MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Metode Penelitian Pendidikan
Dosen Pengampu : Fatah Syukur M.Ag
Disusun Oleh :
Zeni Ngindahul Masruroh (103111106)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Skala Pengukuran
Skala merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat
mengukur, karena diperoleh hasil ukur yang berbentuk angka-
angka.1[1] Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai
acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur,
sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan
data kuantitatif. Sebagai contoh, misalnya timbangan emas sebagai instrumen
untuk mengukur berat emas, dibuat dengan skala mg dan akan menghasilkan data
kuantitatif berat emas dalam satuan mg. Meteran sebagai instrumen untuk
mengukur panjang dibuat dengan skala mm, dan akan menghasilkan data
kuantutatif panjang dengan satuan mm.
Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur dengan
instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih
akurat, efisien dan komunikatif. Misalnya berat emas 19 gram, berat besi 100 kg,
IQ seseorang 150. Selanjutnya dalam pengukuran sikap, sikap sekelompok orang
akan diketahui termasuk gradasi mana dari suatu skala sikap.2[2]
2
sesuai dengan keperluannya. Hasil yang dicapai di antaranya menjadi seperti
berikut: Eka, Adi, Santi, Fitri, Budi, dan Gina.3[3]
3. Skala interval
Skala interval dapat memberikan informasi yang lebih
dibandingkan dengan skala nominal atau ordinal. Skala interval juga
memungkinkan untuk mengurutkan seseorang atau objek seperti
halnya skala ordinal, namun dengan unit yang sama. Melalui unit
yang sama maka perbedaan antara unit-unit yang berdekatan
pada skala itu ekuivalen. Misalnya, selisih skor antara 70 dan 71
adalah sama dengan selisih skor 50 dan 51 (92 dan 93, 37 dan
38, dan seterusnya).
Kebanyakan tes di bidang pendidikkan didesain untuk
menghasilkan skor-skor interval. Perhatikan contoh skor untuk
ketiga orang pada tes sikap berikut. Misalkan siswa A mendapat
skor 100, siswa B mendapat skor 110, dan siswa C mendapat
skor 120. Berdasarkan skor ketiga siswa tersebut, dapat dibuat
beberapa kesimpulan. Pertama, skor siswa C merupakan skor
tertinggi kemudian diikuti oleh siswa B dan A. Kedua, selisih skor
siswa A dan siswa B (yakni 10 poin) ekuivalen dengan selisih skor
siswa B dan siswa C (juga10 poin). Ketiga, selisih antara siswa A
dan siswa C (yakni 20 poin) adalah dua kali lebih besar selisih
antara siswa A dan siswa B (yakni 10 poin).4[4]
4. Skala rasio
Ukuran rasio adalah ukuran yang mencakup semua ukuran di atas, ditambah
dengan satu sifat lain, yaitu ukuran ini memberikan keterangan tentang nilai
absolut dari objek yang diukur. Ukuran rasio mempunyai titik nol, karena itu
maka ukuran rasio dapat dibuat perkalian ataupun pembagian. Angka pada skala
rasio menunjukkan nilai sebenarnya dari objek yang diukur. Jika ada 4 bayi, A, B,
C, dan D mempunyai berat badan 1 kg, 3 kg, 4 kg, dan 5 kg, maka ukuran rasio
dapat di gambarkan sebagai berikut.
A B C D
0 1 2 3 4 5
Dari gambar tersebut dapat dilihat dengan ukuran rasio, berat bayi C adalah
4 kali berat bayi A; berat bayi D adalah 5 kali berat bayi A; berat bayi C adalah
4/3 kali berat bayi B. Dengan perkataan lain, rasio antara C dan A adalah 4:1,
rasio antara D dan A adalah 5:1, sedang rasio antara C dan B adalah 4:3. Interval
antara A dan C adalah 4-1 = 3 kg dan berat bayi C adalah 4 kali berat bayi A.5[5]
4
Dari keempat data di atas akan diperoleh data nominal, ordinal, interval dan
ratio. Adapun berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian
pendidikan antara lain adalah:
a. Skala likert
Skala Likert adalah skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala
atau fenomena pendidikan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan
skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang
dapat berupa kata-kata antara lain:
a. Sangat baik 1) Sangat setuju Selalu
b. Baik 2) Setuju Sering
c. Ragu-ragu 3) Ragu-ragu Ragu-ragu
d. Tidak baik 4) Tidak setuju Kadang-kadang
e. Sangat tidak baik 5) Sangat tidak setuju Tidak pernah
IV. ANALISIS
Pengumpulan data adalah pengumpulan keterangan
kuantitatif mengenai suatu keadaan pada tiap-tiap objek.
Pengumpulan data dengan cara demikian dilakukan dengan
melakukan pengukuran atas objek-objek yang di ukur pada
gejala tertentu. Pengumpulan data dengan melakukan
pengukuran memungkinakan data diubah menjadi skor-skor
kuantitatif. Kenyataan baik alam maupun sosial melimpah gejala
yang kompleks, rumit, acak, dan tidak beraturan sehingga tidak
dapat dijelaskan. Dalam penelitian kuantitatif, gejala yang tidak
beratutan itu disederhanakan dalam ukuran yang terukur dan
dapat diobservasi, sehingga darinya dapat dikumpulkan data
(kuantitatif). Dari data yang dikumpulkan kemudian dapat
dilakukan pembuktian hubungan antara satu gejala dengan
gejala yang lain.
Pengukuran dalam pendidikan melibatkan objek-objek yang
terdapat dalam proses pendidikan. Objek-objek dalam
pengukuran pendidikan dikenal sebagai responden. Responden
dalam pengukuran pendidikan dapat berupa manusia pelaku
pendidikan atau hasil karya manusia pelaku pendidikan.Manusia
pelaku pendidikan dapat berupa siswa, guru, kepala sekolah,
karyawan, pengurus yayasan, pengawas, komite sekolah,
pengguna lulusan, dan sebagainya. Dari siswa misalnya dapat
diukur dalam variabel usia, jenis kelamin, agama, minatbelajar,
prestasi belajar, kecerdasa,. Kreativitas dan sebagainya. Hasil
karya manusia pelaku pendidikan misalnya dapat berupa
kurikulum, sistem evaluasi, media pembelajaran, metode
mengajar dan sebagainya.
V. KESIMPULAN
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan
untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga
alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data
kuantitatif.
Jenis-jenisSkalaPengukuranadaempat, yaituskala nominal, skala ordinal,
skala interval danskala ratio.
6
Berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian pendidikan
antara lain; skalalikert, skalaguttman, Semantic defferensial,danRating scale.
VI. PENUTUP
Demikan makalah yang dapat kami susun, kami menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami
harapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca,
supaya pada penyusunan makalah di quarter berikutnya bisa
lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi berbagai pihak.
Amin..
DAFTAR PUSTAKA
Ilmu
Rosdakarya