Anda di halaman 1dari 17

Pengukuran LILA

 Ada beberapa cara untuk dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil antara lain memantau

pertambahan berat badan selama hamil, mengukur LILA, mengukur kadar Hb. Bentuk adan ukuran

masa jaringan adala masa tubuh. Contoh ukuran masa jaringan adala LILA, berat badan, dan tebal

lemak. Apabila ukuran ini rendah atau kecil, menunjukan keadaan gizi kurang akibat kekurangan energi

dan protein yang diderita pada waktu pengukuran dilakukan. Pertambahan otot dan lemak di lengan

berlangsung cepat selama tahun pertama kehidupan (Arisman,2009).

 Lingkaran Lengan Atas (LILA) mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak

berpengaruh banyak oleh cairan tubuh. Pengukuran ini berguna untuk skrining malnutrisi protein yang

biasanya digunakan oleh DepKes untuk mendeteksi ibu hamil dengan resiko melahirkan BBLR bila LILA

< 23,5 cm (Wirjatmadi B, 2007). Pengukuran LILA dimaksudkan untuk mengetahui apakah seseorang

menderita Kurang Energi Kronis. Ambang batas LILA WUS dengan risiko KEK di Indonesia adalah 23.5

cm. Apabila ukuran kurang dari 23.5 cm atau dibagian merah pita LILA, artinya wanita tersebut

mempunyai risiko KEK, dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah ( Arisman, 2007)

a.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalan pengukuran LILA

 Pengukuran dilakukan dibagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri.

 Lengan harus dalam posisi bebas.

 Lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang.

 Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga

permukaannya tidak rata (Arisman, 2007).

b.Cara Mengukur LILA

 Tetapkan posisi bahu dan siku

 Letakkan pita antara bahu dan siku.

 Tentukan titik tengah lengan.

 Lingkaran pita LILA pada tengah lengan.

 Pita jangan telalu ketat.


 Pita jangan terlalu longgar.

 Cara pembacaan skala yang benar. (Arisman, 2007)

2.Pengukuran Berat Badan

 Berat badan merupakan ukuran antropometris yang paling banyak digunakan karena parameter ini

mudah dimengerti sekalipun oleh mereka yang buta huruf ( Arisma, 2009).

 Berat badan adalah satu parameter yang memberikan gambaran masa tubuh. Masa tubuh sangat

sensitive terhadap perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya karena terserang penyakit infeksi,

menurunya nafsu makan atau menurunnya jumlah makan yang dikonsumsi.

 Pada prinsipnya ada dua macam timbangan yaitu beam (lever)balance scales dan spring scale. Contoh

beam balance ialah dancing, dan spring scale adalah timbangan pegas. Karena pegas mudah melar

timbangan jenis spring scsle tidak dianjurkan untuk digunakan berulang kali, apalagi pada lingkungan

yang bersuhu panas.

 Berat badan ideal ibu hamil sebenarnya tidak ada rumusnya, tetapi rumusannya bisa dibuat yaitu

dengan dasar penambahan berat ibu hamil tiap minggunya yang dikemukakan oleh para ahli berkisar

antara 350-400 gram, kemudian berat badan yang ideal untuk seseorang agar dapat menopang

beraktifitas normal yaitu dengan melihat berat badan yang sesuai dengan tinggi badan sebelum hamil,

serta umur kehamilan sehingga rumusnya dapat dibuat.

 Dengan berbekal beberapa rumus ideal tentang berat badan, saya (penulis) dapat kembangkan menjadi

rumus berat badan ideal untuk ibu hamil yaitu sebagai berikut : Dimana penjelasannya adalah BBIH

adalah Berat Badan Ideal Ibu Hamil yang akan dicari. BBI = ( TB – 110) jika TB diatas 160 cm (TB – 105

) jika TB dibawah 160 cm. Berat badan ideal ini merupakan pengembangan dari (TB-100) oleh Broca

untuk orang Eropa dan disesuaikan oleh Katsura untuk orang Indonesia. UH adalah Umur kehamilan

dalam minggu. Diambil perminggu agar kontrol faktor resiko penambahan berat badan dapat dengan

dini diketahui. 0.35 adalah Tambahan berat badan kg per minggunya 350-400 gram diambil nilai

terendah 350 gram atau 0.35 kg . Dasarnya diambil nilai terendah adalah penambahan berat badan

lebih ditekankan pada kualitas (mutu) bukan pada kuantitas (banyaknya) (Supriasa, 2002).

3.Pengukuran Tinggi Badan


 Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang,

jika umur tidak diketahui dengan tepat. Disamping itu tinggi badan merupakan ukuran kedua yang

penting, karena dengan menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan factor umur dapat

dikesampingkan. Ibu hamil pertama sangat membutuhkan perhatian khusus.

 Pengukuran tinggi badan bermaksud untuk menjadikanya sebagai bahan menentukan status gizi. Status

gizi yang ditentukan dengan tinggi badan tergolong untuk mengukur pertumbuhan linier. Pertumbuhan

linier adalah pertumbuhan tulang rangka, terutama rangka extrimitas (tungai dan lengan). Untuk tinggi

badan peranan tungkai yang dominan.

 Pengukuran tinggu badan orang dewasa, atau yang sudah bisa berdiri digunakan alat microtoise (baca:

mikrotoa) dengan skala maksimal 2 meter dengan ketelitian 0,1 cm. Apabila tidak tersedia mikrotoise

dapat digunakan pita fibreglas (pita tukang jahit pakaian) dengan bantuan papan data dan tegak lurus

dengan lantai. Pengukuran dengan pita fibreglass seperti ini harus menggukan alat bantu siku-siku.

Persyaratan tempat pemasangan alat adalah didinding harus datar dan rata dan tegak lurus dengan

lantai. Dinding yang memiliki banduk di bagian bawah (bisanya pada lantai keramik) tidak bisa

digunakan. Hal yang harus diperhatikan saat pemasangan mikrotoise adalah saat sudah terpasang dan

direntang maksimal ke lantai harus terbaca pada skala 0 cm.

 A.Cara Pengukuran Berdiri membelakangi dinding dimana microtoie terpasang dengan posisi siap

santai (bukan siap militer), tangan disamping badan terkulai lemas, tumit, betis, pantat, tulang belikat

dan kepala menempel di dinding. Pandangan lurus ke depan. Sebagai pegukur harus diperiksa

ketentuan ini sebelum membaca hasil pengukuran. Tarik microtiose ke bawah sampai menempel ke

kepala. Bagi terukur yang berjilbab agak sedikit ditekan agar pengaruh jilbab bisa diminimalisir. Untuk

terukur yang memakai sanggul harus ditanggalkan lebih dahulu atau digeser ke bagia kiri kepala. Saat

pengkuran, sandal, dan topi harus dilepas. Baca hasil ukur pada posisi tegak lurus dengan mata (sudut

pandang mata dan skala microtoise harus sudut 90 derajat). Pada gambar di atas, apabila terukur lebuh

tinggi dai Pengukur, maka pengukur harus menggunakan alat peningi agar posisi baca tegak lurus.

Bacaan pada ketelitian 0,1 cm, artinya apabila tinggi terukur 160 cm, harus ditulis 160,0 cm (koma nol

harus ditulis). Tinggi badan kurang dari 145 cm atau kurang merupakan salah satu risti pada ibu hamil.

Luas panggul ibu dan besar kepala janin mungkin tidak proporsional, dalam hal ini ada dua

kemungkinan yang terjadi:

 a.Panggul ibu sebagai jalan lahir ternyata sempit dengan janin/kepala tidak besar.

 b.Panggul ukuran normal tetapi anaknya besar/kepala besar. Pada kedua kemungkinan itu, bayi tidak

dapat lahir melalui jalan lahir biasa, dan membutuhkan operasi Sesar.
4.Indeks Masa Tumbuh

 Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas) merupakan masalah

penting, karena selain mempunyai resiko penyakit-penyakit tertentu, juga dapat mempengarui produktif

kerja. Laporan FAO /WHO/UNU tahun 1985 menyatakan bahwa batasan berat badan normal orang

dewasa ditentukan oleh Body Mass Index (BMI).

 Di Indonesia istila Body Mass Index diterjemahkan menjadi Indekx Masa Tubuh (IMT) merupakan alat

yang sederhana untu memantau status gizi orang dewasa khusunya yang berkaitan dengan kekurangan

dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang

dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang. Berat badan dilihat dari Quatelet atau body mass

Index (IMT).

 Ibu hamil dengan berat badan dibawah normal sering dihubungkan dengan abnormalitas kehamilan,

berat badan lahir rendah. Sedangkan berat badan overweight meningkatkan resiko atau terjadi kesulitan

dalam persalinan. Indeks massa tubuh (IMT) merupakan rumus matematis yang berkaitan dengan

lemak tubuh orang dewasa (Arisman, 2009).

 Penilaian Indeks Masa Tumbuh diperoleh dengan memperhitungkan berat badan sebelum hamil dalam

kilogram dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat (Yuni, 2009).

 Rumus ini hanya cocok diterapkan pada mereka yang berusia antara 19-70 tahun, berstruktur tulang

belakang normal, bukan atlet atau binaragawan.


Pemeriksaan Hb dan Golongan Darah

1.1 Hemoglobin
Kehamilan merupakan kondisi dimana ibu memiliki resiko yang berdampak pada
kesehatan ibu dan janin, seperti resiko anemia. Anemia adalah suatu keadaan di mana kadar
hemoglobin dalam darah di bawah normal. Hal ini bisa disebabkan olehkurangnya zat gizi untuk
pembentukan darah, seperti kekurangan zat besi, asam folat ataupun vitamin B12. Anemia yang
paling sering terjadi terutama pada ibu hamil adalah anemia karena kekurangan zat besi
(Fe). Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama
kehamilan. Anemia pada kehamilan merupakan masalah besar yang berdampak buruk terhadap
kehamilan maupun persalinan baik bagi ibu dan bayinya serta memerlukan penanganan hati-hati,
termasuk pemeriksaan untuk mencari penyebab.
Standar pelayanan kebidanan keenam membahas tentang pengelolaan anemia pada
kehamilan yang bertujuan untuk menemukan anemia pada kehamilan secara dini dan melakukan
tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung. Selama
proses bidan harus memeriksa kadar Hb pada kunjungan pertama dan minggu ke-28,
memberikan sedikitnya satu tablet zat besi selama 90 hari, penyuluhan tentang gizi zat besi,
memberikan ibu hamil terduga anemia satu tablet zat besi 2-3 kali perhari rujuk ibu dengan
anemia berat, menyarankan ibu untuk konsumsi tablet zat besi 4-6 bulan postpartum.
Hemoglobin (Hb) adalah komponen sel darah merah yang berfungsi menyalurkan
oksigen ke seluruh tubuh. Jika Hb berkurang, jaringan tubuh kekurangan oksigen. Oksigen
diperlukan tubuh untuk bahan bakar proses metabolisme. Menurut Manuaba (2001),
haemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media
transport oksigen dari paru-paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat
darah berwarna merah.
Zat besi merupakan bahan baku pembuat sel darah merah. Ibu hamil mempunyai tingkat
metabolisme yang tinggi misalnya untuk membuat jaringan tubuh janin, membentuknya menjadi
organ dan juga untuk memproduksi energi agar ibu hamil bisa tetap beraktifitas normal sehari-
hari (Sin sin, 2010). Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk
menetapkan prevalensi anemia. Hb merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah
merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/ dl darah dapat digunakan sebagai
indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. Kandungan hemoglobin yang rendah dengan
demikianmengindikasikan anemia.
Pada pemeriksaan dan pengawasan haemoglobin dapat dilakukan dengan mengunakan
metode sachli yang dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I (umur
kehamilan sebelum 12 seminggu) dan trimester III (umur kehamilan 28 sampai 36 minggu).
Di antara metode yang paling sering digunakan di laboratorium dan palingsederhana
adalah metode Sahli, dan yang lebih canggih adalah metode sianmethemoglobin, pemeriksaan
Hb elektrik. Pada metode Sahli, hemoglobindihidrolisis dengan HCl menjadi
globin ferroheme. Ferroheme oleh oksigen yang ada di udara dioksidasi menjadi ferriheme yang
segera bereaksi dengan ion CI membentukferrihemechlorid yang juga disebut hematin atau
hemin yang berwarna coklat. Warna yang terbentuk ini dibandingkan dengan warna standar
(hanya dengan mata telanjang). Untuk memudahkan perbandingan warna standar dibuat konstan,
yang diubah adalahwarna hemin yang terbentuk. Perubahan warna hemin dibuat dengan cara
pengenceran sedemikian rupa sehingga warnanya sama dengan warna standar.
 Kelebihan dan Kelemahan Metode Pemeriksaan Hb
Jenis Metode Obyektifitas Keakuratan Kesederhanaan Efisiensi
Sahli Sedang Sedang Tinggi Sedang
Sianmethemoglobin Tinggi Tinggi Rendah Rendah
Electric Tinggi Sedang Sedang Tinggi

Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat di bagi menjadi
4 kategori yaitu :
1) Hb > 11 gr%Tidak anemia (normal).
2) Hb 9-10 gr% Anemia ringan.
3) Hb 7-8 gr% Anemia sedang.
4) Hb <7 gr% Anemia berat (Manuaba, 2001).
Indikasi dilakukan pemeriksaan Hb adalah keadaan kekurangan zat besi dengan kadar
Hb kurang dari 11 gr %. Nilai normal menurut WHO, kriteria persangkaan anemia, bila Hb
dibawah :
 Wanita tak hamil 12 g%  Hb 9-10 gr % disebut anemia ringan
 Wanita hamil 11 g %  Hb 7-8 gr % disebut anemia sedang
 Trimester I 11 g %  Hb < 7 gr % disebut anemia berat
 Trimester II 10,5 g %
 Trimester III 11 g %
Menurut Wasnidar (2007), manfaat dilakukan pemeriksaan haemoglobin pada ibu
hamil, yaitu :
1) Mencegah terjadinya anemia dalam kehamilan.
2) Mencegah terjadinya berat badan lahir rendah.
3) Memenuhi cadangan zat besi kurang.
Menurut prawirohardjo dan Winkjosastro (1999), kurangnya kadar haemoglobin
dalam kehamilan dapat menyebabkan :
1) Abortus.
2) Partus imatur/ prematur.
3) Kelainan kongenital.
4) Perdarahan antepartum.
5) Gangguan pertumbuhan janin dalam rahim.
6) Kematian perinatal.
Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena darah ibu
hamil mengalamihemodilusi (pengenceran) dengan peningkatan volume 30 % sampai 40 % yang
puncaknya pada kehamilan trimester kedua. Jumlah peningkatan sel darah 18 % sampai30 % dan
hemoglobin sekitar 19 %. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil sekitar 11 gr % maka dengan
terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia kehamilan fisiologis, dan Hb ibu akan
menjadi ± 10,5g %. Dalam pemeriksaan Hb secara sahli kesalahan yang sering terjadi adalah
sebagai berikut :
1) Alat/reagen kurang sempurna, yaitu :
a. Volume pipet Hb tidak selalu tepat 20 ul.
b. Warna standard sering sudah pucat.
c. Kadar larutan HCL sering tidak dikontrol.
2) Orang yang melakukan pemeriksaan :
a. Pengambilan darah kurang baik.
b. Penglihatan pemeriksa tidak normal atau sudah lelah.
c. Intensitas sinar/penerangan kurang.
d. Pada waktu waktu membaca hsil dipermukaan terdapat gelembung udara.
e. Pipet tidak dibilas dengan HCL.
f. Pengenceran tidak baik.
1.2 Golongan Darah
Golongan darah adalah pengklasifikasian darah berdasarkan kehadiran atau
ketidakhadiran dari substansi antigen yang menempel pada permukaan sel darah merah. Antigen
ini boleh jadi protein, karbohidrat, glikoprotein, atau glikopids, tergantung pada sistem
penggolongan darah dan juga beberapa antigen ini juga berada pada sel dari berbagai mcam otot
(Blood Typing, Nobleprize).
Golongan darah merupakan ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Golongan
darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut antigen) yang terkandung di dalam sel darah
merah.
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan
jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dengan kata lain,
golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut antigen) yang terkandung di dalam
sel darah merah.
Golongan darah menurut sistem A-B-O dapat diwariskan dari orang tua kepada
anaknya. Land-Steiner dalam Suryo (1996) membedakan darah manusia kedalam empat
golongan yaitu A, B, AB dan O. Penggolongan darah ini disebabkan oleh macam antigen yang
dikandung oleh eritrosit (sel darah merah).
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil ini penting dilakukan untuk mengetahui
golongan darah pada ibu. Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil dilakukan pada awal
kehamilan. Pemeriksaan golongan darah mempunyai berbagai manfaat dan mempersingkat
waktu dalam identifikasi. Golongan darah penting untuk diketahui dalam hal kepentingan
transfusi dan donor yang tepat (Azmielvita , 2009).
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya, sebagai berikut :
1) Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan
membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalamserum darahnya. Sehingga,
orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan
golongan darah A-negatif atau O-negatif.
2) Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan
menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan
golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-
negatif atau O-negatif
3) Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta
tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan
darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan
disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat
mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
4) Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi
terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat
mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor
universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari
sesama O-negatif.
Menurut sistem ABO, golongan darah manusia dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai
berikut :
No. Golongan Keterangan
Darah
1. A Apabila di dalam sel darah seseorang mengandung
aglutinogen A dan serumnya mengandung aglutinin β
sehingga dapat dirumuskan (A, β ).
2. B Apabila di dalam sel darah seseorang terdapat
aglutinogen B, sedangkan dalam serumnya terdapat
aglutinin αsehingga dirumuskan (B, α )
3. AB Apabila di dalam sel darah seseorang terdapat
aglutinogen Adan B, sedangkan di dalam serumnya tidak
mengandung aglutinin, sehingga dapat dirumuskan (AB,–)
4. O Apabila di dalam sel darah seseorang tidak terdapat
aglutinogen sedangkan dalam serumnya mengandung
aglutinin α dan β sehingga dapat dirumuskan (-, α, β ).
Cara menentukan golongan darah yaitu :
1) Apabila hanya terjadi aglutinasi pada antisera A maka golongan darah adalah A.
2) Apabila hanya terjadi aglutinasi pada antiesra B maka golongan darah adalah B.
3) Apabila terjadi aglutinasi pada kedua antisera A dan B maka golongan darah adalah AB.
4) Apabila tedak terjadi aglutinasi pada kedua antisera A dan B maka golongan darah adalah O.
Golongan Serum
Darah Anti A Anti B Anti AB
O Tidak Tidak Tidak
Menggumpal Menggumpal Menggumpal
A Menggumpal Tidak Menggumpal
Menggumpal
B Tidak Menggumpal Menggumpal
Menggumpal
AB Menggumpal Menggumpal Menggumpal

PEMBERIAN TABLET FE PADA IBU HAMIL

OLEH :
Eka SAputra
P2.06.20.2.11.047

Pengertian tablet besi


Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk
sel darah merah (hemoglobin). Selain itu, mineral ini juga berperan sebagai
komponen untuk membentuk mioglobin (protein yang membawa oksigen ke otot),
kolagen (protein yang terdapat pada tulang, tulang rawan, dan jaringan
penyambung), serta enzim. Zat besi juga berfungsi dalam sisten pertahanan
tubuh.

Manfaat tablet besi bagi ibu hamil


Tablet besi selama kehamilan sangat penting karena dapat membantu proses
pembentukan sel darah merah sehingga dapat mencegah terjadinya anemia /
penyakit kekurangan darah merah
Kebutuhan / dosis zat besi selama kehamilan
Tablet besi atau tablet Tambah Darah (TTD) diberikan pada ibu hamil sebanyak
satu tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan.
TTD mengandung 200 mg ferro sulfat setara dengan 60 miligram besi elemental
dan 0,25 mg asam folat.
Tablet tersebut wajib dikonsumsi oleh ibu-ibu hamil sebanyak sepuluh tablet
setiap bulannya untuk mengurangi gejala-gejala sakit saat masa kehamilan.
Efek samping tablet besi
 mual,
 nyeri lambung,
 muntah,
 kadang diare dan
 sulit buang air besar atau sembelit.

Waktu dan cara minum tablet besi yang benar


Sebenarnya, tablet penambah darah tidak harus dikonsumsi di awal kehamilan.
Pada masa awal kehamilan, tubuh masih memiliki simpanan zat besi yang cukup
yang dapat digunakan untuk pembentukan sel darah merah. Masuk ke trimester
kedua, cadangan zat besi tubuh akan mulai menurun. Disinilah pentingnya
konsumsi tablet penambah darah secara rutin.
Penyerapan besi dapat maksimal apabila saat minum tablet atau sirup zat besi
dengan memakai air minum yang sudah dimasak. Selain itu tablet besi sebaiknya
diminum pada malam hari setelah makan sebelum tidur untuk mengurangi efek
mual. Tablet besi baik dikonsumsi jika bersamaan dengan vitamin C untuk
membantu penyerapan dari zat besi ini.

Bahan-bahan makanan yang mengandung zat besi


Sumber makanan yang banyak mengandung zat besi terdapat dalam bahan
makanan hewani, kacang-kacangan dan sayuran berwarna hijau tua misalnya
daging, unggas, ikan, kerang, telur, sereal, bayam dan
Gizi ibu hamil adalah makanan sehat dan seimbang yang dibutuhkan oleh seorang ibu hamil baik
pada trimester I, II dan III yang harus dipenuhi sehingga janin yang dikandungnya dapat tumbuh
dengan baik serta tidak mengalami gangguan dan masalah.
Tujuan pemberian gizi seimbang pada ibu hamil
1. Untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu dan janin
2. Untuk pertumbuhan janin
3. Untuk persiapan persalianan
4. Untuk persiapan laktasi untuk meningkatkan produksi ASI
5. Penambahan berat badan selama hamil
6. Menghindari cacat bawaan, BBLR
Pola makan ibu selama hamil
Yang harus diperhatikan dalam pola makan ibu hamil :
1. Makanan mengandung gizi seimbang (Sumber tenaga, pembangun, pengatur)
2. Jumlah makanan harus cukup
3. Jenis mkanan sehat (mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat dan
air) dan bervariasi
4. Jadwal makan yang teratur (makan porsi kecil tetapi sering)
Trimester I
 Nafsu makan yang menurun, mual muntah serta timbul rasa mudah lelah
 Makanan yang dianjurkan makanan kering yang tinggi karbohidrat seperti biskuit,
krakers, roti kering, sirup, madu
 Makan sedikit demi sedikit tetapi sering.
Trimester II
 Kebutuhan kalori (+) terjadinya peningkatan BB
 Makanan yang seimbang serta diperbanyak mengkonsumsi makanan yang tinggi serat
(buah dan sayuran) dan banyak mengkonsumsi air putih
Trimester III
 Kebutuhan kalori dan nafsu makan (+)
 Makanan yang seimbang dengan porsi kecil tetapi sering, perbanyak mengkonsumsi cairan
dan buah agar ibu tidak mengalami sembelit
Bahan makanan yang sehat
A. Karbohidrat
Ibu hamil membutuhkan karbohidrat 45-65 % (265 gram/hari) total energi dari
karbohidrat. (beras, jagung, singkong, ubi, talas, dan sagu)
B. Protein
Protein > pertumbuhan dan perkembangan sel tubuh terutama otak (60 gr/hari). Contoh:
telor, susu, keju, kacang-kacangan, ikan dan daging.
C. Lemak
Sumber kalori utama untuk perkembangan janin (Tm I 6 gr, Tm II & III 10 gr) Contoh:
minyak biji bunga matahari, minyak kacang-kacangan (almond, hazelnut, kemiri, kenari,
wijen, kedelai), labu, jagung dan ikan.
D. Vitamin & Mineral
a. Asam folat (cacat bawaan saat lahir) Ex : sayuran hijau, kacang polong, hati, kuning telur
b. Vit A (buah-buahan, sayuran warna hijau atau kuning, mentega, susu, kuning telur dan
lainnya)
c. Vit C (Jambu klutuk, jeruk, tomat, nanas, sayur segar)
d. d. Vit B (membantu proses metabolisme energi) Ex : gandum, daging, susu, ragi, beras,
kuning telur, sayur-sayuran segar, buah-buahan, dan kacang-kacangan.
e. e. Vit D (membantu penyerapan kalsium) Ex : Minyak ikan, susu, telur, keju, dan bantuan
sinar matahari
f. f. Vit E (pertumbuhan sel dan jaringan) Ex: sayuran dan minyak biji-bijian dalam bentuk
margarine
g. g. Vit K (hati, sayur-sayuran berwarna hijau yang berdaun banyak, sayuran segar sejenis
kobis (kol), susu, kuning telur
h. h. Zat Besi (untuk mencegah anemia) Ex : sayuran hijau, daging merah dan gandum.
i. i. Kalsium (unt pertumbuhan tulang dan gigi janin) Ex : susu, telur, ikan laut, sayuran
hijau terutama brokoli.
FUNGSI PEMERIKSAAN K1- K4
Tujuan Pelayanan Antenatal
1. Menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang
dilahirkan sehat.
2. Memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan yang
optimal terhadap kehamilan risiko tinggi.
3. Menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal.

A. Jadwal kunjungan asuhan antenatal


Dalam bahasa program kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal ini diberi kode
angka K yang merupakan singkatan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal yang lengkap adalah
K1, K2, K3 dan K4. Hal ini berarti, minimal dilakukan sekali kunjungan antenatal hingga usia
kehamilan 28 minggu, sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28-36 minggu dan sebanyak
dua kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan diatas 36 minggu.
Selama melakukan kunjungan untuk asuhan antenatal, para ibu hamil akan mendapatkan
serangkaian pelayanan yang terkait dengan upaya memastikan ada tidaknya kehamilan dan
penelusuran berbagai kemungkinan adanya penyulit atau gangguan kesehatan selama kehamilan
yang mungkin dapat mengganggu kualitas dan luaran kehamilan. Identifikasi kehamilan
diperoleh melalui pengenalan perubahan anatomi dan fisiologi kehamilan seperti yang telah
diuraikan sebelumnya. Bila diperlukan, dapat dilakukan uji hormonal kehamilan dengan
menggunakan berbagai metoda yang tersedia.

Ada 6 alasan penting untuk mendapatkan asuhan antenatal, yaitu:


1. Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas kesehatan
2. Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang dikandungnya
3. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya
4. Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan risiko tinggi
5. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga kualitas kehamilan
6. Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan membahayakan keselamatan
ibu hamil dan bayi yang dikandungnya.

Perencanaan
Jadwal pemeriksaan (usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir) :
- sampai 28 minggu : 4 minggu sekali
- 28 – 36 minggu : 2 minggu sekali
- di atas 36 minggu : 1 minggu sekali
KECUALI jika ditemukan kelainan / faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan
harus lebih sering dan intensif.
KUNJUNGAN / PEMERIKSAAN PERTAMA ANTENATAL CARE
1. menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan
2. menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan
3. menentukan status kesehatan ibu dan janin
4. menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/ tidaknya faktor risiko kehamilan
5. menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya
Tujuan kunjungan K1
K1 Kehamilan adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk
mendapatkan pemeriksaan kesehatan seorang ibu hamil sesuai standar pada Trimester pertama
kehamilan, dimana usia kehamilan 1 sampai 12 minggu dengan jumlah kunjungan minimal satu
kali
Meliputi :
1. Identitas/biodata
2. Riwayat kehamilan
3. Riwayat kebidanan
4. Riwayat kesehatan
5. Pemeriksaan kehamilan
6. Pelayanan kesehatan
7. Penyuluhan dan konsultasi
serta mendapatkan pelayanan 7T yaitu :
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Ukur Tekanan Darah
3. Skrinning status imunisasi Tetanus dan berikan Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) bila diperlukan
4. Ukur tinggi fundus uteri
5. Pemberian Tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan
6. Test Laboratorium (rutin dan Khusus)
7. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB
pasca persalinan.
Atau yang terbaru 10T yaitu dengan menambahkan 7T tadi dengan:
8. Nilai status Gizi (ukur lingkar lengan atas)
9. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
10. Tata laksana kasus.
Cakupan K1 yang rendah berdampak pada rendahnya deteksi dini kehamilan berisiko, yang kemudian
mempengaruhi tingginya AKB dan AKI.
Tujuan k1 :
- Menjalin hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan klien
- mendeteksi komplikasi-komplikasi/masalah yang dapat diobati sebelum mengancam jiwa ibu
- Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia karena (-) Fe atau
penggunaan praktek tradisional yang merugikan
- Memulai mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan. Asuhan itu penting untuk
menjamin bahwa proses alamiah dari kalahiran berjalan normal dan tetap demikian seterusnya.
- mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya) bertujuan
untuk mendeteksi dan mewaspadai.
- Memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan jalan menegakkan
hubungan kepercayaan dengan ibu
- Mengidentifikasi faktor risiko dengan mendapatkan riwayat detail kebidanan masa lalu dan
sekarang, riwayat obstetrik, medis, dan pribadi serta keluarga.
- Memberi kesempatan pada ibu dan keluarganya mengekspresikan dan mendiskusikan adanya
kekhawatiran tentang kehamilan saat ini dan kehilangan kehamilan yang lalu, persalinan,
kelahiran atau puerperium.
K1 ini mempunyai peranan penting dalam program kesehatan ibu dan anak yaitu sebagai
indikator pemantauan yang dipergunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta
kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat (Depkes RI, 2001).

Tujuan Kunjungan k2
K2 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada trimester II (usia
kehamilan 12 – 28 minggu) dan mendapatkan pelayanan 7T atau 10T setelah melewati K1.
Tujuan k2 :
- Menjalin hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan klien
- mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa
- Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia karena (-) Fe atau
penggunaan praktek tradisional yang merugikan
- Memulai mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan. Asuhan itu penting untuk
menjamin bahwa proses alamiah dari kalahiran berjalan normal dan tetap demikian seterusnya
- Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya)
bertujuan untuk mendeteksi dan mewaspadai.
- Kewaspadaan khusus mengenai PIH (Hipertensi dalam kehamilan), tanyakan gejala, pantau TD
(tekanan darah), kaji adanya edema dan protein uria.
- Pengenalan koplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
- Penapisan pre-eklamsia, gameli, infeksi, alat rerproduksi dan saluran perkemihan.
- Mengulang perencanaan persalinan.

Tujuan Kunjungan k3 dan k4


K3 dan K4 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada trimester III
(28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan.
akhir) dan mendapatkan pelayanan 7T setelah melewati K1 dan K2.
Tujuan k4
- Sama dengan kunjungan I dan II
- Palpasi abdomen
- Mengenali adanya kelainan letak dan persentase yang memerlukan kehahiran RS.
- Memantapkan persalinan Mengenali tanda-tanda persalinan.

Menurut Muchtar (2005), jadwal pemeriksaan antenatal yang dianjurkan adalah :


a. Pemeriksaan pertama kali yang ideal yaitu sedini mungkin ketika haid terlambat satu bulan
b. Periksa ulang 1 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan
c. Periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 9 bulan
d. Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan
e. Periksa khusus bila ada keluhan atau masalah
TIGA LANGKAH PERAWATAN

Perawatan payudara dianjurkan mulai dilakukan setelah kehamilan berusia 5-6 bulan. Sebab, jika
sejak awal kehamilan kita sudah melakukan perangsangan puting, misalnya, bukan hasil baik yang
diperoleh, “tapi malah bisa menimbulkan kontraksi rahim,” jelas Suharjanti.
Adapun perawatan yang dilakukan ialah:

1. Pemijatan
Hal ini bisa dilakukan kala mandi. Sebelumnya siapkan di waskom air hangat dan air dingin, minyak
kelapa yang bersih (paling baik jika bikinan sendiri) atau baby oil, handuk, dan kapas.
Bersihkan payudara memakai air, lalu massage memakai minyak. Pemijatan dilakukan dengan
memakai kedua tangan, sekeliling payudara diurut memutar searah jarum jam dan kemudian
berbalik arah/berlawanan jarum jam. Setelah itu lakukan pengurutan dari bawah menuju puting,
namun putingnya sendiri tak perlu di-massage karena tak berkelenjar tapi hanya merupakan saluran
air susu belaka.

Usai massage, ketuk-ketuklah payudara memakai ujung jari atau ujung ruas jari. Gunanya agar
sirkulasi darah bekerja lebih baik. Selanjutnya puting dibersihkan dengan menggunakan kapas dan
minyak. Minyak ini berguna melenturkan dan melembabkan puting agar saat menyusui kelak puting
sudah tak gampang lecet.

Terakhir, bersihkan payudara dan puting memakai air hangat dan dingin. Tujuannya untuk
memperlancar sirkulasi darah. Setelah itu keringkan pakai handuk.

2. Senam Teratur
Sebaiknya payudara juga dirawat dengan melakukan senam. Gunanya untuk memperkuat otot
pektoralis di dada, sehingga memadatkan payudara dan merangsang produksi ASI agar lebih baik.

Senamnya sangat mudah, kok, Bu. Bisa dilakukan sebelum atau sesudah mandi. Ada dua macam
senam yang bisa dilakukan para ibu, yaitu:

*) Posisi berdiri, tangan kanan memegang bagian lengan bawah kiri dekat siku, sebaliknya tangan
kiri memegang lengan bawah kanan (seperti orang bersidekap). Kemudian tekan kuat-kuat ke arah
dada dengan cara mempererat pegangan, sehingga terasa tarikannya pada otot-otot di dasar
payudara. Selanjutnya lemaskan kembali. Lakukan berulang-ulang hingga 30 kali.

*) Pegang bahu dengan kedua ujung tangan, kemudian siku diputar ke depan sehingga lengan
bagian dalam mengurut (massage) payudara ke arah atas. Diteruskan gerakan tangan ke atas ke
belakang dan kembali pada posisi semula. Lakukan latihan ini 20 kali putaran.

3. Memakai Bra Yang Pas


Untuk mengatasi rasa tak enak pada saat payudara membesar, pakailah bra yang pas dan bisa
memegang. Jangan pakai yang terlalu ketat atau longgar, tapi harus benar-benar pas sesuai ukuran
payudara saat itu dan dapat menopang perkembangan payudara. Jika terlalu sempit akan
menghambat perkembangan kelenjar payudara, sedangkan kalau terlalu longgar akan tampak jatuh
dan sakit dipakainya.

Jika payudara sangat besar, ada baiknya untuk memilih yang memakai penyangga kawat. Karena
bra yang tak menopang dengan baik pada payudara besar cenderung akan turun dan membentuk
lipatan di bagian bawah payudara. Sementara jika si ibu tak menjaga kebersihan dan kekeringan di
bawah lipatan tersebut, maka jamur biasanya akan tumbuh.

Jangan lupa, tubuh ibu hamil cenderung berkeringat. Untuk itu, pilihlah bra dari bahan katun atau
campuran katun sehingga nyaman dipakai dan mudah menyerap keringat. Tali pengikatnya agar
dipilih yang lebar sehingga dapat menyangga payudara dengan baik.

Bila jamur sudah terlanjur hadir, segera bawa ke dokter. Sebab, jika jamur naik hingga ke seluruh
payudara bisa menjadi masalah pada saat menyusui nanti.

Read more:http://doktersehat.com/merawat-payudara-dan-puting-susu-saat-hamil/#ixzz4WvpWsL7Y

Anda mungkin juga menyukai