Disusun Oleh :
1. Febri Tri Handayani ( P 27224013 246 )
2. Febrianasari
( P 27224013 247 )
3. Fitri Wahyu Deviani (P 27224013 249 )
4. Fransiska Indah Pratitis
(P 27224013 250 )
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang penularannya terutama melalui
hubungan seksual (Daili, 2007; Djuanda, 2007). Sejak tahun 1998, istilah STD mulai berubah
menjadi STI (Sexually Transmitted Infection), agar dapat menjangkau penderita asimtomatik
(Daili, 2009). Menurut WHO (2009), terdapat lebih kurang 30 jenis mikroba (bakteri, virus,
dan parasit) yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Kondisi yang paling sering
ditemukan adalah infeksi gonorrhoeae, chlamydia, syphilis, trichomoniasis, chancroid,
herpes genitalis, infeksi human immunodeficiency virus (HIV) dan hepatitis B. Dalam semua
masyarakat, Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan penyakit yang paling sering dari
semua infeksi (Holmes, 2005; Kasper, 2005).
Penyakit menular seksual juga merupakan penyebab infertilitas yang tersering, terutama
pada wanita. Antara 10% dan 40% dari wanita yang menderita infeksi klamidial yang tidak
tertangani akan berkembang menjadi pelvic inflammatory disease (WHO, 2008).
Dari data dan fakta di atas, jelas bahwa infeksi menular seksual telah menjadi problem
tersendiri bagi pemerintah. Tingginya angka kejadian infeksi menular seksual di kalangan
remaja dan dewasa muda, terutama wanita, merupakan bukti bahwa masih rendahnya
pengetahuan remaja akan infeksi menular seksual. Wanita dalam hal ini sering menjadi
korban dari infeksi menular seksual. Hal ini mungkin disebabkan masih kurangnya
penyuluhan-penyuluhan yang diakukan oleh pemerintah dan badan-badan kesehatan lainnya.
Tidak adanya mata pelajaran yang secara khusus mengajarkan dan memberikan informasi
bagi murid sekolah menengah atas, terutama siswi, juga menjadi salah satu penyebab
tingginya angka kejadian infeksi menular seksual di kalangan remaja.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Penyakit Menular Seksual?
2. Apa Gejala PMS?
3. Bagaimana Cara penularan PMS?
4. Apa Bahaya atau Akibat PMS?
5. Apa saja hal-hal yang menyebabkan PMS?
6. Tipe PMS yang umum terjadi ?
7. Bagaimana Pencegahan PMS?
8. Bagaimana penanganan PMS?
9. Bagaimana peran bidan dalam pencegahan dan penanggulangan PMS?
10. Apa Definisi dari Infetilitas?
11. Apa penyebab infertilitas?
12. Bagaimana pencegahan dari infertilitas?
13. Bagaiman pengobatan infertilitas?
14. Bagaimana peran bidan dalam pencegahan dan penanggulangan infertil?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Definisi Penyakit Menular Seksual
2. Untuk mengetahui Gejala PMS
3. Untuk mengetahui Bagaimana Cara penularan PMS
4. Untuk mengetauhi Bahaya atau Akibat PMS
5. Untuk mengetahui Tipe PMS yang umum terjadi
6. Untuk mengetahui pencegahan PMS
7. Untuk mengetahui penanganan dari PMS
8. Untuk mengetahui cara bidan dalam pencegahan dan penanggulan PMS
9. Mengetahui apa pengertian dari Infetilitas
10. Mengetahui apa faktor-faktor penyebab infertilitas
11. Mengetahui bagaimana gejala dari infertilitas
12. Mengetahui bagaiman pencegahan serta pengobatan infertilitas
D.
BAB II
PEMBAHASAN
I.
Penyakit Menular Seksual (PMS )
A. Definisi
PMS adalah infeksi atau penyakit yang di tularkan melalui hubungan seks (oral, anal,
vagina) atau penyakit kelamin atau infeksi yang di tularkan melalui hubungan seks yang
dapat menyerang alat kelamin dengan atau tanpa gejala dapat muncul dan menyerang mata,
mulut, saluran pencernaan, hati, otak, serta organ tubuh lainnya, misalnya HIV/AIDS,
Hepatitis B
Penyakit menular seksual merupakan penyakit yang ditakuti oleh setiap orang. Angka
kejadian penyakit ini termasuk tinggi di Indonesia. Kelompok resiko yang rentan terinfeksi
tentunya adalah seseorang yang sering jajan alias punya kebiasaan perilaku yang tidak
sehat.
Infeksi yang ditularkan lewat hubungan seksual, atau Penyakit kelamin menular adalah
penyakit yang cara penularanyya melalui hubungan kelamin. Yang ditularkan dari satu orang
ke orang lain saaat berhubungan badan. Tempat terjangkitnya penyakit tersebut tidak sematamata pada alat kelamin saja, tetapi dapat terjadi diberbagai tempat diluar alat kelamin.yang
tergolong dari penyakkit ini adalah : sifilis, gonore, ulkus mola, linfegranuloma venereum,
granuloma inguinale.
B. Gejala PMS
Macam- macam gejala PMS antara lain :
1. Keluar Cairan/keputihan yang tidak normal dari vagina atau penis. Pada wanita, terjadi
peningkatan keputihan. Warnanya bisa menjadi lebih putih, kekuningan, kehijauan, atau
2.
kemerah mudaan. Keputihan bisa memiliki bau yang tidak sedap dan berlendir.
Pada pria, rasa panas seperti terbakar atau sakit selama atau setelah kencing, biasanya
disebabkan oleh PMS. Pada wanita, beberapa gejala dapat disebabkan oleh PMS tapi juga
disebabkan oleh infeksi kandung kencing yang tidak ditularkan melalui hubungan seksual.
3. Luka terbuka dan atau luka basah disekitar alat kelamin atau mulut. Luka tersebut dapat
terasa sakit atau tidak.
4. Tonjolan kecil-kecil (papules) disekitar alat kelamin
5. Kemerahan di sekitar alat kelamin
6. Pada pria, rasa sakit atau kemerahan terjadi pada kantung zakar
7. Rasa sakit diperut bagian bawah yang muncul dan hilang, dan tidak berhubungan dengan
menstruasi
8. Bercak darah setelah hubungan seksual
E.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
a. Penyebab
1) Infeksi gonore disebabkan oleh bakteri Nisseria Gonococcus
2) Sifat bakteri
Bakteri mati dalam 1-2 jam pengeringan, bakteri mati dengan uap 55 0C selama 5 menit,
b.
1)
2)
c.
1)
2)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
3)
a)
b)
c)
d)
d.
1)
a)
b)
c)
d)
2)
a)
b)
3)
a)
b)
c)
4)
selama pengobatan dan resiko PMS terhadap ibu dan bayi (bila hamil)
5) Berikan pengobatan yang sama pada pasangannya
6) Buat jadwal kunjungan ulang dan pastikan pesien akan menyelesaikan pengobatan sampai
tuntas
2. Clamidia
Penyakit ini keerabannya sangat tinggi. Penjalaran penyakit sama dengan gonorea
yaitu di mulai dari serviks ataupun uretra ke atas. Dan juga menyebabkan infertilitas serta
meningkatkan resiko kehamilan dan persalinan. Selain itu pada bayi yang lahir pervaginam
dapat terinfeksi penyakit yang sama dan dapat mengalami konjungtivitis.
a. Penyebab
1) Infeksi ini disebabkan oleh chlamydia Tranchomatis
2) Sifat bakteri
Infektivitas hilang pada suhu 600C selama 10 menit, pada suhu -50 0C sampai -700C
infektivitas bertahan bertahun-tahun, infektivitas hilang oleh
b. Patofisiologis
1) Sama dengan gonorea yaitu mulai dari serviks ataupun uretra keatas yang menyebabkan
bartholinitis, uretitis, endometritis, salfingitis yang dapat mengakibatkan infertilitas.
2) Pada kehamilan resiko meningkat karena dapat abortus, kematian janin, persalinan prematur,
ketuban pecah dini, dan endometritis post abortum maupun post partum.
3) Pada bayi yang lahir pervaginam dapat mengalami konjungtivitis inklusi dalam 2 minggu
pertama kehidupannya. Pneumonia dapat terjadi pada usia 3-4 bulan. Selain itu dapat terjadi
otitis media, obstruksi nasal dan bronkhiolitis
c. Gejala
1) Masa inkubasi 1 4 minggu
2) Lesi primer sama dengan papula, vesikua didaerah genital kemudian pecah menjadi ulkus
dan sembuh sendiri, keluar keputihan encer berwarna putih kekuningan. Rasa terbakar saat
buang air kecil.
3) Lesi sekunder (1 minggu 2 bulan) sama dengan limfadenitis dengan bengkak, merah, sakit
dan supuratif.
4) Pada kasusu kronis terjadi elefanfiasi genital oleh karena obstruksi saluran limfe
d.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
e.
Komplikasi
Penyakit radang panggul kemungkinan kemandulan
Kehamilan di luar kandungan
Rasa sakit kronis di rongga panggul
Infeksi mata berat
Infeksi pneumonia pada bayi baru lahir
Memudahkan penularan HIV
Teraphy
Di berikan antibiotika sulfonomida, tetrasiklin
3. Herpes Genetalis
Infeksi herpes virus harmonis pada orang dewasa ringan. Walaupun demikian
penyakit ini dapat menyebabkan kematian janin dan bayi. Herpes genetalis merupakan virus
a.
yang senantiasa bersifat kronik, rekuren dan dapat dikatakan sulit di obati
Penyebab
Virus Herpes Simplek tipe II merupakan penyebab herpes genetalis dengan gelembunggelembung berisi cairan di vulva, vagina, dan serviks, yang di kenal dengan nama herpes
simpleks. Di negara dengan prevalensi AIDS tinggi, herpes genetalis dihubungkan dengan
kemungkinan HIV(+)
b. Gejala
1) Masa inkubasi 3 5 hari
2) Infeksi primer sekitar 3 minggu
3) Lesi vasikulo ulseratif penis pada laki-laki dan serviks, vagina, vulva atau perineum pada
4)
5)
6)
7)
wanita
Rasa sangat nyeri
Demam, disuria dan malaise
Limfe denopati inguinal
Gejala kambuh lagi tetapi tidak seperti senyeri pada tahap awal, biasanya hilang timbul dan
vagina ke janin apabila ketuban pecah, melalui kontak langsung pada waktu bayi lahir
Pada kehamilan dapat mengakibatkan keguguran dan kematian pada bayi.
Teraphy
Diberikan anti virus yaitu Acyclovir
Bedrest, Neurotropik dan suport stamina
Persalinan dengan seksio cesarea jika terdapat perlukaan
4. Sifilis
Penyakit ini kini agak jarang ditemukan apalagi setelah diperkenalkannya antibiotika
penisilin. Penyakit ini menyerang semua organ tubuh. Dalam banyak kasus tidak diketahui
bahwa seorang menderita sifilis karena kemungkinan asimptomatik cukup besar. Sifilis dapat
di klasifikasikan menjadi 3 yaitu sifilis primer (stadium I), sifilis sekunder (standium II)
a.
sifilis laten (stadium III). Penyakit sifilis yang terberat adalah sifilis kongenital.
Penyebeb
Infeksi sifilis ini di sebabkan oleh bakteri treponema pallida dengan sifat bakteri yaitu
sukar untuk di biakan, bakteri mati pada suhu 390C selama 5 jam, bakteri mati pada suhu
41,50C selama 1 jam, bakteri mati pada suhu 400C selama 1 3 hari.
b. Patofisiologi
Dapat menyerang semua organ tubuh sehingga cairan tubuh mengandung treponema
pallida. Stadium lanjut menyerang sistem kardiovaskuler, otak dan susunan syaraf, serta
dapat menjadi sifilis kongenital. Penjalaran menuju janin dalam kandungan dapat
c.
1)
a)
b)
2)
a)
mulut.
b) Pada persalinan tampak janin ataupu plasenta yang hidropik
d. Komplikasi
1) Menyebabkan kerusakan berat pada otak dan jantung
2) Kehamilan dapat menimbulkan kelainan pada plasenta lebih besar, pucat, keabu-abuan dan
3)
4)
e.
1)
a)
b)
c)
2)
a)
b)
c)
d)
5.
licin
Kehamilan <16 minggu dapat mengakibatkan kematian janin
Kehamilan lanjut dapat menyebabkan kehalahiran bayi prematur dan menimbulkan cacat.
Teraphy
Di berikan salah satu antibiotika di bawah ini :
Benzatin penisilin 4,8 juta unit IM setiap minggu hingga 4x pemberian
Doksisilin hingga 600 mg oral dosis awal di lanjutkan 2x 100 mg oral hingga 20 hari
Sefriakson 500 mg IM selama 10 hari.
Pada bayi harus benar-benar menderita sifilis dengan pemeriksaan cairan serebro spinalis dan
uji serologi benar di berikan salah satu antibiotika di bawah ini :
Banzatin penisilin 300 ribu unit / kg BB / mg sampai 4x pemberian
Sefriakson 50 mg/kg BB dosis tunggal / hari 10 hari
Pastikan pengobatan lengkap dan terjadwal
Pantau lesi kronik / gejala lain yang menyertai
Hepatitis B
Penularan infeksi Hepatitis B di Amerika Serikat ternyata paling sering terjadi akibat
hubungan seksual. Hepatitis B ini sering di jumpai pada remaja dan orang dewasa serta pada
wanita hamil. Terutama dalam trimester III biasanya lebih parah, dan menyebabkan nekrosis
hati yang laus dengan angka kematian maternal dan fetal yang tinggi. Janin yang di kandung
3)
d.
1)
2)
3)
4) Pada orang yang positif terkena Hepatitis B di berikan imunisasi HBIG (Hepatitis B Immune
Glugulin) dengan dosis 0,06 ml/kg BB IM dosis tunggal selama jangka waktu 14 hari setelah
terpapar dan di lanjutkan dengan serial vaksin HB
5) Pada bayi di berikan HBIG 0,05 ml IM dosis tunggal dalam 12 jam setelah lahir. Vaksinasi
HB di berikan IM di mulai dalam waktu 7 hari setelah lahir, pada usia 1 bulan dan 6 bulan.
6. HIV/AIDS
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficincy Syndrome. AIDS
merupakan suatu penyakit relatif baru yang di tandai dengan adanya kelainan yang kompleks
dari sistem pertahanan seluler tubuh dan menyebabkan korban menjadi sangat peka terhadap
mikroorganisme oportunistik.
a.
Penyebab
HIV (Human Immonu Virus) yaitu organisme patogen yang terdapat dalam cairan tubuh
(darah, air, mani, dan cairan vagian) orang yang telah terinfeksi.
b. Penularan
1) Kontak seksual (homo/hetero seksual) dengan seseorang pengidap per oral, per rectal, per
vagina.
2) Kontak langsung dengan darah, produk darah dan jarum suntik, transfusi darah yang
mengandung virus HIV, melalui alat suntik / alat tusuk lainnya (akupuntur, tato, tindik) bekas
orang yang mengidap HIV, melalui transmisi dari ibu hamil yang mengidap virus AIDS
kepada janin yang di kandungnya melalui plasenta, perlukaan dalam proses persalinan /
c.
1)
a)
b)
c)
2)
a)
b)
c)
d)
3)
a)
b)
4)
a)
b)
c)
d)
melalui ASI.
Gejala
Fase 1 (window period)
Belum ada gejala sama sekali
Belum bisa terdeteksi melalui tes
Sudah dapat menularka HIV
Fase II
Terjadi 2 atau 5-10 tahun setekah terinveksi HIV
Demam
Pembengkakan kelenjar getah bening
Tes darah sudah positiv HIV
Fase III (muncul gejala-gejala)
Flu tidak sembuh sembuh
Nafsu makan berkurang dan lemah
Fase IV
Infeksi kulit atau selaput lendir
Infeksi paru-paru (TB paru)
Infeksi usus yang menyebabkan diare parah selama berminggu-minggu
Infeksi otak yang menyebabkan kekacauan mental, kelumpuhanKanker kulit (khas pada
penderita AIDS)
d.
1)
2)
3)
4)
5)
e.
1)
a)
b)
c)
d)
2)
a)
b)
c)
d)
7.
Pencegahan
Abstinence (tidak berhubungan seks)
Be faithful (setia pada pasangan)
Condom (gunakan kondom saat berhubungan seks berisiko)
Drug (jangan pakai narkoba)
Equipment (hati-hati! Pakai alat steril)
Cara memberikan dukungan
Dukungan sosial
Saling bertukar perasaan
Mendengar perasaan
Mendengar keinginannya
Memberi semangat
Dukungan fisik
Menuruti selera makan
Memberikan waktu istirahat
Memberikan dengan selalu mengingatkan waktu, tanggal dan tempat berada
Memberi keyakinan keamaman
Trikomoniasis
Digolongkan PMS karena sebagian besar menular melalui hubungan seksual oleh
karena itu infeksi dalam lingkup keluarga perlu mendapatkan pengobatan bersama. Penyakit
a.
handuk, dll.
b. Patofisiologi
1) Wanita
Vagina mengeluarkan cairan keputihan bercampur nanah dan berbau khas, dinding
vagina merah dan bengkak. Cairang yang keluar menimbulkan iritasi pada bengkak cairan
yang keluar menimbulkan iritasi pada lipat paha samapai liang dubur. Infeksi apat terjadi
dalam bentuk uretriris, skonitis, dan bartholinitis.
2) Pria
Terjadi pada infeksi saluran kemih, infeksi kelenjar prostat dan saluran spermatozoa. Infeksi
menahun sulit di tegakan karena gejala ringan.
c. Gejala
1) Masa inkubasi 4 hari
2) Sekret vagina berbusa, serupurulen dengan warna kekuningan dan kuning kehijauan serta
berbau khas
Rasa nyeri dan gatal
Dinding vagina meradang dengan infiltrasi
Pada pria gejala tersembunyi
Komplikasi
Kulit bibir kemaluan lecet, dapat menyebabkan bayi prematur, memudahkan penularan HIV
e. Terphy
1) Pengobatan menggunakan metronidazol per oral untuk suami dan istri
3)
4)
5)
d.
mulut rahim.
Condyloma acuminata yang sudah parah dapat menimbulkan kanker mulut rahim.
Teraphy
Lesi kecil dengan kauterisaasi, larutan podofilin, alkohol atau TCAA (Trichloro Acetet Acid)
Lesi besar dengan pembedahan, penyinaran laser, kauterisasi.
Ulkus mole / cuncroid
Ulkus mole adalah infeksi menular seksual yang di tandai dengan ulkus pada daerah
menyerang organ organ lain yaitu kulit, mukosa oral, bronkus, paru-paru, usus, dll.
Patofisiologi
Keputihan denganrasa gatal yang hebat
Jika tidak di obati dapat menjalar ke uretra yang dapat mengakibatkan infeksi saluran kemih
Juga bisa menjalar ke vagina proksimal (atas)
Gejala
Mengenai mukosa vulva (labil minora) dan vagina
Bercak putih kekuningan, heperemia, leukore, seperti susu pecah, dan gatal hebat.
Dapat mengakibatkan infeksi saluran kemih.
Teraphy
Pemberian nistatin atau ketokonazole 2x200 mg selama 5 hari
Tablet vaginal atau klotrimazole 500 mg dosis tunggal
Salep mikonazol 2 %
Lakukan konseling
Buat jadwal kunjungan ulang
G.
1.
2.
3.
4.
5.
Pencegshsn PMS
Apabila belum menikah maka tidak melakukan hubungan seksual
Apabila sudah menikah maka saling setia dengan pasangan
Hindari hubungan seksual yang tidak aman atau berisiko
Menggunakan kondom untuk mencegah penularan
Menjaga kebersihan alat genetalia
H.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
II.
Infertilitas
A. Definisi
Infertilitas atau kemandulan merupakan salah satu masalah kesehatan reproduksi yang
sering berkembang menjadi masalah sosial karena pihak istri selalu dianggap sebagai
penyebabnya. Akibatnya wanita sering terpojok dan mengalami kekerasan, terabaikan
kesehatannya, serta diberi label sebagai wanita mandul sebagai masalah hidupnya (Aprillia,
2010).
Infertilitas primer berarti pasangan suami-istri belum mampu dan belum pernah
memiliki anak setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa
menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun (Djuwantono,2008).
Infertilitas sekunder berarti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak
sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah 1 tahun berhubungan
seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi
dalam bentuk apapun.
B. Faktor Penyebab Infertilitas
1. Penyebab infertilitas pada perempuan (Istri)
a. Faktor penyakit
1)
Endometriosis
rahim.Tergantung dari lokasinya, mioma dapat terletak di lapisan luar, lapisan tengah, atau
lapisan dalam rahim. Biasanya mioma uteri yang sering menimbulkan infertilitas adalah
mioma uteri yang terletak di lapisan dalam (lapisan endometrium). Mioma uteri biasanya
tidak bergejala. Mioma aktif saat wanita dalam usia reproduksi sehingga -saat menopausemioma uteri akan mengecil atau sembuh.
4)
Polip
Polip adalah suatu jaringan yang membesar dan menjulur yang biasanya diakibatkan
oleh mioma uteri yang membesar dan teremas-remas oleh kontraksi rahim. Polip dapat
menjulur keluar ke vagina. Polip menyebabkan pertemuan sperma-sel telur dan lingkungan
uterus terganggu, sehingga bakal janin akan susah tumbuh.
5)
Kista
Kista adalah suatu kantong tertutup yang dilapisi oleh selaput (membran) yang tumbuh
tidak normal di rongga maupun struktur tubuh manusia. Terdapat berbagai macam jenis kista,
dan pengaruhnya yang berbeda terhadap kesuburan. Hal penting lainnya adalah mengenai
ukuran kista. Tidak semua kista harus dioperasi mengingat ukuran juga menjadi standar untuk
tindakan operasi. Jenis kista yang paling sering menyebabkan infertilitas adalah sindrom
ovarium polikistik. Penyakit tersebut ditandai amenore (tidak haid), hirsutism (pertumbuhan
rambut yang berlebihan, dapat terdistribusi normal maupun tidak normal), obesitas,
infertilitas, dan pembesaran indung telur. Penyakit ini disebabkan tidak seimbangnya hormon
yang mempengaruhi reproduksi wanita.
telur.
Sel Telur
Kelainan pada sel telur dapat mengakibatkan infertilitas yang umumnya merupakan
manifestasi dari gangguan proses pelepasan sel telur (ovulasi).80penyebab gangguan
ovulasi adalah sindrom ovarium polikistik. Gangguan ovulasi biasanya direfleksikan dengan
gangguan haid. Haid yang normal memiliki siklus antara 26-35 hari, dengan jumlah darah
haid 80 cc dan lama haid antara 3-7 hari.
b. Faktor fungsional
1) Gangguan system hormonal wanita dan dapat di sertai kelainan bawaan (immunologis).
Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh
ibu memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan
abortus spontan pada wanita hamil.
2) Gangguan pada pelepasan sel telur (ovulasi)
Ovulasi atau proses pengeluaran sel telur dari ovarium terganggu
jika terjadi gangguan hormonal. Salah satunya adalah polikistik. Gangguan ini diketahui
sebagai salah satu penyebab utama kegagalan proses ovulasi yang normal. Ovarium polikistik
disebabkan oleh kadar hormon androgen yang tinggi dalam darah. Kadar androgen yang
berlebihan ini mengganggu hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) dalam darah.
Gangguan kadar hormon FSH ini akan mengkibatkan folikel sel telur tidak bisa berkembang
dengan baik, sehingga pada gilirannya ovulasi juga akan terganggu.
3)
Gangguan pada leher rahim, uterus (rahim) dan Tuba fallopi (saluran telur)
Dalam keadaan normal, pada leher rahim terdapat lendir yang dapat
memperlancar perjalanan sperma. Jika produksi lendir terganggu, maka perjalanan sperma
akan terhambat. Sedangkan jika dalam rahim, yang berperan adalah gerakan di dalam rahim
yang mendorong sperma bertemu dengan sel telur matang. Jika gerakan rahim terganggu,
(akibat kekurangan hormon prostaglandin) maka gerakan sperma melambat. Terakhir adalah
gangguan pada saluran telur. Di dalam saluran inilah sel telur bertemu dengan sel sperma.
4) Jika terjadi penyumbatan di dalam saluran telur, maka sperma tidak bisa membuahi sel telur.
Sumbatan tersebut biasanya disebabkan oleh penyakit salpingitis,
radang pada panggul (Pelvic Inflammatory Disease) atau penyakit infeksi yang disebabkan
oleh jamur klamidia. Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus
yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan
terjadinya gangguan suplai darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus
berulang.Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan
terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu. Gangguan implantasi hasil
konsepsi
dalam
rahim.
Setelah sel telur dibuahi oleh sperma dan seterusnya berkembang menjadi embrio,
selanjutnya terjadi proses nidasi (penempelan) pada endometrium. Perempuan yang memiliki
kadar hormon progesteron rendah, cenderung mengalami gangguan pembuahan. Diduga hal
ini disebabkan oleh antara lain karena struktur jaringan endometrium tidak dapat
menghasilkan hormon progesteron yang memadai.
b.
1)
2)
3)
C. Penceghan Infertilita
Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah :
1. Mengobati infeksi di organ ada berbagai jenis infeksi diketahui menyebabkan infertilitas
2.
D. Pengobatan Infertilitas
Adapun pengobatan dalam infertilitas antara lain:
1. Pemberian antibiotik
Pemberian antibiotik diberikan pada pria yang memiliki gangguan infeksi traktus
genitalis yang menyumbat vas deferens atau merusak jaringan testis.
2. Pembedahan
Tindakan pembedahan dapat dilakukan pada pasien mioma dan tuba yang tersumbat.
Tindakan pembedahan ini akan meninggalkan parut yang dapat meyumbat atau menekuk tuba
sehingga akhirnya memerlukan pembedahan untuk mengatasinya.
3. Terapi
Terapi dapat dilakukan pada penderita endometriosis. Terapi endometriosis terdiri dari
menunggu sampai terjadi kehamila sendiri, pengobatan hormonal,atau pembedahan
konservatif.
4. Tindakan pembedahan /operasi Varikokel.
Tindakan yang saat ini dianggap paling tepat adalah dengan operasi berupa
pengikatan pembuluh darah yang melebar (varikokel) tersebut. Suatu penelitian dengan
pembanding menunjukkan keberhasilan tindakan pada 66 % penderita berupa peningkatan
jumlah sperma dan kehamilan, dibandingkan dengan hanya 10 % pada kelompok yang tidak
dioperasi.
5. Memberikan suplemen vitamin
Infertilitas yang tidak diketahui penyebabnya merupakan masalah bermakna karena
meliputi 20 % penderita. Penanggulangannya berupa pemberian beberapa macam obat, yang
dari pengalaman berhasil menaikkan jumlah dan kualitas sperma. Usaha menemukan
penyebab di tingkat kromosom dan keberhasilan manipulasi genetik tampaknya menjadi titik
harapan di masa datang.
6. Tindakan operasi pada penyumbatan di saluran sperma
Bila sumbatan tidak begitu parah, dengan bantuan mikroskop dapat diusahakan
koreksinya. Pada operasi yang sama, dapat juga dipastikan ada atau tidaknya produksi sperma
di buah zakar.
7. Menghentikan obat-obatan yang diduga menyebabkan gangguan sperma.
8. Menjalani teknik reproduksi bantuan
Dalam hal ini adalah inseminasi intra uterin dan program bayi tabung. Tindakan
inseminasi dilakukan apabila ada masalah jumlah sperma yang sangat sedikit atau akibat
masalah antobodi di mulut rahim. Pria dengan jumlah sperma hanya 5-10 juta/cc (dari normal
20 juta) dapat mencoba inseminasi buatan.
E. Peran Bidan
Bidan sebaiknya memberikan konseling kepada para pasangan yang mengalami infertil
yang melakukan bayi tabung bahwa bayi hasil bayi tabung berbeda dengan orang lain. Oleh
karena itu peran orang tua sangat berperan penting dalam membangun sikap positif pada anak
agar anak tidak merasa dibedakan dari orang lain yang lahir secara normal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit menular seksual adalah infeksi yang di tularkan dari satu orang ke orang lain
saat berhubungan badan. Semua orang, pria, wanita (bahkan bahkan anak-anak) bisa tertular
penyakit kelamin ini. Penyakit yang umum terjadi adalah: gonore, sifilis, herpes, HIV/Aids ,
Trikomoiasis.
Infeksi yang ditularkan lewat hubungan seksual, atau Penyakit kelamin menular adalah
penyakit yang cara penularanyya melalui hubungan kelamin. Yang ditularkan dari satu orang
ke orang lain saaat berhubungan badan. Tempat terjangkitnya penyakit tersebut tidak sematamata pada alat kelamin saja, tetapi dapat terjadi diberbagai tempat diluar alat kelamin.yang
tergolong dari penyakkit ini adalah : sifilis, gonore, ulkus mola, linfegranuloma venereum,
granuloma inguinale.
Infertilitas adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu memiliki
anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2-3kali dalam seminggu dalam
kurun waktu 1 tahun tanpa menggunakan kontrasepsi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pasangan suami istri dianggap infertil
apabila memenuhi syarat :
1. Pasangan suami istri berkeinginan untuk memiliki anak.
2. Selama 1 tahun atau lebih berhubungan seks, istri belum mendapat kehamilan.
3. Frekuensi hubungan seks minimal 2-3 kali dalam setiap minggunya.
4. Istri maupun suami tidak pernah menggunakan alat atau metode kontrasepsi, baik kondom,
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati Eni. Dkk, (2009). Asuhan Kebidanan Komunitas. Nuha Medika. Yogjakarta
Djuanda Adhi, dkk, (2007). Ilmu penyakit kulit dan kelamin. FKUI. Jakarta
Adobe Reader [HIV-AIDSbooklet_part3.pdf]
Adobe Reader [SSH-6135-IND.pdf]. chlamydia dan gonoroe
Manuaba Chandranita Ayu Ida dkk.2009,Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita,Jakarta :
EGC
Http://dieena.wordpress.com/2012/06/23/makalah-infertilitas/
Http://yoe-tse.blogspot.com/2011/03/makalah-infertilitas.html
Prawirohardjo,Sarwono.2009.ILMU KEBIDANAN : Jakarta.PT Pustaka