MAKALAH
Oleh
Maret 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, karunia, serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kanker
Payudara” secara maksimal dan baik.
Ucapan terimakasih tidak lupa penulis haturkan kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan dan bimbingan yang begitu tulus sehingga dapat memperlancar dan
mempermudah pembuatan makalah ini. Dukungan moril serta kasih sayang dari keluarga
dan teman-teman juga sangat berarti bagi penulis.
Harapannya makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan di bidang kesehatan kepada para pembaca. Terlepas dari semua itu,
penulis menyadari bahwa adanya keterbatasan pengetahuan dan pengalaman sehingga
terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran, usulan, dan kritik yang
membangun agar dapat memperbaiki di masa yang akan datang dan memberikan inspirasi
bagi pembaca demi kesempurnaan penulisan ini sangat diharapkan.
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar .............................................................................................................
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dasar perlunya gizi seimbang bagi ibu hamil pada masa kehamilan merupakan masa
terjadinya stress fisiologi pada ibu hamil. Ibu hamil sebenernya sama dengan ibu yang tidak
hamil, namun kualitas dan kuantiatasnya perlu ditingkatkan melalui pola makan yang baik
dengan memilih menu seimbang dengan jenis makanan yang bervariasi (Purwita Sari, 2009).
Pada kehamilan terjadi perubahan fisik dan mental yang bersifat alami dimana para
calon ibu harus sehat dan mempunyai kecukupan gizi sebelum dan setelah hamil, agar
kehamilan berjalan sukses, keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan yang
baik dan selama hamil harus mendapatkan tambahan energi dan zat gizi yang seimbang untuk
peertumbuhan dan perkembangan janin dengan tetap mempertahankan zat gizi ibu hamil
seperti tambahan protein minimal seperti zat besi, kalsium, vitamin, asam folat dan energi
(Ramayulis, 2009).
Ibu memerlukan gizi, jika ibu mengalami kekurangan gizi akan menimbulkan masalah
baik pada ibu maupun janin yang dikandungnya serta kurang gizi dapat mempengaruhi
pertumbuhaan dan dapat meenimbulkan keguguran, abortus, cacat bawaan dan berat janin
bayi menjadi rendah. Oleh karena itu, perhatian terhadap gizi dan pengawasan berat badan
(BB) selama hamil merupakan salah satu hal penting dalam pengawasan kesehatan pada masa
hamil (Zulhaida. Com, 2005).
Selama hamil, calon ibu memerlukan lebih banyak zat-zat gizi daripada wanita yang
tidak hamil, karena makanan ibu hamil dibutuhkan untuk dirinya dan janin yang di
kandungnya, bila makan ibu terbatas janin akan tetap menyerap persediaan makanan ibu
sehingga ibu menjadi kurus, lemah, pucat, gigi rusak, rambut rontok dan lain-lain.
Demikian pula, bila makanan ibu kurang tumbuh kembang janin akan terganggu,
terlebih bila keadaan gizi ibu pada masa sebelum hamil teelah buruk pula. Keadaan ini dapat
mengakibatkan abrotus, BBLR, bayi baru lahir prematur atau bahkan bayi baru lahir mati.
Sebaliknya, jika makanan berlebih akan mengakibatkan kenaikan berat badan yang
berlebihan, bayi besar, dan dapat pula mengakibatkan terjadinya preeklamasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah Definisi Gizi Ibu Hamil?
2. Apa Saja Kebutuhan Gizi Ibu Hamil?
3. Apa Standart Kebutuhan Gizi Untuk Ibu Hamil?
4. Apakah Efek Status Gizi Ibu Terhadap Status Gizi Bayi Saat Lahir?
5. Apa Akibat Ibu Hamil Kekurangan Gizi?
6. Apa Definisi Gizi Ibu Hamil?
7. Apa Saja Status Gizi Ibu Menyusui?
8. Apa Kebutuhan Gizi Pada Ibu Menyusui?
9. Bagaimana Menyusun Menu Untuk Ibu Menyusui?
10. Apa Masalah Gizi Pada Ibu Menyusui?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan Tentang Definisi Gizi Ibu Hamil
2. Menjelaskan Tentang Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
3. Menjelaskan Tentang Standart Kebutuhan Gizi Untuk Ibu Hamil
4. Menjelaskan Tentang Efek Status Gizi Ibu Terhadap Status Gizi Bayi Saat Lahir
5. Menjelaskan Tentang Akibat Ibu Hamil Kekurangan Gizi
6. Menjelaskan Tentang Definisi Gizi Ibu Hamil
7. Menjelaskan Tentang Status Gizi Ibu Menyusui
8. Menjelaskan Tentang Kebutuhan Gizi Pada Ibu Menyusui
9. Menjelaskan Tentang Menyusun Menu Untuk Ibu Menyusui
10. Menjelaskan Tentang Masalah Gizi Pada Ibu Menyusui
BAB II
PEMBAHASAN
Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam
tubuhnya. Dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestasi (misalnya, dalam kasuskembar, atau
triplet/kembar tiga).
Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir
dankelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida,
sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (awal kehamilan) dan
kemudian janin(sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut
primigravida atau gravida 1. Seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai
gravida 0 (Wikipedia, 2011).
Kehamilan biasanya terbagi dalam periode, yang dikenal sebagai trimester, yaitu:
1. Trimester I : berlangsung hingga minggu kehamilan ke-13. Pada masa ini terjadi
perkembangan janin yang cepat. Pada masa ini risiko keguguran juga termasuk tinggi.
2. Trimester II : berlangsung dari minggu ke-14 hingga minggu kehamilan ke-27
3. Trimester III : berlangsung dari minggu ke-28 hingga masa kelahiran
B.Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
Seorang wanita dewasa yang tidak hamil, keperluan gizinya dipergunakan untuk kegiatan
rutin dalam proses metabolisme tubuh, aktivitas fisik, serta menjaga keseimbangan segala
proses dalam tubuh. Sedangkan pada wanita dewasa yang sedang hamil, maka disamping
untuk proses yang rutin juga diperlukan energi dan gizi tambahan untuk pembentukan
jaringan baru, yaitu janin, plasenta, uterus serta kelenjar mamae. Pada ibu hamil dianjurkan
makan secukupnya dan bervariasi, sehingga kebutuhan akan aneka macam zat gizi bisa
terpenuhi. Kebutuhan yang meningkat ini untuk mendukung persiapan ketika bayi dilahirkan.
Adapun pemakaian energi pada ibu hamil, untuk :
Basal energy expenditure(BEE), dimana terjadi peningkatan sekitar 15%
dibandingkan sebelum hamil1
Sebagai efek termik makanan
Sebagai aktifitas fisik
Sebagai pertumbuhan dan perkembangan janin
Peningkatan BEE merupakan komponen pemakaian energi yang paling banyak. Pada
kehamilan terjadi peningkatan BEE sekitar 106-180 kcal/hari, akan tetapi peningkatan ini
menurun pada trimester akhir kehamilan, yaitu sekitar 56 kcal/hari. Simpanan energi selama
masa kehamilan adalah sekitar 39.862 kcal atau 180 kcal/hari. Untuk memperkirakan jumlah
kebutuhan energi selama kehamilan dapat menjumlahkan total energy expenditure pada saat
tidak hamil, 8 kcal/minggu kehamilan, serta 180 kcal/hari simpanan energy. Diperkirakan
total energi yang dibutuhkan selama kehamilan adalah 80000 kcalOleh karena itu
direkomendasikan tambahan asupan kalori sebesar 100 – 300 kcal/hari. Berikut total energy
yang dibutuhkan dalam masa kehamilan.
Protein dibutuhkan ibu hamil untuk pertumbuhan dan perkembangan fetus, plasenta,
dan payudara ibu tersebut. Pada saat tidak hamil kebutuhan protein adalah 0,8 g/kgBB/hari.
Diperlukan peningkatan sebesar tambahan 1,3 g/hari pada trimester pertama, 6,1 g/hari
trimester kedua, dan 10,7 g/hari pada trimester ketiga.
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dan berfungsi sebagai penghemat
protein dan lemak. Anjuran asupan karbohidrat adalah antara 135 – 175 g/hari. Jumlah asupan
ini dapat mencegah terjadinya ketosis pada fetus. Benda keton dapat melintasi plasenta, tetapi
metabolism keton fetus masih belum baik. Kebutuhan serat pada ibu hamil adalah 28
g/hari atau 10-14 g/1000 kcal. Perbandingan antara yang larut air dan tidak adalah satu
banding tiga.
Lipid berfungsi untuk simpanan energi, sintesis eikosanoid, serta memengaruhi fungsi
enzim dan hormon. Jumlah kebutuhan asam lemak esensial adalah 5 -10 % untuk linoleat,
dan 0,6 -1,2% untuk linolenat, persentase berdasarkan kebutuhan energi total. 4 Derivat asam
linolenat, yaitu eikosapentanoat(EPA) dan docoksaheksanoat(DHA) dibutuhkan dalam
jumlah 300 mg per hari. EPA berfungsi untuk mengurangi inflamasi, mendilatasi pembuluh
darah, serta menurunkan bekuan darah. DHA merupakan komponen phospolipid pada sistem
saraf pusat. Gizi yang diperlukan ibu hamil :
1. Sumber Kalori
Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi sehat bila tingkat kesehatan dan gizinya
berada pada kondisi baik. Hasil SKRT 1995 menunjukkan bahwa 41 % ibu hamil di
indonesia menderita Kurang Energi Kronis (KEK) dan 51 % menderita anemia, dan ini
menyebabkan kecenderungan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Bagi ibu
hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan. Kebutuhan energi untuk
kehamilan normal perlu tambahan kira-kira 80.000 kalori selama 280 hari, hal ini berarti
perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari selama kehamilan.
Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal, kemudian sepanjang
trimester II dan III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir kehamilan. Energi
tambahan untuk trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu seperti, penambahan
volume darah, pertumbuhan uterus dan payudara, serta penumpukan lemak. Selama trimester
III tambahan energi digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta. Sumber energi utama
bagi ibu hamil adalah Kabohidrat dan lemak. Sumber karbohidrat antara lain nasi, roti, sereal
dan gandum. Agar kebutuhan karbohidrat terpenuhi disarankan makan 3 porsi karbohidrat
setiap hari. Lemak juga menghasilkan energi, dan menghemat protein untuk dimanfaatkan
dalam fungsi-fungsi pertumbuhan. Lemak digunakan untuk pembentukan materi membran sel
dan pembentukan hormon, pembentukan jaringan lemak, disamping itu lemak membantu
tubuh untuk menyerap nutrisi. Namun demikian dalam kondisi hamil asupan lemak juga
harus dibatasi karena kandungan kalorinya yang tinggi.
2. Protein
Sama halnya dengan energi, selama kehamilan kebutuhan protein juga meningkat,
bahkan sampai 68 % dari sebelum kehamilan. Hal ini dikarenakan protein diperlukan untuk
pertumbuhan jaringan pada janin. Jumlah protein yang harus tersedia sampai akhir kehamilan
diperkirakan sebanyak 925 g, yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin.
Dianjurkan penambahan protein sebanyak 12 g/hari selama kehamilan. Dengan demikian
dalam satu hari asupan protein dapat mencapai 75 – 100 g (sekitar 12 % dari jumlah total
kalori).
3. Vitamin
Vitamin A, diperlukan untuk regulasi ekspresi gen, pertumbuhan serta diferensiasi sel,
terutama pada vertebra, korda spinalis, ekstrimitas, jantung, telinga, dan mata. vitamin
A dalam dosis besar bersifat teratogenik.
Vitamin D, berfungsi sebagai antiproliferatif dan prodiferensiasi, perkembangan
sistem imun dan saraf pusat, meningkatkan asorbsi kalsium pada saluran cerna
maternal.
Asam folat, diperlukan untuk koenzim sintesis DNA. Kekurangan asam folat
menyebabkan neural tube defect.
Vitamin B12, berfungsi untuk metabolism asam lemak dan reaksi transfer metil.
Penting untuk pembentukan eritrosit dan sistem saraf.
4. Mineral
Kalsium, untuk pembentukan tulang dan gigi.
Fospor, untuk sintesis nukleotida, fospolipid, dan asam nukleat.
Magnesium, kofaktor enzim.
Iodine, sebagai bahan tiroksin dan triiodotironin.
Natrium, konsumsinya harus dikurangi karena adanya retriksi cairan, tetapi tidak
kurang dari 2 gram per hari.
Besi, terjadi peningkatan kebutuhan saat hamil, 300mg ditransfer ke janin dan 500 mg
untuk membentuk hemoglobin maternal selama kehamilan
Proses kehamilan akan menigkatkan metabolisme energi hal ini disebabkan dalam
kehamilanterjadi proses pertumbuhan bayi,dan proses penyesuaian fisiologik dan
metebolisme selama kehamilan.Dalam masa kehamilan.,berat badan seorang ibu dapat
bertambah sekitar 11-13 kg yang disebabkan oleh pembesaran janin (rata-rata 3,4 kg),
jaringan plasenta (1,5 kg), uterus (0,4 kg), payudara (1,5 kg), volume darah (1,5 kg), air
ketuban (2,9 kg), dan lain-lain. Peningkatan berat badan tersebut membutuhkan makanan
yang bergizi, baik karbohodrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air.
Menurut informasi Vanderbit Maternal Nutrition Study bahwa kebutuhan gizi penting
bagi ibu hamil adalah sebagai berikut:
Protein 75 g 75 g 70 g
Besi 13 g 14 g 13
D.Efek Status Gizi Ibu terhadap Status Gizi Bayi saat Lahir
Cara makan yang berlebihan harus dihindari, karena dapat merugikan sendiri.
Bagaimanapun juga penambahan jumlah gizi harus disesuaikan dengan keperluannya.
Kebutuhan lemak pada ibu hamil tidak perlu dikurangi, apalagi sayur-sayuran serta buah
segar. Bila berat badan si ibu tetap saja atau mungkin menurun, maka dianjurkan
mengkonsumsi semua jenis makanan. Sebagai pedoman dalam pengawasan akan kecukupan
gizi ibu hamil adalah bagaimana kenaikan pertambahan berat badan si ibu. Sebagai standard
kebiasaan kenaikan berat badan pada ibu hamil menurut Committee on Nutritional (1990)
adalah sekitar 7 kg sampai 18 kg. Untuk ibu gemuk (BMI > 26-29 pertambahan berat
badan sekitar 7kg -11,5 kg. Untuk ibu normal (BMI 19,8-26) maka pertambahan 11,5 kg –
16 kg. Untuk ibu kurus (BMI < 19,8 pertambahan berkisar 12,5 kg – 18 kg. Dengan
berpegangan pada nilai ini maka jika terjadi kelebihan berat badan maka dianjurkan untuk
mengurangi konsumsi karbohidrat serta gula-gula. Pada ibu hamil yang kekurangan gizi
maka perlu pemberian kalori tambahan agar tubuh segera mengalami kondisi yang ideal,
meskipun berbagai literatur menyebutkan bahwa ibu hamil kurang gizi, bisa melahirkan anak
tanpa ada kelainan apapun. Akan tetapi risiko kehamilan serta saat melahirkan tentunya lebih
tinggi dibandingkan ibu hamil dengan kondisi gizi yang sempurna. Pada ibu hamil terutama
pada pertengahan usia kandungannya, sering mengalami pembengkakan pada kakinya. Hal
ini bisa di atasi dengan mengurangi konsumsi makanan yang mengandung ion Natrium dan
Klorida (Garrow and James, 1993). Kebutuhan tambahan gizi pada ibu hamil harus benar-
benar diperhitungkan, sehingga tidak mengakibatkan kelebihan yang bisa berakibat
merugikan. Adapun makanan yang sangat dianjurkan pada masa kehamilan adalah susu,
telur, sayur, buah, mentega, margarin, serta vitamin, utamanya vitamin A, D dan C.
Jaminan terbaik dari konsumsi kalori yang cukup selama hamil adalah peningkatan
berat badan sesuai dengan pertambahan usia kehamilan, peningkatan berat badan optimal
tergantung pada tinggi badan ibu hamil, struktur tulang dan status gizi sebelum hamil. Pola
peningkatan berat badan juga penting, pola ideal dari peningkatan berat badan selama hamil
adalah adanya peningkatan 1 –2 kg selama trimester pertama, diikuti dengan peningkatan rata
0,4 kg per minggu selama akhir dua semester. Selama trimester kedua umumnya peningkatan
berat badan menandakan peningkatan volume darah, pembesaran payudara, uterus (rahim)
dan berhubungan dengan jaringan dan cairan serta simpanan lemak ibu hamil (Committee on
Nutritional, 1990). Peningkatan berat badan yang tidak sesuai (< 1 kg per bulan) selama
trimester dua dan tiga atau peningkatan berat badan yang berlebihan (> 3 kg per bulan) harus
dievaluasi dan perlu mendapatkan konseling nutrisi. Kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat
menyebabkan kelainan yang tidak diinginkan pada ibu hamil. Kekurangan makanan dapat
menyebabkan anemia, abortus, partus prematour, insersia uteri, hemorgia postpartum, sepsis
puerperalis, dan sebagainya. Sedangkan makan secara berlebihan karena ibu hamil sering
salah mengerti dengan arti makan untuk “dua orang” dapat menyebabkan bayi terlalu besar.
Sebaiknya ibu hamil makan secukupnya sesuai dengan kebutuhan selama kehamilannya.
Makanan tidak perlu mahal akan tetapi mengandung protein baik hewani maupun nabati.
Selain itu berat badan ibu saat hamil juga berpengaruh terhadap berat badan lahir
anaknya.Wanita dengan berat badan rendah saat hamil akan menyebabkan anaknya juga
memiliki berat badan yang rendah. Selain itu juga terdapat resiko melahirkan preterm pada
ibu yang berat badannya rendah. Kelainan lainnya yang dapat timbul pada anak adalah
Neural Tube Defect. Berat badan ibu yang berlebih dapat menibulkan diabetes mellitus dan
macrosomia pada anak yang dilahirkannya.
Oleh karena berat badan ibu harus dijaga seimbang (tidak berlebaih maupun kurang)
maka peningkatan berat badan ibu hamil harus disesuaikan dengan berat badannya. American
Academy of Pediatrics and the American College of Obstetricians and Gynecologists, pada
tahun 2007, membuat guideline asupan kalori berdasarkan Body Mass Index ibu.
Berikut ini merupakan tabel rekomendasi peningkatan berat badan ibu hamil :
Makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan adalah makanan yang mengandung zat
pertumbuhan atau pembangun yaitu protein, selama itu juga perlu tambahan vitamin dan
mineral untuk membantu proses pertumbuhan itu. Sesuai dengan usia pertumbuhan
kehamilan mulai dari trimester pertama hingga ketiga banyak keluhan ibu hamil yang
mempengaruhi keinginan untuk makan.
1. Pada trimester pertama, umur kehamilan 0-3 bulan umumnya timbul keluhan-keluhan
seperti rasa mual, ingin muntah, pusing-pusing, selera makan berkurang sehingga timbul
kelemahan dan malas beraktivitas. Pada saat ini belum diperlukan tambahan kalori,
protein, mineral serta vitamin yang berarti karena janin belum tumbuh dengan pesat dan
kebutuhan gizi dapat disamakan dengan keadaan sebelum hamil, tetapi yang perlu
diperhatikan adalah bahwa ibu hamil harus tetap makan agar tidak terjadi gangguan
pencernaan, bentuk makanan biasa, dan untuk menghindari rasa mual dan muntah posi
makanan kecil akan tetapi frekuensi makan sering. Energi serta gizi pada saat seperti ini
hanya diperlukan untuk memelihara kesehatan serta vitalisnya, disampng tentunya
mensuplai kebutuhan janin yang sedang diproses. Agar kecukupan zat-zat gizi terpenuhi
dapat diperhatikan hal-hal seperti berikut:
Makanan hendaknya dipilih yang mudah dicerna. Buah-buahan segar dan sayuran
hijau biasanya dapat mengurangi rasa mual.
Posi makanan sedikit, tetapi dengan frekuensi sering. Bila kurang selera makan nasi,
dapat diganti dengan kentang, macaroni, mie atau jajanan lain yang bergizi.
2. Pada trimester kedua, mulai dibutuhkan tambahan kalori untuk pertumbuhan serta
perkembangan janin serta untuk mempertahankan kesehatan si ibu. Pada saat ini muntah
sudah berkurang atau tidak ada, nafsu makan bertambah, perkembangan janin sangat
pesat bukan saja tubuhnya tetapi juga susunan saraf otak (kurang lebih 90%). Oleh
karena pertumbuhan janin yang pesat di mana jaringan otak menjadi perhatian utama
maka ibu hamil memerlukan protein dan zat gizi lain seperti galaktosa yang ada pada
susu sehingga dianjurkan untuk minum susu 400 cc. Yang perlu diperhatikan pada
trimester kedua ini adalah:
Hendaknya lebih banyak memakan bahan makanan sumber protein (zat
pembangun), agar janin mengalami pertumbuhan yang baik. Bahan makanan sumber
protein adalah ikan, daging, telur, kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti
tempe, tahu, dan lain-lain.
Selain zat pembangun, zat-zat pengatur juga diperlukan. Vitamin dan mineral
merupakan zat pengatur yang banyak terdapat pada buah dan sayuran.
Perlu diperhatikan, bila ibu mengalami bengkak-bengkak pada kaki, hendaknya
konsumsi garam dan makanan perlu dikurangi. Bahan makanan yang banyak
mengandung garam antara lain Instansi Noodle, Margarine, mentega, kecap, dan
lain-lain. Untuk itu bahan makanan
tersebut hendaknya dibatasinya.
3. Pada trimester ketiga, pada saat ini nafsu makan sudah baik sekali cenderung untuk
merasa lapar terus menerus sehingga perlu diperhatikan agar tidak terjadi kegemukan.
Pada masa ini diperlukan makanan dengan nilai biologis yang tinggi serta memadai
untuk mencukupi segala yang dibutuhkan. Secara garis besar makanan pada trimester
ketiga sama dengan makanan pada trimester kedua, tetapi hendaknya jangan terlalu
banyak, agar ibu terhindar dari kegemukan.
E. Akibat Ibu Hamil yang Kekurangan Gizi
Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu
maupun janin, seperti diuraikan berikut ini.
1. Terhadap ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan komplikasi pada ibu antara lain:
anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit
infeksi.
2. Terhadap persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan
lama, persalinan sebelum waktunya (premature), pendarahan setelah persalinan, serta
persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
3. Terhadap janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat
menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia
pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan rendah
(BBLR).
Kebutuhan gizi pada ibu yang sedang menyusui sangatlah harus dipertimbangkan
karena menyangkut gizi anak sebelum lahir dan semasa bayi. Selain itu, ibu yang memiliki
gizi yang cukup juga dapat membantu pemulihan yang lebih cepat pasca persalinan. Selain
itu, produksi ASI juga dapat bertambah. Apabila gizi ibu tidak di penuhi dengan baik semasa
hamil dan menyusui tentu akan menimbulkan dampak negative terhadap status gizi
ibu, kesehatan ibu dan anak karena ASI yang akan dihasilkan akan berkualitas rendah.
Zat gizi yang dibutuhkan antara lain:
a) Energi
Karena kondisi ibu yang sedang hamil, maka membutuhkan tambahan masukan energi untuk
mencukupi kebutuhan untuk ibu dan janin. Untuk itu dibutuhkan sebesar 700 kkal/jari (6
bulan pertama menyusui). Untuk 6 bulan kedua dibutuhkan sekitar rata-rata 500 kkal/ hari
dan pada tahun kedua dianjurkan tambahan sebanyak 400 kkal/hari.
b) Protein
Tambahan protein dibutukan sebesar 16 g/hari untuk 6 bulan pertama. Pada 6 bulan kedua
dibutuhkan protein sekitar 12 g/hari dan untuk tahun kedua dibutuhkan sebesar 11g/hari.
c) Zat besi
Terdapat sebanyak 0,3 mg/ hari dikeluarkan dalam bentuk ASI. Oleh karna itu perlu
ditambahkan dengan basal loss sehari-hari. Rata-rata kebutuhan zat besi untuk 6 bulan
pertama menyusui adalah 1,1 mg/hari. Sehingga memerlukan tambahan zat besi sebesar 5
mg/ hari.
d) Kalsium
Diperlukan tambahan dalam jumlah yang cukup besar sekitar 400 mg, karena dalam proses
produksi ASI, tubuh juga menjaga konsenterasi kalsiun dalam ASI relative konstan baik
dalam kondisi intake kalsium cukup atau kurang. Jika intake kalsium tidak mencukupi maka
kebutuhan kalsium dalam produksi ASI akan diambil dari deposit yang ada pada tubuh ibu,
termasuk dalam tulang.
e) Vitamin D
Penting untuk kesehatan gigi dan pertumbuhan tulang.
f) Vitamin B-6
Memetabolisme lemak dan protein, memfasilitasi pertumbuhan sel, mendukung syaraf dan
sistem kekebalan. Vitamin B-6 sangat dibutuhkan bagi produksi sel darah merah dan putih.
g) Folic Acid (Asam folat)
Mensintesis DNA dan membantu dalam pembelahan sel.
h) Vitamin B-12
Mendukung sistem saraf dan produksi sel darah merah.
i) Zinc (Seng)
Mendukung sistem kekebalan tubuh yang sehat dan penting dalam penyembuhan luka.
Tabel Kebutuhan Gizi Ibu Menyusui
Protein (g) + 16 + 12
Niasin (mg) +3 +3
Vitamin C (mg) + 25 + 10
Magnesium (mg) + 40 + 30
Besi (mg) +2 +2
Iodium (µg) + 50 + 50
Selenium (µg) + 25 + 20
Kandungan vitamin dan mineral dapat memastikan bahwa ibu dan bayi memperoleh
nutrisi yang mereka butuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat. Semua gizi
tersebut dapat didapatkan pada:
a) Sayur-sayuran
Sayuran merupakan sumber utama makanan yang kaya zat besi, serat, asam folat,
beta-carotene, vitamin C, lycopene, flavonoids dan beta-glucans. Makan-makanan kaya zat
besi membantu memelihara tingkat energi Anda sekaligus mampu mencegah anemia. Folate
atau asam folat sangat penting dalam pembentukan sel darah merah. Jika Anda suka sayuran
mentah, coba makan bayam, selada, tomat, ketimun, dan jamur. Jika Anda memilih sayuran
yang telah dimasak, pertimbangkan gambas, kacang polong, jagung, kentang, dan labu.
sebaiknya makan 3-5 hidangan sayuran setiap hari.
b) Buah-buahan
Buah yang sehat dan warnanya terang bagus dikonsumsi setelah makan. Kandungan
vitamin A, B, K, dan C dalam buah baik untuk membangun sistem kekebalan tubuh ibu dan
bayi. Asupan buah juga membantu tubuh penyerapan zat besi. Konsumsi buah-buahan
seperti blueberry dan strawberry sangat disarankan karena mengandung anti oksidan dan
serat tinggi. Buah dapat dimakan dalam keadaan alami, beku atau dijus. Usahakan makan 3-
5 porsi buah setiap hari.
c) Kacang-kacangan
Kacang mengandung banyak protein dan merupakan sumber lemak sehat. Protein
penting memperbaiki sel-sel vital dalam tubuh. Banyak kacang-kacangan yang juga
mengandung vitamin B, E, C, folat, kalium, kalsium, magnesium dan fosfor. Tingkat cukup
kalsium diperlukan untuk membangun tulang yang sehat dan gigi. Kacang juga baik untuk
camilan termasuk kenari, kacang pinus, kemiri, hazelnut, kacang Brasil dan pistachio.
d) Ikan
Ikan tinggi omega 3 yang penting bagi pertumbuhan bayi. Tapi ingat, menurut US
Environmental Protection Agency (EPA), ibu menyusui tidak boleh makan ikan hiu, ikan
todak, makarel raja, atau ikan ubin karena tingkat kandungan merkurinya sangat tinggi. Ikan
salmon pollock tuna dan ikan patin masih aman dikonsumsi 12 ons seminggu karena
termasuk jenis ikan rendah merkuri.
Hal yang paling penting dalam memenuhi gizi adalah menjaga pola makanan bergizi
untuk ibu menyusui, terutama makanan yang banyak mengandung protein, vitamin, mineral,
dan cairan.
Syarat gizi seimbang untuk ibu menyusui :
Tinggi kalori dan protein
Cukup vitamin dan mineral
Mudah dicerna dan tidak merangsang
Tinggi cairan : 800 – 1000 ml/hr
Tinggi konsumsi cairan dan buah segar
Susunan menu bervariasi dan seimbang
D. Menyusun Menu Untuk Ibu Menyusui
Menyusun menu sehari sesuai perhitungan ( factor-faktor yang perlu diperhatikan dan
analisis energy dan zat gizinya ).
a) Kebutuhan karbohidrat : 50-70 % : dari total energy
b) Kebutuhan protein : 10-15 % dari total energy
c) Kebutuhan lemak : 20-35 % dari total energy.
d) Penambahan energy dan zat-zat gizi
e) Factor-faktor yang perlu diperhatikan :
1. Dalam menghitung kebutuhan energy perhatikan tingkat aktifitas (sesuai dengan
aktifitas ibu sehari-hari). Dalam menyusun menu untuk ibu menyusui yaitu :
seimbang, tidak ada pantangan makanan (kecuali ibu memang alergi bahan
makanan tertentu), mudah cerna dan tidak terlalu merangsang pencernaan.
MALAM
Nasi putih
Semur daging
Tempe bb tomat
Tumis bayam + labu siam
Buah pisang
Susu
2. Kekurangan vitamin A
Pada ibu menyusui, Vitamin A berperan penting untuk memelihara kesehatan ibu selama
masa menyusui. Buta senja pada ibu menyusui, suatu kondisi yang kerap terjadi karena
Kurang Vitamin A (KVA). Rendahnya status vitamin A selama masa kehamilan dan
menyusui berasosiasi dengan rendahnya tingkat kesehatan ibu. Pemberian suplementasi
vitamin A dosis rendah setiap minggunya, sebelum kehamilan, pada masa kehamilan serta
setelah melahirkan telah menaikkan konsentrasi serum retinol ibu, menurunkan penyakit
rabun senja, serta menurunkan mortalitas yang berhubungan dengan kehamilan hingga 40 %.
Semua anak, walaupun mereka dilahirkan dari ibu yang berstatus gizi baik dan terlahir
dengan cadangan vitamin A yang terbatas dalam tubuhnya hanya cukup memenuhi
kebutuhan untuk sekitar dua minggu. Pada bulan-bulan pertama kehidupannya, bayi sangat
bergantung pada vitamin A yang terdapat dalam ASI. Oleh sebab itu, sangatlah penting
bahwa ASI mengandung cukup vitamin A. Anak-anak yang sama sekali tidak mendapatkan
ASI akan berisiko lebih tinggi terkena Xeropthalmia
Cara untuk mengatasi defisiensi vitammin A pada ibu menyusui dapat di lakukan dengan
menambah asupan makanan yang mengandung vitamin A diantaranya adalah wotel, pepaya,
tomat. Sumber vitamin A lain juga bisa didapatkan dengan suplementasi vitamin A 200.000
SI oleh tenaga kesehatan setelah melahirkan dan kedua selambat-lambatnya 6 minggu setelah
mengonsumsi tablet yang pertama.
3. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)
GAKI adalah gangguan akibat kekurangan yodium mengakibatkan terjadinya gondok atau
pembengkakan kelenjer tiroid di leher dan kretinisme. Yodium merupakan nutrisi penting
untuk memastikan perkembangan normal dari otak dan sistem saraf pada bayi dan anak-anak
muda. Pada ibu menyusui, kekurangan yodium dapat mengakibatkan pengaruh negatif pada
sistem otak dan saaraf bayi dan menghasilkan IQ lebih rendah .
Asupan harian yodium ibu menyusui yang harus dipenuhi adalah 250 mg per hari. Yodium
dapat di peroleh dari makanan yang mengandung yodium. Makanan yang mengandung
yodium tinggi terdapat pada makanan laut. Selain dari makakn laut yodium di peroleh dari
mengkonsumsi garam yang mengandung yodium. Mengkonsumsi makanan yang
mengandung yodium dapat mencegah GAKI pada ibu menyusui.
4. Kurang energi protein (KEP)/protein energi malnutrition (PEM)
Protein berfungsi sebagai zat gizi pembangun sel. Setelah melahirkan ibu memerlukan
protein untuk memulihkan keadaan ibu pasca melahirkan. Memenuhi energi yang bersumber
dari protein. Protein juga pembentuk hormon oksitosin dan prolaktin yang sangat berperan
dalam proses laktasi. KEP adalah penyakit gizi akibat defisiensi energi dalam jangka waktu
yang cukup lama. Prevalensi tinggi terjadi pada balita, ibu hamil (bumil) dan ibu
menyusui/meneteki (buteki). Derajat berat adalah tipe kwashiorkor dan tipe marasmus atau
tiep marasmik-kwashiorkor. Terdapat gangguan pertumbuhan, muncul gejala klinis dan
kelainan biokimiawi yang khas.
Penyebab KEP yang pertama masukan makanan atau kuantitas dan kualitas rendah. Kedua
gangguan sistem pencernaan atau penyerapan makanan. Ketiga pengetahuan yang kurang
tentang gizi. Keempat konsep klasik diet cukup energi tetapi kurang protein menyebabkan
kwashiorkor. Kelima terjadi karena kemiskinan sehingga timul malnutrisi dan infeksi. KEP
pada ibu menyusui dapat menyebabkan penyembuhan bekas lahir yang lama, kualitas dan
kuantitas ASI yang menurun, ibu kehilangan berat badan. KEP dapat di cegah dengan
mengkonsumsi makanan yang mengandung protein seperti kacang-kacangan, tempe, tahu,
daging, ikan,dan telur.
5. Kekurangan vitamin D pada ibu menyusui
Kebutuhan kalsium meningkat selama menyusui karena digunakan untuk memproduksi
ASI yang mengandung kalsium tinggi. Fungsi utama vitamin D pada ibu menyusui adalah
membantu pembentukan dan pemeliharaan tulang bersama vitamin A dan C. Vitamin D
diperoleh tubuh melalui sinar matahari dan makanan. Apabila asupan kalsium tidak
mencukupi maka ibu akan mengalami pengeroposan tulang dan gigi karena cadangan
kalsium dalam tubuh ibu di gunakan untuk produksi asi.
Pada ibu menyusui dianjurkan makan makanan hewani yang merupakan sumber utama
vitamin D dalam bentuk kolekalsiferol, yaitu kuning telur, hati, krim, mentega dan minyak
hati-ikan. Penyerapan kalsium akam maksimal jika ibu membiakan diri berjemur di bawah
sinar matahari pada pagi hari.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan
janin yang sedang dikandung. Bila gtatus gizi ibu normal pada masa sebelum dan
selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan
dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat
tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil.
Ibu hamil memerlukan makanan yang bermutu, tidak berlebihan dan
kekurangan. Keinginan atau selera dari ibu hamil belum tentu sesuai dengan
kebutuhan tubuh ibu dan si anak sehingga dibutuhkan menu makanan yang seimbang.
Menu seimbang adalah menu yang semua zat gizinya dibutuhkan tubuh setiap hari.
Zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh jumlahnya tidaklah sama, ada yang dibutukhkan
dalam jumlah yang sedikit dan ada pula yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak.
Dalam menu seimbang, perbandingan antara karbohidrat, protein, dan lemak dalam
menu harian harus senantiasa sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Pada saat menyusui selain dibutuhkan tambahan energy dan zat-zat gizi
dibutuhkan pula lebih banyak cairan, oleh karena itu dianjurkan untuk minum 8-12
gelas sehari, yang bisa didapat dari air putih, susu (untuk tambahan protein) dan sari
buah ( untuk tambahan vitamin C). sayuran dianjurkan yang berkuah serta
memperbanyak makan buah-buahan. Selama menyusui ibu dianjurkan pula untuk
menambah konsumsi kalsium dan zat besi, mengingat dalam ASI terdapat kandungan
kalsium dan zat besi yang tinggi.
Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang
sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI berhasil baik,
maka berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus otot serta
kebiasaan makan yang memuaskan. Demikian juga Ibu menyusui tidaklah terlalu
ketat dalam mengatur nutrisinya, yang terpenting adalah makanan yang menjamin
pembentukan air susu yang berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan bayinya
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran yang berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga diharapkan untuk
menanggapi bahasan makalah yang telah di jelaskan.
Daftar Pustaka
www.pramita.co.id/index.php/artikel-kesehatan/99-bulletin/229-kebutuhan-gizi-pada-ibu-
hamil-dan-menyusui
https://www.slideshare.net/mobile/pjj_kemenkes/kb-1-43233330
http://www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/gastrointestinal/gizi-ibu-hamil-dan-menyusui/
mitrakeluarga.com/bekasitimur/gizi-seimbang-bagi-ibu-hamil-dan-menyusui/
khairuliksan.blogspot.com/2011/12/gizi-ibu-hamil-dan-gizi-ibu-menyusui.html?m=1
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/18881/ikm-okt2005-
9%20(13).pdf;jsessionid=E74447A846AA53DD3EE1FA9715768498?sequence=1