Disusun Oleh :
Intan Pratiwi/ 7774170001
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
1
2018
RESUME METODOLOGI PENELITIAN BISNIS
Donald R.Cooper - Pamela S. Schindler
oleh : Intan Pratiwi
Pengukuran dalam penelitian terdiri atas angka ynag ditempatkan pada peristiwa
empiris, objek atau properti/atribut atau aktivitas, sesuai dengan rangkaian aturan.
Pengukuran merupakan proses dengan 3 bagian:
1. Memilih peristiwa empiris yang dapat diamati
2. Mengembangkan serangkaian aturan pemetaan
3. Menerapkan aturan pemetaan
Asumsikan anda sedang mempelajari orang-orang dalam suatu pameran mobil, Jika
Laki-laki anda mencatat dengan L dan jika Perempuan, dicatat dengan P. Simbol
lain seperti 0 atau 1 atau # atau % juga digunakan jika diketahui kelompok apa yang
teridentifikasi dengan simbol tersebut.
2
Pengukuran melibatkan kuantifikasi, bahwa pemberian angka pada objek untuk
menyajikan jumlah atau tingkatan dari properti/atribut yang dimiliki oleh semua objek
tersebut. Tujuan dari pengukuran, yaitu memberikan angka untuk peristiwa peristiwa
empiris dengan menaati serangkaian aturan dengan kata lain, untuk menyediakan
data paling berkualitas dengan kesalahan terendah untuk menguji suatu hipotesis,
estimasi atau prediksi/deskripsi.
Objek pengukuran adalah konsep, simbol yang kita kaitkan dengan sekumpulan arti
yang kita percaya dan gunakan dengan orang lain. Konsep dan gagasan digunakan
pada tingkat teoritis, variabel digunakan pada tingkat empiris. Variabel menerima
numeral atau nilai dengan tujuan pengujian dan pengukuran. Konsep dan gagasan,
variabel dapat didefinisikan secara deskriptif atau operasional.
Definisi Operasional: mendefinisikan suatu variabel dalam bentuk pengukuran
spesifik dan kriteria pengujian. Variabel harus menjelaskan informasi empiris dan
memiliki lingkup yang tepat atau sesuai dengan masalah penelitian yang ada.
Variabel dalam penelitian diklasifikasikan sebagai objek/properti. Objek meliputi
konsep pengalaman biasa seperti item berwujud contoh, orang, mobil, dll dan juga
item yang tidak konkret seperti gen, sikap, tekanan kelompok. Properti/atribut adalah
karakteristik dari objek. Jika berbentuk fisik seperti, tinggi badan, postur, berat badan
Properti psikologis seperti sikap dan intelegensi. Properti sosial termasuk
kemampuan kepemimpinan, afiliasi kelas dan status.
Peneliti tidak meneliti objek/properti tapi indicant dari properti atau objek. Misal
mengamati A lebih tinggi dari B dan bahwa C berpatisipasi lebih banyak dari D
dalam suatu prses kelompok. Jika menganalisis anggota dari kelompok penjual
maka properti tersebut adalah usia, pengalaman dan jumlah panggilan setiap
minggu. Indicant dalam kasus tersebut bisa diamati secara langsung.
Kualitas suatu studi bergantung pada ukuran apa yang dipilih atau dikembangkan
dan bagaimana ukuran tersebut sesuai dengan keadaan.
Skala Pengukuran
Aturan pemetaan memiliki empat asumsi:
1. Angka digunakan untuk mengklasifikasikan, mengelompokkan atau
memilih respon. tidak terdapat urutan.
3
2. Angka diurutkan, satu angka lebih besar dari, lebih kecil dari atau sama
dengan angka yang lain.
3. Selisih antara angka diurutkan.
4. Seri angka memiliki titik asal (unique origin) yang terindikasi dengan nol.
4
Contoh : Jarak waktu jam.08.00 – 10.00 adalah sama dengan jarak waktu
16.00 – 18.00. Tetapi kita tidak dapat menyatakan bahwa jam.16.00 dua kali
lebih lambat dibandingkan jam.08.00.
* Skala rasio berupa angka kuantitatif yang memiliki nilai nol mutlak. Skala
Rasio merupakan kedudukan data yang tertinggi, dimana memiliki nilai nol
yang orisinal. Contoh: Jika aset perusahaan A sebanyak Rp. 10 Milyar dan
aset perusahaan B sebanyak Rp. 5 Milyar, maka rasio A & B adalah 2 : 1.
Sumber kesalahan
1. Responden
Perbedaan opini yang mempengaruhi pengukuran berasal dari karakteristik
responden yang relatif stabil.Responden mungkin enggan untuk mengeskspresikan
perasaan negatif atau positif yang kuat. Keengganan ini bisa dimungkinkan dari
pengetahuan yang tidak cukup. sehingga akhirnya mengarah pada tebakan, atau
5
asumsi dan menciptakan data yang salah.Responden juga dipengaruhi oleh faktor
temporal seperti kelelahan atau kebosanan, atau refleksi suasana hati (mood) atau
gangguan lain.
2. Faktor Situasional
Setiap kondisi yang menempatkan tekanan pada sesi pengukuran atau wawancara
dapat memiliki efek yang serius terhadap pewawancara responden. Jika responden
yakin anonimitas tidak dijamin, mereka mungkin enggan mengekspresikan perasaan
tertentu.
3. Pengukur
Pewawancara dapat membelokkan respon dengan menyusun ulang kata,
menyatakan dengan frase lain atau menyusun ulang pertanyaan. stereotif dalam
penampilan dan tindakan menimbulkan bias. Dalam tahap analisis data,
pengkodean yang tidak benar, tabulasi sembarangan, dan perhitungan statistik yang
salah mungkin menimbulkan kesalahan lebih lanjut.
4. Instrumen
Instrumen yang rusak dapat menimbulkan distorsi dalam dua cara yaitu menjadi
terlalu membingungkan dan samar. Pertanyaan yang mengarah, ketidakcukupan
ruang untuk jawaban, penghilangan pilihan jawaban merupakan hasil langsung dari
definisi operasional yang tidak memadai, menghasilkan skala yang tidak tepat yang
dipilih atau dikembangkan.
Karakteristik Pengukuran
1. Validitas, sejauh mana suatu test mengukur apa yang sebenarnya ingin kita
ukur
2. Reliabilitas, keakuratan dan ketepatan dari prosedur pengukuran
3. Kepraktisan, berkenaan dengan faktor-faktor ekonomi, kenyamanan dan
dapat diinterpretasikan.
6
Ringkasan Estimasi Validitas
1) Pengujian dikatakan memiliki stabilitas jika penguji dapat menjamin hasil yang
konsisten atas pengukuran yang dilakukan berulang kali atas orang yang
sama dengan intrumen yang sama.
2) Sedangkan untuk ekuivalensi (kesetaraan) dilakukan atas keandalan yang
mempertimbangkan banyaknya error yang dapat muncul dengan penyelidik
yang berbeda (dalam observasi) atau sampel-sampel yang berbeda dari hal
yang teliti dalam wawancara atau skala
3) Indikator pengujian keandalan berikutnya adalah konsistensi. Data yang diuji
dikatakan konsisten manakala hasil pengujian tersebut memiliki korelasi tinggi
yang menginformasikan adanya kesamaan (homogenitas) diantara item-item
7
Ringkasan Estimasi Kepraktisan
Kepraktisan didefinisikan sebagai keekonomisan, kenyamanan, dan dapat
diinterpretasikan.
8
BAB 12. SKALA PENGUKURAN
Sikap spesifik merupakan prediktor perilaku yang lebih baik daripada sikap
umum
Sikap yang kuat, merupakan prediktor perilaku yang lebih baik daripada sikap
yang lemah.
Pengalaman langsung dengan objek sikap selama pengalaman yang
berulang, menghasilkan perilaku yang lebih reliabel.
Sikap kognitif lebih baik mempengaruhi perilaku daripada sukap yang afektif.
Sikap afektif merupakan prediktor perilaku konsumsi yang lebih baik.
Menggunakan pengukuran sikap berganda, dapat meningkatkan prediksi.
Pengaruh dari kelompok referensi, mendukung individu untuk menaati
pengaruh dan meningkatkan hubungan sikap – perilaku.
9
Penskalaan Sikap
yaitu proses yang menilai disposisi sikap dengan menggunakan angka yang
meepresentasikan skor seseorang pada kontinum sikap yang berkisar dari
sisposisi yang sangat mendukung hingga disposisi yang sangat tidak
mendukung.
1) Tujuan penelitian
3) Sifat data
terkait dengan properti data yang dihasilkan oleh setiap skala.
4) Jumlah dimensi
a. Skala satu dimensi, seseorang hanya bisa mengukur satu atribut
dari partisipan atau objek.
10
b. Skala multidimensi, mengetahui bahwa objek lebih baik
dideskripsikan dengan beberapa dimensi daripada satu dimensi.
contoh, penjualan tiket film, agar dengan cepat bisa menarik
sumber keuangan maka dipromosikan melalui liputan media, media
sosial, dan video you tube.
8) Kesalahan penilai
Sebelum menerima penilaian dari partisipan kita harus
mempertimbangkan kecenderungan mereka untuk melakukan kesalahan
dari tendensi sentral, misalnya “keengganan”.
Partisipan juga mungkin penilai yang mudah, sehingga menimbulkan
kesalahan kelonggaran.
Cara mengatasi:
Menyesuaikan kata sifat deskriptif
Memberi jarak pada frase deskriptif di tengah
Memberi perbedaan kecil pada makna
Menggunakan lebih banyak titik dalam skala
Skala Penilaian
Skala penilaian memiliki beberapa fitur desain dan persyaratan:
Skala penilaian Rating:
11
Anda berencana membeli laptop dalam 12 bulan ke depan Ya Tidak
B. Skala Likert, terdiri dari serangkaian pernyataan dan partisipan diminta untuk
setuju atau tidak setuju dengan setiap pernyataan. Skala ini dikembangkan
oleh Rensis Likert, dan merupakan variasi yang paling sering digunakan dari
penilaian yang dijumlahkan.
contoh: Dengan menggunakan skala likert, apakah anda setuju dengan
pendapat ini.
Sangat
Tidak Tidak Tidak Sangat
Setuju Setuju Tahu Setuju Setuju
Kuliah di S2 menarik 1 2 3 4 5
Dosen memberikan wawasan 1 2 3 4 5
Dosen mengarahkan riset 1 2 3 4 5
12
Besar _ _ _ _ _ Kecil
D. Skala stapel digunakan sebagai alternatif terhadap diferensial semantik.
terutama ketika sulit untuk menemukan kata sifat bipolar yang sesuai dengan
pertanyaan penelitian. Partisipan memilih angka plus untuk mendeskripsikan
objek sikap misal +5 hingga -5 dan partisipan memilih sebuah angka yang
mendeskripsikan objek secara akurat hingga sangat tidak akurat.
Contoh :
Tunjukkan bagaimana anda menilai dosen yang mengajar di kelas dengan
melingkari nilai jawabannya.
+3 +3 +3
+2 +2 +2
+1 +1 +1
Serius Menarik Pintar
-1 -1 -1
-2 -2 -2
-3 -3 -3
E. Skala numerik memiliki interval sama yang memisahkan titik skala
numeriknya. titik panduan berperan sebagai label utnuk titik ekstrem. Skala
numerik seringkali merupakan skala lima titik, tujuh atau sepuluh titik.
Skala daftar penilaian berganda hampir sama dengan skala numerik, tetapi
skala ini menerima respon yang dilingkari dari penilaidan tata letaknya
memungkinkan visualisasi hasil.
Contoh :
Kerjasama Karyawan dalam Tim
Sangat mendukung 1 2 3 4 5 6 7 Sangat tidak mendukung
G. Skala penilaian grafis pada mulanya diciptakan agar peneliti dapat memahami
perbedaan yang tipis. penilai menandai respon mereka pada titik manapun di
sepanjang kontinum. Skala penilaian grafis lain menggunakan gambar, ikon,
visual lain untuk berkomunikasi dengan anak-anak yang memiliki kosa kata
terbatas.
Contoh :
Seberapa besar kemungkinan anda merekomendasikan CompleteCare
kepada orang lain?
(Tandai X diposisi sepanjang garis yang paling merefleksikan penilaian anda)
Sangat Mungkin Sangat Tidak Mungkin
Skala peringkat
A. Skala Perbandingan berpasangan
memungkinkan partisipan untuk membandingkan dua atau lebih objek dan
membuat pilihan diantara objek tersebut . Seringnya partisipan diminta untuk
memilih objek yang terbaik atau yang paling disukai. Ketika hanya terdapat
dua pilihan, partisipan dapat mengekspresikan sikap secara tidak ambigu
dengan memilih diantara dua objek.
contoh:
Di antara kandidat pasangan presiden dan wakil presiden, mana yang anda
pilih menjadi presiden perusahaan saudara :
-Ali -Ali -Ali
-Basuki -Centil -Didik
14
contoh:
Peringkat fitur pendeteksi radar menurut preferensi anda, tempatkan angka 1
di samping yang paling disukai, 2 didekat pilihan kedua dst :
---- Pemrograman pemakai
---- Kemampuan tanpa kabel
---- Ukuran kecil
C. Skala komparatif ideal semacam itu jika partisipan familiar dengan standar.
Contoh :
Dibandingkan dengan kinerja manajer periode kemarin, kinerja manajer
sekarang :
Inferior Hampir sama Superior
1 2 3 4 5
Penyortiran
Q-sort adalah bentuk penskalaan yang memerlukan penyortiran satu bugkus kartu
kedalam tumpukan yang menyajikan titik di sepanjang kontinum. Tujuan penyortiran
adalah untuk memperoleh representasi konseptual dari sikap penyortir sebagai
objek dan untuk membandingkan total skor seseorang. terdapat kemungkinan untuk
mengestimasi item manakah yang dijawab secara positif dan secara negatif pada
skala kumulatif.
Skala kumulatif
15