Pengertian
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak
mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun
komunikasi dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak
mengalami kesulitan dalam berhubungan secara spontan dengan orang lain yang di
manifestasikan dengan mengisolasi diri, tidak ada perhatian dan tidak sanggup
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang
karena orang lain mengatakan sikap yang negative dan mengancam (Towsend,1998
pesan (stimulus) yang diterima, dan tidak mampu memberi respons yang sesuai
tidak sesuai dengan stimulus dari luar, jawaban tidak sesuai dengan realitas (Keliat,
2011).
B. Mekanisme Koping
C. Sumber Koping
Sumber koping merupakan suatu evaluasi terhadap pilihan koping pada strategi
yang lebih luas seperti dalam keluarga dan teman, hubungan dengan hewan
D. Pengkajian keperawatan
1. Identitas klien
3. Faktor predisposisi
a) Genogram
b) Konsep diri
c) Hubungan sosial
d) Spiritual
acak-acakan.
dibuatnya.
diam.
ditemukan.
6. Kebutuhan sehari-hari
B. ETIOLOGI
Gangguan ini terjadi karena adanya faktor predisposisi dan faktor presipitasi.
tertekan, keadaan yang seperti ini akan menimbulkan dampak seseorang tidak ingin
untuk berkomunikasi dengan orang lain, suka menyendiri, lebih suka berdiam diri dan
A. Faktor predisposisi
masalah ini adalah orang yang tidak berhasil memisahkan dirinya dari orang
Isolasi sosial merupakan faktor utama dalam gangguan hubungan. Hal ini
akibat dari transiensi norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang
lain, atau tidak menghargai anggota masyarakat yang produktif, seperti lanjut
usia (lansia), orang cacat, dan penderita penyakit ironis, isolasi bisa terjadi
karena mengadopsi horma, perilaku dan sistem nilai yang berbeda dari yang
B. Faktor presipitasi
b. Faktor internal
- kurang spontan
- mengisolasi diri
- aktivitas menurun
- kurang energi
- rendah diri
D. RENTANG RESPONS
Saling
ketergantungan
E. PATOPSIKOLOGI
Faktor Penyebab :
- Kegagalan
- Tidak percaya diri
- Tidak percaya kepada orang lain
- Ragu
- Faktor genetik
Mekanisme kopirg
Maladaptif
- Menyendiri
- Otonomi Kesepian
- Kebersamaan -
- Saling - Tergantung
ketergantungan - Menarik diri
Manipulasi
-
- Impulsif
- Narsisisme
- Curiga
F. POHON MASALAH
Isolasi sosial
G. MASALAH KEPERAWATAN
H.
Menurut Sutejo (2017)
a. Isolasi sosial
I. INTERVENSI
Setelah mengetahui diagnosa keperawatan pada klien dengan isolasi sosial, langkah
saling percaya dengan klien isolasi sosil perlu waktu yang tidak sebentar. perawat harus
konsisten bersikap terapeutik pada klien. Selalu penuhi janji, kontak singkat tapi sering dan
penuhi kebutuhan dasarnya adalah upaya yang bisa dilakukan (Trimelia, 2011).
2.2. Diskusikan
dengan Klien
penyebab
isolasi sosial
atau tidak
mau bergaul
dengan orang
lain
2.3. Beri pujian
terhadap
kemampuan
Klien dalam
mengungkap
kan perasaan
TUK 3: Kriteria 3.1 tanyakan kepada Perbedaan
Klien mampu Evaluasi: Klien tentang: seputar
menyebutkan a. Manfaat manfaat
keuntungan Klien dapat hubugan
hubungan sosial
berhubungan menyebutkan sosial dan
sosial dan keuntungan b. Kerugian kerugian
kerugian dari dalam isolasi sosial isolasi sosial
isolasi sosial. berhubugan membantu
sosial seperti: 3.2. Diskusikan Klien
a. Banyak bersama Klien mengidentifi
teman tentang kasi apa yang
b. Tidak manfaat terjadi pada
kesepian dirinya,
berhubungan
sehingga
c. Bisa diskusi sosial dan dapat
d. Saling kerugian isolasi diambil
menolong sosial langkah
untuk
2.Klien dapat 3.3. Beri Pujian mengatasi
menyebutkan terhadap masalah ini.
kerugian kemampuan
Penguatan
menarik diri, Klien dalam
dapat
seperti: mengungkapkan membantu
a. sendiri perasaannya. meningkatka
b. keseptian n harga diri
c. tidak bisa Klien.
diskusi
TUK 4: Kriteria 4.1 Observasi Dengan
Klien dapat evaluasi : perilaku Klien kehadiran
melaksanaka ketika orang yang
n hubungan a.Klien dapat tepat dapat
berhubungan
sosial secara melaksanakan dipercaya
bertahap. sosial memberi
hubungan
4.2 Jelaskan kepada Klien rasa
sosial secara
Klien cara aman dan
bertahap
berinteraksi terlindungi
dengan: Setelah dapat
dengan orang
Perawaat, berinteraksi
lain
perawat lain, dengan orang
4.3 Berikan contoh
Klien lain, lain dan
cara berbicara memberi
keluarga dan
dengan orang kesempatan
kelompok
lain Klien dalam
4.4 Beri mengikuti
kesempatan aktifitas
kepada Klien kelompok,
mempraktikan cara Klien merasa
berinteraksi dengan lebih berguna
orang yang dan rasa
percaya diri
dilakukan di hadapan
Klien dapat
perawat tumbuh
4.5 Bantu Klien kembali.
berinteraksi
dengan salah
satu orang,
teman atau
anggota
keluarga
4.6 Bila Klien
sudah
menunjukan
kemajuan,
tingkatkan
jumlah interaksi
dengan dua,
tiga, empat
orang dan
seterusnya
4.7 Beri pujian
untuk setiap
kemajuaan
interaksi yang
telah dilakukan
4.8 Latih Klien
bercakap-cakap
dengan anggota
keluarga saat
melakukan
kegiatan harian
dan kegiatan
rumah tangga
4.9 Latih Klien
bercakap-cakap
saaat melakukan
kegiatan sosial
misalnya:
belanja ke
warung, ke
pasar, ke kantor pos,
ke bank, dan lain-
lain.
4.10 Siap
mendengarkan
ekspresi perasaan
Klien setelah
berinteraksi dengan
orang lain. mungkin
Klien akan
mengungkapkan
keberhasilan atau
kegagalan beri
dorongan terus-
menerus agar Klien
tetap semangat
meningkatkan
interaksinya.
perlu juga membuat rencana strategi pelaksanaan tindakan untuk klien dan keluarga.
Strategi pelaksanaan terebut dibagi menjadi empat strategi. Berikut adalah stategi
Diagnosa Intervensi
keperawatan
Isolasi sosial Intervensi untuk Klien
SP 1:
1. Bina hubungan saling percaya
dengan menggunakan salam
terapeutik
2. Identifikasi penyebab isolasi sosial
3. Identifikasi keuntungan berteman
4. Identifikasi kerugian tidak mempunyai teman
5. Bimbing pasien memasukan kedalam jadwal harian
Sp 2
1. Evaluasi masalah sebelumnya, lalu berikan pujian
2. Latih pasien cara berkenalan dengan orang
yang pertama (perawat).
3. Masukan kedalam jadwal harian
SP 3
1. Evaluasi kegiatan sebelumnya, yaitu
cara berkenalan dengan satu orang
(perawat)
2. Ajarkan pasien cara berkenaala dengan orang
kedua (pasien lain)
3. Masukan ke dalam jadwal harian
SP 4:
1. Evaluasi kegatan sebelumnya (SP 1, SP 2)
yaitu cara berkenalan dengan orang kedua
(pasien).
2. Ajarkan membuat kegiatan dengan kelompok.
3. Masukan kedalam jadwal kegiatan harian.
Intervensi Untuk Keluarga Klien Dengan Isolasi
Sosial
SP 1:
1. Identifikasi masalah yang dihadapi dalam
menghadapi pasien
2. Jelaskan tengan isolasi sosial
3. Cara merawat pasien isolasi sosial.
4. Latih (stimulus)
5. RTL keluarga/jadwal untuk merawat pasien
SP 2:
1. Evaluasi kemampuan SP 1
2. Latih (langsung ke pasien)
3. RTL keluarga/ jadwal untuk merawat pasien
SP 3:
1. Evaluasi kemampuan SP 2
2. Latih (langsung ke pasien
3. RTL keluarga/ jadwal untuk merawat pasien
SP 4:
1. Evaluasi kemampuan keluarga
2. Evaluasi kemampuan pasien.
3. Rencana tindak anjut keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Balitbang Kemenkes RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes RI
Dermawan D dan Rusdi, 2013. Keperawatan Jiwa; Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing
Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan. Jakarta: Salemba Medika
Herman, Ade. 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medica
Keliat, B.A, dkk. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Ed. 2. Jakarta: EGC
Kusumawati F dan Hartono Y, 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika