Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INDIVIDU

PENDIDIKAN DAN PROMOSI KEPERAWATAN

RESUME MICROTEACHING

Dosen Pengampu: Ns.Mila Triana Sari,S.kep,M.Kep

Disusun Oleh

Nama :Oktaviana(NPM.201921037)

Prodi : S1 Keperawatan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURAHIM

JAMBI, 05 APRIL 2020


Definisi

Micro teaching adalah salah satu mata kuliah yang wajib diberikan kepada mahasiswa program studi
PPKn dan prasyarat sebelum mereka di terjunkan ke sekolah untuk melaksanakan PPL. Micro teaching
atau pengajaran Mikro merupakan kegiatan yang sangat vital bagi setiap mahasiswa atau calon guru.
Untuk memenuhi tuntutan agar dapat menempatkan dirinya secara utuh dan professional di bidang
keguruan.

Pengertian Pebelajaran Mikro

Tugas dan tanggung jawab guru, khususnya dalam pembelajaran perlu mendapatkan perhatian yang
serius dari semua pihak yang bertanggung jawab terhadap pendidikan tenaga kependidikan. Guru harus
memiliki kemampuan profesional yang memadai. Pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang telah
diperoleh dari program lembaga pendidikan tenaga kependidikan maupun program "pre-service
training" perlu dikembangkan melalui pengalaman mengajar di sekolah atas bimbingan guru dan kepala
sekolah.

Mengajar di kelas dengan peserta didik  30 orang dalam waktu 35-45 menit (satu jam pertemuan)
merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Latihan praktik mengajar di kelas, bagi calon pendidik sangat
diperlukan. Latihan praktik mengajar pada awalnya akan terasa sulit dan rumit. Dalam praktik mengajar
menurut Brown (1975) "for the student teacher has a two fold intention, that his pupils learn while he
learns to teach", maksudnya dalam mengajar perhatian guru tidak pada membuat siswa untuk belajar,
tetapi lebih kepada bagaimana dia belajar mengajar. Jika perhatian calon pendidik dalam mengajar
terutama akan tertuju pada “his pupils learn”, maka akan terabaikan tujuan utamanya "he learns to
teach". Bahkan jika praktikan mengalami kekeliruan mengajar dapat berakibat langsung pada sekian
banyak peserta didik. Ini merupakan satu kelemahan mendasar yang perlu diperbaiki.

Stanford University USA adalah Perintis Pembelajaran Mikro sebagai salah satu usaha perbaikan
peningkatan kualitas guru, khususnya dalam hal keterampilan mengajar (teaching skill). Pembelajaran
Mikro juga dikembangkan di berbagai negara lain, seperti Malaysia dan Philipina. Cruickshank dan
Metcalf (1993:87) memberikan pengertian Microteaching sebagai berikut: "a scaled-down teaching
encounter in which pre-service teachers demonstrate their ability to perform one of several desirable
teaching abilities to a group of 3-5 peers during a short time period”.

Hattie (2009:112) berpendapat bahwa “Microteaching typically includes student-teachers conducting


(mini) lessons to a small group of students (often in a laboratory setting) and the engaging in
postdiscussions about lessons”. Pembelajaran Mikro melibatkan pembelajar untuk melaksanakan
pembelajaran dalam kelompok kecil di laboratorium dan mendiskusikannya kemudian.

Tujuan Pembelajaran Mikro


Tujuan pembelajaran micro teaching secara umum adalah untuk melatih dan mempersiapkan
mahasiswa sebagai calon guru dalam menghadapi pekerjaan mengajar sepenuhnya di muka kelas
dengan memiliki pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan sikap sebagai guru yang professional.
Untuk melatih mahasiswa menjadi calon guru yang propesional tentu tidaklah mudah, proses
pelaksanaan pembelajaran micro teaching harus bisa berjalan efektif. Peran dosen dan keaktifan
mahasiswa dalam pembelajaran micro teaching sangat penting. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran
micro teaching bagi mahasiswa program studi PPKn, perlu di adakan suatu penelitian lebih lanjut, agar
segala permasalahan dan kekurangsempurnaan pelaksanaannya dapat dicarikan solusi yang terbaik dan
bermanfaat bagi peningkatan kualitas pelaksanaan micro teaching ke depan

Manfaat Pembelajaran Mikro

Manfaat pembelajaran mikro yang dilatihkan secara intensif akan memberikan manfaat bagi mahasiswa,
terutama dalam hal-hal sebagai berikut: mahasiswa menjadi peka terhadap fenomena yang terjadi di
dalam proses pembelajaran, mahasiswa menjadi lebih siap untuk melakukan kegiatan praktik
pembelajaran di sekolah/lembaga pendidikan, mahasiswa dapat melakukan refleksi diri atas
kompetensinya dalam mengajar, dan mahasiswa menjadi lebih mengenal dan memahami kompetensi
guru sehingga mereka dapat

Pengajaran Micro Teaching

Pengajaran mikro (micro-teaching) merupakan salah satu bentuk model praktik kependidikan atau
pelatihan mengajar bagi calon guru di kampus. Sesuai dengan konteks yang sebenarnya, mengajar
mengandung banyak tindakan, baik mencakup teknis penyampaian materi, penggunaan metode
pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, membimbing belajar, memberi motivasi, mengelola
kelas, memberikan penilaian dan seterusnya. Mengajar itu sangatlah kompleks, yakni terdiri dari
berbagai komponen pembelajaran. Oleh karena itu, dalam rangka penguasaan keterampilan dasar
mengajar, calon guru perlu berlatih secara parsial, artinya tiap-tiap komponen keterampilan dasar
mengajar itu perlu dikuasai secara terpisah-pisah (isolated). Selain berlatih calon guru tentu harus
mengembangkan kemampuan dirinya dalam dalam konteks memaknai tugas dan perannya.Pola
pengembangan diri tersebut dapat dilakukan dengan cara memaknai tugas dan peran guru. James B.
Brown (dalam Nana Sudjana, 2001 : 142) mengatakan bahwa “ tugas dan peranan guru adalah
menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan materi pelajaran
sehari-hari, mengontrol dan mengevakuasi kegiatan siswa”.

Konsep Pengajaran Micro Teaching

Konsep pengajaran mikro (micro-teaching) dilandasi oleh pokok-pokok pikiran sebagai berikut :

1. Pengajaran yang nyata (dilaksanakan dalam bentuk yang sebenarnya)

tetapi berkonsep mini.


2. Latihan terpusat pada keterampilan dasar mengajar, mempergunakan
informasi dan pengetahuan tentang tingkat belajar siswa sebagai umpan balik
terhadap kemampuan.
3. Pengajaran dilaksanakan bagi para siswa dengan latar belakang yang
berbedabeda dan berdasarkan pada kemampuan intelektual kelompok usia
tertentu.
4. Pengontrolan secara ketat terhadap lingkungan latihan yang diselenggarakan
dalam laboratorium micro – teaching.
5. Pengadaan low-threat-situation untuk memudahkan calon guru/dosen
mempelajari keterampilan mengajar.
6. Penyediaan low-risk-situation yang memungkinkan siswa berpartisipasi aktif
dalam pengajaran,
7. Penyediaan kesempatan latihan ulang dan pengaturan distribusi latihan
dalam jangka waktu tertentu.

terdapat 8 (delapan) keterampilan yang sangat berperan dalam kegiatan belajar mengajar.
Kedelapan keterampilan tersebut antara lain :

1) Keterampilan dasar membuka dan menutup pelajaran (set induction And closure)

2) Keterampilan dasar menjelaskan (explaining skills)

3) Keterampilan dasar mengadakan variasi (variation skills)

4) Keterampilan dasar memberikan penguatan (reinforcement skills)

5) Keterampilan dasar bertanya (questioning skills)

6) Keterampilan dasar mengelola kelas

7) Keterampilan dasar mengajar perorangan/kelompok kecil

8) Keterampilan dasar membimbing diskusi kelompok kecil

Pembelajaran micro teaching bertujuan antara lain: (a) membantu calon guru/guru menguasai
ketrampilan-ketrampilan khusus, agar dalam latihan mengajar sesungguhnya tidak mengalami kesulitan
(b) meningkatkan taraf kompetensi pembelajaran bagi calon guru/guru secara bertahap (c) untuk
menemukan sendiri kekurangan bagi calon guru/guru sekaligus berbaikannya.

Melatih merupakan satu keterampilan yang sangat komplek terdiri atas berbagai keterampilan dasar
yang penguasannya dapat dilatih dan diisolasikan secara terbatas. Dengan demikian, keterampilan dasar
mengajar yang kompleks dapat dipilah-pilah menjadi berbagai keterampilan yang sederhana, yang
mudah dikontrol dan mudah dikuasai oleh calon guru. Penguasaan terhadap unsur-unsur mengajar ini
dengan sendirinya membemtuk sosok kemampuan keguruan secara utuh. Oleh karena itu , unsur-unsur
yang telah dikuasai harus diintegrasikan kembali kedalam suatu keterampilan mengajar yang utuh. Disini
diperlukan ketekunan dalam berlatih, menganalisis kekurangan dan kelebihan dalam setiap latihan dan
memperhatikan dengan sungguh-sungguh petunjuk dari dosen pengasuh pengajaran mikro.
Keterampilan mengajar yang sederhana dan dapat diisolasikan inilah yang dapat dilatihkan melalui
pengajaran micro/micro teaching.

Disadari bahwa kegiatan perkuliahan icro teaching yang dilakukan secara langsung didalam kelas akan
banyak menimbulkan permasalahan baru yang tidak mungkin dapat dipecahkan secara cepat dan pada
saat di depan itu juga, Segudang teori yang di peroleh di meja kuliah tidak akan mampu secara otomatis
menghadapi berbagai problema dan heterogenitas yang ada dalam kelas tersebut”. Persoalan
administrasi, tempat praktik dan mekanisme pengaturan waktu akan muncul secara bersamaan
melahirkan situasi baru yang belum pernah ditemui mahasiswa pada saat kuliah.Mahasiswa dalam
melaksanakan praktik micro teaching dihadapkan pada situasi yang kompleks dan majemuk. Betapa
tidak, pada saat praktik mahasiswa langsung melakukan kegiatan layaknya seorang dosen ataupun guru.
Di dalam kelas, dengan waktu yang disediakan 10-15 menit, maka mahasiswa yang melakukan praktik
harus dapat menerapkan 9 keterampilan dasar mengajar. Di balik semua itu, jika mahasiswa
melaksanakan kegiatan micro teaching dengan serius dan sungguh-sungguh, maka keberhasilan suatu
proses pembelajaran akan tercapai dengan baik.

Fungsi Pembelajaran Mikro

Berdasarkan Permenristekdikti No. 55 Tahun 2017, fungsi Laboratorium Pembelajaran Mikro sebagai
sarana untuk praktik keterampilan mengajar secara terbatas. Oleh karena itu, Pembelajaran Mikro
berfungsi:

1. Memberi latihan untuk menguasai keterampilan-keterampilan mengajar pada membuka pelajaran;

2. Memberi latihan keterampilan menggunakan pendekatan, model, dan metode pembelajaran yang
terkini;

3. Memberi latihan dalam menentukan dan menggunakan media pembelajaran berbasis IT yang sesuai
dengan perkembangan zaman;

4. Memberi latihan keterampilan bertanya tingkat tinggi (HOTs/Higher Order Thinking Skills), sehingga
mendorong peserta didik berpikir kritis;

5. Memberi latihan penyusunan instrumen dan penggunaan penilaian pembelajaran yang meliputi
penilaian kognitif, afektif, dan psikomotor pada tingkat tinggi (HOTs);

6. Memberi latihan untuk menguasai keterampilan menutup pelajaran.

Komponen Keterampilan Mengajar

Keterampilan mengajar yang berkaitan dengan Pembelajaran Mikro, menurut Janelle (2013) pada
pembelajaran abad 21 ada lima belas komponen kemampuan yang harus dimiliki oleh pendidik yaitu:

1. Adaptability (Adaptasi)
2. Confidence (Kepercayaan Diri)

3. Communication (Komunikasi)

4. Team Player (Kerja sama)

5. Continuous Learner (Belajar terus)

6. Imaginative (Imajinasi)

7. Leadership (Kepemimpinan)

8. Organization (Keorganisasian)

9. Innovative (Inovasi)

10. Commitment (Komitmen)

11. Ability to Manage Online Reputation (Kemampuan mengelola reputasi secara online)

12. Ability to Engage (Kemampuan dalam keterlibatan)

13. Understanding of Technology (Mengerti akan teknologi)

14. Know When to Unplug (Mengetahui kapan menempatkan diri)

15. Ability to Empower (Kemampuan dalam memberdayakan

Karakteristik Pembelajaran Mikro

Menurut Permenristekdikti No. 55 Tahun 2017, Pembelajaran Mikro adalah pembelajaran keterampilan
dasar mengajar dengan menggunakan latar, peserta didik, kompetensi, materi, dan sesi terbatas.
Berdasarkan peraturan ini karakteristik Pembelajaran Mikro:

1. Terbatas latar (setting kelas dan alokasi waktu);

2. Terbatas peserta didik (7-20 peserta didik)

3. Terbatas kompetensi (membuka pelajaran, menutup pelajaran,bertanya, penggunaan media,


penilaian, dll);

4. Terbatas materi (sesuai dengan kompetensi dan latar);

5. Terbatas sesi (pendahuluan, inti, dan penutup)

Langkah- langkah Pembelajaran Mikro

Pada dasarnya Pembelajaran Mikro ditempuh melalui langkah berikut.

1. Pengenalan/pemahaman tentang konsep Pembelajaran Mikro.


2. Penyajian model dan diskusi.

3. Perencanaan/persiapan pembelajaran.

4. Pelaksanaan/praktik pembelajaran.

5. Diskusi dan umpan balik.

6. Refleksi Pembelajaran

7. Praktik pembelajaran ulang bagi yang belum berhasil.

DAFTAR PUSTAKA

Jamarah syaiful B. 2002.mikro teaching ,Jakarta: Bumi Askara.

Desain & Pedoman Pembelajaran Mikro / Penulis: Harun Joko Prayitno, [et al.].—Surakarta:
Muhammadiyah University Press, 2019
Eded Tarmedi, (2005). Mengenal Pembelajaran Mikro (micro Teaching). Modul Pelatihan Dosen
Pengampu Pengajaran Mikro Universitas Negeri Yogyakarta tanggal 25-26 November 2005.M

https://journal.ikippgriptk.ac.id/index.php/edukasi/article/view/192

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://fkip.ums.ac.id/wpcontent/uplads/sites/43/2018/09/Ebook-
Mikroteaching.pdf&ved=2ahUKEwjl-
NnshNDoAhWZaCsKHbckCMIQFjABegQIBxAC&usg=AOvVaw3DyzYcpTpQdVTJKuuI_nXe

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Drs.%20Moerdiyanto,%20M.Pd./ARTIKEL%20JURNAL
%20MIKRO%20TEACHING.pdf

Anda mungkin juga menyukai