Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

“Kebutuhan Dasar Masa Nifas Dan Laktasi”

Disusun Guna Memenuhi Tugas Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui

Dosen Pengampu :

Nurul Lidya, SST, M.Kes

Disusun Oleh:

Kelompok 1 Kelas 2B Kebidanan


Intan Nuraeni (P17124022052)
Nadifa Widianingtyastuti (P17124022056)
Natasya Wulandari (P17124022060)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA 1

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
“Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui“ dapat selesai pada waktunya.

Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan
Nifas dan Menyusui yang bertujuan agar pembaca dapat mengetahui “Kebutuhan
Dasar Masa Nifas dan Laktasi”. Pada kesempatan ini juga, penulis menyampaikan
ucapakan terimakasih yang ditujukan kepada:

1. Tuhan yang selalu menjadi penuntun dan yang menyertai kami dalam
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
2. Kedua orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan kami.
3. Ibu Erlin Puspita, SST., M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Jakarta 1.
4. Ibu Nurul Lidya, SST, M.Kes selaku Dosen Pengampu dan Dosen
Penanggung Jawab Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui di
Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta 1.

Materi yang kami sampaikan dalam makalah ini tentunya masih jauh dari
kesempurnaan, karena kami juga masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu
arahan, koreksi, dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Jakarta, 24 Juli 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................4

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................4
1.3 Tujuan Makalah .................................................................................................5
1.4 Manfaat Makalah ...............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................6

2.1 Nutrisi Dan Cairan .............................................................................................6


2.2 Ambulasi ............................................................................................................9
2.3 Eliminasi ..........................................................................................................10
2.4 Kebersihan Diri Dan Bayi ................................................................................10
2.5 Istirahat .............................................................................................................11
2.6 Seksual .............................................................................................................12
2.7 Latihan Gerak Fisik/ Senam Nifas/ Yoga/ Olahraga........................................13

BAB III PENUTUP ..............................................................................................18

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................18


3.2 Saran .................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................20

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar
dan berakhir ketika alat- alat kandungan kembali seperti keadaan semula
(sebelum hamil). Biasanya berlangsung selama lebih kurang 6-8 minggu.
(Prawirohardjo, 2014).
Saat melahirkan ibu telah banyak mengeluarkan tenaga untuk melahirkan
anaknya. Setelah melahirkan ibu biasanya akan kelelahan dan kurang tenaga.
Maka dari itu ibu sangatlah membutuhkan tenaga yang banyak untuk menyusui
bayinya yang baru lair yang mana sangat membutuhkan makanan setelah
dilahirkan.
Dalam proses laktasi ibu sangat membutuhkan makanan yang bergizi untuk
kesempurnaan produksi ASI. Jika ASI yang diproduksi ibu banyak maka bayi
ibu akan tumbuh dengan shat dan berkembang seperti seharusnya atau normal.
Menyusui sangat banyak manfaatnya bagi ibu untuk proses pengembalian atau
pemulihan kembali kesehatan dan organ-organ ibu. Maka dari itu ibu
membutuhkan makanan yang bergizi. Belakangan ini ibu banyak yang tidak
menyusui bayinya, banyak alasan yang diajukan, padahal menyusui sangatlah
banyak untungnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Kebutuhan Nutrisi Dan Cairan Pada Ibu Nifas dan Laktasi ?
2. Bagaimana Ambulasi Pada Ibu Nifas dan Laktasi ?
3. Bagaimana Eliminasi Pada Ibu Nifas dan Laktasi ?
4. Bagaimana Kebersihan Diri Dan Bayi Pada Ibu Nifas dan Laktasi ?
5. Bagaimana Kebutuhan Istirahat Pada Ibu Nifas dan Laktasi ?
6. Bagaimana Kebutuhan Seksual Pada Ibu Nifas dan Laktasi ?
7. Bagaimana Latihan Gerak Fisik/ Senam Nifas/ Yoga/ Olahraga Pada Ibu
Nifas dan Laktasi ?

4
1.3 Tujuan Makalah
1. Mengetahui Kebutuhan Nutrisi Dan Cairan Pada Ibu Nifas dan Laktasi
2. Mengetahui Ambulasi Pada Ibu Nifas dan Laktasi
3. Mengetahui Eliminasi Pada Ibu Nifas dan Laktasi
4. Mengetahui Kebersihan Diri Dan Bayi Pada Ibu Nifas dan Laktasi
5. Mengetahui Kebutuhan Istirahat Pada Ibu Nifas dan Laktasi
6. Mengetahui Kebutuhan Seksual Pada Ibu Nifas dan Laktasi
7. Mengetahui Latihan Gerak Fisik/ Senam Nifas/ Yoga/ Olahraga Pada Ibu
Nifas dan Laktasi

1.4 Manfaat Makalah


Dapat membantu para pembaca untuk memperdalam pengetahuan tentang
kebutuhan dasar masa nifas dan laktasi memiliki peran yang penting dalam
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai perawatan ibu dan bayi
selama periode nifas dan latasi.. Ini akan memberikan dasar yang kuat untuk
memahami aspek-aspek penting bagi para ibu dan keluarga mereka dalam
memberikan perawatan yang tepat dan dukungan yang diperlukan selama masa
nifas dan laktasi.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Nutrisi Dan Cairan


` Anjuran pemenuhan gizi ibu menyusui antara lain mengkonsumsi tambahan
kalori tiap hari sebanyak 500 kalori. Makan dengan diet berimbang, cukup
protein, mineral, dan vitamin. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari, terutama
setelah menyusui. Mengkonsumsi tablet zat besi selama masa nifas. Minum
kapsul vitamin A (200.000 unit) agar dapat memberikan vitamin A kepada
bayinya melalui ASI. (Sulistyawati, 2015).

Nutrisi yang dikonsumsi harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori.
Kalori bagus untuk proses metabolism tubuh, kerja organ tubuh, proses
pembentukan ASI. Wanita dewasa membutuhkan 2.200 kalori. Ibu menyusui
memerlukan kalori yang sama dengan wanita dewasa + 700 kalori pada 6 bulan
pertama kemudian + 500 kalori bulan selanjutnya.

Gizi Ibu Menyusui


1. Mengkonsumsi tanbahan 500 kalori tap hari.
2. Makan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin
yang cukup.
3. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali
menyusui)
4. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40
hari pasca bersalin.
5. Minum vitamin A (200.000 unit) agar bias memberikan vitamin A kepada
bayinya melalui ASInya.

Sesudah satu bulan pasca persalinan, makanlah makanan yang mengandung


kalori cukup banyak untuk mempertahankan berat badan si ibu.
Tujuan pemenuhan nutrisi :
1. Memulihkan kesehatan
2. Pembentukan dan pengeluaran ASI
Adapun manfaat nutrisi dan cairan untuk ibu nifas:
1. Member tenaga atau energi
2. Membangun, memelihara dan mengganti jaringan tubuh yang rusak.

6
3. Mengatur dan mengkoordinir pekerjaan tubuh.
4. Menjaga kecukupan ASI.
Jika ibu ingin menyusui bayi kembar dua, kembar tiga atau bayi baru lahir
beserta dengan kakakya yang balita ibu membutuhkan kalori lebih banyak
daripada ibu menyusui satu bayi saja. Jika ibu ingin menurunkan berat badan
batasi besarnya penurunan tersebut sampai setengah kilogram perminggu.

Anjuran pemenuhan nutrisi dan cairan untuk ibu nifas:


1. Makan 5 - 6 kali sehari, yaitu 3 kali makanan utama dan 2 - 3 kali makanan
selingan.
2. Menu berpedoman pada menu seimbang.
3. Memilih makanan dan minuman yang berkhasiat dan member efek positif
bagi produksi ASI.
4. Menghindari makanan yang pedas, yang merangsang kembung dan yang
terlalu manis dan berlemak (pantangan).
Zat - zat yang dibutuhkan ibu pasca persalinan antara lain:
1. Kalori
Kebutuhan kalori pada masa menyusui sekitar 400 - 500 kalori. Wanita
dewasa memerlukan 1800 kalori per hari. Sebaiknya ibu nifas jangan
mengurangi kebutuhan kalori, karena akan mengganggu proses
metabolisme tubuh dan menyebabkan ASI rusak.
2. Protein
Kebutuhan protein yang dibutuhkan adalah 3 porsi perhari. Satu porsi setara
dengan tiga gelas susu, 2 butir telur, lima putih telur, 120 gram keju, 1¾
gelas yoghurt, 120-140 gram ikan/ daging/ ungags, 200-240 gram tahu atau
5 - 6 sendok selai kacang.
3. Kalsium dan vitamin D
Kalsium dan vitamin D berguna untuk pembentukan tulang dan gigi.
Kebutuhan kalsium dan vitamin D didapat dari minum susu rendah kalori
atau berjemur dipagi hari. Konsumsi kalsium pada masa menyusui
meningkat menjadi 5 porsi erhari. Satu porsi setara dengan 50-60 gram keju,
satu cangkir susu krim, 160 gram ikan salmon, 120 gram ikan sarden, 280
gram tahu kalsium.
4. Magnesium
Magnesium dibutuhkan sel tubuh untuk membantu gerak tot, fungsi syaraf
dan memperkuat tulang. Kebutuhan magnesium di dapat pada gandum dan
kacang-kacangan.

7
5. Sayuran hijau dan buah
Kebutuhan yang diperlukan sedikitnya 3 porsi satu hari, satu porsi setara
dengan ⅛ semangka, ¼ manga, ¾ cangkir brokoli, ½ wortel, ¼ - ½ cangkir
sayuran hijau yang telah dimasak, satu tomat.
6. Karbohidrat
Selama menyusui kebutuhan karbohidrat diperlukan 6 porsi perhari. Satu
porsi setara dengan ½ cangkir nasi, ¼ cangkir jagung pipil, satu porsi sereal
atau oat, satu iris roti dari bijian utuh, ½ kue muffin dari bijian utuh, 2 - 6
biskuit kering atau crackers, ½ cangkir kacang-kacangan, ⅔ cangkir kacang
koro, atau 40 gram mie/ pasta dari bijian utuh.
7. Lemak
Rata - rata kebutuhan lemak dewasa adalah 4½ lemak (14 gram perporsi)
perharinya. Satu porsi lemak sma dengan 80 gram keju, 3 sendok makan
kacang tanah atau kenari, 4 sendok makan krim, secangkir eskrim, ½ buah
alpukat, 2 sendok makan selai kacang, 120 - 140 gram daging tapa lemak,
Semblan kentang goring, 2 iris cake, satu sendok makan mayones atau
mentega, atau 2 sendok makan saus salad.
8. Garam
Selama periode nifas, hindari konsumsi garam berlebihan. Hindari makanan
asin, keripik kentang atau acar.
9. Cairan
Konsumsi cairan sebanyak 8 gelas perhari. Minumsedikitnya 3 liter tap hari.
Kebutuhan akan cairan diperoleh dari air putih, sari buah, susu dan sup.
10. Vitamin
Vitamin yang dibtuhkan antara lain:
a) Vitamin A yang berguna bagi kesehatan kulit, kelenjar seita mata.
Vitamin Aterdapat dalam telur, hati dan keju. Jumlah yang dibutuhkan
adalah 1,300 mg.
b) Vitamin B6 membantu penyerapan protein dan meningkatkan fungsi
syaraf. Asupan B6 sebanyak 2-0 mg perhari. Vitamin B6 dapat ditemi
di daging, hati, padi-padian, kacang polong dan kentang.
c) Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan, meningkatkan stamin dan
daya tahan tubuh. Terdapat dalam makanan berserat, kacang-kacangan,
minyak nabati dan gandum.
11. Zine (Seng)
Berfungsi untuk kekebalan tubuh, penyembuhan luka dan pertumbuhan.
Kebutuhan zinc didapat dalam daging, telur dan gandum. Enzim dalam
pencernaan dan metabolism memerlukan seng. Kebutuhan seng tiap hari
sekitar 12 mg. sumber seng terdapat pada seafood, hati dan daging.

8
12. DHA
DHA penting untuk perkembangan daya lihat dan mental bayi. Asupan
DHA berpengaruh langsung pada kandungan dalam ASI. Sumber DHA ada
pada telur, otak, hati dan ikan.
Tabel. Contoh menu sehari-hari ibu nifas dan menyusui

Jenis Makanan Bayi 0-6 Bulan Bayi > 6 Bulan


Nasi 5 piring 4 piring
Ikan 3 potong 2 potong
Tempe 5 potong 4 potong
Sayuran 3 mangkuk 3 mangkuk
Buah 2 potong 2 potong
Gula 5 sdm 5 sdm
Susu 1 gelas 1 gelas
Air 8 gelas 8 gelas

2.2 Ambulasi
Lakukan ambulasi dini pada ibu nifas dua jam setelah persalinan normal,
sedangkan pada ibu nifas dengan partus sectio caesarea ambulasi dini dilakukan
paling tidak setelah 12 jam masa nifas setelah ibu sebelumnya istirahat (tidur).
Tahap ambulasi dini dapat dilakukan dengan miring kiri atau kanan terlebih
dahulu, kemudian duduk dan apabila ibu sudah cukup kuat berdiri maka ibu
dianjurkan untuk berjalan. Ibu postpartum diperbolehkan bangun dari tempt
tidurnya 24 - 48 jam setelah melahirkan (Asih, 2016).

Keuntungan ambulasi dini (early ambulation ) adalah:


1. Ibu merasa lebih seat dan kuat.
2. Fungi usus, sirkulasi, paru-paru dan perkemihan lebih baik.
3. Memungkinkan kita mengajrkan ibu cara merawat anakanya selama ibu
masih dirumah sakit. Misalnya memandikan, mengganti pakaian, dan
memberi makan.
4. Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia (social ekonomis).
Early ambulation tidak dianjurkan pada bu postpartum dengan penyulit, seperti
anemia, penyakit jantung, penyakit paru-paru, demam, dan sebagainya.

9
2.3 Eliminasi
Ibu harus berkemih spontan dalam 6-8 jam masa nifas, motivasi ibu untuk
berkemih dengan membasahi bagian vagina tau melakukan kateterisasi karena
urin yang tertahan dalam kandung kemih akan menghambat uterus berkontraksi
dengan baik sehingga menimbulkan perdarahan yang berlebihan. Sebaiknya
pada hari kedua nifas ibu sudah bisa buang air besar, jika sudah hari ketiga ibu
mash belum bisa BAB, ibu bisa menggunakan pencahar berbentuk supositoria
sebagai pelunak tinja. Feses yang tertahan dalam usus semakin lama akan
mengeras karena cairan yang terkandung dalam feses akan selalu diserap oleh
usus, hal ini dapat menimbulkan konstipasi pada ibu nifas. (Asih, 2016).

1. BAK/ Miksi
Buang air kecil sendiri sebaiknya dilakukan secepatnya. Miksi normal bila
BAK spontan setiap 3-4 jam. Kesulitan BAK dapat disebabkan karena
springer uretra tertekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulo
spingter ani selama persalinan, atau dikarenakan oedem kandung kemih
selama persalinan. Lakukan kateterisasi apabila kandung kemih penuh dan
sulit berkemih.
2. Defekasi / BAB
Ibu diharapkan dapat BAB sekitar 3-4 hari postpartum. Apabila mengalami
kesuliatan BAB atau obstipasi, lakukan diet teratur, cukup cairan, konsumsi
makanan berserat, olahraga, berikan obat rangsangan per oral atau per rektal
atau lakukan klisma bilamana perlu.

2.4 Kebersihan Diri Dan Bayi


Untuk mencegah terjadinya infeksi baik pada luka jahitan dan maupun kulit
anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh. Mengajarkan ibu
bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan arah sapuan dari dean
terlebih dahulu kemudian ke belakang menggunakan sabun dan air. Sarankan
ibu untuk mengganti pembalut setidaknya dua kali sehari. Sarankan ibu untuk
mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan
daerah kelaminnya. Jika ibu mempunyai luka episiotomi tau laserasi, sarankan
kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka. (Prawirohardjo, 2014).

Kebersihan diri berguna untuk mengurangi infeksi dan meningkatkan


perasaan nyaman. Kebersian dir meliputi kebersihan tubuh, pakaian, tempat
tidur maupun lingkungan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan ibu postpartum dalam menjaga
kebersihan diri, adalah sebagai berikut:

10
1. Mandi teratur minimal 2 kali sehari
2. Mengganti pakaian dan alas tempat tidur
3. Menjaga lingkungan sekitar tempat tinggal
4. Melakukan perawatan perineum
5. Mengganti pembalut minimal 2 kali sehari
6. Mencuci tangan setiap membersihkan daerah genitalia.

Berikut mengenai cara membersihkan vagina yang benar :


1. Siram mulut vagina hingga bersih dengan air setiap kali BAK dan BAB.
Air yang dipergunakan tak perlu matang asalkan bersih. Basuh dari arah
depan ke belakang hingga tidak adda sisa-sisa kotoran yang menempel
disekitar vagina baik itu dari air seni maupun fees yang mengandung kuman
dan bisa menimbulkan infeksi pada luka jahitan.
2. Vagina bole dicuci menggunakan sabun maupun cairan antiseptic karena
dapat berfungsi sebagai penghilang kuman. Yang penting jangan takut
memegang daerah tersebut dengan saksama.
3. Bila ibu benar-benar takut menyentuh luka jahitan, upaya menjaga
kebersihan vagina dapat dilakukan dengan cara duduk berendam dalam
cairan antiseptic selama 10 menit. Lakukan setelah BAK atau BAB.
4. Ganti pembalut setelah membersihkan vagina.
5. Setelah dibasuh, keringkan perineum dengan handuk lembut, lalu kenakan
pembalut baru. Ingat pembalut harus diganti setiap habis BAK atau BAB
atau minimal 3 jam sekali tau bila sudah dirasa tidak nyaman.
6. Setelah semua langkah tadi dilakukan, perineum dapat diolesi sale antibiotic
yang diresepkan oleh dokter.

Berikut mengenai cara menjaga kebersihan bayi:


1. Perawatan tali pusat
1) Selalu lakukan kebersihan tangan sebelum memegang bayi tali pusat.
2) Jangan beri apapun, pastikan selalu dalam keadaan kering.
3) keringkan dengan kasa kering dan steril.
4) Biarkan tali pusat terbuka dan kering.

2. Memandikan bayi
1) Memandikan bayi menggunakan air hangat dan jangan terialu lama atau
secukupnya.
2) Bila perlu ukur suhu tubuh bayi sebelum memandikanya. Suhu normal
bayi 36,50C - 37,50C.

11
3) Mandikan bayi 2 kali sehari
4) Setelah mandi tidak dianjurkan menggunakan bedak

3. Perawatan mata
Bersihkan mata bayi dengan kapas bulat yang di celupkan air hangat.

4. Menjaga kebersihan kemaluan


1) Bersihkan dengan air setelah selesai BAB/BAK kemudian keringkan.
2) Hindar menggunakan ророk pampers sepanjang hari.

5. Menjaga kehangatan bayi


Gunakan tutup kepala dan bedong bayi bila cuaca dingin.

6. Perawatan kuku bayi


Gunting kuku bila panjang saat dia tidur dan lakukan dengan hati-hati

2.5 Istirahat
Ibu nifas sangat membutuhkan istirahat yang berkualitas untuk memulihkan
kembali keadaan fisiknya. Keluarga disarankan untuk memberikan kesempatan
kepada ibu dan beristirahat yang cukup sebagai persiapan energi menyusui
bayinya nanti. (Sulistyawati, 2015).
Istirahat yang memuaskan bagi ibu yang baru merupakan masalah yang
sangat penting sekalipun kadang-kadang tidak mudah dicapai. Keharusan ibu
untuk beristirahat sesudah melahirkan memang tidak diragukan lagi, kehamilan
dengan beban kandungan yang berat dan banyak keadaan yang menganggu
lainnya, plus pekerjaan bersalin. Dengan tubuh yang letih dan mungkin pula
pikiran yang sangat aktif, ibu sering perlu dingatkan dan dibantu agar mendapat
istirahat yang cukup.

Hal - hal yang dapat dilakukan ibu dalam memenuhi kebutuhan istirahatnya
antara lain:
1. Anjurkan ibu untuk cukup istirahat.
2. Sarankan ibu untuk melakukan kegiatan rumah tangga secara perlahan.
3. Tidur siang atau istirahat saat bayi tidur.

12
Kurang istirahat dapat menyebabkan:
1. Jumlah ASI berkurang.
2. Memperlambat proses involusio uteri.
3. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan dalam merawat bayi.

2.6 Seksual
Secara fisik aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina tanpa
rasa nyeri. Banyak budaya dan agama yang melarang untuk melakukan
hubungan seksual sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6
minggu setelah kelahiran. Keputusan bergantung pada pasangan yang
bersangkutan. (Prawirohardjo, 2014).
Secara fisik aman memulai hubungan suami istri begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan satu dua jariya kedalam vagina tapa rasa
nyeri, maka ibu aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan
saja ibu siap.
Banyak buadaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri
sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah
persalinan. Keputusan ini bergantung pada pasangan yang bersangkutan.

Hal yang dapat menyebaban pola seksual selama nifas berkurang antara lain:
1. Gangguan/ ketidaknyamanan fisik.
2. Kelelahan.
3. Ketidakseimbangan hormone.
4. Kecemasan berlebihan.

2.7 Latihan Gerak Fisik/ Senam Nifas/ Yoga/ Olahraga


Untuk mencapai hasil pemulihan tot yang maksimal, sebaiknya latihan masa
nifas dilakukan seawal mungkin dengan catatan menjalani persalinana dengan
normal dan tidak ada penyulit (masa nifas). (Sulistyawati, 2015).

a) Senam Nifas
Senam Nifas adalah senam yang dilakukan oleh ibu setelah persalinan,
setelah keadaan ibu normal ( pulih kembali) . senam nifas merupakan latihan
yang tepat untuk memulihkan kondisi tubuh ibu dan keadaan ibu secara
pisiologis maupun psikologis. Wanita yang setelah persalina seringkali
mengeluhkan bentuk tubuhnya yang melar. Hal ini dapat dimaklumi karena

13
merupakan akibat membesarnya otot rahim karena pembesaran selama
kehamilan dan otot perut jadi memanjang sesuai usai kehamilan yang terus
bertambah . setelah persalinan, otot tot tersebut akan mengendur. Selain itu,
peredaran darah dan pernafasan belum kembali normal. Hingga untuk
mengembalikan tubuh ke bentuk dan kondisi semula salah satunya dengan
melakukan senam nifas yang teratur di samping anjuran-anjuran lainnya.

Beberapa factor yang menentukan kesiapan ibu untuk memulai senam nifas
antara lain :
1. Tingkat kebugaran tubuh ibu
2. Riwayat persalinan
3. Kemudahan bayi dalam pemberian asuhan
4. Kesulitan adaptasi postpartum.
Tujuan senam nifas:
1. Membantu mempercepat pemulihan kondisi ibu.
2. Mempercepat proses involusio uteri.
3. Membantu memulihkan dan mengencangkan otot panggul, perut, dan
perineum.
4. Memperlancar pengeluaran lokhia.
5. Membantu mengurangi rasa sakit.
6. Merelaksasikan otot-otot yang menunjang proses kehamilan dan persalinan.
Manfaat senam nifas :
1. Membantu memperbaiki sirkulasi darah
2. Memperbaiki sikap tubuh dan punggung pasca persalinan.
3. Memperbaiki otot tonus, pelvis dan peregangan otot abdomen.
4. Memperbaiki dan memperkuat otot panggul.
5. Membantu ibu lebih relaks dan segar pasca persalinan.
Senam nifas dilakukan pada saat ibu benar-benar pulih dan tidak ada
komplikasi atau penyulit masa nifas atau diantara waktu makan. Sebelum senam
nifas, persiapan yang dapat dilakukan adalah :
1. Mengenakan baju yang nyaman untuk olahraga.
2. Minum banyak air putih
3. Dapat dilakukan di tempat tidur.
4. Dapat diringi musik
5. Perhatikan keadaan ibu.

14
Latihan senam nifas yang dapat dilakukan antara lain :
1. Senam otot dasar panggul (dapat dilakukan setelah 3 hari pasca persalinan)
Langkah-langkah senam otot dasar panggul : kerutkan atau kencangkan otot
sekitar vagina, seperti kita menahan BAK selama 5 detik, kemudian
kendorkan selama 3 detik, selajutnya kencangkan lagi. Mulailah dengan 10
kali 5 detik pengencangan otot 3 kali sehari, secara bertahap lakukan senam,
ini sampai mencapai 30-50 kali 5 detik dalam sehari.
2. Senam otot perut (dilakukan setelah 1 minggu nifas)
Senam dilakukan dengan posisi berbaring dan lutut tertekuk pada alas yang
datar dank eras. Mulailah dengan melakukan 5 kali per hari untuk setiap jenis
senam di bawah ini. Setiap minggu tambahkan frekuensinya dengan 5 kali
lagi, maka pada akhir masa nifas setiap jenis senam ini dilakukan 30 kali.

b) Yoga Nifas
Tujuan utama pada fase ini adalah menemukan pola latihan yang sesuai
dengan kondisi individual dan ditingkatkan hingga titik optimal. Pastikan
berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum melakukan aktivitas
olahraga, karena tip orang memiliki kondisi medis yang berbeda. Memperhatikan
perubahan-perubahan yang terjadi akibat kehamilan, maka latihan harus menjadi
proses bertahap. Pasca melahirkan tubuh telah mengalami perubahan yang sangat
besar dan dibutuhkan waktu pulih kembali. Beberapa saran yang dianjurkan oleh
Indiarti, (2009: 68) dan Kelly Camden & Paige Wachner (2007).
Yoga: pose yoga yang lembut bisa meniadi cara yang bagus untuk
mendapatkan darah yang mengalir sambil mengurang. stres. Beberapa pose-pose
perlu dihindari (seperti inversi), tapi dasar bergerak, seperti sikap jembatan,
prajurit, miringkan pelvis, dapat dilakukan,Elisabeth Bing dan Libby Colman
menggabungkan latihan sederhana peregangan dan gerakan dari yoga. Untuk
hasil terbaik, lakukan latihan setiap hari selama 10 sampai 15 menit, yang dimulai
setelah pasca kelahiran pertama pemeriksaan medis. Latihan ini dirancang untuk
meningkatkan kekuatan otot, menyadari postur yang baik dan meningkatkan gaya
lemah gemulai berjalan, juga akan memperkuat punggung dan otot-otot perut,
sehingga dapat dengan mudah menangani meningkatnya berat badan bayi. lika
merasa sulit untuk melakukan semua latihan pada satu waktu, dapat dilakukan
dalam dua periode latihan sekitar lima menit masing-masing, Latihan yang
dimaksud adalah:

15
(1) Supple Spine. Mulai merangkak. Napas. Angkat kepala, menjaga punggung
tetap lurus atau sedikit melengkung (menghindari regangan). Lalu buang
napas, bulat punggung, kencangkan perut, selipkan di ekor dan kepala. Ulangi
urutan delapan kali. Latihan ini memperkuat punggung dan perut.

(2) Mengencangkan perut. Berbaring dalam garis lurus. Lalu menghembuskan


napas, menurunkan punggung, ruas demi ruas. Ulangi urutan lima kali.
Latihan ini membantu mengembangkan kembali kuat dan perut.

(3) Penguatan punggung. Duduk teak, lutut ditekuk, kaki mendatar di lantai,
punggung tegak, lengan ke depan setinggi bahu. Tarik napas, lalu buang napas
dan bersandar di tengah jalan. Tarik napas lagi dan duduk perlahan-lahan.
Ulangi lima kali. Latihan ini memperkuat punggung dan perut.

16
(4) Melenturkan Tubuh. Berdiri teak dengan lengan terangkat, siku sedikit santai.
Tarik napas, lalu buang napas dan membungkuk ke dean, menjaga punggung
lurus dan mengayunkan lengan ke bawah dan punggung. Kemudian relaks
kepala dan meregangkan lengan di belakang punggung. Tarik napas saat
kamu ayunkan lengan dan badan lagi, kembali ke posisi awal. Lakukanlah
dengan hati-hati dan jangan tegang. Latihan ini baik untuk paha, pinggul,
punggung, lengan, bahu dan leher.

Catatan : Bila ibu merasa pusing, merasa sangat lelah atau darah nifas yang keluar
bertambah banyak, ibu sebaiknya menghentikan latihan senam nifas. Mulai lagi
beberapa hari kemudian dan membatasi pada latihan senam yang dirasakan tidak
terlalu melelehkan

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perempuan masa nifas perlu dipenuhi kebutuhannya untuk bisa memulikan
kondisi setelah melahirkan dan untuk persiapan laktasi supaya bayinya
tumbuh kembangnya berjalan dengan normal. Kebutuhan yang essensial
dari perempuan nifas meliputi.
1. Nutrisi dan cairan
Anjuran pemenuhan gizi ibu menyusui antara lain mengkonsumsi
tambahan kalori tiap hari sebanyak 500 kalori. Makan dengan diet
berimbang, cukup protein, mineral, dan vitamin. Minum sedikitnya 3
liter setiap hari, terutama setelah menyusui.
2. Ambulasi
Tahap ambulasi dini dapat dilakukan dengan miring kiri atau kanan
terlebih dahulu, kemudian duduk dan apabila ibu sudah cukup kuat
berdiri maka ibu dianjurkan untuk berjalan.
3. Eliminasi
Ibu harus berkemih spontan dalam 6-8 jam masa nifas, motivasi ibu
untuk berkemih dengan membasahi bagian vagina tau melakukan
kateterisasi karena urin yang tertahan dalam kandung kemih akan
menghambat uterus berkontraksi dengan baik sehingga menimbulkan
perdarahan yang berlebihan.
4. Kebersihan diri dan bayi
Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan
arah sapuan dari dean terlebih dahulu kemudian ke belakang
menggunakan sabun dan air. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut
setidaknya dua kali sehari. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan
sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
5. Istirahat
Ibu nifas sangat membutuhkan istirahat yang berkualitas untuk
memulihkan kembali keadaan fisiknya. Keluarga disarankan untuk
memberikan kesempatan kepada ibu dan beristirahat yang cukup
sebagai persiapan energi menyusui bayinya nanti.
6. Seksual
Secara fisik aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya
kedalam vagina tanpa rasa nyeri.

18
7. Latihan/ senam nifas
Untuk mencapai hasil pemulihan tot yang maksimal, sebaiknya latihan
masa nifas dilakukan seawal mungkin dengan catatan menjalani
persalinana dengan normal dan tidak ada penyulit (masa nifas).

3.2 Saran
Untuk para ibu setelah melahirkan dianjurkan untuk mengkonsumsi
makanan yang bergizi. Karena kebutuhan ibu yang menyusui itu lebih
banyak dibandingkan dengan ibu hamil maupun wanita biasa. Dengan
menyusui diharapkan untuk mengurangi AKI dan AKA karena dengan
menyusui dapat mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ari Sulistyawati. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Damayanti. 2011. Asuhan kebidanan masa nifas. Refika Aditama. Bandung.
Kirschner, M. J. (t.t). Yoga untuk Kesehatan dan Kekuatan. Bandung: CV. Pionir Jaya
Bandung.

Lusa. 2011. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas. http://www.lusa.web.id/kebutuhan-dasar-


ibu-nifas/
Pratiwi, Khadija. 2018. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas. http://perpustakaan.poltekkes-
malang.ac.id
Siti Saleha. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

20
LEMBAR PERSETUJUAN

Makalah perkuliahan dengan pokok bahasan “Kebutuhan Dasar Masa


Nifas dan Laktasi”. Telah dikoreksi oleh dosen pengampu mata kuliah Asuhan
Nifas dan Menyusui.

Jakarta, 26 Juli 2023


Dosen Pengampu

Nurul Lidya, SST, M.Kes

21

Anda mungkin juga menyukai