Anda di halaman 1dari 6

09 FEBRUARI 2023

Policy Brief
Oleh: Khairunnisa,SKM ANALISIS KEBIJAKAN KESEHATAN:
Puskesmas Mila
STUDY KASUS IBU HAMIL KEK DI
PUSKESMAS MILA KABUPATEN PIDIE
EKSEKUTIF SUMMARY

Kurang energi kronis pada ibu hamil umumnya terjadi sebelum masa
kehamilan dimulai. Faktor penyebab utama dari kejadian KEK pada ibu
hamil adalah pola makan ibu hamil, perilaku yang masih kurang dalam
menjaga kesehatan, pendapatan keluarga rendah, pengetahuan dan
pendidikan yang masih rendah, serta jarak kehamilan ibu yang kurang
dari 2 tahun merupakan penyebab utama ibu hamil KEK. Dengan
pemberian PMT bumil kek selama 90 hari di harapkan

PENDAHULUAN:

Kekurangan energi kronis (KEK) merupakan salah satu


masalah gizi yang terjadi pada ibu hamil. Kurang Energi Kronis
(KEK) merupakan keadaan dimana ibu menderita kekurangan
makanan yang berlangsung menahun (kronis) sehingga
menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu hamil (Depkes,
1996). KEK terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan ibu hamil.
Faktor penyebab KEK pada ibu hamil sangat kompleks

U ni v e r s i t a s
diantaranya, ketidakseimbangan asupan zat gizi, penyakit
Mu h a m m a d i ya h Ac e h
Jl. Muhammadiyah No.91, Batoh, infeksi, dan perdarahan (FKM.UI, 2007). KEK pada ibu hamil
Kec. Lueng Bata, Kota Banda
Aceh, Aceh 23123
juga berisiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah
Telp. 0651-31583
(BBLR)(Lubis, 2003). Jumlah ibu hamil KEK di Puskesmas Mila
Fax. 34091-92
pada tahun 2021 sebanyak 9 orang dan Pada tahun 2022
mencapai 16 orang.
Salah satu faktor penyebab KEK adalah konsumsi makan yang tidak cukup mengandung
energi dan protein serta ketersediaan pangan keluarga yang kurang. Kehamilan menyebabkan
meningkatnya metabolisme energi, sehingga kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat.
Selama kehamilan, diperlukan tambahan energi ekstra sebesar 340-450 Kalori setiap hari pada
trimester II dan III. Kekurangan asupan energi selama kehamilan juga akan mempengaruhi
kebutuhan protein. Jika ibu kekurangan zat energi maka fungsi protein untuk membentuk glukosa
akan didahulukan. Pemecahan protein tubuh ini pada akhirnya akan menyebabkan melemahnya
otot-otot dan jika hal ini terjadi secara terus menerus, akan terjadi deplesi masa otot karena salah
satu fungsi dari protein adalah untuk pertumbuhan dan pemeliharaan sel-sel. Adapun penyebab
tidak terpenuhinya kebutuhan zat gizi pada masa kehamilan, antara lain : ibu hamil mengalami
penyakit infeksi, usia ibu yang terlalu muda (<20tahun) atau usia berisiko tinggi untuk melahirkan
(>34 tahun), tingkat Pendidikan dan pengetahuan yang rendah, tingkat social ekonomi yang
rendah, paritas ibu yang hamil usia subur (15-49 tahun) mengalami KEK (Supariasa et al., 2002).
Kekurangan energi kronis (KEK) diketahui melalui pengukuran lingkar lengan atas
(LILA) ibu hamil yang kurang dari 23,5 cm atau di bagian pita merah LiLA. Pengukuran LILA
merupakan salah satu pengukuran antropometri untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita
KEK atau tidak. Hasil LILA <23,5 cm menandakan telah terjadi penurunan massa otot akibat
kurangnya protein di dalam tubuh dan menandakan bahwa telah terjadi kekurangan energi secara
kronis.

KEBIJAKAN
Dalam konteks kesehatan ibu hamil diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 21 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum
Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, Dan
Pelayanan Kesehatan Seksual tepatnya pada Bab III tentang Pelayanan Kesehatan Masa Hamil.
Peraturan ini merupakan dasar pelaksanaan pelayanan kesehatan masa hamil yang salah satunya
adalah penanggulangan kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu hamil. Program
penanggulangan KEK pada ibu hamil dilakukan dengan pemberian makanan tambahan (PMT).
REGULASI NASIONAL

Kondisi KEK pada ibu hamil harus dicegah dan ditangani dengan serius oleh
pemerintah demi terciptanya kesejahteraan penduduk. Sesuai dengan Pasal 28H Ayat 1
UUD 1945 yang berbunyi “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.” Untuk mencapai hal tersebut dirumuskan Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan. Kebijakan pemerintah sekarang, ibu hamil selama hamil
harus memeriksa kehamilan sebanyak 6 kali, minimal 2 kali diantaranya harus dengan
dokter, selebihnya boleh sama tenaga kesehatan lainnya. Ibu Dirjen KesMas juga menekan
pentingnya petugas dilapangan untuk mengisi buku KIA secara lengkap dan benar. Buku
KIA atau yang dikenal dengan buku pink walau nampak sederhana tapi sebenarnya buku ini
disusun oleh para ahli dibidangnya, isinya sangat lengkap terkait kesehatan ibu dan anak.
Pada ibu hamil minimal harus mengkonsumsi minimal 90 tablet tambah darah selama
kehamilan. Sedangkan pada ibu hamil KEK konsumsi tablet tambah darah harus dua tablet
sekali minum. Selain itu, pada ibu hamil KEK juga harus desertai dengan pemberian
makanan tambahan berupa protein hewan (Aceh, 2016).

KESIMPULAN

Secara langsung, KEK disebabkan oleh asupan zat gizi yang kurang dan adanya
penyakit. Secara tak langsung disebabkan oleh ketidak cukupan persediaan makanan, pola
asuh kurang memadai, sanitasi, dan akses pelayanan kesehatan yang rendah. Masalah
utama yang mempengaruhinya, yaitu kurangnya pemberdayaan perempuan, keluarga dan
sumber daya manusia. Sedangkan, permasalahan dasar terjadinya KEK adalah krisis
ekonomi, politik dan sosial.

REKOMENDASI KEBIJAKAN
Petugas Kesehatan dan kader bekerja sama untuk melakukan kunjungan rumah ke
rumah dan memantau perkembangan ibu hamil saat dilapangan mengisi buku KIA secara
lengkap dan benar, bumil KEK mendapatkan pendampingan dari kader dan petugas
Kesehatan setiap bulannya untuk memantau perkembangan kesesuaian LILA ibu hamil
yakni dikategorikan KEK jika LILA nya kurang dari 23,5cm.
PROGRAM IBU HAMIL KEK
Salah satu upaya mencegah ibu hamil KEK dalam upaya meningkatkan mutu
kesehatan salah satu dengan cara pemberian PMT pemulihan.Program pemberian
makanan tambahan dapat dikatakan berhasil apabila proses kegiatan telah sesuai
petunjuk teknis yang ada indikator keberhasilan. Memberikan Pelatihan kepada kader
dan tim Pelaksana Puskesmas dalam penyiapan pemberian makanan tambahan
berbahan baku local bagi ibu hamil KEK. Dengan demikian ibu hamil KEK merupakan
bagian dari program gizi. Oleh karena itu, selain penanganan ada juga melakukan upaya
pencegahan supaya tidak terjadi kekurangan energi kronis pada ibu hamil. Penanganan
KEK pada ibu hamil memerlukan perubahan pada pola komsumsi makanan yang
dilakukan selama ini dan bukan merupakan hal yang instan. Upaya ini juga dilakukan
secara berkesinambungan.

Adapun makanan tambahan untuk ibu hamil kurang energi yang bisa rutin
dikomsumsi adalah biscuit ibu hamil, makanan tinggi kalori, makanan tinggi protein
hingga makanan yang mengandung zat besi seperti: telur, ikan, daging, makarel, kentang,
nasi, beras merah, umbi-umbian, kacang -kacangan dan susu. Apabila kurang energi
kalori, ibu hamil memerlukan perawatan intensif untuk mengatasinya. Pencegahan KEK
pada ibu hamil bisa dilakukan dengan menjaga pola makan dengan baik, bahkan sebelum
hamil. Pastikan untuk makan makanan yang mengandung nutrisi penting yang dibutuhkan
selama kehamilan (Mita Etika, 2021).
SISTEM PROGRAM GOVERNANCE INSTRUMEN

• Untuk semua calon • Di Puskesmas Mila • Petugas Kesehatan • Menyelenggarakan


Ibu hamil dan K1 • Kendalanya karena dan Kader pelayanan kesehatan
•Menjadikan kesehatan kehamilan pertama, memantau masa sebelum hamil,
Ibu hamil terbebas si Ibu kurangnya pasangan yang baru masa hamil, persalinan,
dari KEK pengetahuan menikah dan masa sesudah
tentang kehamilan • Petugas melahirkan dan
sehingga tidak mengunjungi rumah pelayanan kontrasepsi
pernah melakukan wanita usia subur • Sumber dana dari BOK
pemeriksaan karena untuk memberikan
malu akan edukasi yang
kehamilannya berhubungan
diketahui orang lain dengan kesehatan
• Jarak Hamil yang dan kehamilan
• Pelayanan Antenatal
sangat dekat supaya calon ibu
terpadu dan • Membuat sebuah buku
hamil tidak malu
berkualitas
dengan kehamilan kesehatan seperti tahap
•Pelayanan dan dan terbuka pencatatan dan
konseling Kesehatan terhadap petugas pelaporan
termasuk Gizi agar
kehamilan
berlangsung sehat
• Deteksi dini masalah
gizi pada Ibu hamil • Edukasi dan
Konseling Gizi untuk
perubahan perilaku
makan Ibu hamil

• Pelayanan Ibu hamil
anemia/KEK
terintegrasi
pelayananan
antenatal terpadu
meliputi pemeriksaan
antropometri dan
labor dilakukan oleh
tenaga kesehatan
Referensi

Aceh D.K.P., Profil Kesehatan Provinsi Aceh Tahun 2015 dalam


http://dinkes.acehprov.go.id/uploads/fultext_prof2016.pdf diakses tanggal 28 Desember
2022 Pukul 17.18 WIB2016.

Depkes R., Pedoman Penanggulangan Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis, Jakarta: Direktorat
Pembinaan Kesehatan Masyarakat, 1996.

FKM.UI, Universitas Indonesia. Buku Pedoman Petunjuk


Pelaksanaan Dan Penanggulangan KEK Pada Ibu
Hamil. Jakarta, 2007.

Lubis Z., Status gizi ibu hamil serta pengaruhnya terhadap bayi yang dilahirkan, Program Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor, 2003.

Mita Etika N., Kekurangan Energi Kronis (KEK) saat hamil, Seberapa berbahaya bagi ibu dan janin. di
akses pada tgl 28 Desember 2022 jam 21.00
2021.

Supariasa N., Bakri B. & Fajar I., Penilaian Status Gizi, Antropometri Gizi, Jakarta: Buku Kedokteran EGC,
2002.

Anda mungkin juga menyukai