MANAJEMEN STRATEGIS
Disusun Oleh :
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Strategi merupakan tindakan yang senantiasa bersifat meningkat, terus
menerus, dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan
oleh para pelanggan di masa depan. Selain memilih strategi yang ingin dijalankan,
analisis dan pilihan strategi berfokus pada usaha menciptakan dan mengevaluasi
strategi-strategi alternatif. Sebagian besar analisis dan pemilihan strategi
melibatkan pengambilan keputusan subjektif berdasarkan informasi objektif.
Strategi, tujuan, dan misi perusahaan ditambah dengan informasi audit internal
dan eksternal, memberikan dasar atau landasan untuk menghasilkan dan
mengevaluasi alternatif strategi yang layak. Strategi alternatif cenderung
menggambarkan langkah-langkah berjenjang yang membawa perusahaan ke posisi
masa depan yang diinginkan, kecuali jika perusahaan menghadapi situasi yang
berat. Berikut akan dibahas mengenai proses menciptakan dan memilih strategi
yang terdiri atas tiga tahap. Dalam masing-masing tahap terdapat berbagai strategi
alternatif yang dapat dipilih beserta keunggulan dan kelemahannya. Proses
menciptakan dan memilih strategi yang layak juga harus mempertimbangkan hal-
hal seperti perilaku, politik, etika, dan tanggung jawab sosial. Makalah ini juga
akan membahas mengenai peran intuisi, peran budaya organisasi, dan peran
dewan direksi dalam analisis dan pemilihan strategi-strategi alternatif.
Tidak semua alternatif yang dapat menguntungkan perusahaan dapat
dipertimbangkan para penyusun strategi karena keterbatasan berbagai hal. Dalam
identifikasi dan evaluasi strategi alternatif, hendaknya melibatkan manajer,
karyawan, perwakilan departemen dan divisi perusahaan, serta auditor eksternal
dan auditor internal agar dapat memberikan peluang pemahaman terhadap strategi
perusahaan dengan lebih baik dan berkomitmen penuh terhadapnya. Seluruh
partisipan tersebut harus memiliki informasi audit eksternal dan internal, serta
harus mengetahui pernyataan misi perusanaan, sehingga dapat membantu para
partisipan mengkristalisasi dalam benak mereka mengenai berbagai strategi yang
mereka yakini paling bermanfaat bagi perusahaan.Analisis dan pemilihan strategi
sebagian besar melibatkan pengambilan keputusan subjektif berdasarkan informasi
objektif.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik dari analisis dan pilihan strategi?
2. Bagaimana proses pembuatan dan membuat strategi?
3. Bagaimana kerangka kerja analitis dan formulasi strategi komperhensif?
4. Bagaimana tahap input dalam analisis dan pilihan strategi?
5. Bagaimana tahap pencocokan dalam analisis dan pilihan strategi?
6. Bagaimana matriks SWOT dalam analisis dan pilihan strategi?
7. Bagaimana strategi position and action evolution (SPACE) dalam analisis dan
pilihan strategi?
8. Bagaimana strategi matriks boston counsulting grup (BCG) dalam analisis dan
pilihan strategi?
9. Bagaimana strategi matriks internal eksternal (IE) dalam analisis dan pilihan
strategi?
10. Bagaimana matriks grand strategy dalam analisis dan pilihan strategi?
11. Bagaimana tahap keputusan dalam analisis dan pilihan strategi?
12. Bagaimana quantitive strategic planning matrix dalam analisis dan pilihan
strategi?
13. Bagaimana fitur positif dan kerebatasan QSPM dalam analisis dan pilihan
strategi?
14. Bagaimana aspek-aspek budaya dalam analisis dan pilihan strategi?
15. Bagaimana politik pemilihan strategi dalam analisis dan pilihan strategi?
16. Bagaimana isu-isu pemerintahan dalam analisis dan pilihan strategi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik dari analisis dan pilihan strategi
2. Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan dan membuat strategi
3. Untuk mengetahui bagaimana kerangka kerja analitis dan formulasi strategi
komperhensif
4. Untuk mengetahui bagaimana tahap input dalam analisis dan pilihan strategi
5. Untuk mengetahui bagaimana tahap pencocokan dalam analisis dan pilihan
strategi
6. Untuk mengetahui bagaimana matriks SWOT dalam analisis dan pilihan
strategi
7. Untuk mengetahui bagaimana strategi position and action evolution (SPACE)
dalam analisis dan pilihan strategi
8. Untuk mengetahui bagaimana strategi matriks boston counsulting grup (BCG)
dalam analisis dan pilihan strategi
9. Untuk mengetahui bagaimana strategi matriks internal eksternal (IE) dalam
analisis dan pilihan strategi
10. Untuk mengetahui bagaimana matriks grand strategy dalam analisis dan
pilihan strategi
11. Untuk mengetahui bagaimana tahap keputusan dalam analisis dan pilihan
strategi
12. Untuk mengetahui bagaimana quantitive strategic planning matrix dalam
analisis dan pilihan strategi
13. Untuk mengetahui bagaimana fitur positif dan kerebatasan QSPM dalam
analisis dan pilihan strategi
14. Untuk mengetahui bagaimana aspek-aspek budaya dalam analisis dan pilihan
strategi
15. Untuk mengetahui bagaimana politik pemilihan strategi dalam analisis dan
pilihan strategi
16. Untuk mengetahui bagaimana isu-isu pemerintahan dalam analisis dan pilihan
strategi
1.
BAB II
PEMBAHASAN
C. Tahap Pencocokan
Strategi terkadang didefinisikan sebagai pencocokan yang dibuat
organisasi antara sumber daya internal, kemampuan, dan kesempatan serta risiko
yang diciptakan oleh faktor eksternalnya. Tahap pencocokan kerangka kerja
formulasi strategi terdiri atas lima teknik yang dapat digunakan dalam berbagai
urutan: Matriks SWOT, Matriks SPACE, Matriks BCG, Matriks IE, dan Matriks
Grand Strategy. Alat-alat ini bergantung pada informasi yang diturunkan dari
tahap input untuk mencocokkan kesempatan dan ancaman eksternal dengan
kekuatan dan kelemahan internal. Pencocokan (matching) internal dan eksternal
adalah faktor kesuksesan penting dan merupakan kunci untuk secara efektif
membuat strategi alternatif yang sesuai. Contohnya, perusahan dengan kelebihan
modal kerja (kekuatan internal) dapat mengambil keuntungan atas tingkat
pertumbuhan industri telepon seluler yang sebesar 20 persen per tahun
(kesempatan eksternal) dengan mengakusisi Cellfoine, Inc. perusahaan industri
telepon seluler. Contoh ini menggambarkan pencocokan tunggal satu-ke satu.
Dalam sebagian besar situasi, hubungan internal dan eksternal lebih kompleks,
dan pencocokan membutuhkan berbagai penyelarasan untuk setiap strategi yang
dibuat. Kesuksesan pencocokan dari faktor internal dan eksternal kunci
bergantung pada faktor-faktor yang mendasari baik secara spesifik dan dapat
dilakukan.
Beberapa organisasi, apakah militer, berorientasi produk, berorientasi jasa,
pemerintah dan bahkan atlet, harus mengembangkan dan melakukan trategi yang
baik untuk menang. Mengembangkan strategi-strategi yang menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan kesempatan dapat dianggap sebagai pelanggaran,
sementara strategi yang didesain untuk memperbuki kelemahan sembari
menghindari ancaman dapat dianggap sebagai defensif. Setiap organisasi memiliki
beberapa kesempatan dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan
internal yang dapat diselaraskan untuk memformulasikan strategi alternatif yang
layak.
D. Matriks SWOT
Matriks Kekuatan-Kelemahan-Kesempatan-Ancaman (Strengths-Weaknesses-
Opportunities- Threats-SWOT) adalah alat pencocokan penting yang membantu
manajer mengembangkan empal jenis strategi: Strategi kekuatan-kesempatan
(strengths-opportunities-SO), strategi kelemahan-kesempatan (weaknesses-
opportunities-WO), strategi kekuatan-ancaman (strengths-threats-ST), dan stratrgi
kelemahan-ancaman (weaknesses-threats-WT). Mencocokkan faktor internal dan
eksternal dalah bagian yang paling sulit dalam mengembangkan Matriks SWOT
dan membutuhkan penilalan yang baik, serta tidak ada satu set pun pencocokan
terbaik.
a. Strategi SO, menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk mengambil
keuntungan dari kesempatan eksternal. Semua manajer menginginkan
organisasi mereka berada dalam posisi saat kekuatan internal dapat digunakan
untuk mengambil keuntungan dari tren dan kejadian eksternal. Organisasi
secara umum akan mengejar strategi WO. ST, atau WT untuk masuk ke
situasi saat mereka dapat mengaplikasikan strategi SO, Ketika perusahaan
memiliki kelemahan utama, ia akan berusaha menanggulanginya dan
membuat kelemahan tersebut menjadi kekuatan. Ketika organisasi
menghadapi ancaman besar, mereka akan menghindarinya untuk
berkonsentrasi pada kesempatan.
b. Strategi WO, bertujuan untuk meningkatkan kelemahan internal dengan
mengambil keuntungan pada kesempatan eksternal. Terkadang, kesempatan
kunci eksternal hadir, namun perusahaan memiliki kelemahan internal yang
menghalanginya untuk mendapatkan kesempatan-kesempatan itu. Contohnya,
mungkin terdapat permintaan tinggi terhadap alat elektronik untuk mengontrol
jumlah dan waktu injeksi bahan bakar dalam mesin mobil (kesempatan),
namun pabrik suku cadang otomotif tertentu mungkin kekurangan teknologi
yang dibutuhkan untuk memproduksi alat ini (kelemahan). Satu strategi WO
yang memungkinkan untuk mendapatkan tekonologi ini adalah dengan
membentuk usaha patungan dengan perusahaan yang berkompetensi di area
ini. Strategi WO alternatif akan dipergunakan dan akan ada pelatihan terhadap
orang dengan kapabilitas teknis yang dibutuhkan.
c. Strategi ST, menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau
mengurangi dampak ancaman eksternal. Ini tidak berarti bahwa organisasi
yang kuat selalu menemui ancaman dalam lingkungan eksternal. Contoh
strategi ST terjadi ketika Texas Instrument menggunakan departemen legal
yang baik (kekuatan) memeroleh $700 juta akibat kerusakan dan royalti dari
Perusahaan Jepang dan Korea yang melanggar hak cipta chip memori
semikonduktor (ancaman). Perusahaan rival yang meniru ide, inovasi, dan
produk berhak cipta adalah ancaman besar yang dihadapi banyak industri. Ini
masih merupakan permasalahan utama perusahaan-perusahaan AS yang
menjual produk di Cina.
d. Starategi WT, adalah taktik delensif yang dilakukan untuk mengurangi
kelemahan internal dan menghindari ancanan eksternal. Organisasi yang
menghadapi beberapa ancaman eksternal dan kelemahan internal mungkin ada
dalam posisi yang tidak aman. Bahkan, perusahaan seperti harus berjuang
untuk kelangsungan hidupnya, melakuukan merger, pengurangan,
mendeklarasikan bangkrut, atau memilih likuidasi.
Matriks SWOT terdiri atas sembilan sel. Ada empat faktor kunci sel, empat
strategi sel, dan satu sel yang selalu kosong (sel atas-kiri). Empat sel strategi,
yang dilabeli SO,WO, ST dikembangkan setelah menyelesaikan empat sel kunci
utama, yang dilabel S, W, O, T. Ada delapan langkah yang terlibat dalam
mengonstruksi Matriks SWOT :
1. Membuat daftar kesempatan eksternal kunci.
2. Membuat dafar ancaman eksternal kunci.
3. Membuat daftar kelemahan internal kunci.
4. Membuat dafiar kelemahan internal kunci.
5. Mencocokkan kekuatan internal dengan kesempatan eksternal dan mencatat
resultan strategi SO dalam sel yang sesuai.
6. Mencocokkan kelemahan internal dengan kesempatan eksternal dan mencatat
strategi resultan WO.
7. Mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat
strategi resultan ST.
8. Mencocokkan kelemahan intrenal dengan ancaman ekstermal dan mencatat
resultan strategi WT.
I. Tahap Keputusan
Analisis dan intuisi memberikan dasar untuk membuat keputusan formulasi-
strategi. Teknik pencocokan yang baru didiskusikan mengungkapkan strategi
alternative yang layak. Banyak dari strategi ini diajukan oleh manajer dan
karyawan yang berpartisipasi dalam analisis strategi dan aktifitas pemilihan.
Beberapa strategi tambahan yang dihasilkan dari analisis pencocokan dapat
didiskusikan dan ditambahkan ke daftar opsi alternative yang layak.
Baris teratas QSPM terdiri atas strategi alternative yang diturunkan dari
Matriks SWOT, Matriks SPACE, Matriks BCG, Matriks IE, dan Matriks Grand
Strategy. Alat pencocokan ini biasanya memunculkan alternative layak yang
sama. Namun, tidak semua strategi yang disarankan berdasar teknik pencocokan
harus dievaluasi dalam QSPM. Penyusun strategi harus membandingkan
beberapa strategi alternative yang memungkinkan.
a. Langkah 1 : membuat daftar kesempatan dan ancaman perusahaan
kunci, juga elemahan serta kekuatan internal di kolom kiri QSPM. Informasi
ini disajikan dalam kolom secara langsung dari Matrikks EFE dan Matriks
IFE. Minimal 10 faktor kesuksesan eksternal kunci dan 10 faktor kesuksesan
kunci sebainya dimasukkan dalam QSPM.
b. Langkah 2 : Memasukkan bobot untuk setiap factor kunci internal dan
eksternal. Bobot ini identik dengan yang ada dalam Matriks EFE dan
Matriks IFE. Bobot disajikan dalam kolom di sebelah kanan kolom faktor
kesuksesan internal dan eksternal penting.
c. Langkah 3 : Menguji matriks-matriks Tahap 2 (pencocokan), dan
mengidentifikasi strategi alternative yang sebaiknya organisasi
mempertimbangkan implementasinya. Catat strategi-strategi ini dalam basis
data QSPM. Kelompokkan strateg ke perangkat yang saling menguntungkan
jika mungkin.
d. Langkah 4 : Menentukan Skor daya Tarik. didefinisikan sebagai nlai
numerik yang mengindikasikan daya tarik relatif dari setiap strategi dalam
alternatif. Skor daya tarik AS ditentukan dengan menguji setiap faktor
internal dan eksternal kunci, pada satu waktu, dan mengajukan pertanyaan
“Apakah faktor ini memengaruhi pilihan strategi yang dibuat?” Jika jawaban
untuk pertanyaan ini adalah “ya” maka strategi sebaiknya dibandingkan
secara relatif untuk faktor kunci tersebut. Kisaran untuk AS adalah 1 = tidak
menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, dan 4 = sangat menarik.
Berdasarkan daya teriknya, maksudnya sejauh mana suati strategi,
dibandingkan dengan strategi lain, memungkinkan, perusahaan untuk
menapitilasi kekuatan, memperbaiki kelemahan, mengeksploitasi
kesempatan, atau menghindari ancaman. Jika jawaban pertanyaan
sebelumnya adalah “tidak” yang mengindikasikan faktor kunci masing-
masing tidak memiliki dampak terhadap pilihan khusus yang dibuat, maka
jangan berikan AS pada strategi dalam perangkat tersebut.
e. Langkah 5 : Hitung skor daya Tarik total. Skor daya Tarik total (TAS).
Didefinisikan sebagai hasil dari perkalian bobot (Langkah 2) dengan AS
(Langkah 4 ) di setiap baris. TAS mengindikasikan daya tarik relatif dari
setiap stratei alternatif, mempertimbangkan hanya dapat faktor pembatas
kesuksesan internal dan eksternal yang penting. Semakin tinggi TAS,
semakin menarik alternatif strategi (mempertimbangkan hanya faktor
kesuksesan pembatas yang penting)
f. Langkah 6 : Menghitung jumlah skor daya Tarik total. Tambahkan TAS
dalam setiap kolom strategi QSPM. Jumlah skor daya terik total (STAS)
mengungkapkan strategi yang paling menarik dalam setiap perangkat
alternatif. Skor yang lebih tinggi mengindikasikan strategi yang lebih menari,
mempertimbangkan semua faktor internal dan eksternal yang dapat
memengaruhi keputusan strtegi. Besarnya perbedaan antara STAS dalam
seperangkat set alternatif strategis mengindikasikan keinginan relatif satu
strategi dibandingkan strategi lain.
Tahun : 2019
Gambar .1
Pertumbuhan Penyaluran Kredit UMKM Bank Danamon 2013-2018
Dengan kondisi tersebut maka Bank Danamon perlu melakukan strategi yang
tepat agar dapat meningkatkan pertumbuhan kredit dan profit serta mampu bersaing
dengan kompetitor. Salah satu yang dilakukan adalah dengan melakukan strategi bisnis
yang sesuai terutama dalam menghadapi persaingan dalam dunia perbankan. Menghadapi
persaingan tersebut bukanlah merupakan hal yang mudah, terutama persaingan di dalam
pemberian jasa, setiap bank masing-masing memiliki produk unggulan tersendiri dan saat
ini perbankan lain juga sangat aktif berlomba-lomba memberikan kemudahan dan
kenyamanan dalam proses dan transaksi perbankan. Bank Danamon harus terus berupaya
untuk dapat bersaing dan meningkatkan pertumbuhan bisnis melalui penyaluran kredit
yang baik serta melakukan pengembangan pelayanan perbankan, serta dukungan
teknologi untuk membantu kebutuhan pelaku usaha dengan mengetahui kebutuhan pelaku
usaha, diharapkan Bank Danamon dapat menjadi Bank bagi seluruh pelaku usaha UMKM
serta mitra yang paling tepat dalam memenuhi kebutuhan akan pelayanan jasa perbankan.
Metodologi
Pembahasan
Hasil analisis yang dilakukan berdasar penilaian bobot, rating, dan skor setiap faktor
lingkungan eksternal dan internal menunjukkan kondisi sebagaimana disajikan dalam
tabel EFE dan IFE, IE matriks, SWOT matriks, dan QSPM yang secara berturut- turut
dijelaskan sebagai berikut :
Penentuan posisi Bank Danamon diperoleh dari analisis Matriks Evaluasi Faktor
Eksternal (EFE) dan Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) yang hasilnya akan
dimasukkan pada Matriks Internal Eksternal (IE) sebagai dasar untuk melihat posisi Bank
Danamon khususnya divisi Kredit UMKM dalam upaya peningkatan penyaluran kredit
usaha Mikro kecil dan Menengah.
Tabel
Matriks EFE
Skor Bobot
O/T Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating
O-1 Potensi untuk pembiayaan kredit usaha mikro kecil dan menegah 0,12 4 0,48
masih sangat besar.
O-2 Tingkat pertumbuhan Ekonomi Indonesia mulai meningkat. 0,10 2 0,20
O-4 Tingginya pertumbuhan bisnis dan kebutuhan modal pelaku usaha 0,09 3 0,27
untuk menunjang usahanya.
O-5 Masyarakat mulai ‘bank minded’ dan kepercayaan 0,10 3 0,30
kepada bank semakin tinggi.
T-1 Munculnya bank kompetitor baru dalam pembiayaan kredit mikro 0,15 4 0,60
dan UKM yang menawarkan bunga lebih rendah.
T-2 Peluncuran produk yang sama dari bank pesaing. 0,10 2 0,20
T-3 Penawaran pelayanan dan servis yang lebih baik dari bank pesaing. 0,06 3 0,18
Pada hasil penginputan pada tabel Matriks EFE total skor bobot yang didapatkan
adalah 3,17.Total nilai tersebut berada pada kategori tinggi dimana indikator nilai tinggi
adalah 3,00 – 4,00. Nilai total skor bobot ini kemudian akan dimasukkan pada Matriks IE
untuk mengetahui posisi Bank Danamon dalam upaya peningkatan penyaluran kredit
usaha Mikro Kecil dan Menengah.
Tabel
Matrik IFE
Skor Bobot
S/W Faktor Strategi Internal Bobot Rating
S-1 Likuiditas dana yang cukup baik serta aset yang cukup besar yang 0,15 4 0,40
dimiliki Bank Danamon.
S-2 Memiliki pengalaman >10 Tahun dalam pembiayaan kredit UMKM 0,12 4 0,48
S-3 Berada berdekatan komunitas dan pelaku usaha sehingga 0,10 4 0,44
memahami kebutuhan nasabah.
S-4 Memiliki jaringan yang luas sebanyak tersebar di 34 Provinsi 0,08 3 0,27
Indonesia.
S-5 Memiliki image sebagai bank mikro yang memberikan 0,06 3 0,36
pelayanan kredit mudah dan cepat.
W-1 Bunga kredit relatif kurang bersaing di banding bank lain. 0,15 2 0,16
W-2 Proses kredit dan birokrasi persetujuan yang cukup 0,10 1 0,07
lama lebih dari 5 hari kerja .
W-3 Sistim transaksi operasional masih sering terjadi offline dan 0,09 2 0,26
menimbulkan komplain nasabah.
W-4 Kebijakan bunga kredit dan kebijakan kredit yang 0,08 2 0,16
sering berubah-ubah terlalu cepat.
W-5 Kualitas pelayanan kepada nasabah masih rendah. 0,17 2 0,20
TOTAL 1 2,80
Pada hasil penginputan pada tabel Matriks IFE total skor bobot yang didapatkan
adalah 2,80.Total nilai tersebut berada pada kategori sedang dimana indikator nilai sedang
adalah 2,00 – 2,99. Nilai ini mengindikasikan bahwa Bank Danamon untuk UMKM ada
di posisi tumbuh dan membangun.
Tabel
Tabel
Tabel Variabel dan Perhitungan Matriks SPACE
Matriks SPACE
Pernyataan Mengenai Bank Danamon
No KEKUATAN KEUANGAN (FS) Nilai (+)
1 Danamon Memiliki asset dan likuiditas dana cukup baik. 6
Jumlah kantor cabang banyak tersebar di 34 provinsi
2 Indonesia 5
Portofolio kredit untuk UMKM yang disalurkan sudah cukup
3 besar hampir mencapai 18 trilyun rupiah. 4
Besarnya profit margin pendapatan dari penyaluran kredit
4 usaha mikro dan kecil. 4
Memiliki nama yang sudah cukup dikenal untuk Pembiayan
5 Sektor Usaha Mikro dan Kecil 3
Total 22
No STABILITAS LINGKUNGAN (ES) Nilai (-)
Kebijakan Pemerintah melalui PBI untuk mendukung
1 pembiayaan kredit sektor usaha mikro kecil dan menengah. 2
Pola hidup masyarakat menyukai sesuatu yang mudah dan cepat
2 1
3 Stabilitas politik dan keamanan 1
Kebutuhan yang tinggi akan kredit dari pelaku usaha untuk
4 pengembangan usaha. 2
Banyaknya kompetitor baru terjun dalam bisnis pembiayaan
5 kredit usaha mikro kecil dan menengah 1
6 Issue mengenai proses pengajuan kredit di bank yang rumit 2
Total 9
No KEKUATAN INDUSTRI (IS) Nilai (+)
Pengembangan produk baru dan pembiayaan sektor Agri
1 bisnis. 5
Potensi yang masih sangat besar untuk pembiayaan kredit usaha
2 mikro kecil dan menengah. 6
Teknik pemasaran atau periklanan yang tepat dan menarik akan
3 menghasilkan bertambahnya nasabah baru. 4
Memperbanyak promosi dan sosialisasi tentang produk dan
4 program Danamon 5
Produk pinjaman yang lengkap instalment, revolving dan
5 unsecured loan. 3
Melakukan pemasaran langsung door to door untuk
6 mengetahui kebutuhan nasabah. 5
Total 28
No KEUNGGULAN KOMPETITIF (CA) Nilai (-)
Telah memiliki pengalaman > 10 tahun dalam pembiayaan
1 kredit usaha mikro dan UKM 1
Nama dan keberadaan Bank Danamon sudah sangat di kenal
2 masyarakat sebagai bank bagi usaha mikro dan kecil. 2
Lokasi dan keberadaannya di komunitas pasar dan target
3 market yang jelas. 1
4 Memiliki uniq value proposition cepat mudah dan nyaman 1
5 Transaksi sudah on line di seluruh indonesia 1
6 Layanan cash pick up program untuk debitur 1
Total 7
Kesimpulan :
Rata – rata FS adalah: +22 ÷5= 4,4
Rata – rata IS adalah: +28 ÷6= 4,6
Rata – rata ES adalah: - 9 ÷6= -1,4
Rata – rata CA adalah: -7÷6 = -1,2
Sumbu X = -1,2 + 4,6= 3,4
Sumbu Y = -1,4 + 4,4 = 3.0
Gambar .4
Dari gambar Matriks SPACE diatas, perumusan strategi Bank Danamon berada
pada +3,4 di sumbu x dan +3,0 di sumbu y dan terlihat bahwa strategi Bank Danamon ada
di kuadran Agresif.
Tabel
Matriks QSPM
Alternatif Strategi
No Faktor-Faktor Utama Bobo Penetrasi Pengemba- Pengemba-
t Pasar ngan Produk ngan Pasar
AS TAS AS TAS AS TAS
Strengths / Kekuatan (S)
1 Memiliki Likuiditas dana yang 0,1 4 0,40 2 0,20 3 0,30
cukup baik serta aset yang cukup besar 0
yang dimiliki Bank Danamon.
2 Memiliki pengalaman 0,1 4 0,48 2 0,24 3 0,36
dalam pembiayaan kredit UMKM 2
selama
>10 tahun.
3 Kantor cabang berada berdekatan 0,1 2 0,22 4 0,44 3 0,33
komunitas dan pelaku usaha sehingga 1
mengetahui kebutuhan
nasabah..
4 Memiliki jaringan yang 0,0 4 0,36 2 0,18 4 0,27
luas tersebar di 34 provinsi 9
indonesia.
5 Memiliki image sebagai bank mikro yang 0,1 3 0,36 1 0,12 4 0,48
memberikan pelayanan kredit mudah dan 2
cepat.
Weakness / Kelemahan (W) 1.7
1 Bunga kredit relatif kurang bersaing di 0,0 4 0,32 2 0,16 1 0,08
banding bank kompetitor. 8
2 Proses kredit relatif lama lebih dari 0,0 2 0,14 3 0,21 2 0,14
5 hari kerja.. 7
3 System transaksi operasional 0,1 1 0,13 3 0,39 2 0,26
dicabang masih sering terjadi 3
offline menimbulkan komplain nasabah.
Berdasarkan pendekatan melalui Matriks QSPM, terlihat bahwa total nilai yang
diperoleh dari strategi penetrasi pasar adalah 5,85 strategi pengembangan produk adalah
4,92 dan strategi pengembangan pasar adalah 5,22 dan terakhir strategi pengembangan
Produk Total Atractive Score (TAS) sebesar angka tersebut menunjukkan bahwa total
strategi penetrasi pasar lebih besar daripada strategi pengembangan produk dan strategi
pengembangan pasar sehingga strategi yang paling utama untuk dijalankan oleh Bank
Danamon adalah strategi penetrasi pasar.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian analisis dan pendekatan yang dilakukan dalam
perumusan strategi Bank Danamon dalam upaya meningkatkan penyaluran kredit
Usaha Mikro Kecil dan Menengah, maka dapat disimpulkan bahwa Bank
Danamon dalam hal ini mampu menunjukkan kemampuannya dilihat dari kondisi
internal dan eksternal perusahaan. Sedangkan berdasarkan Nilai EFE Matrix Bank
Danamon sebesar 3,17 memiliki dua peluang yang cukup besar bagi Bank
Danamon antara lain potensi pembiayaan usaha mikro dan kecil yang cukup besar
dan pertumbuhan usaha mikro kecil dan menengah semakin meningkat. Hal
tersebut menunjukkan adanya peningkatan atas kebutuhan akan modal pelaku
usaha mikro kecil dan menengah dalam memenuhi kebutuhan penunjang usaha
para pelaku usaha. Hasil Analisa faktor internal IFE Matrix Bank Danamon
menghasilkan nilai sebesar 2,80. Hal ini dipengaruhi kekuatan likuiditas dana yang
cukup serta pengalaman dalam pembiayaan sektor usaha mikro dan kecil lebih dari
10 tahun ditambah dengan jumlah cabang yang cukup tersebar di seluruh
Indonesia serta sistem perbankan yang telah online memperkuat posisi Bank
Danamon saat ini. Berdasarkan pendekatan strategi alternatif Quantitavite
Strategic Planing |Matrix (QSPM) diperoleh strategi yang paling sesuai saat ini
untuk Bank Danamon adalah strategi Penetrasi Pasar hal tersebut terlihat dari hasil
QSPM Total Atractive Score (TAS) sebesar 5,85 untuk itu perlu ditingkatkan lagi
sosialisasi dan pengenalan produk serta melakukan pendekatan kepada pelaku
usaha secara intensif dengan melakukan program-program pembinaan
pengembangan usaha dan sosialisasi pembiayaan untuk pelaku Usaha Mikro Kecil
dan Menengah dengan demikian bank dalam hal ini dapat lebih dekat dengan
pelaku usaha serta mengetahui kebutuhan pelaku usaha.
53