PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana angka kejadian BBLR (bayi berat lahir rendah) di
indonesi?
2. Bagaimana pencegahan pada BBLR?
3. Bagaimana penanganan pada BBLR?
4. Bagaimana peran bidan di komunitas pada BBLR?
5. Bagaimana strategi atau pendekatan masyarakat untuk menurunkan
angka kejadian pada BBLR?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kisaran 10% kabupaten nganjuk salah satu kabupaten yang ada di jawa
timur perlu mendapatkan perhatian khusus karena jumlah kematian bayi
dan balita pada tahun 2012 di kabupaten ini menempati peringkat kedua
tertinggi dijawa timur setelah kabupaten jember (dinas kesehatan provensi
jawa timur, 2013). Lebih serius lagi, 46% kematian bayi dan neonatus di
kabupaten nganjuk pada tahun 2013 disebabkan oleh bblr (dinas kesehatan
kabupaten nganjuk, 2013).
4
3. Penanganan pada BBLR
1. Memepertahankan suhu dengan ketat, bayi berat lahir rendah mudah
mengalami hipotermia. Oleh karena itu, suhu tubuhnya harus
dipertahankan dengan ketat.
2. Mencegah infeksi dengan ketat. Dalam penganan bayi berat lahir
rendah harus memperhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi
karena sangat brentan. Salah satu cara pencegahan infeksi, yaitu
dengan mencuci tangan sebelum memegang bayi.
3. Pengawasan nutrisi dan ASI. Refleks menelan pada bayi dengan berat
lahir rendah belum sempurna oleh karena itu, pemberian nutrisi harus
dib erikan dengan hati-hati.
4. Penimbangan ketat. Penimbangan berat badan harus dilakukan secara
ketat karena peningkatan berat badan merupakan salah satu status gizi
atau nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh.
(Syafrudin, 2009)
5
3) Tantangan dan tuntutan masyarakat pada bidan yang memilih
kopetensi profesional sebagai povider dan lini terdepan dalam
pelayanan kesehatan:
Beberapa tantangan dan tuntutan terhadap provesi bidan dalam
memberikan asuhan BBLR terkini antara lain:
a. Kopetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau
melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas
keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang
dituntut oleh pekerjaan tersebut. (Wibowo, 2008)
b. Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang berperan
sebagai provider dan lini terdepan pelayanan kesehatan yang
dituntut memiliki kopetensi profesional dalam menyikapi tuntutan
masyarakat didalam pelayanan kebidanan
c. Kopetensi profesional bidan terkait dengan asuhan persalinan dan
bayi baru lahir, termasuk bayi BBLR.
d. Oleh karena itu pengetahuan, keahlian dan kecakapan seorang
bidan menjadi bagian yang menentukan dalam menekan angka
kematian saat melahirkan
e. Bidan diharapkan dapat mendukung usaha peningkatan derajat
kesehatan masyarakat, yakni melalui peningkatan kualitas
pelayanan kebidanan (hidayat, A dan Sujiatini, 2010)
f. Peningkatan kualitas pelayanan kebidanan ini hanya dapat dicapai
melalui pelayanan tenaga yang profesional dan berkopeten
g. Bidan dalam memberikan pelayanan kebbidanan kepada
masyarakat haruslah memiliki kopeten.
h. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan bidan dapat
menyebabkan hal-hal yang sering kali menjadi penyebab kematian
bayi, seperti bidan tidak memiliki kemampuan merujuk, terlambat
mengambil keputusan, sehingga penanganan terlambat dilakukan
6
i. Maka kopetensi yang dimiliki seorang bidan mempunyai pengaruh
yang sangan besar terhadap kualitas pelayanan kebidanan yang
diberikan (Hidayat, A dan Sujiati 2010)
4) Pentingnya kompetensi bidan dalam penanganan BBLR:
Pentingnya tenaga bidan dalam penanganan BBLR , dengan beberapa
alasan sebagai berikut:
a. Dinegara berkembang kelahiran BBLR, masih cukup tinggi
terutama di Indonesia, dengan kisaran data sebagai berikut:
Insiden di rumah sakit mencapai sekitar 20%
Di pusat rujukan regional mencapai 20 %
Sedangkan ditingkat perdesaan tercatat 10,5%
b. Meskipun dibeberapa tempat di Indonesia ada beberapa data BBLR
tidak tinggi, namun tetapi penting juga untuk mengwaspadai
adanya kelahiran BBLR dengan cara melakukan upaya peningkatan
kompetensi tenaga bidan dibidang manajemen BBLR bagi bidan
lini terdepan, seperti bidan dipuskesmas, puskesmas pembantu,
bidan desa dan sebagainya.
c. Dengan demikian para bidan yang ada di puskesmas dan desa
memiliki kemampuan dalam penanganan kasus BBLR secara
profesional, berjalan baik juga pencegahan dan penanganan rujukan
berdasarkan prosedur yang benar.
d. Melalui peningkatan kemampuan dan keterampilan manajeman
BBLR bagi bidan puskesmas atau desa, diharapkan dapat
menambah wawasan dan kopetensiny, terutama dalam menurunkan
angka kematian bayi baru lahir rendah baik tingkat desa,
kecamatan, kabupaten hingga propinsi maupun nasional.
e. Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh tenagan bidan
dengan kemampuan yang disesuaikan dengan kopetensi dan
fasilitas yang tersedia. (Saifuddin AB, 2002)
7
5. Strategi atau pendekatan masyarakat untuk menurunkan angka
kejadian pada BBLR
1) Pencegahan perkawinan usia anak
2) Pemberian sosialisasi kesehatan reproduksi baik di sekolah maupun
lembaga msyarakat
3) Meningkatkan pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) minimal 4 kali
selama kehamilan.
4) Melakukan orientasi program Perencanaan Persalinan dan Pencegaham
Komplikasi (P4K). (Maternity, 2017)
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator yang sangat
penting untuk mengukur keberhasilan program berbagai penyebab
kematian maupun program kesehatan ibu dan anak sebab angka kematian
bayi ini berkaitan erat dengan tingkat kesehatan ibu dan anak. Salah satu
penyebab secara langsung langsung kematian bayi adalah bayi berat lahir
rendah (BBLR).
Oleh karena itu untuk menurunkan angka kejadian BBLR
diharapkan bidan melukukan pencegahan dan penangan pada BBLR serta
melaksanakan peran bidan dikomunitas diwilayah sektor kerjanya dan
melakukan startegi atau pendekatan di masyarakat
3.2 Saran
Demikianlah makalah ini penulis buat dengan sebaik-baiknya,
namun sebagai manusia penulis selalu tidak lepas dari kesalahan. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun penulis sangat diharapkan
untuk menyempurnakan makalah ini, agar penulis dapat memperbaiki
pembuatan makalah penulis diwaktu yang akan datang.
9
DAFTAR PUSTAKA
Andi
Sembiring, Julina. 2017. Asuhan Neonatus Bayi Balita Anak Pra Sekolah.
Jakarta. DEEpublish
Prawirohardjo
10