i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
KARYA TULIS ILMIAH
OLEH
FITRI ELZA FIBRIAN
722406S14554
Pembimbing I Pembimbing II
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
NIM : 722406S14554
Dewan penguji,
Ketua (pembimbing I)
Mengesahkan
iii
KARYA TULIS ILMIAH
FITRI ELZA FIBRIAN
AKADEMI KEBIDANAN (AKBID)
BANJARBARU TAHUN 2017
INTISARI
iv
WRITE SCIENTIFIC WORKS
FIBRIAN, FITRI ELZA
MIDWIFERY ACADEMY (AKBID)
BANJARBARU YEAR 2017
ABSTRACT
RELATED FACTORS WITH PICKY EATER ON THE
PRESCHOOL CHILDREN IN HARAPAN MASA VILLAGE,
SOUTH TAPIN SUBDISTRICT, TAPIN DISTRICT
YEAR 2017
v
KATA PENGANTAR
Sulit Makan (Picky Eater) Pada Anak Prasekolah di Desa Harapan Masa
tulis ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan ahli
Penyusunan karya tulis ini tidak terlepas dari keterlibatan berbagai pihak
yang telah memberikan bantuan dan bimbingan serta saran yang berarti bagi
Gusti Evi Zaidati, S.SiT, M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan Banjarbaru
Yayasan Karya Husada Mandiri yang telah banyak membantu dan menyediakan
fasilitas pendukung selama menempuh pendidikan dan penyusunan karya tulis ini.
Tambarangan yang telah memberikan izin serta dukungan kepada penulis dalam
vi
melakukan penelitian, serta ucapan terimakasih kepada semua responden.
Penelitian ini doa dan restu serta dukungan moril dan materil kedua orangtualah
SMKN 1 Tapin Selatan yang telah berjasa memberikan ilmu pengetahuan, serta
yang turut membantu dalam menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang
kepada kita semua. Besar harapan karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi
Banjarbaru, 2017
Penulis
vii
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kandungan (janin), bayi, anak, dewasa dan usia lanjut. Periode dua tahun pertama
kehidupan merupakan masa kritis, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat walaupun kebutuhan gizi pada masa selanjutnya
terpenuhi. Keadaan gizi masyarakat Indonesia pada saat ini masih belum
menggembirakan. Berbagai masalah gizi seperti gizi kurang dan gizi buruk,
kurang Vitamin A, anemia gizi besi, gangguan akibat kurang Yodium dan gizi
lebih (obesitas) masih banyak tersebar di kota dan desa di seluruh tanah air.
dan membagi makanan ditingkat rumah tangga, ketersediaan air bersih dan
sangat pesat. Oleh karena itu, kelompok usia balita perlu mendapat perhatian,
RI, 2011).
derajat kesehatan anak, karena nilai kesakitan merupakan cerminan dari lemahnya
1
2
daya tahan tubuh bayi dan anak balita. Angka kesakitan ini juga dapat
dialami orang tua atau pengasuh anak. Apabila sulit makan pada anak tidak
segera diatasi, maka mengganggu tumbuh kembang anak. Orang tua seringkali
mengambil jalan pintas untuk mengatasi asupan gizi yang kurang karena anak
padahal tindakan tersebut tidak selalu tepat. Keluhan yang sering muncul adalah
anak tidak mau makan, suka memakan makanan berupa makanan ringan dan
jajanan lainnya, menolak makan, proses makan yang terlalu lama, hanya mau
minum saja, kalau diberi makan muntah, mengeluh sakit perut, bahkan ada yang
2011).
Masalah sulit makan pada anak sifatnya kompleks dan perlu dicermati
faktor penyebabnya. Kesulitan makan pada anak dibedakan menjadi tiga faktor
yaitu hilang nafsu makan, gangguan proses makan pada pencernaan dan pengaruh
psikologis. Penanganan sulit makan pada anak secara optimal diharapkan akan
mencegah timbulnya masalah gizi, terutama masalah kurang gizi, sehingga dapat
Penyebab sulit makan secara umum sangat luas dan bervariasi. Bila
psikologis yang dulu dianggap sebagai penyebab utama, mungkin saat mulai
ditinggalkan atau sangat jarang. Penyebab sulit makan sangat banyak dan
bervariasi. Semua gangguan fungsi organ tubuh dan penyakit bisa berupa adanya
kelainan fisik, maupun psikis dapat dianggap sebagai penyebab kesulitan makan
Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2014 ada sekitar
3,1 juta anak diseluruh dunia yang meninggal akibat kekurangan gizi setiap hari.
26.518 balita gizi buruk. Kasus gizi buruk di Kalimantan Selatan ditemukan
jumlahnya mencapai 155 kasus dengan jumlah yang meninggal 16 balita (DinKes
KalSel, 2015).
Kasus gizi buruk tidak terdapat pada tahun 2014, terdapat 182 balita
BGM atau 2,4% dari 7.460 balita yang ditimbang. Pada tahun 2015 didapatkan 5
kasus balita gizi buruk dan terjadi peningkatan kasus gizi buruk di tahun 2014 ke
2015 di Kabupaten Tapin. Jumlah balita BGM di Kecamatan Tapin Selatan ada
2015).
Kecamatan Tapin Selatan didapatkan jumlah balita ada 148 balita dan anak
prasekolah (3-6 tahun) berjumlah 75 anak. Balita yang BGM ada 1 anak. Di RT
06, jumlah balita 30 balita dan anak prasekolah (3-6 tahun) berjumlah 22 anak,
diantaranya 12 laki-laki dan 10 perempuan, balita yang BGM ada 1 orang. Pada
saat peneliti melakukan wawancara dengan 20 orang ibu dari rumah ke rumah, di
4
makan, dimana ia jika bermain lama tidak ingat makan, dan suka meminta jajan
(Picky Eater) pada Anak Prasekolah di Desa Harapan Masa Kecamatan Tapin
B. Rumusan Masalah
rumusan masalah pada penelitian ini yaitu “Faktor-faktor Apa saja yang
Berhubungan dengan Sulit Makan (Picky Eater) pada Anak Prasekolah di Desa
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
(Picky Eater) pada Anak Prasekolah di Desa Harapan Masa Kecamatan Tapin
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
lanjutan.
3. Bagi Peneliti
E. Keaslian Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Balita
Secara harfiah, balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia
kurang dari lima tahun, sehingga bayi usia di bawah satu tahun juga termasuk
dalam golongan ini. Namun, karena faal (kerja alat tubuh semestinya) bayi
usia di bawah satu tahun berbeda dengan anak usia diatas satu tahun, banyak
dengan masa bayi, tetapi perkembangan motoriknya berjalan lebih cepat. Anak
sangat pesat. Oleh karena itu, kelompok usia balita perlu mendapat perhatian,
RI, 2011).
beda, bisa cepat maupun lambat tergantung dari individu dan lingkungan.
7
8
mencerna makanan, umur, jenis kelamin, jenis aktivitas, dan kondisi tertentu
seperti sakit, hamil, menyusui. Jadi, untuk mencapai masukan zat gizi yang
seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan,
2002).
pertumbuhan anak, makan yang berlebihan juga tidak baik karena akan
gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi
badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan
sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau
dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju
mencegah kebosanan dan diberi susu, bubur sereal, bubur beras, roti, ikan,
daging, sup, sayuran dan buah-buahan. Makanan padat yang diberikan tidak
9
perlu diblender lagi melainkan yang kasar supaya anak yang sudah mempunyai
kehidupan, yang dimulai sejak dalam kandungan (janin), bayi, anak, dewasa
dan usia lanjut. Periode dua tahun pertama kehidupan merupakan masa kritis,
karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
pesat. Gangguan gizi yang terjadi pada periode ini bersifat permanen, tidak
dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari
c. Kebutuhan zat pengatur, kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari
balita sebagaimana halnya kelompok usia lain yang lebih tua, harus
kebutuhan zat-zat gizi utama yang meliputi lima komponen dasar yakni:
hidrat arang, protein, lemak, mineral dan vitamin (termasuk air dalam
usia 1-5 tahun hendaknya digunakan kebutuhan prinsip, yaitu bahan nutrisi
a Kalori (yang berasal dari makanan pokok, minyak, zat lemak, gula dan lain-
b Protein nabati dan hewani (seperti daging, ikan, telur, kacang-kacangan dan
yang penting anak mendapat vitamin dan mineral serta kebutuhan gizi anak
terpenuhi.
1. Pengertian
khususnya ibu. Jika dilihat dari segi gizi anak, makan merupakan upaya untuk
Pengertian kesulitan makan adalah jika anak tidak mau atau menolak
minuman dengan jenis dan jumlah sesuai usia secara fisiologis (alamiah dan
menelan hingga sampai terserap dipencernaan secara baik tanpa paksaan dan
pada anak merupakan masalah yang serius karena dampak terhadap tumbuh
deteksi dini masalah kesulitan makan sangat penting agar dampak negatif dapat
macam di antaranya :
anak adalah:
mulut anak
c Sama sekali tidak mau memasukkan makanan ke dalam mulut atau menutup
mulut rapat
yaitu hilang nafsu makan, gangguan proses makan pada pencernaan dan
pengaruh psikologis. Ketiga faktor tersebut dapat berdiri sendiri tetapi sering
infeksi baik yang akut maupun yang menahun, infeksi cacing dan
sebagai berikut:
4). Waktu makan merupakan kesempatan yang baik bagi anak untuk belajar
mengunyah adalah keterlambatan makanan kasar tidak bisa makan nasi tim
saat usia 9 bulan, belum bisa makan nasi saat usia 1 tahun, tidak bisa makan
daging sapi (empal) atau sayur berserat seperti kangkung. Bila anak sedang
muntah dan akan terlihat tumpahannya terdapat bentukan nasi yang masih
utuh. Hal ini menunjukkan bahwa proses mengunyah nasi tersebut tidak
mengakibatkani kejadian tergigit sendiri bagian bibir atau lidah secara tidak
itu bila terdapat kelainan atau penyakit pada unsur organik tersebut pada
2009).
c. Gangguan psikologis
tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental.
karena dibutuhkan pengamatan yang cermat dari dekat dan dalam jangka
waktu yang cukup lama. Karenanya hal tersebut hanya mungkin dilakukan
2010).
Motivasinya.
15
1). Dasar teori motivasi dengan lingkaran motivasinya. Hal ini sering tidak
disadari oleh para ibu atau pengasuh anak, saat memberikan makanan
adalah tidak pada saat yang tepat, apalagi dengan tindakan pemaksaan,
ditambah dengan kualitas makanan yang tidak enak misalnya terlalu asin
atau pedas dan dengan cara menyuapi yang terlalu keras, memaksa anak
2). Pemaksaan untuk memakan atau menelan jenis makanan tertentu yang
3). Anak dalam kondisi (yang tidak sehat atau emosi tidak senang),
misalnya anak dalam keadaan demam atau anak sedang ada masalah
dengan temannya dan dalam keadan ini anak dipaksa untuk makan.
4). Suasana keluarga, khususnya sikap dan cara mendidik serta pola
interaksi antara orang tua dan anak yang menciptakan suasana emosi
4. Penatalaksanaan
mengenal nutrisi
frekuensi lebih sering yaitu 4-5 kali sehari. Apabila memberi makanan
padat seperti nasi yaitu 3 kali dalam sehari, berikan makanan ringan atau
kudapan diantara waktu makan tersebut. Susu cukup diberikan 1-2 kali
sehari.
makan bersama.
anak hanya mau makan satu jenis makanan selama berminggu-minggu, orang
tua tidak perlu gusar asal makanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan gizi
anak. Sementara orang tua tidak boleh jera menawarkan kembali jenis
hukuman, kelompok sebaya, stres, lingkungan sekolah, cinta dan kasih sayang
terkait antara satu dengan yang lainnya seperti contoh interaksi antara orang
tua dan anak soal makanan. Orang tua sebaiknya selalu memberikan perhatian
17
khusus tentang makanan anak. Interakasi tidak ditentukan oleh seberapa lama
orang tua berinteraksi dengan anak tetapi lebih ditentukan dari kualitas
upaya optimal untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang dilandasi oleh rasa
Pada kesulitan makan yang sederhana misalnya karena sakit yang akut
biasanya tidak menunjukkan dampak yang berarti pada kesehatan dan tumbuh
kembang anak. Pada kesulitan makan yang berat dan berlangsung lama akan
berdampak pada kesehatan dan tumbuh kembang anak. Gejala yang timbul
tergantung dari jenis dan jumlah zat gizi yang kurang. Bila anak hanya tidak
menyukai makanan tertentu misalnya buah atau sayur akan terjadi defisiensi
vitamin A. Bila hanya mau minum susu saja akan terjadi anemi defisiensi besi.
Bila kekurangan kalori dan protein akan terjadi kekurangan energi protein
C. Kerangka Teori
Penyediaan menu
seimbang
Kebutuhan gizi
Pengaturan
makanan
Penyebab
Penatalaksanaan
Dampak
D. Kerangka Konsep
Nafsu makan
berkurang
Gangguan
psikologis
E. Hipotesis
1. Ada hubungan nafsu makan berkurang terhadap sulit makan pada anak.
2. Ada hubungan gangguan proses makan di mulut terhadap sulit makan pada
anak.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
data sekaligus pada satu waktu, dimana pengumpulan data variable Dependen dan
Penelitian ini menggunakan data sekunder dan data primer, yang dilakukan
selama proses penelitian, yaitu pada tanggal 21 sampai 24 Juni tahun 2017 di
Kabupaten Tapin.
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai anak
20
21
D. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder.
1. Data Primer.
semua ibu yang mempunyai anak prasekolah (3-6 tahun) di Desa Harapan
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui data yang diteliti
didapat dari instansi kesehatan Kabupaten Tapin (Desa Harapan Masa) serta
pendukung lainnya.
1. Variabel Penelitian
2. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
Variabel dependen
1 Sulit makan Anak tidak mau atau Wawancara Kuesioner 1. Sulit makan , jika Ordinal
pada anak menolak untuk makan, atau Sebanyak menjawab ya ≥ 50%
mengalami kesulitan 7 ( minimal 4
mengkonsumsi makanan pertanyaan pertanyaan )
atau minuman dengan jenis 2. Tidak sulit
dan jumlah sesuai usia makan, jika
secara fisiologis (alamiah menjawab ya < 50%
dan wajar) ( maksimal 3
pertanyaan )
(Judarwanto, 2010)
Variabel independen
2. Nafsu makan Memakan makan hanya Wawancara Kuesioner 1. Nafsu makan Ordinal
berkurang sedikit atau mengeluarkan, sebanyak berkurang , jika
menyembur-nyemburkan 10 menjawab ya ≥ 50%
makanan atau menahan pertanyaan (minimal 6
makanan di mulut terlalu pertanyaan )
lama. 2. Nafsu makan
baik, jika menjawab
ya < 50% (
maksimal 5
pertanyaan )
(Judarwanto, 2010)
3. Gangguan Adanyan gangguan makan Wawancara Kuesioner 1. Ada gangguan , Ordinal
Proses makan berupa gangguan sebanyak jika menjawab ya ≥
pada mengunyah makanan yang 10 50% (minimal 6
pencernaan disebabkan oleh tumbuh pertanyaan pertanyaan )
gigi baru, sariawan dan 2. Tidak ada
gangguan lainnya gangguan, jika
menjawab ya < 50%
( maksimal 5
pertanyaan )
(Judarwanto, 2010)
4. Gangguan Gangguan psikologis Wawancara Kuesioner 1. Ada gangguan , Ordinal
Psikologis adalah kumpulan dari sebanyak jika menjawab ya ≥
keadaan-keadaan yang 10 50% (minimal 6
tidak normal, baik yang pertanyaan pertanyaan )
berhubungan dengan fisik, 2. Tidak ada
maupun dengan mental.. gangguan, jika
menjawab ya < 50%
( maksimal 5
pertanyaan )
(Judarwanto, 2010)
23
1. Pengolahan Data
b. Coding, adalah kegiatan mengubah data dari berbentuk kalimat atau huruf,
jadi pada penelitian ini, pemberian code (coding) adalah jumlah jawaban ya
c. Skoring
d. Entry data, adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan dan
2. Analisa Data
a. Analisa Univariat
f
P= x 100%
n
Keterangan :
P = Persentase
n = Sampel
F = Frekuensi teramati
b. Analisa Bivariat
analisa statistik dengan mengunakan uji data kategori Chi square Test (X2)
selanjutnya ditarik suatu kesimpulan bila nilai P lebih kecil atau sama
variabel bebas.
(O−E)2
x2 = ∑ E
Keterangan :
3. Setiap sel paling sedikit berisi frekuensi harapan sebesar 1 (satu). Sel-sel
dengan frekuensi harapan kurang dari 5 tidak melebihi 20% dari total sel
G. Instrumen Penelitian
HASIL PENELITIAN
1. Profil Desa Harapan Masa Kecamatan Tapin Selatan Kabupaten Tapin provinsi
Kalimantan Selatan
107 Km dari Ibukota Provinsi yaitu Banjarmasin. Berada pada ketinggian 3-8
km di atas permukaan laut, luas wilayah Desa Harapan Masa 2500 Ha yang
seluas 502,9 Ha, persawahan 1820 Ha, perkebunan 120,10 Ha dan pekarangan
57 Ha.
Jumlah penduduk Harapan Masa untuk data tahun 2016 ± 1461 jiwa
dengan jumlah penduduk laki-laki 715 jiwa perempuan 746 jiwa, jumlah balita
ada 148 balita dan anak prasekolah usia 3-6 tahun berjumlah 75 jiwa, yang
terbagi 441 KK. Jumlah tersebut jumlah kepala keluarga yang tergolong
dengan kondisi wilayah Desa Harapan Masa sebagian besar merupakan lahan
26
27
4. Tabel 4.1 Sosial Budaya Desa Harapan Masa Kecamatan Tapin Selatan
Kabupaten Tapin provinsi Kalimantan Selatan
No URAIAN JUMLAH KETERANGAN
1. Kependudukan
a. Jumlah Penduduk (jiwa) 1461
b. Jumlah KK 441
c. Jumlah Laki-laki 715
Usia 0-15 tahun 180
Usia 16-55 tahun 421
Diatas 55 tahun 52
d. Jumlah Perempuan 746
Usia 0-15 tahun 202
Usia 16-55 tahun 520
Diatas 55 tahun 67
2 Kesejahteraan Sosial
a. Jumlah KK prasejahtera 87
b. Jumlah KK sejahtera 120
c. Jumlah KK sedang 206
d. Jumlah KK kaya 28
3 Tingkat Pendidikan
a. Tidak tamat SD 69 Usia 18-56 tahun
b. Tamat SD 630
c. Tamat SLTP 264
d. Tamat SLTA 230
e. Tamat D1/Sederajat -
f. Tamat D2/Sederajat 4
g. Tamat D3/Sederajat 8
h. Tamat S1/sederajat 16
i. Tamat S2/Sederajat 1
4 Mata Pencaharian
a. Buruh tani 400
b. Petani 421
c. Peternak - Peternak ayam pedaging
d. Pedagang 26
e. Tukang kayu -
f. Tukang batu 5
g. PNS 29
h. Pensiunan 5
i. TNI/POLRI 1
j. Perangkat desa 7
k. Penjahit 1 Pengrajin dan makanan
l. Industry kecil 237 ringan
5 Agama
a. Islam 1461
b. Kristen Khatolik
c. Kristen Protestan
d. Hindu
e. Budha
B. Hasil Penelitian
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sulit Makan pada Anak Prasekolah di Desa
Harapan Masa Kecamatan Tapin Selatan Kabupaten Tapin
anak prasekolah tidak mengalami sulit makan yaitu 49 orang (65,3%) dan hanya
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nafsu Makan Berkurang pada Anak Prasekolah di
Desa Harapan Masa Kecamatan Tapin Selatan Kabupaten Tapin
anak prasekolah tidak mengalami nafsu makan berkurang yaitu 53 orang (70,7%)
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Gangguan Proses Makan pada Pencernaan pada
Anak Prasekolah di Desa Harapan Masa Kecamatan Tapin Selatan
Kabupaten Tapin
anak prasekolah tidak mengalami gangguan proses makan pada pencernaan yaitu
72 orang (96%) dan hanya 3 orang (4,0%) yang mengalami gangguan proses
makan.
anak prasekolah tidak mengalami gangguan psikologis yaitu 69 orang (92%) dan
Tabel 4.6 Hubungan Nafsu Makan Berkurang Dengan Sulit Makan pada Anak
Prasekolah di Desa Harapan Masa Kecamatan Tapin Selatan Kabupaten Tapin
P value
Sulit Makan Pada Anak
Nafsu Makan
No
Berkurang Ya Tidak Total
f % f % f %
1. Ya 15 20,0 7 9,3 22 100
0,000
2. Tidak 11 14,7 42 56,0 53 100
Jumlah 26 35,7 49 65,3 75 100
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa hasil uji statistik dengan
hubungan yang signifikan antara nafsu makan berkurang dengan terjadinya sulit
Tabel 4.7 Hubungan Gangguan Proses Makan pada Pencernaan Dengan Sulit
Makan pada Anak Prasekolah di Desa Harapan Masa Kecamatan Tapin Selatan
Kabupaten Tapin
P value
Sulit Makan Pada Anak
Gangguan
No
Proses Makan Ya Tidak Total
f % f % f %
1. Ya 3 4,0 0 0 3 100
0,015
2. Tidak 23 30,7 49 65,3 72 100
Jumlah 26 35,7 49 65,3 75 100
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa hasil uji statistik dengan
hubungan antara gangguan proses makan pada pencernaan dengan terjadinya sulit
Tabel 4.8 Hubungan Gangguan Psikologis Dengan Sulit Makan pada Anak
Prasekolah di Desa Harapan Masa Kecamatan Tapin Selatan Kabupaten Tapin
P value
Sulit Makan Pada Anak
Gangguan
No
Psikologis Ya Tidak Total
f % f % f %
1. Ya 4 5,3 2 2,7 6 100
0,086
2. Tidak 22 29,3 47 62,7 69 100
Jumlah 26 35,7 49 65,3 75 100
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa hasil uji statistik dengan
C. Pembahasan
1. Faktor Sulit Makan pada Anak Prasekolah di Desa Harapan Masa Kecamatan
diberikan karena anak lebih tertarik membeli makanan atau jajanan di luar
sedangkan jawaban ibu yang paling sedikit yaitu ibu tidak selalu memberi
makan anak ibu tiga kali sehari karena anak sulit untuk makan.
yang serius karena dampak terhadap tumbuh kembang anak serta kemungkinan
kualitas hidup kurang optimal. Deteksi dini masalah kesulitan makan sangat
dari 50 anak yang diteliti didapatkan 16 (32,0%) anak mengalami sulit makan,
dan ini merupakan masalah yang sering dialami orangtua atau pengasuh anak
yang dapat mengganggu tumbuh kembang anak, apabila tidak segera diatasi.
2. Faktor Nafsu Makan Berkurang pada Anak Prasekolah di Desa Harapan Masa
dimakan dan jika memakan makanan selalu ada sisa karena anak telah kenyang
memakan makanan atau jajanan luar terlebih dahulu, sedangkan jawaban ibu
yang paling sedikit yaitu anak tidak tertarik dengan makanan yang diberikan
setiap harinya karena terkadang menu makanan tidak sesuai dengan yang anak
inginkan.
khususnya ibu. Jika dilihat dari segi gizi anak, makan merupakan upaya untuk
kebiasaan makan yang baik dan benar dan juga untuk mendapatkan kepuasan
(Sunaryo,2009).
kesulitan makan disebabkan oleh anak beralasan tidak mau makan karena
jalan pintas untuk mengatasi asupan gizi anak dengan memberikan suplemen
Desa Harapan Masa Kecamatan Tapin Selatan Kabupaten Tapin Tahun 2017
pada pencernaan, yaitu 3 orang (4,0%) dimana anak ibu mengalami gangguan
saat mengunyah, anak ibu mengalami sariawan, anak ibu mengalami sakit
tenggorokkan, anak ibu tidak dapat menelan bila bukan makanan lembek dan
anak ibu mengalami sakit gusi, sedangkan jawaban ibu yang paling sedikit
yaitu anak mengalami mual dan mengalami batuk pilek karena anak sedang
sakit.
penyebab paling sering adalah hilangnya nafsu makan, diikuti gangguan proses
anak kesulitan makan disebabkan oleh gangguan gigi dan rongga mulut.
6 orang (8,0%) dimana orangtua tidak pernah makan bersama dengan anak
sedangkan jawaban ibu yang paling sedikit yaitu orangtua memarahi anak jika
sebaya, stres, lingkungan sekolah, cinta dan kasih sayang terkait antara satu
dengan yang lainnya seperti contoh interaksi antara orang tua dan anak soal
yang mengalami sulit makan karena hubungan keluarga yang tidak harmonis.
35
yang signifikan antara nafsu makan berkurang dengan terjadinya sulit makan
pada anak.
nafsu makan ini bisa mulai dari yang ringan (berkurang nafsu makan) hingga
berat (tidak ada nafsu makan). Tampilan gangguan nafsu makan yang ringan
berupa minum susu botol sering sisa, waktu minum ASI berkurang
mulut terlalu lama. Sedangkan gangguan yang lebih berat tampak anak
menutup rapat mulutnya, menepis suapan orangtua atau tidak mau makan dan
signifikan antara nafsu makan berkurang dengan terjadinya sulit makan pada
anak, dengan uji satistik dengan Chi Square didapatkan nilai p value 0.000.
disebabkan oleh anak beralasan tidak mau makan karena masih kenyang
Kabupaten Tapin
antara gangguan proses makan pada pencernaan dengan terjadinya sulit makan
pada anak.
fungsi organ tubuh dan penyakit bisa berupa adanya kelainan fisik, maupun
psikis dapat dianggap sebagai penyebab kesulitan makan pada anak. Jika bayi
signifikan antara gangguan proses makan dengan terjadinya sulit makan pada
anak, dengan uji satistik dengan Chi Square didapatkan nilai p value 0.000.
anak.
sebagai penyebab utama kesulitan makan pada anak. Gangguan psikologis bisa
dekat dan dalam jangka waktu yang cukup lama. Karenanya hal tersebut hanya
yang signifikan antara gangguan proses makan dengan terjadinya sulit makan
pada anak, dengan uji satistik dengan Chi Square didapatkan nilai p value
bahwa dari 24 anak yang diteliti didapatkan 4 (16,67%) anak yang mengalami
A. Kesimpulan
Yang Menyebabkan Sulit Makan Pada Anak Prasekolah di Desa Harapan Masa
1. Ada 3 faktor utama yang mempengaruhi kesulitan makan pada anak, yaitu
gangguan psikologis, dimana faktor yang paling dominan adalah anak yang
2. Ada hubungan yang signifikan (Ho ditolak) antara faktor nafsu makan
berkurang dengan sulit makan yaitu sebesar p value = 0,000 | p value < α =
0,05.
3. Ada hubungan (Ho ditolak) antara gangguan proses makan pada pencernaan
dengan sulit makan yaitu sebesar p value = 0,015 | p value < α = 0,05.
4. Tidak ada hubungan antara gangguan psikologis dengan sulit makan yaitu
38
39
B. Saran
makan pada anak sehingga kesulitan makan pada anak dapat diatas.
penyuluhan kepada orang tua agar bisa lebih tepat memilih makanan yang
cocok untuk usia anak terkait dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan
anak.
referensi yang penting dalam mendukung pembuatan karya tulis ilmiah bagi
DAFTAR PUSTAKA
http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/05/cover-PMT-Balita-dan-
Bumil-BOK.pdf. Rabu, 2 Agustus 2017, pukul 20.10 WIB.
Liza. 2010. "Cara Mencengah Sulit Makan pada Bayi dan Anak Balita"
http://childrengrowup.wordpress.com/2012/02/26/deteksi-dini
kesulitanmakan- pada-anak-cegah-komplikasi-di-masa-depan/. Minggu, 20
Maret 2017, Pukul 11.00 WIB.
Murwani. 2009. "Pengantar Konsep Dasar Keperawatan".
http://www.onesearch.id/Author/Home?author=Arita+Murwani. Rabu, 2
Agustus 2017, pukul 20.20 WIB.
Notoatmojo.2005."Metodelogi Penelitian Kesehatan".
http://www.perpustakaan.depkes.go.id/cgi-bin/koha/opac-
search.pl?q=au:Notoatmodjo%2C%20Soekidjo. Rabu, 2 Agustus 2017,,
pukul 20.30 WIB.
Nurjannah. 2013. "Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Picky
Eater (Sulit Makan) Pada Anak Balita di TK Negeri Pembina Kecamatan
Simpang Tiga" KTI mahasiswa STIKes U’Budiyah Banda Aceh.
simtakp.uui.ac.id/dockti/NURJANNAH-nurjannah.pdf. Rabu 2 Agustus
2017, pukul 20.45 WIB
Rumdasih dkk. 2005. "Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi".
https://core.ac.uk/download/pdf/12351409.pdf. Rabu 2 Agustus 2017, pukul
20.55 WIB.
Siti. 2009."Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Makan Pada Anak Usia Prasekolah
Di Dusun Pagut Desa Blabak Kecamatan Pesantren Kota Kediri".KTI
mahasiswa Universitas Nusantara Pgri, Kediri.
http://lp2m.unpkediri.ac.id/jurnal/pages/efektor/Nomor15/siti_aiz.pdf. Rabu
2 Agustus 2017, pukul 21.05 WIB.
Soedibyo dan Mulyani. 2009, Kesulitan Makan Pada Pasien: Survey Di Unit
Pediatri Rawat Jalan.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=385034&val=6447&titl
e=FAKTOR%20FAKTOR%20YANG%20BERHUBUNGAN%20DENGA
N%20PERILAKU%20KESULITAN%20MAKAN%20ANAK%20PRASE
KOLAH. Rabu 2 Agustus 2017, pukul 21.20 WIB.
Soetjiningsih. 2005. Tumbuh Kembang Anak. http://library.um.ac.id/free-
contents/index.php/buku/detail/tumbuh-kembang-anak-soetjiningsih-
38080.html. Rabu, 2 Agutus 2017, pukul 21.45 WIB.
Sugiyono.2008.Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D.
http://cvalfabeta.com/0223-detail-
metode_penelitian_kuantitatif_kualitatif_dan_r&d.html. Rabu, 2 Agustus
2017, pukul 22.05 WIB.
42
LAMPIRAN