Manajemen Stratejik
(Fred R. David, Edisi 15)
Disusun Oleh :
Olivia Esterina Siagian (022160059)
1
BAB IX
Tinjauan, Evaluasi, dan Kendali Strategi
2
Meninjau berdasarkan Strategi
Mengkaji ulang landasan yang mendasari strategi sebuah organisasi dapat
dilakukan dengan mengembangkan revisi matrix EFE dan IFE. Revisi matrix IFE
(revised IFE matrix) berfokus pada perubahan-perubahan dalam kekuatan atau
kelemahan manajeman, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, litbang,
dan sistem informasi manajemen organisasi. Revisi Matrix EFE (revised EFE matrix)
mengindikasi seberapa efektif strategi suatu perusahaan merespon barbagai peluang
dan ancaman utama.
Secara eksternal, langkah pesaing, perubahan permintaan, perubahan teknologi,
perubahan ekonomi, pergeseran demografis, dan tindakan pemerintah bisa
menghambat pencapain objektif. Secara internal, strategi yang tidak efektif mungkin
telah dipilih atau aktivitas penerapannya buruk.
3
strategi, atau tidak ada perubahan apapun. Tindakan korektif harus membawa
organisasi ke posisi yang lebih baik untuk memanfaatkan kekuatan internal; mengambil
keuntungan dari peluang eksternal utama; menghindar, mengurangi, atau menangkal
ancaman eksternal; dan memperbaiki kelemahan internal. Tindakan korektif perlu
memiliki horizon waktu yang sesuai dan jumlah resiko yang memadai.
C. BALANCED SCORECARD
Balanced Scorecard adalah alat evaluasi strategi yang penting. Balanced
Scorecard merupakan sebuah proses yang memungkinkan perusahaan mengevaluasi
strategi dari empat perspektif: kinerja keuangan, pengetahuan konsumen, proses
bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Perusahaan mencermati enam isu utama dalam mengevaluasi strateginya:
(1) Konsumen, (2) Manajer/Karyawan, (3) Operasi/Proses, (4) Komunitas/ Tanggung
Jawab Sosial, (5) Etika Bisnis/ Lingkungan Hidup, dan (6) Keuangan.
4
Evaluasi strategi harus dirancang untuk menyediakan gambaran yang benar
mengenai apa yang sedang terjadi. Proses evaluasi strategi tidak boleh mendominasi
keputusan; proses evaluasi seharusnya membangun pemahaman bersama,
kepercayaan, dan masuk akal. Evaluasi strategi harus sederhana, tidak perlu pelik, dan
tidak perlu membatasi.
Kunci sistem evaluasi strategi yang efektif kiranya terletak pada kemampuan
untuk meyakinkan para peserta bahwa kegagalan untuk mencapai tujuan tertentu
dalam kurun waktu yang telah ditetapkan tidak serta-merta merefleksikan kinerja
mereka.
F. PERENCANAAN KONTINGENSI
Pemikiran dasar manajemen strategis yang baik adalah bahwa perusahaan
merencanakan cara untuk menangani peristiwa-peristiwa yang diinginkan dan tidak
diinginkan sebelum peristiwa-peristiwa tersebut terjadi.
Rencana-rencana kontinjensi (contingency plans) bisa didefinisikan sebagai
rencana- rencana alternative yang dapat dijalankan jika peristiwa-peristiwa penting
tertentu tidak terjadi seperti yang diharapkan. Rencana kontijensi dapat
mempromosikan kemampuan penyusunan strategi untuk merespon secara cepat
terhadap perubahan- perubahan penting dalam landasan internal dan eksternal dari
strategi organisasi saat ini.
Tiga keuntungan besar : (1) Rencana kontijensi memungkinkan respons yang
cepat terhadap perubahan, (2) Rencana kontijensi mencegah munculnya kepanikan
pada situasi kritis, dan (3) Rencana kontijensi membuat manajer lebih bisa beradaptasi
dengan mendorong mereka untuk mengapresiasi bagaimana variable masa depan
berubah. Mereka menyatakan bahwa rencana kontijensi yang efektif melibatkan
proses dengan tujuh langkah:
1. Mengidentifikasi kejadian-kejadian yang menguntungkan maupun tidak
diinginkan yang bisa menghambat pelaksanaan strategi.
2. Menemukan titik-titik picu. Perhitungkan kapan kejadian-kejadian kontijensi
kemungkinan besar terjadi.
3. Menilai dampak dari setiap kejadian kontijensi. Perkirakan manfaat atau bahaya
potensial dari setiap kejadian kontijensi.
4. Mengembangkan rencana kontijensi. Pastikan bahwa rencana kontijensi sesuai
dengan strategi saat ini dan masuk akal secara ekonomis.
5
5. Menilai dampak negative dari setiap rencana kontijensi. Itu artinya,
memperkirakan seberapa jauh setiap rencana kontijensi akan membiarkan begitu
saja kejadian kontijensi yang terkait. Melakukan hal ini sama dengan
menguantifikasi nilai potensial dari setiap rencana kontijensi.
6. Melakukan sinyal-sinyal awal dari kejadian kontijensi penting. Lakukan
pengawasan sinyal peringatan sejak dini.
7. Untuk kejadian kontijensi dengan sinyal awal aygn bisa dipercaya, kembangkan
rencana tindakan di awal untuk menarik keuntungan dari yang menjadi pertama.
G. AUDIT
Alat yang sering kali digunakan dalam evaluasi strategi adalah audit. Audit
(auditing) didefinisikan sebagai “proses sistematis untuk secara objektif memperoleh
dan mengevaluasi bukti yang terkait dengan penilaian mengenai tindakan dan
kejadian ekonomi untuk memastikan derajat kesesuaian antara penilaian tersebut
dengan kriteria yang ditetapkan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para
pengguna yang tertarik.
6
Isu yang Tampak atau Tersembunyi
Beberapa alasan untuk terbuka penuh dalam proses strategi dan keputusan yang
dihasilkannya adalah :
1. Manajer, karyawan, dan pemangku kepentingan (stakeholder) yang lain dapat
memberikan kontribusi bagi proses tersebut. Mereka sering memiliki gagasan
yang sangat bagus. Kerahasiaan akan menyia-nyiakan gagasan-gagasan
semacam itu.
2. Investor, kreditor, dan para pemangku kepentingan lain memiliki dasar yang
lebih besar untuk mendukung sebuah perusahaan bila mereka tahu apa yang
dilakukan dan kemana perusahaan menuju.
3. Visibilitas mendorong demokrasi, sementara kerahasiaan menghasilkan
otokrasi. Kebanyakan perusahaan memilih demokrasi daripada otokrasi sebagai
gaya manajemen.
4. Partisipasi dan keterbukaan mendorong kesepahaman, komitmen, dan
komunikasi di dalam perusahaan.
7
strategi perlu secara aktif terlibat dalam proses perumusan strategi untuk memastikan
dukungan dan komitmen mereka.