Anda di halaman 1dari 19

RESUME TEMU 9, 10 & 11

Oleh :

GUSTI AYU RATNA DEWI


18.321.2866 / A12-B

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
WIRA MEDIKA BALI
2021
RESUM TEMU 9 JENIS DATA DAN SKALA PENGUKURAN DATA

A. DATA
1. Data Statistik
Data statistic adalah data yang berujud angka, namun tidak semua
angka disebut data statistic. Angka/bilangan disebut data statistik bila
angka menunjukan suatu ciri dari suatu penelitian yang bersifat
agregatif.
 Ciri penelitian yang agregatif
Pencatatan yg dilakukan > 1x pada satu individu serta
mencerminkan suatu kegiatan di dalam bidang tertentu. Jenis data
instrumen pengumpulan data teknik analisis.
2. Tipe Data Statistik
 Qualitative Data (data yg bukan dlm bentuk angka)
Misal : Jenis pekerjaan, tingkat Pendidikan.
 Quantitative Data (data yg dinyatakan dlm bentuk angka)
Misal: berat badan, tinggi badan,kecepatan berlari,dll
3. Jenis Data Menurut Cara Memperolehnya
 Data Primer (dikumpulkan lgs oleh peneliti)
 Data Sekunder (data diperoleh dari pihak kedua)
4. Jenis-Jenis Data Menurut Waktu Pengumpulannya
 Data Cross Section
 Data Time Series / Berkala
5. Jenis Data Statistik Dibagi 2 Macam:
 Data Dikotomi (=deskrit, data kategorik, atau data nominal).
Ex; laki-laki=1,prp=2
 Data kontinum
1) Data Ordinal (data yg sudah diurutkan dari yg paling rendah ke
yg paling tinggi; juara angkat besi; juara 1: 400kg, 2:395
kg...dst.
2) Data Interval (nilai mata kuliah mhs A,B,...).
3) Data Rasio
6. Tingkatan Data
 Rasio
 Interval
 Ordinal
 Nominal
1) Skala Nominal
 Merupakan skala yang paling lemah/rendah di antara keempat
skala pengukuran. Sesuai dengan nama atau sebutannya, skala
nominal hanya bisa membedakan benda atau peristiwa yang
satu dengan yang lainnya berdasarkan nama (predikat).
 Sebagai contoh, klasifikasi barang yang dihasilkan pada suatu
proses produksi dengan predikat cacat atau tidak cacat. Atau,
bayi yang baru lahir bisa laki-laki atau perempuan
2) Skala Ordinal
 Skala Ordinal ini lebih tinggi dari pada skala nominal, dan
sering juga disebut dengan skala peringkat. Hal ini karena
dalam skala ordinal, lambang-lambang bilangan hasil
pengukuran selain menunjukkan pembedaan juga
menunjukkan urutan atau tingkatan obyek yang diukur
menurut karakteristik tertentu. Misalnya tingkat kepuasan
seseorang terhadap produk. Bisa kita beri angka dengan
5=sangat puas, 4=puas, 3=kurang puas, 2=tidak puas dan
1=sangat tidak puas. Atau misalnya dalam suatu lomba,
pemenangnya diberi peringkat 1,2,3 dstnya.
 Dalam skala ordinal, tidak seperti skala nominal, ketika kita
ingin mengganti angka-angkanya, harus dilakukan secara
berurut dari besar ke kecil atau dari kecil ke besar. Jadi, tidak
boleh kita buat 1=sangat puas, 2=tidak puas, 3=puas
dstnya.Yang boleh adalah 1=sangat puas, 2=puas, 3=kurang
puas dan seterusnya.
3) Skala Interval
 Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki
oleh skala nominal dan ordinal dengan ditambah karakteristik
lain, yaitu berupa adanya interval yang tetap. Dengan
demikian, skala interval sudah memiliki nilai intrinsik, sudah
memiliki jarak, tetapi jarak tersebut belum merupakan
kelipatan. Pengertian “jarak belum merupakan kelipatan” ini
kadang-kadang diartikan bahwa skala interval tidak memiliki
nilai nol mutlak. Misalnya pada pengukuran suhu. Kalau ada
tiga daerah dengan suhu daerahA = 10oC, daerah B = 15 oC
dan daerah C=20oC
 Kita bisa mengatakan bahwa selisih suhu daerah B, 5oC lebih
panas dibandingkan daerah A,dan selisih suhu daerah C
dengan daerah B adalah 5oC (Ini menunjukkan pengukuran
interval sudah memiliki jarak yang tetap).Tetapi, kita tidak
bisa mengatakan bahwa suhu daerah C dua kali lebih panas
dibandingkan daerah A (artinya tidak bisa jadi
kelipatan).Kenapa? Karena dengan pengukuran yang lain,
misalnya dengan Fahrenheit, di daerah A suhunya adalah
50oF,di daerahB = 59oF dan daerahC=68oF
 Artinya, dengan pengukuran Fahrenheit,daerah C tidak dua
kali lebih panas dibandingkan daerah A, dan ini terjadi karena
dalam derajat Fahrenheit titik nolnya pada 32, sedangkan
dalam derajat Celcius titik nolnya pada 0. Skala interval ini
sudah benar-benar angka dan, kita sudah dapat menerapkan
semua operasi matematika serta peralatan statistik kecuali
yang berdasarkan pada rasio seperti koefisien variasi.
4) Skala Rasio
 Skala rasio adalah skala data dengan kualitas paling tinggi.
Pada skala rasio, terdapat semua karakteristik skala
nominal,ordinal dan skala interval ditambah dengan sifat
adanya nilai nol yang bersifat mutlak. Nilai nol mutlak ini
artinya adalah nilai dasar yang tidak bisa diubah meskipun
menggunakan skala yang lain.
 Oleh karenanya, pada skala ratio, pengukuran sudah
mempunyai nilai perbandingan/rasio. Pengukuran-pengukuran
dalam skala rasio yang sering digunakan adalah pengukuran
tinggi dan berat. Misalnya berat benda A adalah 30 kg,
sedangkan benda B adalah 60 kg. Maka dapat dikatakan bahwa
benda B dua kali lebih berat dibandingkan benda A.
7. Teknik Pengumpulan Data
 WAWANCARA
 PENGAMATAN
 ANGKET
 DOKUMENTASI
 TES PENGUKURAN
8. WAWANCARA
1) wawancara terstruktur
2) wawancara tidak terstruktur yang disebut wawancara mendalam
(in-depth interviewing)
3) Perlu diperhatikan pewawancara
 Kemauan mendengar dengan sabar
 Dapat berinteraksi dengan orang lain secara baik
 Dapat mengemas pertanyaan dengan baik
 Mampu mengelaborasi secara halus
4) Wawancara (interview)
 Jenis wawancara
 Structured interview
 Unstructured interview
Materi yang ingin diketahui peneliti adalah materi yang
memerlukan pendapat pribadi, atau sesuatu yang
memelukan klarifikasi dan investigasi lebih jauh, sehingga
peneliti memerlukan berbagai pertanyaan pendahuluan
(preliminary questions) terhadap setiap responden yang
bentuknya antara satu responden dengan yang lainnya
berbeda. Fungsi preliminary questions adalah untuk
membuka komunikasi (ice breaking) serta mempersiapkan
responden terhadap pertanyaan utama yang akan dilakukan
setelah peneliti mendapatkan respon dari preliminary
questions.
5) Questiona
Merupakan teknik yang paling sederhana. Peneliti perlu
memperhatikan hal -hal : berupaya sedapat mungkin
mempersingkat questionnaire (menanyakan hal yang penting),
kmenggunakan kalimat yang sesuai dengan situasi dan kondisi
responden.
6) Documentation
Dokumentation adalah salah satu metode pengumpulan data
dengan cara melakukan analisis terhadap semua catatan dan
dokumen yang dimiliki oleh organisasi terpilih sebagai objek
penelititan, atau data dari individu sebagai objek penelititan.
7) Observation
Adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan
pengamatan terhadap objek penelitian. Teknik ini mengharuskan
peneliti melakukan pengamatan secara langsung terhadap object
penelitian, tanpa berusaha melakukan intervensi terhadap keadaan
dan kejadian yang sedang berlaku pada objek.
9. Metode Pengumpulan Data (umar, 2001)
 Metode pengamatan
 Metode Metode test
 Metode Pertanyaan
10. Kriteria pertanyaan yang efektif menurut fox yang dikutip Sevilla
(1988) terdiri atas:
 Kejelasan bahasa yang digunakan
 Ketegasan isi dan periode waktu
 Bertujuan tunggal
 Bebas dari asumsi
 Bebas dari saran Kesempurnaan dan konsistensi tata Bahasa
11. Teknik Membuat Skala
 Skala likert
Skala likert berhubungan dengan pernyataan tentang sikap
seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju - tidak setuju, senang -
tidak senang, dan baik - tidak baik. Responden diminta mengisi
pernyataan dalam skala ordinal berbentuk verbal dalam jumlah
kategori tertentu bisa 3,5,7 (agar dapat menampung kategori yang
netral) atau memasukkan kategori “tidak tahu”.
Langkah-langkah penyusunan skala likert:
1) Kumpulkan sejumlah pernyataan yang sesuai dengan sikap
yang akan diukur dan dapat diidentifikasikan dengan jelas
(positif atau tidak positif).
2) Berikan pernyataan-pernyataan di atas
3) Respons dari tiap pernyataan dihitung dengan cara
menjumlahkan angka-angka dari setiap pernyataan sedemikian
rupa sehingga respon yang berada pada posisi yang sama akan
menerima secara konsisiten nilai angka yang selalu sama.
4) Selanjutnya, mencari pernyataan-pernyataan yang tidak dapat
dipakai dalam penelitian, patokannya adalah : Pernyataan yang
tidak diisi lengkap oleh responden dan pernyataan responden
yang secara total tidak menunjukkan korelasi yang substansial
dengan nilai totalnya.
5) Pernyataan – pernyataan hasil saringan akhir akan membentuk
skala likert yang dapat dipakai untuk mengukur skala sikap
serta menjadi kuesioner baru untuk pengumpulan data
berikutnya
 Skala Guttman
Skala Guttman hanya mengukur satu dimensi dari suatu variabel
yang memiliki beberapa dimensi, selain itu skala inipun merupakan
bentuk skala yang kumulatif. Skala Guttman mengatakan bahwa
suatu atribut universal mempunyai dimensi satu jika atribut ini
menghasilkan suatu skala kumulatif yang paling tidak mendekati
perfek. Dalam skala guttman terdapat indikator untuk menujukkan
apakah skala ini dapat digunakan atau tidak. Indikator adalah
tersebut adalah Koefisien Reprodusibilitas dan Koefisien
skalabilitas.
 Koefisien reprodusibilitas adalah suatu besaran yang mengukur
derajat ketepatan alat ukur yang dibuat (daftar pertanyaan) Skalan
Guttman menghendaki nilai koefisien reprodusibilitas > 0.90
 Koefisien skalabilitas merupakan skala yang mengukur apakah
penyimpangan pada skala reprodusibilitas masih dalam batas yang
dapat ditaoleli. Skalan Guttman menghendaki nilai koefisien Skala
abilitas > 0.60.
12. Observasi
 Observasi merupakan suatu teknik untuk menggali sumber data
berupa peristiwa,tempat, lokasi, dan rekaman.Teknik observasi
didasarkan atas pengamatan secara langsung. Pengamatan
merupakan alat yang valid untuk mengetes suatu kebenaran atas
informasi yang diberikan kepada subjek untuk memperoleh
kevalidan tentang data yang dilakukan dengan mengamati secara
langsung terhadap objek yang ada di lokasi penelitian. H.B.
Sutopo, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), hlm. 103.
 Pengamatan harus mengarah kepada tujuan menangkap makna-
makna di balik peristiwa atau gejala yang dimaksud.
1) Partisipasi penuh
2) Partisipasi sebagai pengamat
3) Pengamat sebagai partisipasi
4) Pengamat total
 Peneliti ingin menjadi PO (Participantobservation)
Peneliti harus bisaterlibat secara akrab sampai mereka tidak
terganggu kenyamanannya
13. FGD (Focus Group Discussion)
 Menyerap beberapa informasi dari sejumlah orang (yang menjadi
partisipan) di suatu tempat, dalam suatu waktu, dan utk suatu acara
yang dirancang
 Informasi diharapkan bervariasi
 Di antara partisipan bukan saja bisa menyampaikan, tetapi
mengkritisi pandangan partisipanlain
14. Mengkaji Dokumen Dan Arsip
 Terkait peristiwa masa lampau berkaitandengan masa kini
 Penting untuk mendukung proses interpretasi
 Peneliti bersikap kritis dan teliti
15. Penyajian Data
Data statistik tidak hanya cukup dikumpulkan dan diolah, tetapi juga
perlu disajikan dalam bentuk yang mudah dibaca dan dimengerti oleh
pengambil keputusan. Penyajian data ini bisa dalam bentuk tabel atau
grafik dengan keuntungan bahwa data tersebut akan lebih cepat
ditangkap dan dimengerti daripada disajikan dalam bentuk kata-kata
(Supranto, 2000).
 Penyajian Data Denga N Tabel
Tabel : kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori-
kategori. Misalnya berat badan menurut jenis kelamin, jumlah
pegawai menurut pendidikan, jumlah penjualan menurut jenis
barang dan daerah penjualan, dll.
Ada berbagai bentuk tabel yang dikenal, yaitu :
1) Tabel satu arah (one way table)
Yaitu tabel yang memuat keterangan mengenai satu hal atau
satu karakteristik saja. Misalnya data Produksi kedelai menurut
jenis varietas yang ditanam
2) Tabel dua arah (two way table)
Yaitu tabel yang menunjukkan hubungan dua hal atau dua
karakteristik yang berbeda. Misalnya data sebaran penyakit
menurut jenis penyakit dan wilayah.
3) Tabel tiga arah (Three way table).
Yaitu tabel yang menunjukkan hubungan tiga hal atau tiga
karakteristik yang berbeda. Misalnya data sebaran penyakit
menurut jenis penyakit, wilayah dan puskesmas.
Beberapa hal yg harus diperhatikan dlm penyajian data dalam
bentuk tabel, antara lain :
1) Tetapkan judul dari tabel (grafik) dgn singkat & jelas shg yg
membaca dpt dgn mudah menginterpretasikan
(menggambarkan) tujuan dr penyajian data tsb.
2) Cantumkan sumber data scr benar dgn maksud agar para
pembaca dpt meyakini keabsahan data yg dsajikan.
 Bagian-bagian dari Tabel :
1) Judul Tabel : memuat nomor tabel dan judul tabel, dibuat
singkat dan jelas
2) Judul Kolom : memuat keterangan (termasuk unit), dibuat
ringkas, jika ada penjumlahan data dalam baris dimuat pada
kolom terakhir. Bila jumlah kolom banyak dapt diberi nomor.
Ditambahkan unit ukuran (Rp, cm, %, dll).
3) Badan Tabel : memuat data. Data dapat dikelompok-
kelompokkan. Penjumlahan data dlm kolom dimuat pd baris
paling bawah.
4) Kaki Tabel : keterangan-keterangan tambahan, sumber data
yaitu keterangan dari mana data itu dikutip atau diambil.
5) Keterangan dibawah (foot note) : dapat disertakan untuk
memberi penjelasan mengenai judul, kepala kolom, atau angka-
angka dalam tabel, jika diperlukan.

B. GRAFIK (DIAGRAM)
 Terdapat beberapa penyajian data dengan menggunakan tampilan
grafik atau diagram.
 Penyajian dalam bentuk gambar dapatmemudahkan pengambilan
kesimpulan dengan cepat.
 Grafik Ada berbagai bentuk grafik yang dikenal, yaitu :
1) Grafik garis (line chart)
2) Grafik Batangan (bar chart)
3) Grafik lingkaran (pie chart)
4) Grafik gambar (Pictogram chart).
1. Poligon
Grafik berbentuk garis dan menghubungkan antara nilai tengah kelas
dengan jumlah frekuensi pada setiap kelas.
2. Kurva Ogif
Diagram garis yang menunjukkan kombinasi antara interval kelas
dengan frekuensikumulatif.
3. Kurva Ogif
4. Histogram
Grafik yang berbentuk balok, di mana sumbu horisontal (X) adalah
tepi kelas dan sumbu vertikal (Y) adalah frekuensi setiap kelas.
C. GRAFIK LINGKARAN (PIECHART)

D. GRAFIK GAMBAR (PICTOGRAM CHART)


Grafik yang disajikan dalam bentuk gambar. Di dalam bidang koordinat
(salib sumbu) XY dinyatakan gambar-gambar dengan ciri khusus untuk
suatu karakteristik. Misalnya, untuk menyatakan jumlah penduduk pada
tahun-tahun tertentu, dapat digambarkan berupa gambar orang (secara
sederhana).Tiap gambar mewakili suatu jumlah tertentu.
1. Penyajian Data Kualitatif
Setelah data terkumpul, biasanya yang ingin diketahui:
 Nilai variabel apa yang telah diukur
 Seberapa sering masing-masing nilai terjadi
Jika datanya kualitatif, tabel statistik berupa daftar kategori (kualitas)
dan ukuran seberapa sering masing-masing kategori terjadi. Ukuran
yang biasa digunakan:
 Frekuensi, banyaknya pengukuran yang terjadi (kejadian) untuk
masing-masing kategori.
 Frekuensi relatif, proporsi frekuensi masing-masing kategori.
 Persentase frekuensi masing-masing kategori.
 Selain tabel statistik, dapat jugadigunakan piechart atau bar chart
untuk menunjukkan distribusi data.
2. Latihan
Tentukan skala variabel pada contoh dibawahini!
 Golongan darah
 Jenis kelamin
 Derajat penyakit
 Status sosial ekonomi
 Agama
 Suhu tubuh
 Penghasilan
 Suku
 Berat badan
 HB
 TD
RESUME TEMU 10 ANALISA DATA

A. PENGERTIAN ANALISA DATA


Analisis data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi informasi,
sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah
dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalahmasalah yang berkaitan
dengan kegiatan penelitian.
Teknik analisis data dapat diartikan analisis terhadap data, dengan tujuan
mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau
sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk
menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian,
baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau
kesimpulan tentang karakteristik (parameter) berdasarkan data menarik
populasi yang diperoleh dari sampel (statistik).

B. TUJUAN ANALISA DATA


 Mendeskripsikan data
Biasanya dalam bentuk frekuensi, ukuran tendensi sentral maupun
ukuran dispersi, sehingga dapat dipahami karakteristik datanya. Dalam
statistika, kegiatan mendeskripsikan data ini dibahas pada statistika
deskriptif.
 Membuat induksi atau menarik
kesimpulan tentang karakteristik populasi berdasarkan data yang
diperoleh dari sampel (statistik).
Kesimpulan yang diambil ini bisanya dibuat berdasarkan pendugaan
(estimasi) dan pengujian hipotesis. Dalam statistika, kegiatan membuat
induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi atau
sampel ini dibahas pada statistika inferensial.

C. LANGKAH DAN PROSEDUR ANALISA DATA


 Tahap mengumpulkan data Dilakukan melalui instrumen pengumpulan
data.
 Tahap editing
Yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian instrumen
pengumpulan data.
 Tahap koding
Yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan yang
terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut variabel-variabel
yang diteliti
 Tahap tabulasi data
Yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk penelitian.
 Tahap pengujian kualitas data
Yaitu menguji validitas dan realiabilitas instrumen pengumpulan data.
 Tahapmendeskripsikan data
Yaitu tabel frekuensi dan/atau diagram, serta berbagai ukuran
tendensisentral, maupun ukuran dispersi. tujuannya memahami
karakteristik data sampel penelitian.
 Tahap pengujian hipotesis, Yaitu tahap pengujian terhadap proposisi-
proposisi yang dibuat apakah proposisi tersebut ditolak atau diterima,
serta bermakna atau tidak. Atas dasar Pengujian hipotesis inilah
selanjutnya keputusan dibuat.

D. MACAM-MACAM ANALISA DATA


 Analisa Deskriptif
Analisis desktiprif adalah suatu prosedur pengolahan data dengan
menggambarkan dan meringkas data secara ilmiah dalam bentuk table
atau grafik.
Data-data yang disajikan meliputi frekuensi, proporsi, rasio, ukuran-
ukuran kecendrungan pusat (rata-rata hitung, median, modus) maupun
ukuran-ukuran variasi (simpangan baku, varisi, rentang)
Salah satu pengamatan yang dilakukan pada tahap analisis desktiptif
adalah pengamatan terhadap table frekuensi.
Salah satu pengamatan yang dilakukan pada tahap analisis desktiptif
adalah pengamatan terhadap table frekuensi:
1) Jumlah mutlak kejadian.
Misal jumlah penderita AIDS pada tahun 2002 di Jawa timur
adalah 4000 orang.
2) Jumlah mutlak kejadian.
Misal jumlah penderita AIDS pada tahun 2002 di Jawa timur
adalah 4000 orang.
3) Rasio Perbadningan dari dua bilangan.
Misalnya rasio pendidikan perawat di rumah sakit X adalh 1,3,
berarti perbadningan banyak nya pendidikan Ners dibandingkan
akper adalh 13 : 10
4) Angka (rate).
Rate dipakai untuk menyatakan banyaknya kejadian pada suatu
populasi dalam jangka waktu tertentu. Missal angka kejadian
demam berdarah di Indonesia 0,25 % menggambarkan bahwa
perkembangan penyakit demam berdarah di Indonesia munculnya
25 kasusu baru per 10.000 orang dalam setahun.
 Analisis inferensial (Uji Significant)
Uji yang digunakan harus sesuai dengan rancangan penelitian. Penguji
statistic yang tidak sesuai akan menimbulkan penafsiran yang salah
dan hasil yang tidak dapat digeneralisasi (Windu Purnomo, 2002).
Terdapat beberapa uji significant yang dapat diaplikasikan bergantung
pada tujuan analisis dan jenis data yang ada, antara lain :
1) Uji korelasi; pearson, spearmen atau kendali tau.
2) Regresi: binominal logistic, linear, ordinal dan berganda
3) Uji chi-kuadrat
4) Uji komparasi data kuantitatif : interval/rasio dengan uji t dan
untuk peringkat dengan uji Mann Whitney/Wilcoxon
5) Uji lain yang sesuai
6) Analisa Kuantitatif
7) Analisa yang menggunakan alat analisa bersifat kuantitatif, dimana
alat yang digunakan berupa model-model (ex. Matematika) dengan
hasil yang disajikan berupa angka-angka yang kemudian
diuraikan/dijelaskan atau diinterpretasikan dalam suatu uraian.
8) Analisa Kualitatif
9) Analisa Kualitatif terbatas pada teknik pengolahan datanya, seperti
pengecekan data dan tabulasi, dalam hal ini sekedar membaca
tabel-tabel, grafik-grafik atau angka-angka yang tersedia,
kemudian melakukan uraian dan penafsiran

E. INTERPRETASI HASIL ANALISIS DATA


Merupakan bagian paling penting dalam pengolahan data. Sebelum
menarik kesimpulan, hasil yang lebih factual terlebih dahulu harus lebih
diiterpretasikan dan diberi makna oleh peneliti, hasil analisis data biasanya
dibandingkan dengan hipotesis penelitian.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada interpretasi hasil adalah :
1) Kesimpulan penelitian harus dibatasi pada jawaban tujuan penelitian.
2) Adanya korelasi antarvariabel tidak dengan sendirinya menunjukkan
adanya hubungan kausal.
3) Hasil suatu penelitian terutama berlaku untuk populasi yang diwakili
oleh sampel yang bersangkutan.
1. Hipotesis
 Pengertian Hipotesis
Hipotesis didefinisikan sebagai pernyataan yang merupakan
terkaan mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih
(Kerlinger dalam Darmadi, 2011: 43).
 Bentuk Hipotesis
1) Hipotesis Deskriptif
Jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yang
berkenaan variabel mandiri atau hipotesis yang tidak
membandingkan atau menghubungkan dengan variabel lain
2) Hipotesis Kompartif
Jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif,
pada rumusan ini variabelnya sama
tetapipopulasiatausampelnya yang berbeda
3) Hipotesis Asosiatif
jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif.
 Jenis-jenis Penelitian
1) Parameter
 Rata-rata
 Proporsi
 varians
2) Jenis distribusi
 Distribusi Z
 Distribusi Kai kuadrat
3) Formulasi hipotesis
 Uji satu arah
 Uji dua arah
4) Hipotesis ditarik
 Induktif
 Deduktif
5) Jenis hipotesis jumlah sampel
 Kerja
 Nol
6) Jumlah sampel
 Sampel besar
 Sampel kecil
 Karakteristik Hipotesis
1) Karakteristik Hipotesis yang baik menurut Sugiyono (2013:
106) adalah: Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel
mandiri, perbandingan keadaan variabel pada berbagai sampel,
dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel
atau lebih.
2) Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak
menimbulkan berbagai penafsiran.
3) Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-
metode ilmiah
 Langkah penguji Hipotesis
1) Menentukan formula hipotesis
2) Menentukan taraf nyata
3) Menentukn kriteria penguji
4) Menentukan uji statestik
5) Menentukan kesimpulan
 Penguji hipotesis satu rata-rata
1) Sampel besar (n > 30)
2) Sampel kecil (n ≤ 30)
 Penguji hipotesis dua rata-rata
1) Sampel besar (n > 30)
2) Sampel kecil (n ≤ 30)
 Uji Z
1) Definisi Uji Z
Uji Z adalah salah satu uji statistika yang pengujian
hipotesisnya didekati dengan distribusi normal. Uji Z dapat
digunakan utuk menguji data yang sampelnya berukuran besar.
Jumlah sampel 30 atau lebih dianggap sampel berukuran besar.
2) Ciri-ciri Uji Z
a. Unimodial, selalu memiliki modus dan hanya satu modus
b. Simetrik
c. Ukuran sampel (n) besar, ≥ 30
d. Modus = median = rata-rata
e. Asimtotik, kurva distribusi normal tidak akan pernah
menyantuh absisnya
f. Pengujian uji-z dapat dilakukan apabila simpangan baku
populasi (σ) diketahui dan n-nya sejumlah lebih dari tiga
puluh (30).
g. Untuk uji perbedaan rata-rata data tunggal dengan uji-z,
maka diperoleh dari sampel berpopulasi tunggal.
3) Langkah-langkah Uji Z
a. Menyusun formulasi hipotesis nihil dan hipotesis
alternatifnya
b. Menentukan level signifikannya (α).
Menentukan peraturan-peraturan
pengujiannya/kriterianya/rule of the uji z
c. Dari sampel random yang diambil kemudian dihitung nilai
z
d. Dengan membandingkan perhitungan pada langkah 4
dengan peraturan pengujian langkah 3 kemudian diambil
kesimpulan
 Uji T
1) Definisi Uji T
Uji T adalah sebuah distribusi kontinu, di mana nilainya
dapat menempati semua titik pengamatan. Uji-t merupakan
salah satu jenis uji hipotesis yang sering digunakan dalam
penelitian. Uji-t termasuk kedalam jenis statistik parametrik
sehingga untuk menggunakannya haruslah memenuhi
syarat uji statistik parametrik. Uji-t merupakan statistik uji
yang sering kali ditemui dalam masalah-masalah
praktisstatistika.
2) Jenis Uji T
a. Uji T 2 sampel bebas (independent)
Uji-t 2 sampel independent (bebas) adalah metode yang
untuk menguji dari 2 digunakan kesamaan populasi
independen, rata-rata yang dimana tidak memiliki
bersifat peneliti informasi mengenai ragampopulasi.
b. Uji-T 2 sampel berpasangan (pairedttest)
Uji-t berpasangan (paired ttest) adalah salah satu
metode pengujian hipotesis dimana data yang
digunakan tidak bebas (berpasangan).
3) Syarat Uji T
Syarat menggunakan uji-t :
a. Karena uji-t termasuk kedalam golongan statistik harus
(ragam) parametrik, maka data penelitiannya
terdistribusi normal.
b. Data berskala interval atau rasio.
c. Homogenitas varians
d. Informasi mengenai nilai variance populasi tidak
diketahui
4) Langkah-langkah Uji T
a. Menentukan formulasi hipotesis
b. Menentukan taraf nyata (α) dari t tabel
c. Menentukan kriteria pengujiansama saja antara uji z
dan uji T
d. Menentukan nilai uji statistik (nilai t0 dan z0)
e. Membuat kesimpulan
RESUME TEMU 11

ANALISIS DESKRIPTIF
1. Statistik dan Statistika
a. Statistik : nilai-nilai ukuran data yang mudah dimengerti. Contoh :
statistik liga sepak bola Indonesia
b. Statistika : ilmu yang berkaitan dengan cara pengumpulan, pengolahan,
analisis dan pernarikan kesimpulan atas data.
2. Jenis-Jenis Statistika
1) Statistika deskriptif: metode yang berkaitan dengan pengumpulan data
penyajian data
2) Statistika inferensi: metode yang berkaitan dengan analisis sampel untuk
penarikan kesimpulan tentang karakteristik populasi.
3. Apakah Statistik Deskriptif
1) Statistika deskriptif adalah cabang statistik yang menjabarkan
karakteristik SUATUgugus data secara kuantitatif.
2) Secara umum, statistika deskriptif tidak mengandung unsur dengan basis
teori probabilitas.
3) Walaupun kesimpulan analisa suatu data didapat dengan menggunakan
statistika inferensia, biasanya statistika deskriptif juga mempunyai peran.
4) Misalnya, dalam penelitian penggunaan obat yang melibatkan manusia
sebagai subjeknya, pasti akan diberikan tabel mengenai jumlah sampel,
jumlah sampel pada bagian populasi (misalnya, pada tiap dosis yang
berbeda atau pada tiap jam yang berbeda), and karakteristik demografi
atau klinis seperti, rata-rata umur, dan perbandingan jumlah subjek laki-
laki dan perempuan.
4. Fungsi Statistik
1) Menyederhanakan data
2) Instrumen pengolahan dan analisis Data Menggambarkan fenomena
sosial dengan pasti.
3) Meringkas hasil penelitian menjadi lebih yakin dan bermakna.
4) Menguraikan sebab akibat yang kompleks dan rumit Mengadakan
peramalan secara ilmiah
5) Generalisasi Sampling ke Populasi
5. Statistik Deskriptif:
memberi deskripsi tentang subjek penelitian berdasar datadari variabel
penelitian yangtidak untuk pengujian hipotesis: Penyajian frekuensi
danpersentase Penyajian tabel dangambar Penyajian karakteristik datadgnilai
statistik (mean, median, modus, SD,variance, minimum, maksimum, range,
jumlah sampel)
6. Kapan Statistik Deskiptif Diaplikasikan
1) Analisa Univariate
Adalah analisa data yang mempelajari kasus-kasus dengan variable
tunggal dengan memfokuskan pada tiga karakteristik : distribusi, tedensi
sentral dan ukuran disperse
7. Distribusi
a. Distibusi adalah ringkasan frekuensi dari data individual atau data
berkelompok untuk sebuah variabel.
b. Distribusi yang paling sederhana adalah dengan menentukan nilai-nilai
yang I ngin dicari dari variable yang dipelajari dan jumlah
sampel yang memiliki nilai
tersebut.
c. Misalnya, dalam menghitung distribusi jenis kelamin subjek-subjek
dalam satu penelitian berarti kita menhitung persentase subjek yang
laki-laki dan subjek yang perempuan.
8. Tendensi Sentral / Ukuran Pemusatan
1) Tendensi Sentral atau dikenal juga dengan istilah ukuran Pemusatan
adalah penjabaran data yang berulang atau berpusat pada nilai-nilai tertentu
secara kuantitatif
2) Tendensi sentral adalah cara untuk mencari nilai tengah dari satu gugus data,
yang telah diurutkan dari nilai yang terkecil sampai yang terbesar atau
sebaliknya, yang terbesar sampai yang terkecil.
9. Tendensi Sentral / Ukuran Pemusatan
1) Arithmetic mean (rata-rata hitung) - jumlah seluruh nilai dibagi jumlah data
dalam observasi.
2) Median – nilai tengah yang memisahkan data yang tinggi dan yang rendah.
3) Mode – nilai yang paling sering muncul dalamobservasi.
4) Geometric mean - akar pangkat n dari hasil perkalian setiap pengamatan.
5) Harmonic mean – rata-rata hitung untuk data yang memiliki rasio yang
berbeda.
6) Weighted mean – rata-rata hitung yang memberikan bobot tertentu pada data
tertentu.
7) Truncated mean – rata-rata hitung setelah beberapa proporsi data yang paling
tinggi dan paling rendah dibuang.
8) Midrange – rata-rata hitung dari nilai maksimum dan nilai minimum dari
gugus data.
9) Midhinge – rata-rata hitung dari dua kuartil
10) Trimean – rata-rata hitung dari median dan dua kuartil.
11) Winsorized mean – rata-rata hitung dimana nilai yang paling extrim diganti
oleh nilai yang dekat dengan median.
10. Ukuran Dispersi
1) Ukuran dispresi adalah ukuran variasi atau seberapa jauh nilai tersebar
satu dngan yang lainya dan gugus data
2) Aplikasi ukuran disperse yang sering digunakan adalah standar deviasi.
3) Ukuran dispersi biasanya digunakan bersamaan dengan tendensi sentral
untuk mempelajari distribusi data.
4) Range (Jangkauan Data) – interval terkecil yang memuat semua data.
Didapat dengan mencari selisih nilai maksimum dengan nilai minimum.
5) Standar deviasi – menunjukkan seberapa jauh deviasi data pada suatu
gugus dari nilai tengahnya.
6) Varians – menunjukkan seberapa jauh penyebaran satu nilai dengan
nilai yang lain pada gugus data.
7) Kuartil & Jangkauan antar kuartil – memecahkan data menjadi
empat bagian yang rata.
8) Range (Jangkauan Data) – interval terkecil yang memuat semua
data. Didapat dengan mencari selisih nilai maksimum dengan nilai
minimum.
9) Standar deviasi – menunjukkan seberapa jauh deviasi data pada suatu
gugus dari nilai tengahnya.
10) Varians – menunjukkan seberapa jauh penyebaran satu nilai dengan
nilai yang lain pada gugus data.
11) Kuartil & Jangkauan antar kuartil – memecahkan data menjadi
empat bagian yang rata.
11. Tendensi Sentral
Rata-rata, Median, Mode

Anda mungkin juga menyukai