Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Pendidikan Nilai dan Moral

Pendidikan nilai adalah suatu proses kegiatan yang dilaksanakan secara


sistematis untuk melahirkan manusia yang memiliki komitmen kognitif,
komitmen afektif, dan komitmen pribadi yang berlandaskan nilai-nilai agama
(Dahlan, 2007: 5).1

Pendidikan moral adalah suatu program pendidikan (sekolah dan luar


sekolah) yang mengorganisasikan dan “menyederhanakan” sumber-sumber moral
dan disajikan dengan memperhatikan pertimbangan psikologis untuk tujuan
pendidikan. (Nurul Zuriah, 2008:22).2

Pendidikan nilai moral adalah pendidikan yang berusaha mengembangkan


komponen-komponen integrasi pribadi.3 Integrasi pribadi dapat dilukiskan
sekurang-kurangnya dengan empat gambaran kepribadian. Menurut John P. Miller
(1976: 5), gambaran kepribadian menunjukkan beberapa karakteristik sebagai
berikut:

1) Pribadi yang terintegrasikan selalu melakukan pertumbuhan dan


perkembangan.
Maksudnya, ia memandang hidupnya sebagai suatu proses menjadi dan
berusaha memilih pengalaman-pengalaman yang mengakibatkan perkembangan
tersebut. Oleh karenanya, ia berani menanggung resiko dan menghadapi konflik,
selagi ia tahu bahwa tanpa resiko itu perkembangannya tertahan. Dengan kata
lain, ia memiliki kesadaran terhadap perubahan perkembangan yang mesti
dialami.
2) Pribadi yang terintegrasikan memiliki kesadaran akan jati dirinya dan
identitasnya.

1
Siwi Astini, “Peran Ibu Karir Dalam Pendidikan Keluarga di Lingkungan Persit Kartika
Chandra Kirana”, Jurnal EMPOWERMENT, Vol. 3, No. 1, 2015, hlm. 71.
2
Mochamad Iskarim, “Dekadensi Moral di Kalangan Pelajar (Revitalisasi Strategi PAI dalam
Menumbuhkan Moralitas Generasi Bangsa)”, Jurnal Edukasia Islamika: Vol. 1, No. 1, 2016, hlm.
17.
3
Sudiati, “Pendidikan Nilai Moral Ditinjau dari Perspektif Global”, Jurnal Cakrawala Pendidikan
Juni 2019, Th. XXVIII, No. 2, hlm. 216.
Dia dapat mengenal dan menjelaskan nilai-nilai dan keyakinan yang ia
percayai dan menegaskannya secara terbuka, sejauh nilai-nilai itu menjadi
kesatuan dengan jati dirinya. Walaupun ia memiliki kepekaan terhadap
kebutuhan-kebutuhan orang lain, jati diri atau identitas yang telah ia kembangkan
adalah miliknya dan tidak disandarkan pada harapan orang lain atas dirinya. Jati
diri yang ia miliki terbentuk dari proses kesadaran memilih dan keteguhan
hatinya.
3) Pribadi yang terintegrasikan senantiasa terbuka dan peka terhadap kebutuhan
orang lain.
Dia tidak memutuskan diri dari orang-orang dan dia dapat
mengkomunikasikan rasa empatinya secara jelas terhadap orang lain. Dia secara
efektif dapat berfungsi dalam suatu situasi kelompok.
4) Pribadi yang terintegrasikan menggambarkan suatu kebulatan kesadaran.
Dia merasakan suatu keseimbangan antara hati dan pikirannya. Ia mengalami
rasa keutuhan pribadinya. Dia dapat menggunakan daya kemampuan intuisi,
imajinasi, dan penalarannya.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat dikatakan bahwa pendidikan nilai dan
moral itu berfokus pada pembentukan pribadi secara integratif. Oleh karena itu
pendidikan nilai dan moral bersifat individualistis.

Bibliography
Astini, S. (2015). PERAN IBU KARIR DALAM PENDIDIKAN KELUARGA DI LINGKUNGAN
PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA . Jurnal EMPOWERMENT , 67-77.

Iskarim, M. (2016). Dekadensi Moral di Kalangan Pelajar (Revitalisasi Strategi PAI dalam
Menumbuhkan Moralitas Generasi Bangsa) . Jurnal Edukasia Islamika , 1-20.

Kosasih, A. (2015). Konsep Pendidikan Nilai. Retrieved from


file.upi.edu/direktori/FPIPS/MKDU

Sudiati. (2019). Pendidikan Nilai Moral Ditinjau dari Perspektif Global . Jurnal Cakrawala
Pendidikan, 209-220.

Wijana, I. N. (2017). Kapita Selekta Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish.


Zakiyah, Q. Y., & Rusdiana, A. (2014). Pendidikan Nilai Kajian Teori dan Praktik di Sekolah
. Bandung: Pustaka Setia.
Pengertian Kapita Selekta Pendidikan

Secara etimologi, kata Kapita Selekta Pendidikan berasal dari dua susunan
kata yaitu kapita selekta dan pendidikan. 4 Kapita selekta sering diartikan sebagai
bunga rampai. Sedangkan pendidikan diartikan sebagai pengubahan sikap dan
tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan latihan-latihan. Dengan demikian Kapita Selekta
Pendidikan dapat dimaknai sebagai kumpulan atau bunga rampai dari masalah-
masalah pendidikan yang dianggap penting untuk dikaji, dalam upaya memahami
masalah-masalah pendidikan dan memperoleh gagasan-gagasan untuk
memperbaikinya.

Kapita selekta pendidikan terdiri dari beberapa unsur, antara lain sebagai
berikut:

1) Objek pembahasan dari Kapita Selekta Pendidikan merupakan masalah-


masalah pendidikan.
Berbagai masalah pendidikan dapat ditelusuri berdasarkan perbedaan-
perbedaan yang terjadi antara teori, aturan-aturan, kebijakan pemerintah, dengan
fakta yang terjadi sebenarnya dalam praktik pendidikan.
2) Masalah pendidikan yang dibahas dalam Kapita Selekta Pendidikan
merupakan masalah-masalah yang dianggap prioritas dan penting.
Sebagaimana dipahami oleh semua orang yang berkecimpung dalam dunia
pendidikan bahwa masalah-masalah pendidikan sangat kompleks dan luas.
3) Pembahasan dari Kapita Selekta Pendidikan, merupakan upaya menemukan
penyebab masalah tersebut terjadi dan mencarikan solusi untuk mengatasi
persoalan-persoalan tersebut.
Tentu saja tidak setiap masalah yang dibahas langsung dapat ditemukan
solusi pemecahan masalahnya.
Berdasarkan pemaparan di atas, kapita selekta pendidikan dapat dimaknai
sebagai suatu mata kuliah yang membahas kumpulan masalah dari pendidikan

4
I Nyoman Wijana, Kapita Selekta Pendidikan, (Yogyakarta: Deepublish, 2017)
yang penting dan terpilih untuk dicari penyebabnya dan ditentukan jalan
keluarnya.

Bibliography
Astini, S. (2015). PERAN IBU KARIR DALAM PENDIDIKAN KELUARGA DI LINGKUNGAN
PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA . Jurnal EMPOWERMENT , 67-77.

Iskarim, M. (2016). Dekadensi Moral di Kalangan Pelajar (Revitalisasi Strategi PAI dalam
Menumbuhkan Moralitas Generasi Bangsa) . Jurnal Edukasia Islamika , 1-20.

Kosasih, A. (2015). Konsep Pendidikan Nilai. Retrieved from


file.upi.edu/direktori/FPIPS/MKDU

Sudiati. (2019). Pendidikan Nilai Moral Ditinjau dari Perspektif Global . Jurnal Cakrawala
Pendidikan, 209-220.

Wijana, I. N. (2017). Kapita Selekta Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish.

Zakiyah, Q. Y., & Rusdiana, A. (2014). Pendidikan Nilai Kajian Teori dan Praktik di Sekolah
. Bandung: Pustaka Setia.
Latar Belakang Pentingnya Kajian Kapita Selekta Pendidikan Nilai dan
Moral
1) Aktualisasi Manifestasi Pendidikan Nilai dan Moral di Indonesia
Pendidikan nilai dan moral menghasilkan sumber daya manusia yang utuh
menyeluruh, sehat, purnawan, dan terintegrasi. Pribadi yang dibentuk oleh
pendidikan nilai dan moral tetap mampu memenuhi tuntutan sektor ekonomi tanpa
harus kehilangan keutuhannya sebagai seorang manusia.5 Pada masa krisis
multidimensional yang sedang dialami bangsa Indonesia inilah pendidikan nilai
sangat berperan.
Kesimpulannya, pendidikan nilai dan moral tidak hanya menyediakan sumber
daya manusia bagi sektor kehilangan keutuhannya, tetapi pendidikan nilai juga
membentuk manusia yang mampu mengatasi krisis yang rumit.
2) Esensi dan Kedudukan Pendidikan Nilai dan Moral di Indonesia
Pendidikan pada hakikatnya bersendikan nilai-nilai dan moral yang tinggi
serta esensial kedudukannya dalam kebudayaan. Salah satu konsep filosofi dasar
pendidikan menurut Theodore Bramelt adalah bahwa pendidikan harus mampu
menjadi agen atau perantara yang menanamkan nilai-nilai dan moral yang ada
dalam jiwa stake holder (Barnadib, 1990).6 Mendidik juga berarti memasukkan
anak ke dalam alam nilai-nilai dan moral atau memasukkan dunia nilai-nilai ke
dalam jiwa anak.
Berdasarkan pemaparan di atas, pendidikan nilai dan moral tidak hanya perlu
karena dapat mengembalikan filososi dasar pendidikan Indonesia yang seharusnya
bertumbuh, tetapi juga perlu karena Indonesia sebagai negara Pancasila pada
hakikatnya menuntut pendidikan nilai dan moral karena ciri khasnya terletak
dalam komitmen terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai
landasan negara.
3) Tataran Praktis Pendidikan Nilai di Indonesia

5
Qiqi Yuliati Zakiah, A. Rusdiana, Pendidikan Nilai Kajian Teori dan Praktik di Sekolah,
(Bandung: Pustaka Setia, 2014), hlm. 77.
6
Aceng Kosasih, Konsep Pendidikan Nilai, (2015), File. upi. edu/direktori/FPIPS/MKDU, hlm. 182-
190.
Dalam undang-undang secara tegas disebutkan bahwa pendidikan nasional
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Artinya, segala sesuatu
yang berkaitan dengan pengaturan pendidikan dalam tataran praktis harus
mengacu pada dua landasan tersebut.
Segala upaya pendidikan harus merupakan kegiatan yang dapat mencapai
tujuan tersebut. Adapun hal itu memerlukan ketentuan lain yang dapat menjadikan
pencapaian tersebut berjalan dengan baik dan efektif.

Bibliography
Astini, S. (2015). PERAN IBU KARIR DALAM PENDIDIKAN KELUARGA
DI LINGKUNGAN PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA . Jurnal
EMPOWERMENT , 67-77.

Iskarim, M. (2016). Dekadensi Moral di Kalangan Pelajar (Revitalisasi Strategi


PAI dalam Menumbuhkan Moralitas Generasi Bangsa) . Jurnal Edukasia
Islamika , 1-20.

Kosasih, A. (2015). Konsep Pendidikan Nilai. Retrieved from


file.upi.edu/direktori/FPIPS/MKDU

Sudiati. (2019). Pendidikan Nilai Moral Ditinjau dari Perspektif Global . Jurnal
Cakrawala Pendidikan, 209-220.

Wijana, I. N. (2017). Kapita Selekta Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish.

Zakiyah, Q. Y., & Rusdiana, A. (2014). Pendidikan Nilai Kajian Teori dan
Praktik di Sekolah . Bandung: Pustaka Setia.

Anda mungkin juga menyukai