Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ETIKA KEPENDIDIKAN DI INDONESIA


Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Profesi Tenaga Kependidikan
Dosen Pembimbing
Muhammad Muwafik, S.Pd. I,. MA.

Kelompok 01
Oleh :

Syarifatul Maulidiyah NIM T20183140


Nur Hasanah NIM T20183138

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
JEMBER
MARET 2021

I
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur sepatutnya penulis persembahkan kehadirat Allah SWT atas
berkat taufik dan hidayahnya, makalah dengan judul, “Etika Kependidikan di
Indonesia” dapat tersusun dan terselesaikan dengan tepat waktu.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada junjungan


kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya hingga akhir zaman.

Ucapan terimakasih penulis haturkan kepada dosen pembimbing mata kuliah


Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan. Tidak lupa penulis ucapkan
terimakasih kepada teman-teman yang selalu memberi semangat dan motivasi kepada
penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih belum


sempurna dan banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif
sangat penulis harapkan. Akhirnya, mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Amin.

Jember, 3 Maret 2021

Penulis

II
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Etika Dalam Perspektif......................................................................... 3
B. Etika Kependidikan di Indonesia.......................................................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 12
B. Saran..................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya
pada tingkat institusional dan intruksional, peran strategis tersebut sejalan
dengan UU No 14 tahun 2015 tentang guru dan dosen, yang menempatkan
kedudukan guru sebagai tenaga profesional sekaligus sebagai agen
pembelajaran.1
Sebagai tenaga profesional, guru harus mampu memiliki sebuah etita
atau etitut sesuai dengan prinsip serta hak yang sama dalam memenuhi
pendidikan yang bermutu. Etika merupakan sebuah konsep yang dimiliki oleh
individu atau kelompok untuk menilai apakah perkerjaan hang dilakukannya
sudah tepat sesuai dengan aturan yang berlaku atau menyimpang.
Etika sangat diperlukan dalam sebuah kependidikan pada sebuah
instansi, dengan adanya etika kependidikan akan berjalan sesuai dengan ranah
yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan. Namun, tidak sedikit tenaga
pendidik atau tenaga kependidikan melewati lampau batas etita yang telah
ditentukan, akibatnya, pendidikan yang dijalnkan tidak sesuai dengan ranah
dan akan menghasilkan nilai yang kurang maksimal.
Untuk itu, pada pembahasan makalah kami pada kali ini, akan
memebahas mengenai etika keoendidikan khususnya di Indonesia, agar kita
semua bisa memahami dan mengerti bahwa etika kependidikan ini sangatlah
penting dilakukana dan diperhatikan secara seksama, agar semua tujuan
pendidikan mampu tercapai secara sempurna.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka diperoleh rumusan masalah yaitu:

1
Umar Siddiq, Etika Profesi dan Keguruan, (Tulung Agung: STAI Muhammadiyah, 2018), 1.

1
1. Bagaimana etika dalam perspektif?
2. Bagaimana etika kependidikan di Indonesia?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka diperoleh tujuan yaitu:
1. Untuk mendeskripsikan kepada pembaca mengenai etika dalam
perspektif
2. Untuk mendeskripsikan kepada pembaca menganai etika
kependidikan di Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Etika dalam Perspektif


1. Makna Etika
Secara etimologis kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos
dan ethikos, ethos yang berarti sifat, watak, adat, kebiasaan, tempat yang
baik. Ethikos berarti susila, keadaban, atau kelakuan dan perbuatan yang
baik. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu
pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral).2
Etika merupakan cabang filsafat yang membahas nilai dan norma,
moral yang mengatur interaksi perilaku manusia baik sebagai individu
maupun sebagai kelompok. Dalam pemahaman ini, etika yang digunakan
sebagai landasan pijakan manusia dalam perilakunya dapat
diklasifikasikan dengan beberapa penafsiran sebagai refleksi kritis dan
refleksi aplikatif. Refleksi kritis atas norma dan moralitas lebih
dikonotasikan sebagai upaya manusia dalam penilaian etika perilaku yang
bersifat filosofis sesuai dengan dinamika perkembangan fenomena
perubahan yang bersifat mendasar tentang kehidupan pergaulan antar
manusia dan terhadap lingkungannya. Sedangkan refleksi aplikatif atas
norma dan moralitas lebih ditujukan pada bagaimana menerapkan dan
mensosialisasikan ke dalam kehidupan dan pergaulan antar manusia dan
lingkungsan yang bersifat dinamis dan cenderung mengalami perubahan.3
Etika juga merupakan sebuah ilmu yang menjelaskan tentang baik
buruknya sesuatu, menjelaskan mengenai hal yang seharusnya dilakukan
dan ditinggalkan oleh manusia. Secara logika, jika perilaku yang kita
lakukan dapat diterima dengan baik dan menguntungkan bagi lapisan
2
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), 143.
3
Imron fauzi, Etika Profesi Keguruan, (Jember: IAIN Press, 2018), 11.

3
masyarakat maka hal itu dinilai sebagai perilaku etis. Sebaliknya, jika
perilaku yang kita kerjakan merugikan banyak pihak dan banyak yang
tidak baik, maka hal tersebut dapat dikatakan sebagai perilaku tidak etis,
artinya tidak sesuai dengan etika.
Dalam berbagai literatur, etika diidentikkan dengan kata ahlak dan
moral, secara bahasa mungkin ke-tiganya dianggap sama, yaitu perbuatan
atau tingkah laku manusia. Namun berdasarkan sumbernya ke-tiganya
dianggap berbeda. Sesuai pemaparan Siswanto di dalam bukunya, yang
mengutip pendapat Muchlis mengatakan bahwa etika bersumber dari
pertimbangan akal pikiran dan perenungan yang mendalam. Etika
bersumber dari olah pikir manusia yang dijadikan patokan dan ukuran
dalam menentukan baik buruknya suatu perbuatan. Sementara akhlak
adalah bersumber dari ajaran Islam yang disarikan dari ketentuan dan
aturan al-Qur‘an, al Hadis dan perkataan para ulama. Sedangkan moral
bersumber dari kebiasaan, adat istiadat suatu masyarakat, meskipun adat
istiadat dan kebiasaan masyarakat setempat tidak dapat dilepaskan dari
pandangan dunia, sudut pandang terhadap prilaku tertentu.4
Dengan demikian, etika merupakan semua penilaian baik atau buruk,
benar atau salah, yang ditentukan oleh diri kita sendiri baik munculnya
sebagai individu atau ditentukan oleh sebuah instansi atas semua aktivitas
yang dilaksanakan.
2. Tujuan Etika
Tujuan adanya etika, yaitu untuk mendapatkan konsep yang sama
mengenai penilaian baik dan buruk bagi semua manusia dalam ruang dan
waktu tertentu, untuk mengarahkan perkembangan masyarakat menuju
suasana harmonis, tertib, teratur, damai dan sejahtera.

4
Siswanto, Etika Profesi Guru Pendidikan Islam, (Surabaya: CV. Salsabila Putra Pratama, 2013), 13-
14.

4
Dalam lingkup kependidikan, tujuan adanya sebuah etika ini
diberlakukan untuk:
a. Standar-standar etika merupakan dasar untuk menjaga kelakuan dan
integritas atau kejujuran dari tenaga ahli profesi.
b. Standar-standar etika mencermikan/membayangkan pengharapan
moral moral dari komunitas, dengan demikian standar-standar etika
menjamin bahwa para anggota profesi akan menaati kitab UU etika
(kode etik) profesi dalam pelayanannya.
c. Untuk menjaga kelakuan dan integritas para tenaga profesi.
d. Standar-standar etika merupakan dasar untuk menjaga kelakuan dan
integritas atau kejujuran dari tenaga ahli profesi.5
Dengan begitu, tujuan adanya etika ini, tidak lain hanya untuk
menjadikan sebuah hal yang telah ditentukan menjadi terlaksanaka dengan
adanya ketentuan ketentuan yang telah disepakati dan telah berlaku, agar
semua konsep yang ingin dicapai bisa berjalan sesuai dengan harapan.
3. Kegunaan Etika
Menurut Mortiner Jerome Adler dalam buku etika admintrasi negara
bahwa etika, sebagai pedoman hidup mayarakat yang mencakup:
a. Keindahan (Beauty)
1) Kehidupan manusia itu sesungguhnya merupakan keindahan.
2) Dalam kehidupan sosial kita dapat menyaksikan bahwa orang lebih
menyenangi cinta kasih, kerjasama antar manusia, gotong royong,
kedamaian dan kehidupan yang berdasarkan saling membantu.
Maka kasih sayang, kedamaian dan kesejahteraan itu
sesungguhnya merupakan unsur-unsur keindahan.
b. Persamaan (Equality)
1) Hakekat kemanusiaan menghendaki adanya persamaan atara
manusia yang satu dengan yang lain.
5
Anda Juanda, Etika Profesi Keguruan

5
2) Setiap manusia yang terahir di bumi ini serta merta memiliki hak
dan kewajiban masing-masing, tetapi sebagai manusia adalah sama
atau sederajat.
c. Kebaikan (Goodness)
1) Kebaikan berarti sifat atau karekterisasi dari sesuatu yang
menimbulkan pujian.
2) Perkataan baik (good) mengandung sifat-sifat seperti persetujuan,
pujian, keunggulan, kekaguman, atau ketepatan.
3) Kebaikan sangat erat kaitannya dengan hasrat dan cita manusia,
karena pada umumnya manusia menghindari perbuatan-perbuatan
buruk.6
Dari beberapa pemaparan kegunaan etika di atas, dapat kami tarik
benang merahnya, bahwa adanya etika sangatlah memberikan kontribusi yang
begitu besar bagi kehidupan, terlebih khusus pada bidang kependidikan.
B. Etika Kependidikan di Indonesia
Kata kependidikan berkenaan dengan bidang pekerjaan mendidik.
Kata ini berasal dari kata pendidik mendapat awalan “ke” dan berakhiran
“an”, berarti proses atau kegiatan mendidik.7 Sehubungan dengan penjelasan
di atas, maka kegiatan mendidikan tersebut kerap dilakukan oleh seorang
pendidik seperti guru, dosen dan tenaga pendidik lainnya. Oleh karena itu di
bawah ini adalah beberapa rumusan etika atau kode etik guru di Indonesia
sesuai dengan Keputusan Kongres XXI Persatuan Guru Republik Indonesia
Nomor: VI/KONGRES/XXI/PGRI/2013 tentang Kode Etik Guru Indonesia di
dalam bukunya Imron Fauzi menuliskan:
PEMBUKAAN

6
Mortiner Jerome Adler, dkk., Etika Administrasi Negara, (Jakarta: Ide Agung Etika, 1981), 164.
7
Rusydi Ananda, Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, (Medan: Lembaga Peduli
Pengembangan Pendidikan Indonesia, 2018), 16.

6
Guru sebagai pendidik adalah jabatan profesi yang mulia. Oleh sebab
itu, moralitas guru harus senantiasa terjaga karena martabat dan kemuliaan
sebagai unsur dasar moralitas guru itu terletak pada keunggulan perilaku, akal
budi, dan pengabdiannya. Guru merupakan pengemban tugas kemanusiaan
dengan mengutamakan kebajikan dan mencegah manusia dari kehinaan serta
kemungkaran dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membangun
watak serta budaya, yang mengantarkan bangsa Indonesia pada kehidupan
masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta beradab berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945. Guru dituntut untuk menjalankan profesinya dengan
ketulusan hati dan menggunakan keandalan kompetensi sebagai sumber daya
dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi
peserta didik menjadi manusia utuh yang beriman dan bertakwa serta menjadi
warga negara yang baik, demokratis, dan bertanggung jawab. Pelaksanaan
tugas guru Indonesia terwujud dan menyatu dalam prinsip “ing ngarsa sung
tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani”. Untuk itu, sebagai
pedoman perilaku guru Indonesia dalam melaksanakan tugas keprofesionalan
perlu ditetapkan Kode Etik Guru Indonesia
BAGIAN SATU
Kewajiban Umum
Pasal 1
(1) Menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan sumpah/janji guru.
(2) Melaksanakan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

BAGIAN DUA

7
Kewajiban Guru Terhadap Peserta Didik
Pasal 2
(1) Bertindak profesional dalam melaksanakan tugas mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
proses dan hasil belajar peserta didik.
(2) Memberikan layanan pembelajaran berdasarkan karakteristik
individual serta tahapan tumbuh kembang kejiwaan peserta didik.
(3) Mengembangkan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan.
(4) Menghormati martabat dan hak-hak serta memperlakukan peserta
didik secara adil dan objektif.
(5) Melindungi peserta didik dari segala tindakan yang dapat mengganggu
perkembangan, proses belajar, kesehatan, dan keamanan bagi peserta
didik.
(6) Menjaga kerahasiaan pribadi peserta didik, kecuali dengan alasan yang
dibenarkan berdasarkan hukum, kepentingan pendidikan, kesehatan,
dan kemanusiaan.
(7) Menjaga hubungan profesional dengan peserta didik dan tidak
memanfaatkan untuk keuntungan pribadi dan/atau kelompok dan tidak
melanggar norma yang berlaku.
Kewajiban Guru terhadap Orangtua/Wali Peserta Didik
Pasal 3
(1) Menghormati hak orang tua/wali peserta didik untuk berkonsultasi dan
memberikan informasi secara jujur dan objektif mengenai kondisi dan
perkembangan belajar peserta didik.
(2) Membina hubungan kerja sama dengan orang tua/wali peserta didik
dalam melaksanakan proses pendidikan untuk peningkatan mutu
pendidikan.

8
(3) Menjaga hubungan profesional dengan orang tua/wali peserta didik
dan tidak memanfaatkan untuk memperoleh keuntungan pribadi.

Kewajiban Guru terhadap Masyarakat


Pasal 4
(1) Menjalin komunikasi yang efektif dan kerjasama yang harmonis
dengan masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan
pendidikan.
(2) Mengakomodasi aspirasi dan keinginan masyarakat dalam
pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan.
(3) Bersikap responsif terhadap perubahan yang terjadi dalam masyarakat
dengan mengindahkan norma dan sistem nilai yang berlaku.
(4) Bersama-sama dengan masyarakat berperan aktif untuk menciptakan
lingkungan sekolah yang kondusif.
(5) Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat, serta menjadi panutan
bagi masyarakat.
Kewajiban Guru terhadap Teman Sejawat
Pasal 5
(1) Membangun suasana kekeluargaan, solidaritas, dan saling
menghormati antar teman sejawat di dalam maupun di luar satuan
pendidikan.
(2) Saling berbagi ilmu pengetahuan, teknologi, seni, keterampilan, dan
pengalaman serta saling memotivasi untuk meningkatkan
profesionalitas dan martabat guru.
(3) Menjaga kehormatan dan rahasia pribadi teman sejawat.
(4) Menghindari tindakan yang berpotensi menciptakan konflik antar
teman sejawat.

9
Kewajiban Guru terhadap Profesi
Pasal 6
(1) Menjunjung tinggi jabatan guru sebagai profesi.
(2) Mengembangkan profesionalisme secara berkelanjutan sesuai
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
(3) Melakukan tindakan dan/atau mengeluarkan pendapat yang tidak
merendahkan martabat profesi.
(4) Dalam melaksanakan tugas tidak menerima janji dan pemberian yang
dapat mempengaruhi keputusan atau tugas keprofesian.
(5) Melaksanakan tugas secara bertanggung jawab terhadap kebijakan
pendidikan.
Kewajiban Guru terhadap Organisasi Profesi
Pasal 7
(1) Menaati peraturan dan berperan aktif dalam melaksanakan program
organisasi profesi.
(2) Mengembangkan dan memajukan organisasi profesi.
(3) Mengembangkan organisasi profesi untuk menjadi pusat peningkatan
profesionalitas guru dan pusat informasi tentang pengembangan
pendidikan.
(4) Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat organisasi profesi.
(5) Melakukan tindakan dan/atau mengeluarkan pendapat yang tidak
merendahkan martabat profesi.
Kewajiban Guru terhadap Pemerintah
Pasal 8
(1) Berperan serta menjaga persatuan dan kesatuan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara dalam wadah NKRI berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945.

10
(2) Berperan serta dalam melaksanakan program pembangunan
pendidikan.
(3) Melaksanakan ketentuan yang ditetapkan pemerintah.8

BAB III
8
Imron Fauzi, Etika Profesi Keguruan, (Jember: IAIN Jember Prees, 2018), 103-107.

11
PENUTUP

A. Kesimpulan
Etika merupakan semua penilaian baik atau buruk, benar atau salah,
yang ditentukan oleh diri kita sendiri baik munculnya sebagai individu atau
ditentukan oleh sebuah instansi atas semua aktivitas yang dilaksanakan.
Tujuan diberlakukannya etika ini tidaklah jauh hanya untuk menjadikan
sebuah ketertiban serta kenyamanan disemua pihak, oleh karenanya peran
etika sangatlah memberikan kontribusi yang begitu besar bagi kehidupan,
terlebih khusus pada bidang kependidikan.
Rumusan etika atau kode etik guru di Indonesia sesuai dengan
Keputusan Kongres XXI Persatuan Guru Republik Indonesia Nomor:
VI/KONGRES/XXI/PGRI/2013 tentang Kode Etik Guru Indonesia terdiri
dari: bagian satu yang berisi kewajiban umum, dan bagian dua yang terdiri
atas kewajiban kewajiban yaitu: kewajiban guru terhadap peserta didik, orang
tua siswa, pemerintah, masyarakat, teman sejawat, profesi serta organisasi
profesi.
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat, harapan penulis disini adalah
semoga makalah ini dapat membantu para pembaca yang mungkin masih
kebingungan mengenai pengertoan etika, tujuan, manfaat atau etika
kependidikan di Indonesia itu sendiri. Penulis juga mohon maaf apabila masih
banyak terdapat kekurangan. Penulis banyak mengharapkan saran, agar dapat
menjadi motivasi bagi penulis agar lebih baik buat kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

12
Adler, Mortiner Jerome dkk. 1981. Etika Administrasi Negara. (Jakarta: Ide Agung
Etika)

Ananda, Rusydi. 2018. Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. (Medan:


Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia)

Fauzi, Imron. 2018. Etika Profesi Keguruan. (Jember: IAIN Press)

Poerwadarminta. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka)

Siddiq, Umar. 2018. Etika Profesi dan Keguruan. (Tulung Agung: STAI
Muhammadiyah)

Siswanto. 2013. Etika Profesi Guru Pendidikan Islam. (Surabaya: CV. Salsabila Putra
Pratama)

13

Anda mungkin juga menyukai