Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL

PENGAJUAN OBSERVASI LAPANGAN


SMP NEGERI 21 SURABAYA

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata kuliah Pendidikan Multikultural
dosen pengampu bapak Katon Galih Setyawan, S.Sos., M.Sosio.

Oleh:

Siti Ma’rufah (18041344002)


Zaidatun Na’imah (18041344004)
Karina Sheilla Nabilah F (18041344019)
Vivie Luthviana Rahayu (18041344038)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


PROGRAM SARJANA
PRODI S1 PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Maret 202
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada era globalisasi ini berbagai peristiwa, kemajuan teknologi, dan tren di
belahan dunia turut berpengruh terhadap perubahan karakter peserta didik. Beberapa
pengaruh negatif tersebut antara lain : semakin memudarnya nilai-nilai kearifan lokal
seperti sopan santun dan gotong royong, menipisnya sikap saling menghargai antara
ras, etnis maupun agama (kepercayaan).
Saat ini masih banyak ditemukan informasi bahwa peserta didik masih sering
melakukan kenakalan-kenakalan dan juga pelanggaran yang bersifat umum. Jenis
kenakalan peserta didik yang sering dijumpai secara umum adalah mencontek,
berkata tidak jujur, berkelahi, mengganggu teman, berucap kata yang tidak pantas,
berkata kasar, perilaku tidak sopan. Peserta didik juga mudah terpengaruh dengan
berbagai hal tidak baik yang ada di lingkungannya.
Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan menerapkan pendidikan karakter
sesuai dengan program pemerintah. Pendidikan karakter perlu mengintegrasi nilai-
nilai budaya lokal untuk menumbuhkan karakter yang mampu mempertahankan
budaya bangsa. Selain itu, peserta didik juga mampu melaksanakan kerja sama,
gotong royong, dan musyawarah untuk mempertahankan warisan budaya lokal yang
bisa diterapkan di sekolah. Peserta didik sedini mungkin harus dibekali dengan
penanaman nilai-nilai karakter sehingga tidak mudah terjerat dalam berbagai masalah
sosial dan masalah dalam lingkungan sekolah.
B. Rumusan masalah penelitian
1. Apa pengertian pendidikan karakter ?
2. Bagaimana peran pendidikan karakter untuk kemajuan bangsa?
3. Bagaimana hubungan pendidikan karakter dengan multikultural?
4. Bagaimana upaya meningkatkan karakter dalam pendidikan?
C. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui pendidikan karakter.
2. Untuk mengetahui peran pendidikan karakter untuk kemajuan bangsa.
3. Untuk mengetahui hubungan pendidikan karakter dengan multikultural.
4. Untuk mengetahui upaya meningkatkan karakter dalam pendidikan.
D. Manfaat Penelitian
1. Membentuk karakter peserta didik.
2. Membuat peserta didik menjadi lebih menghargai sesama.
3. Menciptakan generasi penerus bangsa yang berintegritas dan juga lebih baik
4. Membentuk siswa yang tangguh, berakhlak mulia, bermoral, bertoleransi, bekerja
sama atau gotong royong.
5. Membentuk siswa mempunyai jiwa patriotik atau suka menolong terhadap
sesama, berkembang dengan dinamis, berorientasi pada ilmu pengetahuan serta
tekhnologi dan beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pendidikan multikultural merupakan suatu kepercayaan yang mengkaji dan menilai


pentingnya keragaman budaya dan etnis di dalam membentuk gaya hidup, pengalaman
sosial, identitas pribadi,kesempatan pendidikan dari individu, kelompok maupun negara.
Melalui pendidikan multikultural sejak dini diharapkan anak mampu menerima dan
memahami perbedaan budaya yang berdampak pada perbedaan usage (cara-cara),
folkways (kebiasaan),mores (tata kelakukan), customs (adat istiadat) seseorang.
Melalui pendidikan multikultural inilah sebenarnya nilai-nilai ditransformasikan dari
generasi ke generasi. Kemudian pendidikan multikultural diselenggarakan dalam upaya
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memandang kehidupan dari berbagai
perspektif budaya yang berbeda dengan budaya yang mereka miliki. Memiliki sikap positif
terhadap perbedaan (SARA) sehingga mampu membawa individu-individu ke dalam
komunitas dan membawa komunitas ke dalam masyarakat dunia yang lebih luas.
Membentuk kerangka dasar untuk menciptakan organisasi sosial yang harus menyadari
bahwa semua adalah bagian dari suprastuktur. Satu sama lain saling berkaitan dan harus
selalu bekerja sama berdasarkan prinsip gotong-royong dan kekeluargaan. Inilah yang
disebut sebagai karakter bangsa, prinsip gotong- royong dan kekeluargaan sebagai sebuah
identitas nasional. Pada akhirnya, output yang dihasilkan oleh pendidikan model ini
diharapkan akan mampu memberikan kekuatan dalam memulai dan membangun sebuah
bangsa yang bersumber pada sejarah sebagai sumber pembelajaran, kebudayaan sebagai,
nilai dan penerapan iptek dalam menghadapi tantangan masa depan.
Pendidikan diharapkan mampu mentransformasikan peserta didik dari belum dewasa
mejadi dewasa. Ciri manusia dewasa adalah manusia yang memiliki karakter. Karena itu
setiap orang dewasa memiliki karakter sebagaimana dirinya sendiri. Pendidikan karenanya
mendorong seseorang menjadi diri sendiri. Wuryanano (2011) menyatakan bahwa karakter
dapat dibentuk melalui tahapan pembentukan pola pikir, sikap,tindakan, dan pembiasaan.
Karakter merupakan nilai-nilai yang melandasi perilaku manusia berdasarkan norma
agama, kebudayaan, hukum atau konstitusi, adat istiadat, dan estetika. Jika dikaitkan
dengan pendidikan, pendidikan karakter adalah upaya yang terencana untuk menjadikan
peserta didikmengenal, peduli dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik
berperilaku sebagai insan kamil. Dalam rumusan lain dapat didefinisikan bahwa
pendidikan karakter adalah suatu system.
Penanaman nilai-nilai perilaku atau karakter kepada warga belajar yang meliputi
pengetahuan,kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai, baik
terhadap Tuhan Yang Mahaesa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan
sehingga menjadi insan kamil. Definisi tersebut mengamanatkan bahwa dengan segala
perbedaan bangsa Indonesia, pendidikan di Indonesia bertujuan menjadikan warga belajar
memiliki empat karakter pokok: manusia beragama, manusia sebagai pribadi, manusia
sosial,dan manusia sebagai warga bangsa.
Pendidikan multikultural diharapkan dapat mempersiapkan anak didik secara aktfi
sebagai warga negara yang secara etnik, kultural, dan agama beragam, menjadi manusia-
manusia yang menghargai perbedaan,bangga terhadap diri sendiri, lingkungan, dan realitas
yang majemuk.Pendidikan multikultural juga memiliki kaitan yang signifikan dalam
perkembangan dunia global. Keragaman bangsa-bangsa di dunia menuntut warga dunia
mengenal perbedaan agama, kepercayaan, ideologi, etnik, ras, warna kulit, gender, seks,
kebudayaan, dan kepentingan.
Bahwa pendidikan dengan pendekatan multikultural sangat tepat diterapkan di
Indonesia untuk membentuk karakter generasi bangsa yang kokoh berdasar pengakuan
keragaman. Kemudian dalam penerapannya harus luwes, bertahap, dan tidak indoktriner
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah. Pendekatan multikulturalisme erat
dengan nilai-nilai dan pembiasaan sehingga perlu wawasan dan pemahaman yang
mendalam untuk diterapkan dalam pembelajaran, tauladan,maupun perilaku harian yang
mampu mengembangkan kepekaan rasa, apresiasi positif, dan daya kreatif.Kompetensi
guru menjadi sangat penting sebagai motor pendidikan dengan pendekatan multikulural.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif yang berfungsi untuk
memahami keseluruhan dari permasalahan penelitian ini secara mendalam dengan
menggunakan teknis analisis mendalam (in-depth analysis) mengenai implementasi
pendidikan multikultural dalam pembentukan karakter siswa SMP Negeri 21
Surabaya.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian menggunakan penelitian deskriptif yang berguna untuk
memberikan penjelasan kondisi atau fakta yang ada tanpa manipulasi pada variable
penelitian ini. Jenis penelitian ini lebih mengutamakan pada penjelasan kata-kata dan
gambar.
C. Metode Pegumpulan data
Dalam penelitian ini proses pengumpulan data yang dimulai dengan adanya
hipotesis pada permasalahan penelitian ini, kemudian hipotesis ini akan adanya
pengumpulan data dari sampel yang telah ditentukan. Penelitian ini menggunakan
sumber data primer yaitu data yang dikumpulkan dan diolah oleh peneliti langsung
dari subjek atau objek penelitian di lapangan.
D. Lokasi pengumpulan data
Lokasi dan waktu pelaksanaan kegiatan penelitian :
Tempat : Smp Negeri 21 Surabaya
Jam : Menyesuaikan
E). Objek penelitian
Adapun yang akan kami jadikan objek penelitian adalah adalah para peserta didik
di sekolahan yang bersangkutan.
F). Metode analisis data
Teknik observasi yang dilakukan adalah non partisipasi yaitu mengamati dan
mencatat fenomena-fenomena yang berhubungan langsung dengan tujuan
pelaksanaan Observasi Lapangan. Data yang diperoleh berupa catatan lapangan, foto,
dokumen yang dikeluarkan badan yang bertanggung jawab, serta jurnal.
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Farida Hanum, M.Si A. 2009. “Pendidikan Multikultural Sebagai Sarana
Membentuk Karakter Bangsa (Dalam Perspektif Sosiologi Pendidikan) 1 Oleh Prof.Dr.
Hanum Farida, M.Si2. (Online). (Https://adoc.tips/multikulturalisme-dan-pendidikan-oleh-
prof-dr-farida-hanum-m.html). Diakses 14 Desember 2009

Nana, Najmina. (2018). Pendidikan Multikultural dalam membentuk bangsa indonesia.


Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 10(1) 52-56.

Anda mungkin juga menyukai