Anda di halaman 1dari 13

METODOLOGI PENELITIAN

Oleh

Sri Nurabdiah Pratiwi

UNIVERSITAS MERCU BUANA


2008
Modul VII ( Pertemuan VII): Pengukuran: Penggunaan Skala Dalam
Kuesioner

Pokok Bahasan:
A. Pendahuluan
B. Jenis Skala untuk Kuesioner
1. Pengertian Skala Pengukuran
2. Tingkat Skala Pengukuran
3. Macam-Macam Skala Pengukuran
C. Validitas
D. Reliabilitas

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Nurabdiah Pratiwi


METODE PENELITIAN
A. Pendahuluan
Untuk memperoleh data kuantitatif yang akurat, diperlukan alat ukur yang
sesuai dengan apa yang akan diukur. Dalam penelitian kuantitatif, seorang peneliti
akan menggunakan isntrumen untuk mengumpulkan data.
Instrumen digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan
demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung
pada jumlah variabel yang diteliti. Bila variabel penelitiannya lima, maka jumlah
instrument yang digunakan untuk penelitian juga lima. Instrumen-instrumen sudah
ada yang dibakukan, tetapi masih ada yang harus dibuat peneliti sendiri. Hal ini
untuk menjadikan data yang diteliti menjadi lebih akurat.

Dalam penelitian instrument dapat dilakukan dengan berbagai macam


cara seperti: penggunaan angket, penggunaan wawancara, melakukan observasi,
dan juga melalui studi dokumentasi. Dengan demikian instrumen penelitian adalah
suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati1. Instrumen-instrumen dalam penelitian social memang ada yang sudah
tersedia dan telah teruji validitas dan reliabilitasnya, seperti instrument untuk
mengukur motif berprestasi (n-ach) untuk mengukur sikap, mengukur IQ, mengukur
bakat, dan lain-lain. Hanya saja sulit untuk mendapatkannya, selain itu instrument
sosial walaupun telah teruji validitas maupun reliabilitasnya, tetapi bila digunakan
untuk tempat tertentu belum tentu tepat, dan kemungkinan validitas dan
reliabilitasnya masih diragukan. Hal ini perlu dimaklumi karena gejala/fenomena
social cdepat berubah dan sulit dicari kesamaannya.

Penelitian kuantitatif, dalam penggunaan instrument lebih didominasi oleh


bentuk angket (kuesioner), dimana bentuk ini dapat menggunakan beberapa skala
pengukuran. Penggunaan skala pengukuran, disesuaikan dengan apa yang ingin
diperoleh peneliti dalam mengumpulkan data.

B. Jenis Skala untuk Kuesioner.


1. Pengertian Skala Pengukuran
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai
acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur,
sehingga alat ukur tersebut bila digunakan alam pengukuran akan menghasilkan
data kuantitatif. Dengan demikian skala pengukuran adalah aturan atau tata cara

1 Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. (Bandung: Alfabeta, 2008) hal, 119

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Nurabdiah Pratiwi


METODE PENELITIAN
memberikan angka atau nilai pada aspek-aspek objek, manusia, pernyataan dan
kejadian2. Pemberian angka tidak boleh dilakukan sembarangan, tetapi harus
didasarkan pada konsep dan definisi operasional variabel.
Dengan skala pengkuran ini, maka nilai variabel yang diukur dengan
instrument tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih
akurat. Seperti yang telah kita ketahui skala pengukuran dapat berupa: skala
nominal, skala ordinal, skala interval dan skala, ratio. Dari skala ini maka akan
diperoleh data nominal, data ordinal, data interval, dan data rasio.
Dari keempat skala pengukuran tersebut, maka skala pengukuran interval
yang lebih banyak digunakan untuk mengukur gejala/fenomena social. Ada dua
tipe skala menurut fenomena sosial3, yaitu:
a. skala pengukuran untuk mengukur perilaku sosial dan kepribadian, seperti:
skala sikap, skala moral, test karakter, skala partisipasi social,
b. skala pengukuran mengukur berbagai aspek budaya dan lingkungan social
seperti: untuk mengukur status social ekonomi, lembaga-lembaga social,
kemasyarakatan (communities), dan kondisi kerumahtanggaan.

2. Tingkat Skala Pengukuran


Penggunaan skala pengukuran diorientasikan pada data yang akan
diambil. Seperti yang telah kita ketahui, bahwa data diperoleh berdasarkan pada
variabel yang telah ditentukan oleh peneliti. Oleh karena itu tingkat skala
pengukuran digunakan untuk memperoleh data berdasarkan variabel yang
diteliti.
Ada empat tingkatan dalam skala pengukuran4, yaitu:
a) Skala Nominal, digunakan untuk Digunakan untuk mengklasifikasikan
individu atau kelompok. Sebagai contoh mengklasifikasikan jenis kelamin,
pekerjaan dan area geografis dalam mengidentifikasi hal-hal tersebut
digunakan angka-angka sebagai label untuk melakukan identifikasi atau
klasifikasi. Apabila menggunakan skala pengukuran nominal, maka statistic
non-parametrik digunakan untuk menganalisis datanya, dan hasil analisis
dipresentasikan dalam bentuk persentase.
Contohnya 1:

2 Jonathan Sarwono dan Tutty Martadireja. Riset Bisnis untuk Pengambilan Keputusan. (Yogyakarta: Andi,
2008) hal. 75
3 Sugiyono. Op.cit, hal. 106
4 Mohd. Nazir. Metode Penelitian. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999), hal. 157

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Nurabdiah Pratiwi


METODE PENELITIAN
Jawaban pertanyaan berupa dua pilihan “ya” dan “tidak” yang bersifat
kategorikal dapat diberi symbol angka-angka. Jika jawaban “ ya “ diberi
angka 1, jika jawaban “tidak” dibei angka 0.
Misalnya dalam pertanyaan:
Apakah saudara sdetuju tentang jumlah jam kerja saat ini?
Jawaban: a. ya dan b. tidak. Jika menggunakan skala nominal jawaban ya
diberi nilai 1 dan jawaban tidak diberi nilai 0
Contoh 2:
Apakah saudara setuju dengan kenaikan tariff pesawat terbang sebesar 5%
ddari tariff saat ini?
a. setuju b. tidak setuju.

b) Skala Ordinal
Skala pengukuran ordinal Memberikan infor masi tentang jum lah relatif
karakteristik berbeda yang dimiliki objek atau individu tertentu. Tingkat
pengukuran ini mempunyai informasi skala nominal ditambah dengan sarana
peringkat relative tertentu yang memberikan informasi apakah suatu objek
memiliki karakteristik yang lebih atau kurang, tetapi bukan berapa banyak
kelebihan atau kekurangannya. Dengan kata lain skala ordinal merupkan
skala yang mengatur objek atau alternatif-alternatif sesuai dengan kekuatan
hubungan yang teratur.
Contoh: Jawaban pertanyaan berupa peringkat, misalnya sangat tidak setuju,
tidak setuju, netral, setuju, dan sangat setuju diberi symbol angka 1, 2, 3, 4,
dan 5. Angka-angka ini hanya sebagai symbol peringkat, tidak
mengekspresikan jumla.
Misalnya dalam pertanyaan:
Apakah saudara setuju dengan jumlah bonus yang diberikan tahun ini?
Jawaban: a. sangat tidak setuju, b. tidak setuju, c. ragu-ragu, d. setuju, e.
sangat setuju. Jika digunakan skala ordinal, maka a = 1, b= 2, c=3, d=4, dan
e=5

c) Skala Interval
Skala interval memiliki karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala
nominal dan ordinal, dengan ditambah karakteristik lain yaitu adanya interval
yang tetap. Dengan demikian peneliti dapat meleihat besarnya perbedaan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Nurabdiah Pratiwi


METODE PENELITIAN
karakteristik antar satu individu. Skala interval benar-benar merupakan angka
yang dapat dipergunakan untuk operasi aritmatika, misalnya dijumlahkan
atau dikalikan. Untuk melakukan analisis skala ini menggunakan statistic
parametric. Dengan kata lain skala interval ialah skala yang mengatur objek-
objek sesuai kekuatan dan sekaligus juga membedakan pengaturan ini
dengan menggunakan interval yang sama
Contoh 1:
Berapa kali anda tidak masuk kantor dalam tiga bulan terakhir:?
a. satu kali, b. tiga kali, c. lima kali. Maka angka-angka 1, 3, dan 5
merupakan angka sebenarnya dengan menggunakan interval 2.
Contoh 2:
Penguasaan jenis pekerjaan akan meningkatkan produktivitas kerja

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju


1 2 3 4 5

Perbedaan interval dengan ordinal ialah cara penyajian dalam opsi jawaban.
Kalau dalam skala ordinal yang disajikan kepada responden melalui
kuesioner ialah jawaban yang berupa teks. Pengkodean angka hanya untuk
melakukan analisis. Untuk skala interval, opsi jawaban yang diberikan
kepada responden dalam bentuk angka, atribut makna dari angka tersbut
boleh tidak ditampilkan.

d) Skala Rasio
Skala pengukuran rasio memiliki semua akrakteristik yang dimiliki oleh
skala nominal, ordinal dan interval. Kelebihan dari skala ini adalah
mempunyai nilai ) (nol) empiris absolute. Nilai absolut nol tersebut terjadi
pada saat ketidakhadiran suatu karakteristik yang sedang diukur.
Pengukuran rasio biasanya dalam bentuk perbandingan antara satu individu
atau objek tertentu dengan lainnya. Dengan kata lain skala rasio ialah skala
yang memiliki kuantitas absolute, tidak relatif serta nilai nol absolut ketika ada
atribut yang tidak hadir.
Contoh:
Jumlah uang tertentu, misalnya Rp.100.000 merupakan skala ratio karena
akan ada nilai 0 pada saat atribut uang tidak hadir. Hal yang sama juga akan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Nurabdiah Pratiwi


METODE PENELITIAN
terjadi pada berat, misalnya 5 kg, karena aka nada nilai 0 jika atribut berat
tidak ada.

3. Macam-Macam Skala Pengukuran


Berbagai jenis skala yang dapat digunakan dalam mengukur fenomena
sosial, dan dapat dianalisis untuk menggunakan metode statistik adalah skala
untuk mengukur inteligensi, kepribadian, sikap, status sosial, kelembagaan, dan
berbagai tipe lainnya.
Ada beberapa jenis skala pengukuran sikap dalam kuesioner, yaitu:
a. Skala Likert.
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian,
fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik, yang selanjutnya disebut
sebagai variabel peneltian
Dalam skala likert, variabel penelitian yang akan diukur dijabarkan
menjadi indikator variabel. Kemudian indicator tersebut dijadikan sebagai titik
tolak untuk mnyusun instrument yang dapat berupa pertanyaan ataupun
pernyataan.
Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative, yang dapat
berupa kata-kata:
a. Sangat Setuju a. Selalu
b. Setuju b. Sering
c. Ragu-ragu c. Kadang-kadang
d. Tidak setuju d. Tidak pernah
e. Sangat tidak setuju

a. Sangat positip a. Sangat baik


b. Positif b. Baik
c. Negatif c. Tidak baik
d. Sangat Negatif d. Sangat tidak baik
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor,
misalnya:
1. Setuju/selalu/sangat positip diberi skor 5
2. Setuju/sering/positip diberi skor 4

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Nurabdiah Pratiwi


METODE PENELITIAN
3. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 3
4. Tidak setuju/hampir tidak pernah/negative diberi skor 2
5. Sangat tidak setuju/tidak pernah diberi skor 1

Skala likert dapat dibuat/disusun dalam bentuk chek-list dan pilihan


berganda. Untuk bentuk chek list dapat dilihat pada tabel berikut ini:

No Pertanyaan Jawaban
SS ST RG TS STS

1 Prosedur kerja yang baru


itu akan segera diterapkan
di perusahaan ini

Sedangkan untuk,pilihan berganda, adalah seperti berikut ini:


Berilah salah satu jawaban terhadap pertanyaan berikut:
Prosedur kerja yang baru akan segera diterapkan di lembaga anda
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu
d. Setuju
e. Sangat setuju

b. Skala Guttman
Skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas,
yaitu “ ya – tidak “, “benar – salah”, “pernah – tidak pernah”. Data yang
diperoleh dapat berupa data interval atau ratio dikhotomi (dua alternative).
Jika pada skala likert terdapat 3, 4, 5, 6, 7 interval dari kata “sangat setuju”
sampai “sangat tidak setuju”, maka dalam skala Guttman hanya ada dua
interval, “setuju” atau “tidak setuju”. Penelitian yang menggunakan skala
Guttman dilakukan apabila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap
suatu permasalahan yang ditanyakan. Skala Guttman juga dapat berbentuk
pilihan ganda dan check list. Analisis dilakukan sama seperti skala likert.
Contoh:

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Nurabdiah Pratiwi


METODE PENELITIAN
Bagaimana pendapat anda, bila orang tersebut menjabat pimpinan di
perusahaan anda
a. Setuju b. Tidak setuju

c. Semantic Differensial
Skala pengukuran yang berbetuk semantic defferensial dikembangkan
oleh Osggod, Digunakan juga untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak
pilihan ganda maupun check-list, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum
yang jawabannya sangat positipnya terletak dibagian kanan garis, dan
jawaban yang sangat negative terletak dibagian kiri garis. Data yang
diperoleh adalah data interval, dan skala ini digunakan untuk mengukur
sikap/karakteristik tertentu yang dimiliki seseorang.
Contoh:
Beri nilai gaya kepemimpinan manajer anda

Bersahabat 5 4 3 2 1 Tidak Bersahabat


Tepat Janji 5 4 3 2 1 Lupa Janji
Memberi Pujian 5 4 3 2 1 Mencela
Mempercayai 5 4 3 2 1 Mendominasi

d. Rating Scale
Dari ketiga skala pengukuran yang telah dikemukakan semuanya
merupakan data kaulitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Tetapi dengan
rating scale data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan
dalam pengertian kualitatif..
Respoden menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah
disediakan. Oleh karena itu rating scale lebih fleksibel, tidak terbatas untuk
pengukuran sikap saja tetpai dapat diguakan untuk mengukur persepsi
responden terhadap fenomena lainnya seperti status social ekonomi,
kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan, dan lain-lain.
Yang apling penting dalam penyusunan rating scale adalah harus dapat
mengartikan setiap angka yang diberikan pada alternative jawaban pada
setiap item instrument. Orang tertentu memilih jawaban angka 2, tetapi angka

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Nurabdiah Pratiwi


METODE PENELITIAN
2 untuk orang tertentu belum tentu sama maknanya dengan orang lain yang
memilih jawaban angka 2.
Contoh:
Seberapa baik data ruang kerja yang ada di perusaan A?
Berilah jawaban dengan angka:
4 bila tata ruang itu sangat baik
3 bila tata ruang itu cukup baik
2 bila tata ruang itu kurang baik
1 bila tata ruang itu sangat tidak baik.

Jawablah dengan melingkari nomor jawaban yang tersedia sesuai dengan


keadaan yang sebenarnya
N0 Pertanyaan tentang tata ruang Inteval jawaban
kantor
1 Penataan meja kerja sehingga 4 3 2 1
arus kerja menjadi pendek
2 Pencahayaan alam tiap ruangan 4 3 2 1
3 Pencahayaan buatan/listrik tiap 4 3 2 1
ruang sesuai kebutuhan
4 Sirkulasi udara setiap ruangan 4 3 2 1
5 Keserasian warna alat-alat kantor, 4 3 2 1
perabot dengan ruangan
6 Penempatan lemari arsip 4 3 2 1
7 Penempatan ruang pimpinan 4 3 2 1

e. Skala Thrustone
Skala Thurstone merupakan skala sikap pertama yang dikembangkan
dalam pengukuran sikap. Skala ini mempunyai tiga teknik pengukuran sikap,
yaitu: 1) metode perbandingan pasangan, 2) metode interval pemunculan
sama, dan 3) metode interval berurutan. Ketiganya menggunakan jalur
dugaan yang menganggap kepositipan relative pernyataan sikap terhadap
suatu objek.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Nurabdiah Pratiwi


METODE PENELITIAN
Contoh:
Perintah: Lingkari angka yang menunjukkan tingkat kepositifan untuk setiap
pernyataan di bawah ini:
Tidak Positif Netral Positif Pertanyaan
1–2–3–4 5–6 7–8–9 Training dianjurkan bagi pegawai
yang ingin maju
1–2–3–4 5–6 7–8–9 Training merupakan kegiatan yang
mendukung bagi pegawai tertentu
sementara menjadi beban bagi
pegawai lainnya
1–2–3–4 5–6 7–8–9 Pegawai yang tidak ingin perubahan
akan membuat kinerja perusahaan
menurun.

C. Validitas
Instrumen yang disusun oleh peneliti perlu dilakukan pengujian untuk
melihat kevaliditan alat ukur tersebut. Suatu alat ukur dilkatakan valid, apabila alat
ukur tersebut dengan secara tepat, secara benar, dan shahih dapat mengukur apa
yang seharusnya diukur.5 Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara
data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terajdi pada objek yang
diteliti.
Ada dua jenis validitas dalam alat ukur, yaitu:
1. Validitas internal/rasional, yaitu penganalisisan yang dilakukan dengan jalan
berpikir secara rasional atau dengan menggunakan logika. Ada dua bentuk
validitas rasional ini, yaitu: (a) validitas construct, yaitu berkaitan dengan
tingkatan di mana skala menceminkan dan berperan sebagai konsep yang
sedang diukur (teoretis dan statitstik atau validitas yang ditilik dari segi susunan,
rangka atau rekaannya secara tepat telah mencerminkan suatu konstruksi
dalam teori. (b) validitas content, yaitu yaitu menyangkut tingkatan di mana item-
item skala mencerminkan domain konsep yang sedang diteliti atau alat ukur
yang secara representatif mewakili keseluruhan teori yang menjadi variabel
penelitian.

5 Anas Sudijono. Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Rajawali Press, 2005), hal. 93

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Nurabdiah Pratiwi


METODE PENELITIAN
2. Validitas eksternal/empirik, yaitu ketepatan mengukur yang didasarkan pada hasil
analisis yang bersifat empirik atau yang bersumber pada atau diperoleh atas
dasar pengamatan di lapangan. Hasil pengukuran dapat dikatakan memiliki
validitas empirik apabila berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan
terhadap data hasil pengamatan di lapangan, terbukti bahwa alat ukur tersebut
secara tepat telah dapat mengukur hasil belajar yang seharusnya. Ada dua
bentuk validitas empirik, yaitu: a) predictive validity, yaitu suatu kondisi yang
menunjukkan bahwa alat ukur tersebut telah secara tepat mampu meramalkan
apa yang bakal terjadi. b) concurrent validity, yaitu alat ukur yang dalam kurun
waktu yang sama secara tepat telah mampu menunjukkan adanya hubungan
yang searah, antara tes pertama dengan tes berikutnya.
Untuk mengukur validitas alat ukur digunakan rumus korelasi Product
Moment ataupun korelasi Rank Spearman. Hasil pengukuran dikatan valid apabila:
 Angka korelasi butir pertanyaan hasilnya positif
 Angka korelasi butir pertanyaan ≥ dengan angka r table (angka krisis Spearman
atau Product Moment)

D. Reliabilitas
Untuk melihat konsistensi suatu alat ukur maka dilakukan uji reliabilitas
alat ukur. Dengan demikian suatu alat ukur memiliki reliabilitas apabila skor-skor
atau nilai-nilai yang diperoleh responden memiliki kestabilan, walaupun kapan,
dimana dan oleh siapa tes tersebut dilaksanakan.6 Reliabilitas berkonsentrasi pada
masalah akurasi pengukuran dan hasilnya. Untuk mengukurnya digunakan rumus
Alpha Cronbach dengan criteria:
 Angka Alpha Cronbach positip dan ≥ dari 0,8
 Untuk riset eksploratori, angka Alpha Cronbach dapat berkisar antara 0,5 sampai
dengan 0,6

6 Ibid, hal.95

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Nurabdiah Pratiwi


METODE PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudijono. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, 2005

Moh.Nazir. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999

Jonathan Sarwono dan Tutty Martadireja. Riset Bisnis untuk Pengambilan Keputusan.
Yogyakarta: Andi, 2008
Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta, 2008

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Nurabdiah Pratiwi


METODE PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai