Anda di halaman 1dari 15

METODOLOGI PENELITIAN

Resume BAB 11 DAN BAB 12

Dosen :Tri Lestari, S.E., M.Sc., Ph.D.,Ak.,CA

Disusun Oleh :
Intan Pratiwi/ 7774170001

MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

1
2018
RESUME METODOLOGI PENELITIAN BISNIS
Donald R.Cooper - Pamela S. Schindler
oleh : Intan Pratiwi

Bab 11. PENGUKURAN

Pengukuran dalam penelitian terdiri atas angka ynag ditempatkan pada peristiwa
empiris, objek atau properti/atribut atau aktivitas, sesuai dengan rangkaian aturan.
Pengukuran merupakan proses dengan 3 bagian:
1. Memilih peristiwa empiris yang dapat diamati
2. Mengembangkan serangkaian aturan pemetaan
3. Menerapkan aturan pemetaan

Asumsikan anda sedang mempelajari orang-orang dalam suatu pameran mobil, Jika
Laki-laki anda mencatat dengan L dan jika Perempuan, dicatat dengan P. Simbol
lain seperti 0 atau 1 atau # atau % juga digunakan jika diketahui kelompok apa yang
teridentifikasi dengan simbol tersebut.

2
Pengukuran melibatkan kuantifikasi, bahwa pemberian angka pada objek untuk
menyajikan jumlah atau tingkatan dari properti/atribut yang dimiliki oleh semua objek
tersebut. Tujuan dari pengukuran, yaitu memberikan angka untuk peristiwa peristiwa
empiris dengan menaati serangkaian aturan dengan kata lain, untuk menyediakan
data paling berkualitas dengan kesalahan terendah untuk menguji suatu hipotesis,
estimasi atau prediksi/deskripsi.
Objek pengukuran adalah konsep, simbol yang kita kaitkan dengan sekumpulan arti
yang kita percaya dan gunakan dengan orang lain. Konsep dan gagasan digunakan
pada tingkat teoritis, variabel digunakan pada tingkat empiris. Variabel menerima
numeral atau nilai dengan tujuan pengujian dan pengukuran. Konsep dan gagasan,
variabel dapat didefinisikan secara deskriptif atau operasional.
Definisi Operasional: mendefinisikan suatu variabel dalam bentuk pengukuran
spesifik dan kriteria pengujian. Variabel harus menjelaskan informasi empiris dan
memiliki lingkup yang tepat atau sesuai dengan masalah penelitian yang ada.
Variabel dalam penelitian diklasifikasikan sebagai objek/properti. Objek meliputi
konsep pengalaman biasa seperti item berwujud contoh, orang, mobil, dll dan juga
item yang tidak konkret seperti gen, sikap, tekanan kelompok. Properti/atribut adalah
karakteristik dari objek. Jika berbentuk fisik seperti, tinggi badan, postur, berat badan
Properti psikologis seperti sikap dan intelegensi. Properti sosial termasuk
kemampuan kepemimpinan, afiliasi kelas dan status.
Peneliti tidak meneliti objek/properti tapi indicant dari properti atau objek. Misal
mengamati A lebih tinggi dari B dan bahwa C berpatisipasi lebih banyak dari D
dalam suatu prses kelompok. Jika menganalisis anggota dari kelompok penjual
maka properti tersebut adalah usia, pengalaman dan jumlah panggilan setiap
minggu. Indicant dalam kasus tersebut bisa diamati secara langsung.
Kualitas suatu studi bergantung pada ukuran apa yang dipilih atau dikembangkan
dan bagaimana ukuran tersebut sesuai dengan keadaan.

Skala Pengukuran
Aturan pemetaan memiliki empat asumsi:
1. Angka digunakan untuk mengklasifikasikan, mengelompokkan atau
memilih respon. tidak terdapat urutan.

3
2. Angka diurutkan, satu angka lebih besar dari, lebih kecil dari atau sama
dengan angka yang lain.
3. Selisih antara angka diurutkan.
4. Seri angka memiliki titik asal (unique origin) yang terindikasi dengan nol.

* Skala nominal hanya bisa membedakan sesuatu yang bersifat kualitatif


(misalnya: jenis kelamin, agama, warna kulit). Skala yang memungkinkan
peneliti mengelompokkan subyek kedalam katagori atau kelompok. Misalkan
gender responden dapat dikelompokkan dalam 2 katagori : Pria dan wanita.
Skala gender dapat dinyatakan dalam angka : Pria = 1 dan Wanita = 2. Skala
Nominal bersifat mutualy exlusive dan masing-masing anggota himpunan
tersebut tidak ada perbedaan nilai.
* Skala ordinal selain membedakan juga menunjukkan tingkatan (misalnya:
pendidikan, tingkat kepuasan). Skala Ordinal tidak hanya menyatakan
kategori tapi juga menyatakan peringkat kategori tersebut. Skala Ordinal
menjawab atas suatu pertanyaan, responden diminta untuk memberikan
urutan alternatif jawaban yang paling sesuai. Contoh: rangking jawaban yang
dibuat berdasarkan preferensi Responden.
1. Senang sekali, 2. Senang, 3. Kurang senang, 4. Kurang senang sekali.
(beda antara dua titik tidak dapat diukur).
* Skala interval berupa angka kuantitatif namun tidak memiliki nilai nol mutlak
(misalnya: tahun, suhu dalam Celcius). Skala Interval memungkinkan
mengukur beda antara dua titik dalam skala, menghitung means dan standar
deviasi data.

4
Contoh : Jarak waktu jam.08.00 – 10.00 adalah sama dengan jarak waktu
16.00 – 18.00. Tetapi kita tidak dapat menyatakan bahwa jam.16.00 dua kali
lebih lambat dibandingkan jam.08.00.
* Skala rasio berupa angka kuantitatif yang memiliki nilai nol mutlak. Skala
Rasio merupakan kedudukan data yang tertinggi, dimana memiliki nilai nol
yang orisinal. Contoh: Jika aset perusahaan A sebanyak Rp. 10 Milyar dan
aset perusahaan B sebanyak Rp. 5 Milyar, maka rasio A & B adalah 2 : 1.

Peneliti seringkali menemukan masalah dalam mengevaluasi variabel yang telah


diukur dalam skala berbeda. Contoh pilihan untuk membeli suatu produk oleh
seorang konsumen merupakan variabel nominal dan biayanya merupakan variabel
rasio.
Teknik statistik tertentu mengharuskan bahwa tingkat pengukuran adalah sama. kita
tidak bisa menciptakan variabel nominal secara artifisial karena variabel tersebut
tidak memiliki karakteristik urutan, jarak atau titik awal. variabel gaji berdasarkan
rasio dapat dikurangi. dengan kata lain, kita membuat skala ulang variabel yang
lebih kuat atau kokoh ke tingkat yang lebih lemah.

Sumber perbedaan Pengukuran


Studi yang ideal dirancang dan dikendalikan untuk pengukuran variabel yang tepat
dan tidak ambigu. Secara ideal, setiap variasi skor diantara responden akan
merefleksikan perbedaan sebenarnya dalam opini mereka mengenai
perusahaan.Sikap terhadap perusahaan sebagai pemberi kerja sebagai organisasi
yang secara ekologi sensitif atau sebagai penduduk korporasi yang progresif akan
diekspresikan secara akurat. empat sumber kesalahan mungkin akan
mengkontaminasi hasilnya, (1) responden, (2) situasi, (3) pengukur dan (4)
instrumen pengumpulan.

Sumber kesalahan
1. Responden
Perbedaan opini yang mempengaruhi pengukuran berasal dari karakteristik
responden yang relatif stabil.Responden mungkin enggan untuk mengeskspresikan
perasaan negatif atau positif yang kuat. Keengganan ini bisa dimungkinkan dari
pengetahuan yang tidak cukup. sehingga akhirnya mengarah pada tebakan, atau
5
asumsi dan menciptakan data yang salah.Responden juga dipengaruhi oleh faktor
temporal seperti kelelahan atau kebosanan, atau refleksi suasana hati (mood) atau
gangguan lain.

2. Faktor Situasional
Setiap kondisi yang menempatkan tekanan pada sesi pengukuran atau wawancara
dapat memiliki efek yang serius terhadap pewawancara responden. Jika responden
yakin anonimitas tidak dijamin, mereka mungkin enggan mengekspresikan perasaan
tertentu.
3. Pengukur
Pewawancara dapat membelokkan respon dengan menyusun ulang kata,
menyatakan dengan frase lain atau menyusun ulang pertanyaan. stereotif dalam
penampilan dan tindakan menimbulkan bias. Dalam tahap analisis data,
pengkodean yang tidak benar, tabulasi sembarangan, dan perhitungan statistik yang
salah mungkin menimbulkan kesalahan lebih lanjut.

4. Instrumen
Instrumen yang rusak dapat menimbulkan distorsi dalam dua cara yaitu menjadi
terlalu membingungkan dan samar. Pertanyaan yang mengarah, ketidakcukupan
ruang untuk jawaban, penghilangan pilihan jawaban merupakan hasil langsung dari
definisi operasional yang tidak memadai, menghasilkan skala yang tidak tepat yang
dipilih atau dikembangkan.

Karakteristik Pengukuran
1. Validitas, sejauh mana suatu test mengukur apa yang sebenarnya ingin kita
ukur
2. Reliabilitas, keakuratan dan ketepatan dari prosedur pengukuran
3. Kepraktisan, berkenaan dengan faktor-faktor ekonomi, kenyamanan dan
dapat diinterpretasikan.

6
Ringkasan Estimasi Validitas

Ringkasan estimasi Reliabilitas


Tiga bentuk Reliabilitas:

1) Pengujian dikatakan memiliki stabilitas jika penguji dapat menjamin hasil yang
konsisten atas pengukuran yang dilakukan berulang kali atas orang yang
sama dengan intrumen yang sama.
2) Sedangkan untuk ekuivalensi (kesetaraan) dilakukan atas keandalan yang
mempertimbangkan banyaknya error yang dapat muncul dengan penyelidik
yang berbeda (dalam observasi) atau sampel-sampel yang berbeda dari hal
yang teliti dalam wawancara atau skala
3) Indikator pengujian keandalan berikutnya adalah konsistensi. Data yang diuji
dikatakan konsisten manakala hasil pengujian tersebut memiliki korelasi tinggi
yang menginformasikan adanya kesamaan (homogenitas) diantara item-item

7
Ringkasan Estimasi Kepraktisan
Kepraktisan didefinisikan sebagai keekonomisan, kenyamanan, dan dapat
diinterpretasikan.

1) Keekonomisan, muncul antara proyek penelitian dan anggaran. Karena biaya,


kita menurunkan jumlah pertanyaan pengukuran. pilihan metode
pengumpulan data juga didikte oleh faktor ekonomi. Biaya menjadi beban
yang signifikan, sehingga mendorong penggunaan ulang berkali-kali.
2) Kenyamanan, Suatu alat pengukuran lolos kenyamanan apabila alat tersebut
mudah dikelola. misal, kuesioner dengan serangkaian instruksi yang
terperinci tetapi jelas dengan disertai contoh, lebih mudah untuk diselesaikan
dengan benar daripada yang kekurangan fitur-fitur tersebut.
3) Dapat diinterpretasikan, artinya relevan ketika orang selain dari perancang
pengujian harus menginterpretasikan hasil. persoalan pengujian jadi
terstandardisasi.

8
BAB 12. SKALA PENGUKURAN

Secara konseptual skala pengukuran dimulai dengan membahas kembali proses


penelitian. Skala dalam penelitian bisnis pada umumnya diciptakan untk mengukur
prilaku, pengetahuan dan sikap.
Sikap
Sikap (attitude) adalah predisposisi stabil yang dipelajari untuk merespon orang lain,
objek atau persoalan dengan cara mendukung atau tidak mendukungnya. Aspek
penting dari sikap termasuk sifat sikap yang dipelajari, ketetapan relatif mereka, dan
asosiasi mereka dengan peristiwa dan objek yang secara sosial signifikan.
Hubungan sikap dan perilaku
Hubungan antara keduanya tidaklah langsung, walaupun terdapat banyak hubungan
erat antara keduanya. Maksud dari sikap dan perilaku tidak selalu mengarah ke
perilaku aktual, dan walaupun sikap dan perilaku diharapkan konsisten satu sama
lain, hal tersebut tidak selalu terjadi. Contoh, sikap seseorang yang mendukung
suatu produk dan jasa, semakin mungkin produk dan jasa tersebut dibeli, namun hal
itu belum tentu terjadi.
Beberapa faktor memiliki efek terhadap penerapan penelitian mengenai sikap:

 Sikap spesifik merupakan prediktor perilaku yang lebih baik daripada sikap
umum
 Sikap yang kuat, merupakan prediktor perilaku yang lebih baik daripada sikap
yang lemah.
 Pengalaman langsung dengan objek sikap selama pengalaman yang
berulang, menghasilkan perilaku yang lebih reliabel.
 Sikap kognitif lebih baik mempengaruhi perilaku daripada sukap yang afektif.
 Sikap afektif merupakan prediktor perilaku konsumsi yang lebih baik.
 Menggunakan pengukuran sikap berganda, dapat meningkatkan prediksi.
 Pengaruh dari kelompok referensi, mendukung individu untuk menaati
pengaruh dan meningkatkan hubungan sikap – perilaku.

9
Penskalaan Sikap

yaitu proses yang menilai disposisi sikap dengan menggunakan angka yang
meepresentasikan skor seseorang pada kontinum sikap yang berkisar dari
sisposisi yang sangat mendukung hingga disposisi yang sangat tidak
mendukung.

Penskalaan, adalah prosedur penempatan angka atau simbol pada atribut/objek


untuk menyampaikan beberapa karakteristik angka ke properti/atribut yang
dipertanyakan.

Memilih skala pengukuran memerlukan pertimbangan beberapa faktor yang


mempengaruhi reliabilitas, validitas dan kepraktisan dari skala:

1) Tujuan penelitian

Peneliti menghadapi dua jenis umum dari tujuan penskalaan, yaitu :


 Untuk mengukur karakteristik partisipan
 untuk menggunakan partisipan sebagai penilai objek/indicant yang
disajikan
Penekanan pada studi pertama adalah mengukur perbedaan sikap
diantara orang-orang. dan penekanan studi kedua adalah mungkin and
menggunakan data sama, tapi sekarang anda tertarik dengan pilhan
desain yang berbeda-beda.
2) Jenis respon
Ada empat jenis umum skala pada jenis respon yaitu:

a. Skala penilaian (rating scale)


yaitu skala ketika partisipan memberikan skor untuk suatu objek
tanpa membuat perbandingan langsung dengan objek lain.
b. Skala peringkat (Ranking scale)
partisipan melakukan perbandingan dan menentukan urutan
diantara dua atau lebih properti
c. Kategorisasi
partisipan menempatkan diri kedalam kelompok kategori
d. Penyortiran
Partisipan menyortir kartu mewakili konsep atau gagasan ke dalam
tumpukan dengan kriteria yang telah ditentukan peneliti.

3) Sifat data
terkait dengan properti data yang dihasilkan oleh setiap skala.

4) Jumlah dimensi
a. Skala satu dimensi, seseorang hanya bisa mengukur satu atribut
dari partisipan atau objek.

10
b. Skala multidimensi, mengetahui bahwa objek lebih baik
dideskripsikan dengan beberapa dimensi daripada satu dimensi.
contoh, penjualan tiket film, agar dengan cepat bisa menarik
sumber keuangan maka dipromosikan melalui liputan media, media
sosial, dan video you tube.

5) Seimbang atau tidak seimbang


a. Seimbang artinya memiliki jumlah sama untuk kategori yang berada
diatas, dibawah dan di tengah.
b. Tidak seimbang artinya, memiliki angka yang tidak seimbang dari
pilah respon yang mendukung atau tidak mendukung.

6) Pilihan yang dipaksakan atau tidak dipaksakan


a. Skala penilaian tidak dipaksakan dimaknai dengan memberikan
partisipan kesempatan untuk tidak menyatakan opini ketika mereka
mampu membuat pilihan diantara alternatif yang ditawarkan.
b. Skala penilaian dipaksakan, dimaknai dengan mengharuskan
partisipan memilh satu dari alternatif yang ditawarkan.

7) Jumlah titik skala


Jumlah titik skala harus sesuai tujuannya, skala harus mencocokkan
stimulus yang disajikan dan mengekstrak informasi yang sebanding
dengan kompleksitas objek.

8) Kesalahan penilai
Sebelum menerima penilaian dari partisipan kita harus
mempertimbangkan kecenderungan mereka untuk melakukan kesalahan
dari tendensi sentral, misalnya “keengganan”.
Partisipan juga mungkin penilai yang mudah, sehingga menimbulkan
kesalahan kelonggaran.
Cara mengatasi:
 Menyesuaikan kata sifat deskriptif
 Memberi jarak pada frase deskriptif di tengah
 Memberi perbedaan kecil pada makna
 Menggunakan lebih banyak titik dalam skala

Skala Penilaian
Skala penilaian memiliki beberapa fitur desain dan persyaratan:
Skala penilaian Rating:

A. Skala kategori sederhana disebut juga skala dikotomi yang menawarkan


pilihan respon yang saling lepas terdiri dari:

1) Skala respon tunggal, pilihan berganda menawarkan penilai dengan


beberapa pilihan termasuk “lain-lain”.
contoh:

11
Anda berencana membeli laptop dalam 12 bulan ke depan Ya Tidak

2) Skala respon berganda, pilihan berganda (check list) memungkinkan penilai


untuk memilih satu atau beberapa alternatif sehingga skala tersebut
menyediakan fitur kumulatif.
contoh : Contoh :
Koran apa yang dibaca untuk berita keuangan:
o East City Gazette
o West City tribune
o Koran lokal
o Koran Nasional
o Lainnya

B. Skala Likert, terdiri dari serangkaian pernyataan dan partisipan diminta untuk
setuju atau tidak setuju dengan setiap pernyataan. Skala ini dikembangkan
oleh Rensis Likert, dan merupakan variasi yang paling sering digunakan dari
penilaian yang dijumlahkan.
contoh: Dengan menggunakan skala likert, apakah anda setuju dengan
pendapat ini.
Sangat
Tidak Tidak Tidak Sangat
Setuju Setuju Tahu Setuju Setuju
Kuliah di S2 menarik 1 2 3 4 5
Dosen memberikan wawasan 1 2 3 4 5
Dosen mengarahkan riset 1 2 3 4 5

C. Skala diferensial semantik mengukur pengertian psikologis dan atau objek


sikap. Peneliti menggunakan skala ini untuk penelitian citra/merk dan institusi.
Metode ini terdiri dari serangkaian penilaian bipolar biasanya dengan 7 titik.
dimana satu atau lebih partisispan menilai satu atau lebih konsep di setiap
skala.
Contoh : Katalog Land’s End
Cepat _ _ _ _ _ Lambat
Berkualitas tinggi _ _ _ _ _ Berkualitas rendah

12
Besar _ _ _ _ _ Kecil
D. Skala stapel digunakan sebagai alternatif terhadap diferensial semantik.
terutama ketika sulit untuk menemukan kata sifat bipolar yang sesuai dengan
pertanyaan penelitian. Partisipan memilih angka plus untuk mendeskripsikan
objek sikap misal +5 hingga -5 dan partisipan memilih sebuah angka yang
mendeskripsikan objek secara akurat hingga sangat tidak akurat.
Contoh :
Tunjukkan bagaimana anda menilai dosen yang mengajar di kelas dengan
melingkari nilai jawabannya.
+3 +3 +3
+2 +2 +2
+1 +1 +1
Serius Menarik Pintar
-1 -1 -1
-2 -2 -2
-3 -3 -3
E. Skala numerik memiliki interval sama yang memisahkan titik skala
numeriknya. titik panduan berperan sebagai label utnuk titik ekstrem. Skala
numerik seringkali merupakan skala lima titik, tujuh atau sepuluh titik.
Skala daftar penilaian berganda hampir sama dengan skala numerik, tetapi
skala ini menerima respon yang dilingkari dari penilaidan tata letaknya
memungkinkan visualisasi hasil.
Contoh :
Kerjasama Karyawan dalam Tim
Sangat mendukung 1 2 3 4 5 6 7 Sangat tidak mendukung

F. Skala yang membantu peneliti menemukan proporsi adalah skala jumlah


konstan. Partisipan mendistribusikan 100 titik diantara 10 kategori.
Contoh :
Di dalam memilih pendidikan S2, tentukan besarnya nilai alokasi yang anda
berikan dengan total nilai 100 poin.
Fasilitas Komputer _
Fasilitas Basis Data _
Kenyamanan Kuliah _
Gelar dosen tetap _
Materi kuliah _
13
Total 100

G. Skala penilaian grafis pada mulanya diciptakan agar peneliti dapat memahami
perbedaan yang tipis. penilai menandai respon mereka pada titik manapun di
sepanjang kontinum. Skala penilaian grafis lain menggunakan gambar, ikon,
visual lain untuk berkomunikasi dengan anak-anak yang memiliki kosa kata
terbatas.
Contoh :
Seberapa besar kemungkinan anda merekomendasikan CompleteCare
kepada orang lain?
(Tandai X diposisi sepanjang garis yang paling merefleksikan penilaian anda)
Sangat Mungkin Sangat Tidak Mungkin

Skala peringkat
A. Skala Perbandingan berpasangan
memungkinkan partisipan untuk membandingkan dua atau lebih objek dan
membuat pilihan diantara objek tersebut . Seringnya partisipan diminta untuk
memilih objek yang terbaik atau yang paling disukai. Ketika hanya terdapat
dua pilihan, partisipan dapat mengekspresikan sikap secara tidak ambigu
dengan memilih diantara dua objek.
contoh:
Di antara kandidat pasangan presiden dan wakil presiden, mana yang anda
pilih menjadi presiden perusahaan saudara :
-Ali -Ali -Ali
-Basuki -Centil -Didik

-Basuki -Basuki -Centil


-Centil -Didik -Didik
B. Skala peringkat yang dipaksakan mendata atribut yang diperingkat relatif
terhadap satu sama lain. mtode tersebut lebih cepat daripada perbandingan
berpasangan dan lebih mudah dipakai. seringkali peneliti tertarik dengan
benchmarking. Hal ini memerlukan suatu standar dimana program pelatihan,
proses, merk, pembelian, penjualan atau orang dapat dibandingkan.

14
contoh:
Peringkat fitur pendeteksi radar menurut preferensi anda, tempatkan angka 1
di samping yang paling disukai, 2 didekat pilihan kedua dst :
---- Pemrograman pemakai
---- Kemampuan tanpa kabel
---- Ukuran kecil
C. Skala komparatif ideal semacam itu jika partisipan familiar dengan standar.
Contoh :
Dibandingkan dengan kinerja manajer periode kemarin, kinerja manajer
sekarang :
Inferior Hampir sama Superior
1 2 3 4 5

Penyortiran

Q-sort adalah bentuk penskalaan yang memerlukan penyortiran satu bugkus kartu
kedalam tumpukan yang menyajikan titik di sepanjang kontinum. Tujuan penyortiran
adalah untuk memperoleh representasi konseptual dari sikap penyortir sebagai
objek dan untuk membandingkan total skor seseorang. terdapat kemungkinan untuk
mengestimasi item manakah yang dijawab secara positif dan secara negatif pada
skala kumulatif.

Skala kumulatif

Pelopor skala kumulatif adalah skalogram, suatu prosedur untuk menentukan


apakah serangkaian item membentuk skala satu dimensi.

15

Anda mungkin juga menyukai