Evaluasi strategi harus menginisiasi pertanyaan manajerial tentang ekspektasi dan asumsi,
harus memicu tinjauan terhadap
sasaran dan nilai, dan harus menstimulus kreativitas dalam menghasilkan alternatif dan
memformulasikan kriteria pada
Strategis Internal
Perusahaan?
Penting Eksternal
Perusahaan?
Sudahkah Perusahaan
Bergerak Semakin
Telah Ditetapkan?
Hasil
Untuk meninjau basis strategi, kita harus menyiapkan matriks IFE (Evaluasi Faktor Internal)
dan matriks EFE (Evaluasi
Faktor Eksternal), keduanya telah direvisi. Kemudian, bandingkan matriks EFE dan IFE yang
telah direvisi itu dengan yang
matriks IFE dan EFE yang sudah ada. Dari situ kita akan bisa menjawab: “Apakah terjadi
perubahan yang signifikan?”
Jika ya, lakukan aktivitas koreksi; jika tidak, bandingkan rencana dengan progres menuju
sasaran yang telah ditetapkan.
Jika ada perubahan signifikan, lakukan aktivitas koreksi; jika tidak, lanjutkan.
Meliputi: (1) Membandingkan hasil yang diharapkan dengan hasil aktual, (2) menginvestigasi
pelencengan dari rencana, (3)
mengevaluasi performa individual, (4) memeriksa progres yang dibuat menuju sasaran yang
ditetapkan.
Kriteria kuantitif secara umum digunakan untuk mengevaluasi strategi adalah rasio keuangan,
yang para ahli siasat
dengan rata-rata industri. Beberapa rasio keuangan yang penting: ROI, ROE, marjin
keuntungan, panga pasar, hutangekuitas, pendapatan per saham, perkembangan penjualan,
perkembangan aset.
Tetapi, kriteria kuantitif juga dapat dikaitkan dengan masalah lain yang potensial, karena
kriteria kuantitif biasanya bersifat
tahunan ketimbang jangka panjang, metode akuntansi yang berbeda dapat menghasilkan hasil
yang berbeda, penilaian
mereposisi secara kompetitif perusahaan di masa depan. Aksi korektif tidaklah harus
menghentikan strategi yang sekarang
digunakan dan memformulasikan strategi baru, tetapi dapat dalam bentuk yang lebih
sederhana, seperti, mengganti satu
atau lebih individu, merevisi misi perusahaan, menerbitkan saham untuk meningkatkan
modal, dan sebagainya.
Aksi korektid dapat memunculkan kekhawatiran pegawai dan manajer. Menurut Erez dan
Kanfer, individu menerima
perubahan ketika mereka memiliki pemahaman utuh tentang perubahaan yang terjadi,
perasaan dapat mengontrol situasi,
dan kesadaran bahwa aksi-aksi yang diperlukan akan diambil untuk mengimplementasikan
perubahan.
Balanced Scorecard
Balance Scorecard adalah alat penting untuk mengevaluasi strategi, agar perusahaan dapat
mengevaluasi strategi dari
empat perspektif: performa keuangan, pengetahuan pelanggan, proses bisnis internal, dan
learning dan pertumbuhan.
Analisis Balance Scorecard mewajibkan perusahaan mencari jawaban dari: (1) Seberapa baik
perusahaan terus tumbuh
dan menciptakan nilai seiring dengan mengukur inovasi, kepemimpinan, kualitas produk,
efisisensi proses operasi, dan
Agar efektif, sistem evaluasi haruslah: (1) Ekonomis, (2) terkait dengan sasaran perusahaan,
(3) dapat menyediakan
strategi harus tidak mendominasi keputusan; dan justru harus membuat saling pengertian,
percaya, dan bernalar wajar.
Tak ada sistem evaluasi strategi yang sungguh-sungguh ideal. Karakteristik unik dari sebuah
organisasi, termasuk
ukurannya, gaya manajemen, tujuan, maslaah, dan kekuatan, dapat menentukan desain final
evaluasi strategi dan sistem
kontrol.
Perencanaan Kontinjensi
Perencanaan Kontinjensi dapat didefinisikan sebagai rencana alternatif yang dapat digunakan
jika beberapa kejadian kunci
tidak terjadi sesuai harapan. Perencanaan kontinjensi harus dibuat sesederhana mungkin.
Sayangnya, banyak perusahaan
yang menyiapkan kontinjensi hanya untuk hal-hal buruk, padahal memanfaatkan kesempatan
yang muncul juga dapat
respons cepat terhadap perubahan mungkin, (2) ia mencegah panik di situasi kris, (3) ia
membuat manajer lebih adaptif
(1) Identifikasi baik kejadian merugikan maupun menguntungkan yang mungkin saja
menggelincirkan strategi,
(2) spesifikasi poin-poin pemicu. Hitung kira-kira kapan kejadian kontinjen terjadi.
(3) taksir setiap dampak kejadian kontinjen. Perkirakan keuntungan atau kerusakan potensial
dari setiap kejadian
kontinjen.
(4) Kembangkan rencana kontinjen. Pastikan rencana kontinjen kompatibel dengan strategi
sekarang dan secara ekonomi
dapat dilakukan.
Audit
Alat yang sering digunakan dalam mengevaluasi strategi adalah audit. Audit, menurut AAA,
dapat didefinisikan menjadi,
proses sistematis dari mengumpulkan dan mengevaluasi bukti secara objektif terkait kriteria
yang diyakini dan disediakan
Ada tiga tantangan yang aka dihadapi semua ahli siasat perusahaan hari ini: (1) memutuskan
apakah proses lebih seperti
ilmu atau seni, (2) memutuskan apakah strategi harus lebih terbuka atau tersembunyi dari
pemangku kepentingan, dan (3)
memutuskan apakah proses harus lebih berorientasi atas-bawah atau bawah-atas dalam
perusahaan.