Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Teori Perilaku Level Individu

(Green, Snehandu B.Kar, WHO)

Oleh : Kelompok 8

Dahlia 101811133010
Imas Elva K 101811133011
Sukma Ardanie 101811133013
Vina Himmatus S 101811133014
Salsabila Novianti 101811133032
Trisna Nurya Majid 101811133048
Istikhomatul Ulya 101811133059
Mutiara Sitha Putri 101811133073
Bella Dwi Saputri 101811133078

KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
anugerah-Nya sehingga makalah Komunikasi Kesehatan dengan judul "Teori
Perilaku Level Individu (Green, Snehandu B.Kar, WHO)" dapat terselesaikan.
Pada kesempatan ini kami ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada Ibu
Dr. Shrimarti Roekmini Devy, Dra., M.Kes selaku dosen Mata Kuliah Promosi
dan Pendidikan Kesehatan. Selain itu kami juga mengucapkan terimakasih
sebanyak-banyaknya kepada :
1. Orang tua yang selalu mendoakan dan mendukung perkuliahan kami
selama ini.
2. Teman-teman sekelompok yang telah bekerja sama menyelesaikan tugas
makalah ini.
3. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan anugerah serta balasan pahala
atas segala yang telah diberikan oleh pihak yang telah membantu selama proses
pengerjaan makalah. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri dan
orang lain.

Surabaya, 24 April 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................
1.3 Tujuan ............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Teori Lawrence Green
2.2 Teori Snehandu B.Kar
2.3 Teori Who
2.4 ........................................................................................................................
2.5 xxx ..................................................................................................................
2.6 xxx ..................................................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................
3.2 Saran ...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perilaku merupakan salah satu faktor determinan kesehatan yang dapat
mempengaruhi perubahan kesehatan seseorang. Salah satu upaya untuk
meningkatkan keshatan masyarakat yaitu dengan mengubah perilaku yang tidak
sehat menjadi sehat. Namun meskipun kesehatan itu sangat penting utnuk
diperhatikan, nyatanya masih banyak masyarakat yang belum memahami
pentingnya kesehatan dan belum menerapkan pola hidup sehat baik dalam
kesehatan individu, keluarga maupun kelompok. Oleh karena itu perlu silakukan
suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya
menjaga kesehatan.
Ketidaksadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan dapat
dipengaruhi dari beberapa hal. Selain pengetahua dan lingkungan, kebiasaan atau
perilaku masyarakat juga menjadi penyebab atas rendahnya tingkat kesehatan
masyarakat. Sehingga perlu diketahui apa saja yang mempengaruhi perilaku
kesehatan masyarakat khususnya pada tiap individu tentang faktor apa saja yang
dapat mempengaruhi perilaku kesehatan individu.
Dalam hal inifaktor-faktor yang mempengaruhi perilaku individu dalam
kesehatan dapat diketahui melalui beberapa teori yang telah dikemukakan oleh
beberapa tokoh seperti Lawrence Green, Snehandu B.Kar, dan WHO.
Dikarenakan banyaknya individu di masyarakat yang kurang memperhatikan
kesehatannya, maka dalam makalah kali ini penulis ingin menjelaskan faktor apa
saja yang dapat mempengaruhi perilaku individu menurut 3 tokoh diatas.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana perilaku individu menurut teori Lawrence Green?


2. Bagaimana perilaku individu menurut teori Snehandu B.Kar?
3. Bagaimana perilaku individu menurut teori WHO?

1
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bagaimana perilaku individu menurut teori
Lawrence Green
2. Untuk mengetahui bagaimana perilaku individu menurut teori
Snehandu B.Kar
3. Untuk mengetahui bagaimana perilaku individu menurut teori WHO

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. TEORI LAWRENCE GREEN

Perilaku adalah resultan antar stimulus (faktor eksternal) dengan rspon


(faktor internal) dalam subjek atau orang yang berperilaku tersebut. Perilaku
seseorang atau subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor baik dari dalam maupun dari
luar subjek. Faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan ada 3 yaitu sebagai
berikut.

1. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi adalah faktor-faktor yang mempermudah terjadinya
perilaku seseorang antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan,
kepercayaan, nilai-nilai, tradisi masyarakat tersebut terhadap apa yang
dilakukan. Misalnya perilaku ibu hamil untuk memeriksakan
kehamilannya akan dipermudah apabila ibu tersebut tahu apa manfaat
dari periksa hamil, tahu siapa dan dimana periksa hamil tersebut
dilakukan.
2. Faktor pemungkin
Faktor pemungkin (enabling) perilaku adalah fasilitas, sarana, atau
prasarana yang mendukung atau yang memfasilitasi terjadinya perilaku
seseorang. Misalnya untuk terjadinya perilaku ibu periksa hamil, maka
diperlukan bidan atau dokter, fasilitas periksa hamil seperti puskesmas,
rumah sakit, klinik, posyandu, dan sebagainya. Agar seseorang atau
masyarakat buang air besar pada tempatnya (di jamban) maka harus
tersedia jamban terlebih dahulu atau setidaknya mempunyai dana
untuk memiliki jamban sendiri. Pengetahuan dan sikap saja belum
menjamin terjadinya perilaku, maka masih diperlukan sarana atau
fasilitas untuk memungkinkan atau mendukung perilaku tersebut. Dari
segi kesehtan masyarakat, agar masyarakat mempunyai perilaku sehat
harus terakses dengan sarana dan prasarana atau fasilitas pelayanan
kesehatan.

3
3. Faktor Penguat
Faktor penguat adalah faktor yang mendorong atau memperkuat
terjadinya perilaku. Pengetahuan, sikap, dan fasilitas yang tersedia
kadang-kadang belum menjamin terjadinya perilaku seorang atau
masyarakat. Sering terjadi, bahwa masyarakat sudah tahu manfaat
keluarga berencana (KB) dan juga telah tersedia di lingkungannya
fasilitas pelayanan KB, tetapi mereka belum ikut KB karena alasan
yang sederhana, yakni bahwa Toma (tokoh masyarakat) yang
dihormatinya tidak atau belum mengkuti KB. Dari contoh tersebut
dapat ditarik kesimpulan bahwa Toma merupakan faktor penguat
terjadinya perilaku seseorang.
Model ini dapat ditulis sebagai berikut.

B= f(PF, EF, RF)

Keterangan:
B=behavior
PF=predisposing factors
EF=enabling factors
RF=reinforcing factors
F=fungsi
Disimpulkan bahwa perilaku seseorang tentang kesehatan ditentukan oleh
pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau
masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan
perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan
memperkuat terbentuknya perilaku.
Seseorang yang tidak mau mengimunisasikan anaknya di posyandu dapat
disebabkan karena orang tersebut tidak atau belum mengetahui manfaat imunisasi
bagi anaknya. Atau barangkali juga karena rumahnya jauh dari posyandu atau
puskesmastempat mengimunisasikan anaknya. Sebablain,mungkin karena para
petugas kesehatan atau tokoh masyarakat lain disekitarnya tidakpernah
mengimunisasikan anaknya.

4
B. TEORI SNEHANDU B.KAR
Menurut Snehandu B.Kar (1983) perilaku kesehatan merupakan fungsi
dari:
1. Behavior Intention, niat seseorang untuk bertindak sehubungan
dengan kesehatan dan kesehatannya.
2. Social Support, dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya.
3. Accessibility of Information, ada atau tidaknya informasi tentang
kesehatan atau fasilitas kesehatan.
4. Personal Autonomy, otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini
adalah pengambilan tindakan atau keputusan.
5. Action Situation, situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau
tidak bertindak.
Uraian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut:

B = f(Bl, SS, AI, PA, AS)

Dimana ;
B = Behavior
f = fungsi
BI = Behavior intention
SS = Social support
Al = Accessebility of Information
PA = Personal Autonomy
AS = Action situation
Disimpulkan bahwa perilaku kesehatan seseorang atau masyarakat
ditentukan oleh niat orang terhadap obyek kesehatan, ada atau tidaknya dukungan
dari masyarakat sekitarnya, ada atau tidaknya informasi tentang kesehatan,
kebebasan dari individu untuk mengambil keputusan/bertindak, dan situasi yang
memungkinkan ia berperilaku/bertindak atau tidak berperilaku/tidak bertindak.
Contoh nya, Seorang ibu yang tidak mau ikut KB, mungkin karena ia tidak
ada minat dan niat terhadap KB (behavior intention), atau barangkali juga karena
tidak ada dukungan dari masyarakat sekitarnya (social support). Mungkin juga
karena kurang atau tidak memperoleh informasi yang kuat tentang KB
(accessebility of information), atau mungkin ia tidak mempunyai kebebasan untuk

5
menentukan, misalnya harus tunduk kepada suaminya, mertuanya atau orang lain
yang ia segani (personal autonomy). Faktor lain yang mungkin menyebabkan ibu
ini tidak ikut KB adalah karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan,
misalnya alasan kesehatan (action situation).

C. TEORI WHO

Tim kerja dari WHO mengenalisis bahwa yang menyebabkan seseorang


itu berperilaku tertentu karena adanya 4 alasan pokok. yaitu :

1. Sikap akan terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi


saat itu.
2. Sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu
kepada pengalaman orang lain.
3. Sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan pada
banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang.
4. Nilai (value).

Tim ahli WHO (1984) menganalisa bahwa yang menyebabkan seseorang


berperilaku karena adanya 4 alasan pokok (Determinan), yaitu :

1. Pemikiran dan Perasaan (Thoughts and Felling)


Yakni dalambentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan-
kepercayaan, dan penilaian-penilaian seseorang terhadap objek (dalam
hal ini adalah objek kesehatan).
a. Pengetahuan : Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau
pengalaman orang lain. Misalnya, Seorang ibu mengimunisasikan
anaknya setelah melihat anak tetangganya terkena penyakit polio
sehingga anak tersebut cacat itu dikarenakan anak tetangganya
tersebut belum pernah memperoleh imunisasi polio.
b. Kepercayaan : Kepercayaan sering di peroleh dari orang tua,
kakek, atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu
berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih
dahulu. Misalnya wanita hamil tidak boleh makan telur agar tidak
kesulitan waktu melahirkan.
c. Sikap : Sikap mengambarkan suka atau tidak suka seseorang
terhadap objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri
atau orang lain yang paling dekat. Sikap membuat seseorang
mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap positif
terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu
tindakan yang nyata. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan
yang telah disebutkan diatas.

6
1) Sikap akan terwujud didalam suatu tindakan tergantung
pada situasi saat itu. Misalnya, seorang ibu yang anaknya
sakit segera ingin membawanya ke puskesmas, tetapi pada
saat itu tidak mempunyai uang sepeserpun sehingga ia
gagal membawa anaknya ke puskesmas.
2) Sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan yang
mengacu kepada pengalaman orang lain. Misalnya,
seorang ibu tidak mau membawa anaknya yang sakit keras
kerumah sakit, meskipun ia mempunyai sikap yang positif
terhadap rumah sakit, sebab ia teringat akan anak
tetangganya yang meninggal setelah beberapa hari di
rumah sakit.
3) Sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan
berdasarkan pada banyak atau sedikitnya pengalaman
seseorang. Misalnya, seorang akseptor KB dengan alat
kontrasepsi IUD mengalami perdarahan. Meskipun
sikapnya sudah positif terhadap KB, tetapi ia kemudian
tetap tidak mau ikut KB dengan alat kontrasepsi apapun.
d. Nilai (value). Di dalam suatu masyarakat apapun selalu berlaku
nilai-nilai yang menjadi pegangan setiap orang dalam
menyelenggarakan hidup bermasyarakat. Misalnya, gotong royong
adalah suatu nilai yang selalu hidup di masyarakat.
2. Orang penting sebagai referensi (Personal Reference)
Orang-orang yang dianggap sebagai pembawa pengaruh sehingga apa
yang mereka lakukan seringkali menjadi contoh atau panutan (Guru,
kepala suku (adat), para ulama, kepala desa dan sebagainya. Perilaku
orang terutama perilaku anak kecil, lebih banyak dipengaruhi oleh orang-
orang yang dianggap penting. Apabila seseorang itu penting untuknya,
maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh. Untuk
anak-anak sekolah misalnya, maka gurulah yang menjadi panutan perilaku
mereka. Orang-orang yang dianggap penting ini sering disebut kelompok
referensi (reference group.
3. Sumber-sumber daya (Resource)
Sumber daya disini mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan
sebagainya. Semua itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang atau
sekelompok masyarakat. Pengaruh sumber daya terhadap perilaku dapat
bersifat positif maupun negatif. Misalnya pelayanan puskesmas, dapat
berpengaruh positif terhadap perilaku para pengguna puskesmas tetapi
juga dapat berpengaruh sebaliknya.
4. Kebudayaan (Culture)
Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai, dan penggunaan sumber-
sumber didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup

7
(way of life) yang pada umumnya disebut kebudayaan.Kebudayaan ini
terbentuk dalam waktu yang lama sebagai akibat dari kehidupan suatu
masyarakat bersama. Kebudayaan selalu berubah, baik lambat ataupun
cepat, sesuai dengan peradaban umat manusia. Kebudayaan atau pola
hidup masyarakatdi sini merupakan kombinasi dari semua yang telah
disebutkan diatas. Perilaku yang normal adalah salah satu aspek dari
kebudayaan, dan selanjutnya kebudayaan mempunyai pengaruh yang
dalam terhadap perilaku ini.Perilaku yang sama diantara beberapa orang
dapat disebabkan oleh sebab atau latarbelakang yang berbeda-beda.
Misalnya, alasan masyarakat tidak mau berobat kepuskesmas. Mungkin
karena tidak percaya terhadap puskesmas, mungkin takut pada dokternya,
mungkin tidak tahu fungsinya puskesmas, dan lain sebagainya.

Secara sederhana teori WHO dapat diilustrasikan sebagai berikut :

B = f (TF, PR, R, C)

Di mana :

B = behaviour

f = fungsi

TF = thoughts and feeling

PR = personal reference

R = resources

C = culture

Disimpulkan bahwa perilaku kesehatan seseorang atau masyarakat


ditentukan oleh pemikiran dan perasaan seseorang, adanya orang lain yang
dijadikan referensi dan sumber-sumber atau fasilitas-fasilitas yang dapat
mendukung perilaku dan kebudayaan masyarakat. Contoh Kasus dari teori WHO
adalah seseorang yang tidak mau membuat jamban keluarga, atau tidak mau
buang air besar dijamban, mungkin karena ia mempunyai pemikiran dan perasaan
yang tidak enak kalau buang air besar dijamban (Thought and Feeling). Atau
barangkali karena tokoh panutannya juga tidak membuat jamban keluarga
sehingga, tidak ada orang yang menjadi referensinya (Personal Reference). Faktor
lain juga mungkin karena langkah sumber-sumber yang diperlukan atau tidak
mempunyai biaya untuk membuat jamban keluarga (Resource). Faktor lain lagi
mungkin karena kebudayaan (Culture), bahwa jamban keluarga belum menjadi
budaya yang biasa ada di masyarakat.

8
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan pada bab II dapat disimpulkan bahwa
Perilaku adalah resultan antar stimulus (faktor eksternal) dengan respon
(faktor internal) dalam subjek atau orang yang berperilaku tersebut.
Perilaku seseorang atau subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor baik dari
dalam maupun dari luar subjek. ada 3 teori dalam bidang perilaku
kesehatan yang sering menjadi acuan yaitu, teori lawrence green, teori
snehandu b. kar dan teori who.
Dari teori lawrence green dapat disimpulkan bahwa perilaku
seseorang tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap,
kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang
bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku
para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan
memperkuat terbentuknya perilaku.
Dari Teori Snehandu B. Kar, disimpulkan bahwa perilaku
kesehatan seseorang atau masyarakat ditentukan oleh niat orang terhadap
obyek kesehatan, ada atau tidaknya dukungan dari masyarakat sekitarnya,
ada atau tidaknya informasi tentang kesehatan, kebebasan dari individu
untuk mengambil keputusan/bertindak, dan situasi yang memungkinkan ia
berperilaku/bertindak atau tidak berperilaku/tidak bertindak.
Sedangkan, dari teori who disimpulkan bahwa perilaku kesehatan
seseorang atau masyarakat ditentukan oleh pemikiran dan perasaan
seseorang, adanya orang lain yang dijadikan referensi dan sumber-sumber
atau fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung perilaku dan kebudayaan
masyarakat.

3.2. Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat menambah
informasi dan wawasan pembaca mengenai apa saja teori perilaku level

9
individu khususnya teori green, teori snehandu b. karr dan teori who. Dari
pengertian ketiga teori tersebut sampai dengan contoh kasus.

DAFTAR PUSTAKA

Nandani, Rilly Dwi. 2013. Determinan Perilaku Pemanfaatan Posyandu dengan


Sistem Pelayanan 5 Meja oleh Ibu Bayi dan Balita di Wilayah Kerja Puskesmas 1
Sokaraja Kab. Banyumas. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

10

Anda mungkin juga menyukai