Strategi yang berhasil memadukan kesabaran dengan kesediaan untuk dengan cepat
mengambil tindakan korektif bilamana dirasa perlu. Selalu ada waktu ketika tindakan
korektif dibutuhkan dalam suatu organisasi.Ketika faktor-faktor keberhasilan utama
berubah, para anggota organisasi perlu dilibatkan dalam menentukan tidakan korektif
yang tepat.
BALANCED SCORECARD
Balanced Scorecard adalah alat evaluasi strategi yang penting. Balanced Scorecard
merupakan sebuah proses yang memungkinkan perusahaan mengevaluasi strategi dari
empat perspektif: kinerja keuangan, pengetahuan konsumen, proses bisnis internal,
serta pembelajaran dan pertumbuhan. Perusahaan mencermati enam isu utama dalam
mengevaluasi strateginya:
1. Konsumen,
2. Manajer/Karyawan,
3. Operasi/Proses,
4. Komunitas/ Tanggung Jawab Sosial,
5. Etika Bisnis/ Lingkungan Hidup, dan
6. Keuangan.
Perusahaan besar membutuhkan system evaluasi strategi yang lebih rumit dan detail
karena lebih sulit untuk mengkoordinasi pencapaian diantara divisi dan area fungsional
yang berbeda. Manajer perusahaan lain sering berkomunikasi satu sama lain dan pada
karyawan dan tidak tidak memerlukan system evaliasi strategi yang luan. Keakraban
dengan lingkungan sekitar biasanya mempermudah pengumpulan dan pengevaluasian
informasi pada perusahaan kecil daripada perusahaan besar. Tapi, kunci dari system
evaluasi strategi efektif mungkin adalah kemampuan meyakinkan pesertanya bahwa
kegagalan menyelesaikan tugas tertentu dalam waktu tertentu mencerminkan kinerja
mereka.
Tidak ada system evaluasi strategi yang ideal. Karakteristik unik organisasi; termasuk
ukuran, gaya manajemen, tujuan, masalah, dan kekuatan dapat menentukan desain
terakhir control system dan evaluasi strategi. Robert Waterman menawarkan observasi
berikut mengenai kesuksesan control system dan evaluasi strategi:
1. Perusahaan yang sukses memperlakukan fakta sebagai teman dan control sebagai
membebaskan. Morgan Guaranty dan Wells Fargo tidak hanya bertahan tapi juga
tumbuh dari masalah deregulasi bank, karena evaluasi strategi dan system control
mereka baik, resiko mereka tersimpan, dan mereka mengenali diri mereka dan
situasi persaingan dengan baik.
2. Perusahaan sukses sangat lapat akan fakta. Mereka melihat informasi dimana
orang lain melihat hanya data. Mereka menyukai perbandingan, peringkat, dan
segala hal yang menghilangkan pengambilan keputusan dari lingkup pendapat.
Perusahaan yang sukses menjaga ketat control keuangan yang akurat. Orang mereka
tidak menganggap control sebagai pembebanan otokrasi melainkan sebagai check and
balances yang mendukung mereka untuk kreatif dan bebas.
Kunci sistem evaluasi strategi yang efektif kiranya terletak pada kemampuan
untuk meyakinkan para peserta bahwa kegagalan untuk mencapai tujuan tertentu
dalam kurun waktu yang telah ditetapkan tidak serta-merta merefleksikan kinerja
mereka.
PERENCANAAN KONTINGENSI
Pemikiran dasar manajemen strategis yang baik adalah bahwa perusahaan
merencanakan cara untuk menangani peristiwa-peristiwa yang diinginkan dan tidak
diinginkan sebelum peristiwa-peristiwa tersebut terjadi.
Mereka menyatakan bahwa rencana kontijensi yang efektif melibatkan proses dengan
tujuh langkah:
1. Mengidentifikasi kejadian-kejadian yang menguntungkan maupun tidak diinginkan
yang bisa menghambat pelaksanaan strategi.
2. Menemukan titik-titik picu. Perhitungkan kapan kejadian-kejadian kontijensi
kemungkinan besar terjadi.
3. Menilai dampak dari setiap kejadian kontijensi. Perkirakan manfaat atau bahaya
potensial dari setiap kejadian kontijensi.
4. Mengembangkan rencana kontijensi. Pastikan bahwa rencana kontijensi sesuai
dengan strategi saat ini dan masuk akal secara ekonomis.
5. Menilai dampak negative dari setiap rencana kontijensi. Itu artinya, memperkirakan
seberapa jauh setiap rencana kontijensi akan membiarkan begitu saja kejadian
kontijensi yang terkait. Melakukan hal ini sama dengan menguantifikasi nilai
potensial dari setiap rencana kontijensi.
6. Melakukan sinyal-sinyal awal dari kejadian kontijensi penting. Lakukan pengawasan
sinyal peringatan sejak dini.
7. Untuk kejadian kontijensi dengan sinyal awal aygn bisa dipercaya, kembangkan
rencana tindakan di awal untuk menarik keuntungan dari yang menjadi pertama.
AUDIT
Alat yang sering kali digunakan dalam evaluasi strategi adalah audit. Audit (auditing)
didefinisikan sebagai “proses sistematis untuk secara objektif memperoleh
dan mengevaluasi bukti yang terkait dengan penilaian mengenai tindakan dan
kejadian ekonomi untuk memastikan derajat kesesuaian antara penilaian tersebut
dengan kriteria yang ditetapkan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para
pengguna yang tertarik.
Perubahan standar auditing dari GAAP ke IFRS akan mempengaruhi seluruh aktivitas
operasi perusahaan, termasuk audit, peramalan, manajemen kas, pajak, teknologi,
piranti lunak, investasi, akuisisi, merger, impor, ekspor, perencanaan pensiun, dan
partnering. Perubahan tersebut dapat terhambat oleh adanya jarak perbedaan pada
kebiasaan bisnis, peraturan finansial, hukum perpajakan yang berlaku, politik, dan
faktor lainnya. Charles Niemeier dari Public Company Accounting Oversight Board
mengatakan bahwa perubahan dari GAAP ke IFRS dapat menghabiskan biaya yang
sangat besar.
Beberapa alasan untuk membuka penuh dalam proses strategi dan keputusan yang
dihasilkan adalah :
2. Investor, kreditor, dan pemangku kepentingan lain memiliki dasar yang lebih
besar untuk mendukung sebuah pertusahaan bila mereka tahu apa yang
dilakukan dan kemana perusahaan menuju.
KESIMPULAN
Bab ini kerangka evaluasi strategi yang dapat memfasilitasi pencapaian tujuan tahunan
dan tujuan jangka panjang. Evaluasi Strategi efektif memungkinkan suatu organisasi
untuk memanfaatkan kekuatan internal organisasi ketika mereka melakukan
pengembangkan, memanfaatkan peluang-peluang eksternal yang muncul, mengenali
dan melindungi terhadap ancaman, serta mengurangi kelemahan internal
Evaluasi dan manajemen strategis yang sukses adalah integrasi dari intuisi dan
analisis:
Kunci nyata untuk manajemen strategis yang efektif adalah untuk memahami jika
proses perencanaan ini lebih penting daripada rencana tertulis, dalam proses
perencanaan seorang manajer harus terus melakukan perencanaan bahkan setelah
rencana yang dibuat telah disahkan