangi & mencegah timbulnya factor resiko lain pd saat hamil/setelah
melahirkan.
 Syarat diet:
1. Energy & semua zat gizi cukup sesuai kemampuan pasien.
2. Pertambahanan energy tdk>300 kkal dari makanan sebelum hamil.
3. Garam diberikan rendah sesuai berat ringannya retensi garam/air. Pertambahanan
BB diusahakan seimbang.
4. Protein tinggi, 1,5-2 gr/kg BB.
5. Lemak & KH cukup. Vitamin cukup terutama vit.c & B6 sedikit lebih tinggi,
mineral cukup terutama kalium & kalsium.
6. Bentuk makanan sesuai kemampuan pasien.
7. Cairan 2500 ml/hr. pada keadaan oliguria, cairan dibatasi & disesuaikan dengan
cairan yang keluar melalui urin, muntah, keringat & pernapasan.
 Macam Diet Preeklampsia
 Diet Preeklampsia I
o Diberikan kepada pasien dengan preeklampsia berat.
o Makanan diberikan dalam bentuk cair, yang terdiri dari susu dan sari buah.
o Jumlah cairan diberikan paling sedikit 1500 ml sehari per oral dan
kekurangannya diberikan secara parental.
o Makanan ini kurang energi dan zat gizi karena itu hanya diberikan 1 – 2
hari.

18
 Diet Preeklampsia II
o Sebagai makanan perpindahan dari diet preeklampsia I atau kepada pasien
preeklampsia yang penyakitnya tdk begitu besar.
o Makanan berbentuk saring atau lunak.
o Diberikan sebagai diet rendah garam I.
o Makanan ini cukup energi dan zat gizi lainnya.
 Diet Preeklampsia III
o Sebagai makanan perpidahan dari diet preeklampsia II atau kepada pasien
dengan preeklampsia ringan.
o Makanan ini mengandung protein tinggi dan rendah garam .
o Diberikan dalam bentuk lunak atau biasa .
o Jumlah energi harus disesuaikan dengan kenaikan berat badan yang boleh
lebih dari 1 kg per bulan .

Tabel 2.2 contoh menu makan sehari ibu hamil diit preeklampsia
Makan pagi Makan siang Makan malam
  Nasi tim   Nasi Tim   Nasi Tim
  Telur ceplok   Daging bb Terik   Ikan bb Kuning
  Tumis Kacang Panjang   Tempe bacem   Gadon Tahu
  Taoge   Buah   Tumis Kangkung
  Buah

Rasa yang kurang enak bisa diperbaiki dengan penggunaan bumbu alami seperti bawang,
lengkuas dan lain-lain yang memberikan rasa sedap pada makanan atau dengan cara pengolahan
seperti dipanggang dan sebagainya

B. Diet Hiperemesis Gravidarum


 Tujuan
Diet pada hiperemesis gravidarum bertujuan untuk mengganti persediaan
glikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara berangsur memberikan makanan
berenergi dan zat gizi yang cukup.

19
 Syarat

Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat, diantaranyan adalah:


a)      Karbohidrat tinggi
b)      Lemak rendah
c)      Protein sedang
d)     Makanan diberikan dalam bentuk kering; pemberian cairan disesuaikan
dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari
e)      Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan, dan diberikan
sering dalam porsi kecil
f)       Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalkan pada makan
malam dan selingan malam
g)      Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien
 Macam-macam Diet
Ada 3 macam diet pada hiperemesis gravidarum,yaitu:
 Diet Hiperemesis I
Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis
gravidarum berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau
rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama
makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Karena pada diet ini zat gizi yang
terkandung di dalamnya kurang, maka tidak diberikan dalam waktu lama.
 Diet Hiperemesis II
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet
diberikan secara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan makanan
yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersamaan dengan
makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat
memenuhi kebutuhan gizi kecuali kebutuhan energi.
 Diet Hiperemesis III
Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum
ringan. Diet diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh

20
diberikan bersama makanan. Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan
energi dan semua zat gizi.
 Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah :
a. Roti panggang, biskuit, crackers
b. Buah segar dan sari buah
c. Minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer
 Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III adalah makanan yang
umumnya merangsang saluran pencernaan dan berbumbu tajam. Bahan makanan
yang mengandung alkohol, kopi, dan yang mengadung zat tambahan (pengawet,
pewarna, dan bahan penyedap) juga tidak dianjurkan.
 Karakteristik Ibu Hamil yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum
 Gravida
o Faktor presdisposisi yang sering ditemukan sebagai penyebab hiperemesis
o gravidarum adalah pada primigravida (Prawihardjo, 2005).
o Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kejadian hiperemesis
gravidarum lebih sering dialami oleh primigravida daripada multigravida, hal
ini berhubungan dengan tingkat kestresan dan usia si ibu saat mengalami
kehamilan pertama (Nining, 2009).
o Hiperemesis gravidarum terjadi 60-80% pada primigravida dan 40-60% pada
multigravida (Arief.B, 2009).
2.8 Komplikasi Kehamilan Anemia Dan Gestional Diabetes
A. Anemia
Anemia juga biasa dialami oleh ibu hamil. Hal ini umumnya disebabkan adanya
kekurangan zat besi. Pada kehamilan awal, disarankan untuk memeriksa darah, apakah
ibu mengidap anemia atau tidak.
 Gejala:
 Cepat lelah
 Wajah pucat
 Sulit bernafas
 Seperti ingin pingsan

21
 Faktor resiko:
 Ibu hamil yang kurang nutrisi
 Ibu hamil yang sulit makan karena mual dan muntah
 Kehamilan kembar
 Kehamilan dengan jarak yang berdekatan dengan kehamilan sebelumnya.
 Pengobatan atau makanan yang baik:
 Vit B12 dengan asam folat sangat penting untuk metabolisme intra sel
Dibutuhkan untuk sintesis DNA yang normal
 Folat terdapat pada setiap jenis makanan dengan kadar tertinggi dalam hati, ragi
dan daun hijau yang segar. Folat mudah rusak dengan pengolahan (pemasakan)
makanan
 Mengkonsumsi vitamin zat besi yang disarankan dokter SpOG untuk
mengatasinya.
 Bantu dengan makanan yang kaya zat besi seperti daging merah, bayam dan
buah-buahan kering
B. Gestational Diabetes
Gestational Diabetes yaitu kehamilan dimana ibu hamil mengalami kadar gula darah
yang tinggi karena tubuh tidak cukup memproduksi cukup insulin. Insulin adalah sebuah
hormon yang dibuat oleh pankreas yang membuat sel merubah gula menjadi energi atau
bahan bakar yang berguna. Apabila diabetes saat hamil tidak diobati, akan mempengaruhi
janin. Bayi akan lahir dengan berat berlebih atau besar.
 Faktor resiko:
 Ibu hamil yang sebelumnya sudah mengidap diabetes
 Kegemukan
 Ibu hamil di usia matang
 Ibu hamil dengan riwayat diabetes dalam keluarga
 Gejala:
 Rasa haus dan lapar yang berlebihan
 Sering buang air kecil
 Kenaikan tekanan darah

22
 Gula dalam urin
 Kelelahan
 Cara mengatasi:
Caranya dengan diet ketat untuk mengurangi berat badan, olah raga teratur
dan kontrol gula darah secara teratur
2.9 Menu Keseharian Ibu Hamil
Makanan dengan gizi seimbang dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak sebagai
sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai
zat pengatur. Kebutuhan nutrien akan meningkat selama hamil, namun tidak semua
kebutuhan nutrien meningkat secara proporsional.

Hal yang perlu diperhatikan ibu hamil dalam mengatur menu makanan selama hamil,
antara lain:

a. Menghindari mengkonsumsi makanan kaleng, makanan manis yang berlebihan, susu


berlemak dan makanan yang sudah tidak segar.
b. Ibu hamil sebaiknya makan teratur sedikitnya tiga kali sehari.
c. Hidangan yang tersusun dari bahan makanan bergizi.
d. Mempergunakan aneka ragam makanan yang ada.
e. Memilih dan membeli berbagai macam bahan makanan yang segar.
f. Mengurangi bahan makanan yang banyak mengandung gas, seperti sawi, kool, kubis
dan lain-lain.
g. Mengurangi bumbu yang merangsang, seperti pedas, santan kental.
h. Menghindari merokok dan minum-minuman keras.

Pada dasarnya menu makanan untuk ibu hamil, tidak banyak berbeda dari menu sebelum
hamil. Oleh karena itu, diharapkan tidak ada kesulitan dalam pengaturan menu selama hamil.

Bahan makanan yang dianjurkan dikonsumsi dalam sehari, antara lain:

Kelompok Bahan Makanan Porsi


Roti, serealia, nasi dan mie 6 piring/porsi
Sayuran 3 mangkuk
Buah 4 potong
Susu, yoghurt dan atau keju 2 gelas
Daging, ayam, ikan, telur dan kacang- 3 potong

23
kacangan
Lemak, minyak 5 sendok teh
Gula 2 sendok makan

Kebutuhan makanan ibu hamil per hari (sumber: Widya Karya Pangan dan Zat Gizi
Indonesia)

Jenis Makanan Jumlah yang Dibutuhkan Jenis Zat Gizi


Sumber zat 10 porsi nasi/pengganti
tenaga 2 sdm gula Karbohidrat
(karbohidrat) 4 sdm minyak goreng
7 porsi terdiri dari:
Sumber zat
2 ptg ikan/daging, @ 50 gr
pembangun dan Protein, vitamin
3 ptg tempe/tahu, @50-75 gr
mineral
1 porsi kacang hijau/merah
7 porsi terdiri dari :
Sumber zat 4 porsi sayuran berwarna @ Vitamin dan
pengatur 100 gr mineral
3 porsi buah2an @ 100 gr
Karbohidrat,
Susu 2-3 gelas lemak, protein,
vitamin dan mineral

Contoh menu makanan dalam sehari bagi ibu hamil

Bahan Porsi Jenis Hidangan


Makanan Hidangan
Sehari
Nasi 5 + 1 porsi Makan pagi: nasi 1,5 porsi (150
Sayuran 3 mangkuk gram) dengan ikan/daging 1 potong
Buah 4 potong
sedang (40 gram), tempe 2 potong
sedang (50 gram), sayur 1 mangkok
dan buah 1 potong sedang
Tempe 3 potong Makan selingan: susu 1 gelas
Daging 3 potong

24
dan buah 1 potong sedang
Susu 2 gelas Makan siang: nasi 3 porsi (300
Minyak 2 gelas gram), dengan lauk, sayur dan buah
Gula 2 sendok
sama dengan pagi
makan
Selingan: susu 1 gelas dan buah 1
potong sedang
Makan malam: nasi 2,5 porsi (250
gram) dengan lauk, sayur dan buah
sama dengan pagi/siang
Selingan: susu 1 gelas

Menu di atas dapat divariasikan dengan bahan makanan penggantinya, sebagai berikut:

Jenis Bahan Makanan Pengganti


Roti 3 potong sedang (70 gram), kentang 2
biji sedang (210 gram), kue kering 5 buah besar
(50 gram), mie basah 2 gelas (200 gram),
1 porsi nasi (100 gram)
singkong 1 potong besar (210 gram), jagung biji
1 piring (125 gram), talas 1 potong besar (125
gram), ubi 1 biji sedang (135 gram)
1 potong kecil ikan asin (15 gram), 1 sendok
makan teri kering (20 gram), 1 potong sedang
1 potong sedang ikan ayam tanpa kulit (40 gram), 1 buah sedang hati
(40 gram) ayam (30 gram), 1 butir telur ayam negeri (55
gram), 1 potong daging sapi (35 gram), 10 biji
bakso sedang (170 gram) dan lainnya
1 mangkuk (100 gram) Buncis, kol, kangkung, kacang panjang,
sayuran wortel, labu siam, sawi, terong dan lainnya.
1 potong buah 1 potong besar papaya (110 gram), 1 buah
pisang (50 gram), 2 buah jeruk manis (110
gram), 1 potong besar melon (190 gram), 1
potong besar semangka (180 gram), 1 buah apel
(85 gram), 1 buah besar belimbing (140 gram),

25
1/4 buah nenas sedang (95 gram), 3/4 buah
mangga besar (125 gram), 9 duku buah sedang
(80 gram), 1 jambu biji besar (100 gram), 2
buah jambu air sedang (110 gram), 8 buah
rambutan (75 gram), 2 buah sedang salak (65
gram), 3 biji nangka (45 gram), 1 buah sedang
sawo (85 gram), dan lainnya.
Tahu 1 potong besar (110 gram), 2 potong
oncom kecil (40 gram), 2 sendok makan kacang
hijau (20 gram), 2,5 sendok makan kacang
2 potong sedang tempe
kedelai (25 gram), 2 sendok makan kacang
(50 gram)
merah segar (20 gram), 2 sendok makan kacang
tanah (15 gram), 1,5 sendok makan kacang
mete (15 gram), dan lainnya.
4 sendok makan susu skim (20 gram), 2/3
1 gelas susu sapi (20 cc) gelas yogurt non fat (120 gram), 1 potong kecil
keju (35 gram), dan lainnya.
avokad 1/2 buah besar (60 gram), 1 potong
Minyak kelapa 1 kecil kelapa (15 gram), 2,5 sendok makan
sendok the (5 gram) kelapa parut (15 gram), 1/3 gelas santan (40
gram), dan lainnya.
Gula pasir 1 sendok
1 sendok makan madu (15 gram)
makan (13 gram)

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Masa kehamilan adalah sesuatu yang sangat ditunggu oleh banyak pasangan yang
telah menikah, sehingga kadang kala mereka melakukan apa saja demi kesehatan
ibu dan janin, namun kadang kala apa yang mereka lakukan terlalu berlebihan dan
terlihat salah kaprah.
2. Preeklampsia, eklampsia, dan hiperemesis gravidarum adalah komplikasi yang
dapat terjadi pada saat kehamilan. Ketiga gangguan ini sangat berpengaruh pada
26
asupan nutrisi klien. Di mana perlu diatur diit seimbang bagi pasien-pasien
dengan gangguan tersebut.
3. Lemak, karbohidrat dan protein adalah sumber energi utama bagi ibu hamil.
Kemudian tiga zat gizi penting yang terkandung dalam makanan, seperti asam
folat, zat besi dan kalsium sangat berperan penting bagi kehamilan baik bagi ibu
maupun bagi kehidupan awal janin.
B. Saran
Pengetahuan tentang gangguan pada masa kehamilan sangatlah penting, baik bagi
para perempuan yang kelak menjadi calon ibu, dan bagi para mahasiswa laki-laki
yang akan menjadi seorang bapak. Pemahaman kita tidak hanya dituntut karena
sebatas profesi saja yang mengaruskan, namun lebih kepada kita sebagai calon orang
tua, yang mampu peduli pada kesehatan pasangan dan buah hati kita.
Semoga makalah ini menjadi salah satu pegangan untuk hal itu, dan menjadi salah
satu referensi dalam mata ajar Ilmu Gizi dan referensi bagi calon orang tua yang
membutuhkan.

27
DAFTAR PUSTAKA

Anna Rofiatun, M. 2015. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Ibu Hamil di BPM Suminten Pule
Mantingan Ngawi.

Christianingrum. 2005. Gizi untuk Kebutuhan. Jakarta, Puspa Swara

Chomariah. 2012. Makanan Sehat Seimbang Bagi Ibu Hamil. Kompas Gramedia. Jakarta

Supriasih, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta. EGC

Haryanto,dkk. 2000. Makanan sehat untuk ibu hamil. Jakarta, Puspa Swara Hani, Ummi. 2010. Asuhan
Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis ,Jakarta: Salemba

Nur, I. Karya Tulis Ilmiah Tentang Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Nutrisi Dalam
Kehamilan. http://dsyme.blogspot.om diakses tanggal 07 Februari 2017

Noviana, A. 2015. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional. http: //
www.hukum online.com. diakses tanggal 28 Februari 2017. Kementrian Kesehatan RI. 2013. Riset
Kesehatan Dasar 2013. Jakarta. Kementrian Kesehatan RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun
2013 , Jakarta.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC.

Notoadmodjo, S. 2010. Pendidikan Dan Prilaku Kesehatan. Jakarta Rineka Cipta.

Proverawati dan Asfuah. 2009. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika. Survey
Demografi Kesehatan Indonesia 2012.

Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan
Pengukuran Pengetahuan , Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika World health
Organization (WHO). 2014.

Maternal Mortality. Diakses tanggal 06 Februari 2017.

Wiknjosastro H. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai