Nim : 20.05.52.0049
Kelas : C1 Akuntansi
UAS Metodologi Penelitian
3. Sebut dan jelaskan uji kualitas data, dan data manakah yang wajib dilakukan uji kualitas
data.
Jawab :
Uji kualitas data adalah uji yang disyaratkan dalam penelitian dengan instrument
kuesioner, tujuannya agar data yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya. Data yang wajib dilakukan uji kualitas data adalah data primer.
Terdapat 2 cara dalam melakukan uji kualitas data primer, yaitu:
1. Uji validitas, merupakan bentuk pengujian terhadap kualitas data primer, dengan
tujuan untuk mengukur sah tidaknya suatu pertanyaan dalam penelitian. Uji validitas
berkaitan dengan keandalan kuesioner tersebut yang mana sebuah kuesioner
diharapkan mampu mengukur konstruk, atau variabel sesuai dengan indikator yang
disusun, jika ternyata variabel/konstruk tersebut tidak dapat diukur maka
kuesioner/pernyataan kuesioner tersebut tidak valid.
2. Uji reliabilitas, adalah suatu bentuk pengujian terhadap kualitas data primer, dengan
tujuan untuk mengukur konsistensi seluruh pertanyaan dalam penelitian. Uji
Reliabilitas berkaitan dengan tingkat stabilitas kuesioner, artinya kuesioner yang
disusun mampu memberikan jawaban yang sama dari waktu kewaktu apabila diajukan
kembali ke responden yang sama. Kuesioner yang apabila memberikan jawaban yang
berubah-ubah dengan sampel yang sama maka akan dianggap tidak reliable.
4. Sebut dan jelaskan berbagai teknik analisis data di bidang penelitian akuntansi.
Jawab :
1. Teknik analisis data kuantitatif, yaitu teknik yang mengolah atau mengelola data-data
bersifat angka-angka atau statistik. Pada teknik analisis data kuantitatif, data-data
yang digunakan adalah data-data angka atau data numerik yang dapat dihitung secara
tepat dengan perhitungan rumus statistik. Data-data kuantitatif tersebut berupa survei,
arsip data, peringkat, dan sebagainya.
2. Teknik analisis data kualitatif yaitu teknik analisis yang berfokus pada data-data yang
bersifat kualitatif. Pada teknik analisis data kualitatif menganalisis atau membahas
mengenai konsep-konsep suatu permasalahan dan tidak disertai data-data berupa
angka-angka. Semakin lengkap penjelasan yang ada di data tersebut, maka akan
semakin bagus datanya.
5. Jelaskan urutan teknik analisis data yang saudara pahami, berikan contohnya.
Jawab :
I. Analisis Deskriptif
a. Deskripsi Responden Data Primer (Keperilakuan)
Menggambarkan tentang karakteristik responden penelitian. Contoh: Jenis kelamin,
pengalaman kerja, jenjang pendidikan, dan lain-lain sesuai kebutuhan penelitian.
b. Deskripsi Variabel
Bertujuan untuk memberi gambaran terhadap data-data pada variabel yang digunakan
dalam penelitian.Contoh: nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, dan
standar deviasi
II. Uji Kualitas Data
A. Pengujian Instrumen (Untuk Keperilakuan)
1. Uji Validitas
Hasil pengujian validitas ditunjukkan oleh suatu indeks yang menjelaskan
seberapa jauh suatu alat ukur benar-benar mengukur apa yang perlu diukur.
2. Uji Reliabilitas
Pengujian ini untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran terhadap item-item
pertanyaan apakah tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua atau lebih
terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang sama.
B. Pengujian Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data memiliki tujuan untuk menguji apakah data residual memiliki
distribusi yang normal atau tidak.
2. Uji Asumsi Klasik
- Uji Multikolinearitas
- Uji Heteroskedastisitas
- Uji Autokorelasi
III. Uji Model
Uji model digunakan untuk menguji goodness of fit atau kelayakan dari model penelitian.
IV. Uji Hipotesis
Menentukan apakah jawaban teoritis yang terkandung dalam pernyataan hipotesis
didukung oleh fakta yang telah dikumpulkan dan dianalisis dalam proses pengujian
data.
6. Jelaskan urutan dalam pembuatan penyusunan proposal untuk skripsi di bidang akuntansi.
Jawab :
Bagian awal proposal skripsi
Bagian awal proposal mencakup (halaman) judul penelitian dan daftar isi. Selain itu daftar
tabel dan daftar gambar dapat juga disertakan jika memang diperlukan
Bagian utama atau inti proposal skripsi
Bagian utama proposal terdiri atas :
Pendahuluan meliputi:
a. Latar belakang masalah
b. Rumusan masalah
c. Tujuan penelitian
d. Manfaat penelitian
Telaah pustaka dan perumusan hipotesis, meliputi:
a. Teori dasar dan konsep dasar
b. Review penelitian sebelumnya atau penelitian terdahulu
c. Hipotesis
d. Model penelitian
Metode Penelitian, meliputi:
a. Jenis penelitian
b. Populasi & sampel
c. Jenis dan sumber data
d. Cara pengumpulan data
e. Definisi konsep & operasional
f. Alat analisis data atau teknik analisis
Bagian akhir proposal skripsi
Bagian akhir proposal terdiri dari daftar pustaka dan lampiran (formulir pengumpulan
data/kuesioner)
Disusun oleh :
20.05.52.0049
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu sumber penerimaan negara berasal dari pajak. Pajak berfungsi
sebagai sumber dana yang digunakan untuk membiayai pengeluaran- pengeluaran
pemerintah (tania2021:3). Pemerintah sebagai penerima pajak selalu berupaya untuk
meningkatkan jumlah pajak yang diterima untuk memenuhi Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN). Pajak merupakan salah satu sumber terbesar bagi penerimaan
pendapatan negara.
Penerimaan Negara maupun pajak selalu mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Menurut data Kementerian Keuangan berdasarkan Nota Keuangan dan
Rancangan APBN tahun anggaran 2019, penerimaan Negara yang bersumber dari pajak
memberi kontribusi terbesar di dalam penerimaan Negara pada tahun 2017-2021 yaitu
dengan presentase di atas 70%. Di tahun 2019 dan 2020 proporsi penerimaan pajak
terhadap penerimaan Negara mencapai presentase tertinggi yakni 85% (Kementerian
Keuangan Republik Indonesia, 2016). Hal ini mencerminkan bahwa pajak memiliki
peranan penting di dalam APBN.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan sumber
penerimaan pajak yaitu dengan cara meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Wajib pajak
yang tidak patuh dapat menimbulkan masalah-masalah terkait penerimaan pajak.
Beberapa fenomena kasus-kasus yang terjadi di dalam dunia perpajakan Indonesia
belakangan ini membuat masyarakat dan wajib pajak enggan untuk membayar pajak.
Beberapa kasus yang terjadi terkait dengan penyelewengan dana yang seharusnya
digunakan untuk penyelenggaraan pemerintah dan pembangungan.
Diceritakan oleh Lily Rusna Fajriah pada tahun 2016 dalam situs
ekbis.sindonews,com bahwa pada tanggal 22 November 2016 terjadi penangkapan yang
dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap pejabat Direktorat
Jenderal Pajak (Dirjen Pajak). Penangkapan tersebut berpotensi memudarkan kembali
kepercayaan masyarakat terhadap petugas pajak. Hal ini berdampak menurunnya tingkat
kepatuhan wajib pajak yang tidak percaya terhadap pemerintah terhadap pengolahan
dana yang bersumber dari pajak yang mereka bayarkan.
Menurut Nugraheni (2015) banyak wajib pajak beranggapan bila kewajiban
membayar pajak merupakan suatu beban dan menjadi momok bagi mereka sehingga
enggan membayar pajak atau cenderung melakukan penghindaran pajak. Kepatuhan
pajak dapat dilihat dari patuh atau tidaknya seorang wajib pajak dalam mendaftarkan
dirinya, menyetorkan kembali surat pemberitahuan pajak, perhitungan dan pembayaran
pajak terutang, serta membayar tunggakan pajak. Supaya penerimaan pajak dapat terus
meningkat maka perlu ditumbuhkan secara terus menerus kepatuhan masyarakat untuk
memenuhi kewajiban perpajakannya. Menurut Barbuta-Misu (2021) bahwa kepatuhan
wajib pajak dipengaruhi oleh 2 faktor yakni faktor ekonomi dan faktor non ekonomi.
Teori pembelajaran sosial menjelaskan bahwa seseorang dapat belajar lewat
pengamatan dan pengalaman langsung (Bandura, 1977 dalam Robbins, 1996).
Kepatuhan wajib pajak terjadi pada seseorang yang merupakan bentuk Teori
pembelajaran sosial menjelaskan bahwa seseorang dapat belajar lewat pengamatan dan
pengalaman langsung (Bandura, 1977 dalam Robbins, 1996). Kepatuhan wajib pajak
terjadi pada seseorang yang merupakan bentuk
pengamatan dan pengalaman terhadap pajak. Pengamatan wajib pajak terhadap
pajak barasal dari eksternal, sedangkan pengalaman wajib pajak terhadap pajak berasal
dari internal. Wajib pajak akan memenuhi kewajiban perpajakannya apabila melalui
pengamatannya pajak yang diberikan memiliki manfaat terhadap mereka, adanya
ancaman yang dapat merugikan wajib pajak berupa sanksi, dan adanya kebijakan
pengampunan yang dapat membersihkan pelanggaran pajak di masa lalu dan
memperbaiki pelaporan pajak kedepannya. Hasil pengamatan ini akan disimpan dalam
memorinya dan kemudian diwujudkan dalam perilaku kepatuhan pajak. Jatmiko (2016)
menjelaskan bahwa teori pembelajaran sosial relevan untuk menjelaskan perilaku wajib
pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak. Seseorang akan taat membayar
pajak tepat pada waktunya, jika lewat pengamatan dan pengalaman langsungnya, hasil
pengutan pajak itu telah memberikan kostribusi nyata padapembangunan diwilayahnya.
Kesadaran wajib pajak atas fungsi perpajakan sebagai pembiayaan negara sangat
diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak (Jatmiko, 2016). Kesadaran
masyarakat untuk membayarkan pajaknya memiliki peranan penting terhadap
peningkatan penerimaan pajak. Ada banyak faktor yang menyebabkan tingkat
kesadaran masyarakat masih yang rendah; diantaranya adalah adanya penyelewengan
dana yang bersumber dari pajak dan tidak adanya timbal balik secara langsung dari
pemerintah. Penyelewengan dana yang dimaksud ialah korupsi yang dilakukan petugas
pajak yang seharusnya dana yang bersumber dari pajak digunakan untuk pembangungan
Negara dan memberikan fasilitas-fasilitas bagi masyarakat. Tidak hanya itu, wajib
pajak tidak mendapatkan timbal balik secara langsung dikarenakan pemanfaatan dana
yang bersumber dari pajak tidak digunakan secara merata di setiap daerah. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Jatmiko (2016) dan Safri (2013) menemukan bahwa
kesadaran perpajakan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kepatuhan
wajib pajak.
Kepatuhan wajib pajak dapat pula ditingkatkan melalui pengenaan sanksi
perpajakan. Peraturan perpajakan telah mengatur bagaimana pelaksanaan ketentuan
umum dan tata cara perpajakan, termasuk sanksi perpajakan yang akan dikenakan
apabila wajib pajak tidak memenuhi kewajiban perpajakannya. Sanksi diperlukan untuk
memberikan pelajaran bagi pelanggar pajak. Wajib pajak akan memenuhi kewajiban
perpajakan bila memandang bahwa sanksi perpajakan akan lebih banyak merugikan
(Jatmiko, 2016). Ketegasan Dirjen Pajak dalam menerapkan sanksi pajak sangat
diperlukan agar mampu meningkatkan tingkat kepatuhan wajib pajak. Penelitian yang
dilakukan Ngadiman dan Huslin (2015) menemukan bahwa sanksi pajak memiiki
pengaruh positif yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Selanjutnya kepatuhan wajib pajak juga dapat ditingkatkan melalui
pengampunan pajak atau tax amnesty. Silitonga (2008) berpendapat bahwa salah satu
cara inovatif untuk meningkatkan penerimaan pajak tanpa menambah beban pajak baru
kepada masyarakat, dunia usaha, dan para pekerja melalui program tax amnesty. Tax
amnesty merupakan kebijakan pemerintah yang memberikan penghapusan pajak
terutang dengan membayar tebusan dalam jumlah tertentu. Tax amnesty juga salah satu
upaya pemerintah untu menarik dana warga Negara Indonesia yang selama ini ada di
luar Negeri. Penelitian yang dilakukan Ngadiman dan Huslin (2015) menemukan bahwa
tax amnesty memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Tidak hanya penelitian yang dilakukan Ngadiman dan Huslin, penelitian lain yang
dilakukan Sari (2017) juga menyatakan bahwa tax amnesty memiliki pengaruh positif
yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Menurut data Badan Pusat Statistik pada tahun 2014, Kota Purwodadi Grobogan
merupakan Kabupaten dengan pendapatan per kapita tertinggi di Indonesia. Pendapatan
per kapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk. Kabupaten yang terdapat di
Provinsi Jawa tengah ini terkenal sebagai penghasil gas dan pupuk. Pendapatan per
kapita Kota Purwodadi Kabupaten Grobogan mencapai 368.236.000 rupiah. Besaran
upah minimum Kabupaten Grobogan periode tahun 2019 terncantum di dalam Keputusan
Gubernur Jawa tengah tentang Upah Minimum Kabupaten Grobogan Tahun 2020
sebesar 1.715.078 rupiah. Upah minimum Kabupaten Grobogan setiap tahunnya
mengalami kenaikan. Upah minimum Kota Purwodadi Kabupaten Grobogan pada tahun
2016 sebesar 2.256.056 rupiah dan pada tahun 2017 sebesar 2.442.181 rupiah. Hal ini
menjadikan Kecamata Kabupaten Grobogan sebagai potensi sumber penerimaan pajak
yang tinggi berdasarkan tingkat pendapat per kapita cukup tinggi dan upah minimum
Kabupaten Grobogan yang sering mengalami kenaikan setiap tahunnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menganggap perlu dilakukanpengujian
mengenai pengaruh dari kesadaran wajib pajak, sanksi perpajakan, dan tax amnesty
terhadap kepatuhan wajib pajak untuk menguatkan hasil dari penelitian sebelumnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka masalah penelitian yang
diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak
orang pribadi di Kota Purwodadi Kabupaten Grobogan?
2. Bagaimana Pengaruh sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang
pribadi di Kota Purwodadi Kabupaten Grobogan?
3. Bagaimana Pengaruh tax amnesty terhadap kepatuhan wajib pajak orang
pribadi di Kota Purwodadi Kabupaten Grobogan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah penelitian yang diajukan dalam penelitian, makatujuan
penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhanwajib
pajak orang pribadi di Kota Purwodadi Kabupaten Grobogan.
2. Untuk menganalisis pengaruh sanksi pajak terhadap kepatuhan wajibpajak
orang pribadi di Kota Purwodadi Kabupaten Grobogan.
3. Untuk menganalisis pengaruh tax amnesty terhadap kepatuhan wajib pajakorang
pribadi di Kota Purwodadi Kabupaten Grobogan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan keterampilan peneliti dalam menghadapi permasalahan yang
terjadi, khususnya di dalam bidang perpajakan serta memperoleh banyak pengalaman dan
wawasan melalui komunikasi dengan berbagai pihak dalam melakukan penelitian.
2. Bagi Direktorat Jenderal Pajak
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi terkait dengan upaya untuk
meningkatkan kepatuhan wajib pajak yang ada diIndonesia.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperluas wawasan dan
dijadikan sebagai tambahan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian
selanjutnya.
BAB II
2. Kepatuhan Material
Kepatuhan Material adalah dimana suatu keadaan wajib pajak
secara subtasi atau hakekat memenuhi semua ketentuan perpajakan,
yakni sesuai dengan isi dan jiwa UU Perpajakan. Pengertian
kepatuhan material dalam halini adalah:
A. Wajib pajak bersedia melaporkan informasi tentang pajak
apabilapetugas membutuhkan informasi;
B. Wajib pajak bersikap kooperatif petugas pajak dalam
pelaksanaan prosesadministrasi perpajakan; dan
C. Wajib pajak berkeyakinan bahwa kewajibab perpajakan
merupakantindakan sebagai warga negara yang baik.
Menurut Sari (2017), wajib pajak dimasukan dalam kategori
wajib pajak patuh berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
No.74/PMK.03/2019 pasal 2 tentang tata cara penetapan wajib pajak
dengan kriteria tertentu, apabila memenuhi kriteria:
1. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan.
2. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali
tunggakan pajak yang telah memperoleh izin mengangsur atau
menunda pembayaran pajak.
3. Laporan keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga
pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian selama tigatahun berturut-turut.
4. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan berdasarkan putusan pengandalian yang telah mempnyai
kekuatan hokum tetap dalam jangka waktu lima tahun terakhir.
X1
Kesadaran
Kepatuhan wajib
X2
pajak
Sanksi
Y1
Tax Amnesty
X3
Gambar 2.1 Kerangka Teoritis
1 2 3 4 5
Keterangan:
STS : Sangat Tidak
SetujuTS : Tidak
Setuju
KS :
Kurang Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
Penelitian ini menggukanan Skala Likert 1 sampai dengan 5
dikarenakan merujuk pada penelitian Sari (2017) dan Irmawanti (2015).
Masing-masing definisi operasional variabel akan di jelaskan sebagai
berikut:
1. Kesadaran Wajib Pajak
Menurut Arum (2019), kesadaran wajib pajak merupakan suatu
kondisi dimana wajib pajak mengetahui, memahami, dan melaksanakan
ketentuan perpajakan dengan benar dan sukarela. Kesadaran wajib pajak
dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan indikator dari
penelitian Supadmi (2020) dengan perbaikan yakni:
1. Saya mengetahui adanya Undang-undang dan Ketentuan
Umum Perpajakan
2. Saya mengetahui dan memahami fungsi pajak untuk
pembiayaan negara
3. Saya memahami bahwa kewajiban perpajakan harus
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
4. Saya menghitung, membayar dan melaporkan pajak dengan
suka rela
5. Saya menghitung, membayar dan melaporkan pajak dengan
benar
2. Sanksi Perpajakan
Menurut Mardiasmo (2016) sebagaimana yang dikutip oleh
Muliari dan Setiawan (2020), sanksi pajak merupakan jaminan bahwa
ketentuan peranturan perundangan-udangan perpajakan (norma
perpajakan) akan dituruti atau dipatuhi, dengan kata lain sanksi
perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar
norma perpajakan. Sanksi perpajakan dalam penelitian ini diukur
dengan menggunakan indikator dari penelitian Irmawanti (2015) dengan
perbaikan yakni:
1. Sanksi perpajakan yang dikenakan bagi pelanggaran aturan
pajak cukupberat
2. Sanksi pajak sangat diperlukan agar tercipta kedisiplinan dalam
memenuhi kewajiban perpajakan
3. Penerapan sanksi pajak harus sesuai Undang-undang
Perpajakan yang berlaku
4. Pengenaan sanksi yang cukup berat merupakan salah satu
sarana untukmendidik wajib pajak;
5. Sanksi pajak harus dikenakan kepada pelanggarnya tanpa
toleransi.
3. Tax Amnesty
1. Uji Validitas
2. Uji Reliabilitas
4. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan bertujuan untuk menilai
data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah data tersebut
berdistribusi normal ataukah tidak. Uji normalitas digunakan untuk
menentukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau
diambil populasi normal. Dalamuji normalitas apabila data memiliki
nilai signifikansi lebih dari atau sama dengan 0,05 maka dikatakan
normal.
5. Uji Multikolinearitas
6. Uji Autokorelasi
Suatu model regresi dikatakan baik ketika terbebas dari autokorelasi. Uji
autokorelasi yang dapat muncul karena adanya observasi yang berurutan
sepanjangwaktu dan saling berkaitan satu sama lain (Ghozali, 2016). Uji
autokorelasi bertujuanuntuk menguji apakah suatu model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada priode t dengan
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).
7. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mendeteksi apakah dalammodel
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain (Ghozali, 2012). Jika varian dari satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Jika varian tersebut berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas
atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Pendeteksian heroskedastisitas
dilakukan dengan analisis grafik dengan melihat ada tidaknya pola grafik
scatterplot model yaitu melalui diagram pencar antara nilai yang
diprediksi (ZPRED) dan stundized residual (SRESID)
9. Uji Hipotesis
10. Uji t
11. Uji F
Nilai dari koefisien path atau t-value setiap path digunakan untuk
menunjukkan tingkat signifikan dalam pengujian hipotesis. Penelitian ini
menggunakan hipotesis one tailed. Nilai koefisien path yang ditunjukkan
oleh nilai t-statistik harus di atas 1.64 untuk hipotesis one tailed untuk
pengujian hipotesis pada alpha 5% dan power 80%.
Persamaan inner model dalam penelitian ini adalah:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε
Keterangan:
Y : Kepatuhan Wajib Pajak
α : Konstanta
β1, β2 , β3 : Koefisien Regresi
X1 : Kesadaran Wajib Pajak
X2 : Sanksi Perpajakan
X3 : Tax Amnesty
ε : Residual
Mohdali, R., Isa, Khadijah & Yusoff , Salwa Hana. (2014). The impact of threat
of punishment on tax compliance and non-compliance attitudes in
Malysia. Procedia – Social and Behavioral Seciences, 164, 291-297.
Ngadiman, dan D. Huslin. (2015). Pengaruh Sunset Policy, Tax Amnesty, dan
Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kembangan). Jurnal Akuntansi, 12(2),
225-241.
Saracoglu, O.F., & Caskurlu, E. (2018). Tax amnesty with effects and effecting
aspects: Tax compliance, tax audtis and enforcements arounds; the Tukish
Case. International Journal of Business and Social Science, 2(7), 95-103.
Tomy Prasetia (2021). The Effect of Taxpayer Religiousity, Tax Amnesty, and
Tax Sanction on Taxpayer Compliance with Medium Small Micro
Business Taxes: Jurnal Internasional